Daftar isi
Selada Batavia merupakan jenis sayuran yang masih masuk kedalam keluarga selada dengan nama latin Lactuca sativa var. longifelia. Nama lain yang lebih dikenal dari selada batavia adalah selada bohemian namun terkadang disebut sebagai escarole.
Selada batavia sendiri banyak tersebar di benua Eropa dan juga Amerika. Pembudidayaannya sendiri banyak menggunakan rumah kaca dan hidroponik.
Walaupun selada batavia terkenal seperti selada pada umumnya, namun selada batavia banyak digunakan di negara Italia untuk dijadikan berbagai macam masakan [2,4].
Selada batavia memiliki beberapa karakteristik yang dapat membedakannya dengan jenis selada yang lainnya. Salah satu karakteristik dari selada batavia adalah formasi daunnya yang membentuk melingkar seperti bentuk payung.
Selain itu, selada batavia juga memiliki daun dengan warna hijau yang lebih garap dari jenis selada pada umumnya. Bentuk daunnya pun lebih keriting dibandingkan dengan selada yang lain.
Dari segi rasa, selada batavia lebih renyah dan sedikit pahit dibandingkan dengan jenis selada yang lainnya [2,3,4].
Berikut ini kandungan gizi pada 80 gram selada batavia mentah:
Nama | Jumlah | Unit |
Kalori | 15 | cal |
Karbohidrat | 3 | g |
Protein | 1 | g |
Serat | 3 | g |
Iron | 4 | % |
Vitamin A | 58 | % |
Vitamin K | 164 | % |
Vitamin C | 10 | % |
Folat | 30 | % |
Tembaga | 9 | % |
Zinc | 6 | % |
Pada tabel disebutkan dengan kandungan gizi dalam hitungan persen tersebut merupakan persentase perbandingan dari kebutuhan tubuh sehari-hari pada vitamin.
Terlihat pada tabel bahwa vitamin K pada selada batavia sangat tinggi yang berarti selada batavia sangat baik untuk perkembangan tulang pada anak yang sedang mengalamipertumbuhan [1].
Selada batavia memiliki berbagai macam kandungan senyawa di dalamnya, yang mana kandungan senyawa ini memiliki manfaat yang sangat baik untuk menunjang kesehatan tubuh. Salah satu senyawa pada selada batavia adalah tokoferol.
Tokoferol merupakan salah satu jenis senyawa dari vitamin E yang dapat larut di dalam lemak serta memiliki manfaat yang banyak bagi tubuh salah satunya adalah sebagai pencegah penuaan dini pada kulit.
Selain itu, selada batavia juga memiliki senyawa flavonoid yang merupakan senyawa antioksidan di dalam tubuh yang dapat mencegah timbulnya efek radikal bebas pada tubuh [2,4].
Kandungan senyawa yang terdapat pada selada batavia memiliki banyak manfaat yang cukup baik untuk menunjang kesehatan tubuh
Kandungan gizi dan senyawa yang terdapat di dalam selada batavia diketahui dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa manfaat selada batavia untuk kesehatan:
Selada batavia diketahui memiliki kandungan senyawa vitamin K yang cukup besar dan banyak di dalamnya. Vitamin K memiliki manfaat yang cukup komplek di dalam tubuh, terutama untuk menjaga kesehatan tulang.
Vitamin K diketahui memiliki peranan dalam mengantarkan kalsium yang terdapat di dalam tubuh untuk menuju ke tulang. Hal ini bertujuan agar senyawa kalsium tidak mengendap pada dinding pembuluh darah yang dapat menimbulkan penyakit atheroskelerosis.
Dengan dibawanya kalsium oleh vitamin K menuju tulang dapat meningkatkan produktivitas osteocalcin yang merupakan senyawa pengganti sel mati pada tulang [4,5].
Osteocalcin merupakan senyawa non-kolagen yang fungsinya sama dengan kolagen yaitu dapat meregeranerasi sel yang mati, namun osteocalcin hanya terdapat pada tulang
Selada batavia juga diketahui memiliki kandungan vitamin A yang cukup banyak di dalamnya. Senyawa vitamin A diketahui memiliki peranan yang cukup besar terhadap organ mata, terutama dalam membantu kinerja mata.
Vitamin A di dalam mata memiliki peranan mulai dari memproduksi zat penangkap cahaya pada mata seperti zat rhodopsin yang kemudian oleh vitamin A cahaya yang ditangkap ini akan diubah menjadi impuls – impuls listrik.
Impuls-impuls listrik ini kemudian akan dikirimkan melalui jaringan saraf menuju ke otak untuk diterjemahkan sebagai pengelihatan [4,6].
Selada batavia juga baik untuk dikonsumsi bagi ibu hamil terutama baik bagi perkembangan janin yang sedang di kandungnya. Hal ini dikarenakan di dalam selada batavia terdapat cukup banyak kandungan folat yang dibutuhkan oleh janin untuk berkembang.
Pada trisemester pertama janin sangat membutuhkan folat karena janin sedang mengalami proses membangun jaringan saraf pada tubuh terutam saraf pada otak. Dengan senyawa folat yang cukup pembangunan jaringan saraf ini dapat berkembang dengan baik.
Namun, jika kekurangan senyawa folat dapat mengakibatkan timbulnya penyakit pada bayi ketika dilahirkan, seperti cacat pada kelahiran [7].
Kekurangan senyawa folat pada janin yang sedang dikandung dapat menimbulkan penyakit cacat lahir terutama cacat yang berhubungan dengan otak
Selada batavia juga baik bagi seseorang yang sedang menjalani program diet ketat. Hal ini dikarenakan selada batavia mengandung banyak serat sekaligus hampir tidak memiliki kandungan lemak jenuh atau kolesterol jahat di dalamnya.
Makanan yang kaya akan serat seperti selada batavia, diketahui dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama pada perut. Ini dikarenakan serat merupakan senyawa karbohidrat kompleks yang cukup sulit dicerna dan membutuhkan waktu yang lama [2,4,8].
Salah satu manfaat lain dari selada batavia adalah mampu meningkatkan imunitas pada tubuh. Sistem imunitas merupakan salah satu bentuk pertahanan di dalam tubuh yang dapat mencegah timbulnya infeksi atau pun membunuh patogen asing yang masuk ke dalam tubuh.
Dengan mengonsumsi selada batavia sistem imunitas tubuh dapat meningkat dikarenakan terdapat kandungan vitamin C dan vitamin A yang diketahui dapat menambah dan membantuk kinerja dari sistem imunitas tubuh.
Vitamin A dan C diketahui dapat membantu kerja sistem imunitas tubuh untuk mencegah timbulnya efek dari radikal bebas yang dapat menimbulkan penyakit [6,9].
Kandungan senyawa dan kandungan gizi yang terdapat pada selada batavia memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh terutama untuk mengatasi dan mencegah timbulnya penyakit
Selain memberikan manfaat yang cukup banyak, selada batavia juga dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya apabila dikonsumsi secara berlebihan. Berikut ini beberapa efek samping pada selada batavia:
Kebanyakan budidaya selada batavia banyak dilakukan pada rumah kaca dengan metode hidroponik agar tidak terlalu memakan lahan. Namun, pada faktanya kedua cara tersebut menimbulkan efek samping yang buruk pada selada batavia, salah satunya selada batavia mengandung bahan kimia yang cukup banyak.
Hal ini dikarenakan metode hidroponik yang menggunakan air sebagai media tanam tidak memiliki unsur hara yang alami sehingga terkadang beberapa petani memberikan unsur hara buatan baik berbahan dasar kimia ataupun alami. Dengan unsur hara buatan tersebut, selada batavia akan lebih banyak mengandung bahan kimia yang cukup berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia [4].
Salah satu efek samping lain dari mengonsumsi terlalu banyak selada batavia yaitu dapat menyebabkan batu ginjal. Hal ini dikarenakan selada batavia memiliki kandungan senyawa asam oksalat yang cukup tinggi di dalamnya.
Asam oksalat ini ketika kadarnya terlal banyak di dalam tubuh diketahui dapat mengikat beberapa senyawa lain yang menghasilkan senyawa padat yang tidak dapat dikeluarkan ataupun di cerna serta mengendap di dalam organ ginjal.
Senyawa pada ini lama kelamaan akan menumpuk dan mengganggu fungsi ginjal serta menimbulkan beberapa gangguan kesehatan seperti kencing berdarah dan rasa nyeri [10].
Pada dasarnya setiap sayuran termasuk selada batavia apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang buruk bagi kesehatan
Terdapat beberapa tips memilih agar mendapatkan selada batavia dengan kualitas yang cukup baik. Berikut ini beberapa tips dalam memilih selada batavia:
Dengan mengetahui cara memilih selada batavia dengan kualitas yang baik akan meningkatkan kemungkinan kandungan gizi yang banyak di dapatkan oleh tubuh kita [4].
Selada batavia sangat sehat dan nikmat ketika dikonsumsi dalam keadaan yang segar, namun selada batavia ini sangat mudah layu dan menjadi busuk apabila tidak disimpan dengan benar.
Berikut ini beberapa tips dalam menyimpan selada batavia:
Dengan metode penyimpanan seperti diatas, selada batavia dapat bertahan dalam rentang waktu seminggu atau 7 hari [2,3,4]
Selada batavia dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama dan dalam keadaan yang masih segar dengan menggunakan metode penyimpanan yang benar
Dalam mengonsumsi selada batavia terutama dalam mengolahnya terdapat beberapa tips agar selada batavia terasa nikmat sekaligus tetap sehat ketika dikonsumsi. Berikut ini beberapa tips dalam mengonsumsi selada batavia:
Salad
Sudah tidak mengherankan jika selada digunakan sebagai campuran salad, termasuk jenis selada batavia. Hal ini dikarenakan rasanya yang segar ketika dikonsumsi membuat salad menjadi nikmat. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat salad nikmat serta sehat:
Tumis Selada
Selada batavia juga dapat digunakan sebagai tumis, namun bagian daun selada batavia yang digunakan adalah bagian daun terluarnya. Berikut ini beberapa langkahnya:
Dalam mengolah selada batavia yang paling penting diperhatikan adalah tingkat kematangannya karena jika terlalu matang dapat merusak tekstur dan juga kesegaran dari selada batavia
1. Lisa Wartenberg. What is escarole, and how is it eaten? Healthline; 2020.
2. Ah-Chiou Lee and Fang-Shin Liao. ‘Taoyuan No. 1’: A High-yieldingBatavia Lettuce Cultivar High in Total Phytochemicals and Dietary Fiber. 47(12):1815–1816. Horticultural Science; 2012.
3. Gaylynn Elise Johnson. Aquaponic Production of Lettuce (Lactuca sativa L.) Using Efflffluent from a Cold Water Flow-Through Aquaculture System. West Virginia University; 2014.
4. Rijk Zwaan. Lettuce. Hydroponic and Plant Factory High Tech; 2019.
5. James J DiNicolantonio, Jaikrit Bhutani, James H O’Keefe. The health benefits of vitamin K. 2. Open Hearth; 2015.
6. Mohd Fairulnizal Md Noh, Rathi Devi Nair Gunasegavan, Suraiami Mustar. Vitamin A in Health and Disease. 84460. Intech Open; 2019.
7. Shalini S Pavarya,, K. Pavitra. Folate: its health benefit. vol.3 no.24. Agro Food Industry Hi Tech; 2014.
8. Yao Olive Li, Andrew R. Komarek. 2017. Food Quality and Safety 1, 47–59. Dietary fibre basics: Health, nutrition, analysis,
and applications.
9. Giuseppe Grosso, Roberto Bei, Stefano Marventano. Effects of vitamin C on health: A review of evidence. 18(3):1017-29. Frontiers in Bioscience; 2013.
10. Susan R Marengo, Andrea MP Romani. Oxalate in renal stone disease: The terminal metabolite that just won't go away. vol 4 no 7. Nature Clinical Practice Nephrology; 2015.