Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sindrom Lambert-Eaton (Lambert-Eaton myasthenic syndrome/LEMS) adalah penyakit autoimun yang menyerang koneksi antara saraf dan otot sehingag menyebabkan gangguan pada sel saraf untuk mengirimkan sinyal
Daftar isi
Sindrom Lambert Eaton atau yang dikenal dengan istilah Lambert-Eaton myasthenic syndrome merupakan sebuah kondisi ketika sistem imun menyerang sambungan neuromuskular (neuromuscular junction) [1,2,4,5,9].
Oleh sebab itu, sindrom ini juga dikenal sebagai salah satu gangguan autoimun dan merupakan jenis penyakit yang langka [1,2,4,5].
Sambungan neuromuskular tersebut merupakan penghubung area otot dan saraf-saraf dalam tubuh [4,5].
Normalnya, sel-sel saraf akan mengirimkan sinyal ke sepanjang sel-sel otot di mana kemudian sel otot menerimanya sehingga dapat bergerak secara normal [4,5].
Pada penderita sindrom ini, komunikasi antara otot dan saraf akan terpengaruh sehingga menjadi sulit untuk menggerakkan otot dengan normal [4,5].
Tinjauan Sindrom Lambert Eaton atau Lambert-Eaton myasthenic syndrome merupakan sebuah kondisi ketika sistem imun menyerang sambungan neuromuskular (neuromuscular junction) yang kemudian memicu kelemahan otot.
Penyebab gangguan autoimun ini adalah perlawanan alami tubuh terhadap organisme asing seperti antibodi yang melawan jaringan ataupun sel-sel yang seharusnya jahat bagi tubuh.
Namun, jaringan-jaringan sehat dalam tubuh justru ikut terkena serangan antibodi sehingga gangguan dalam tubuh pun terjadi.
Sindrom Lambert Eaton terjadi karena VGCC (voltage-gated calcium channels) di membran saraf motorik di sambungan neuromuskular mengalami kerusakan karena autoantibodi tadi [1].
Saluran kalsium tersebut seharusnya menjadi pengalir kalsium menuju saraf yang menyebabkan pelepasan zat yang bernama acetylcholine [1,2,3,4,5].
Acetylcholine berperan dalam fungsi tubuh, terutama membantu komunikasi antara sel-sel saraf serta otot [4,5].
Acetylcholine juga merupakan bagian dari kumpulan zat yang disebut dengan istilah neurotransmitter [1,4,5].
Neurotransmitter ini adalah zat-zat dalam tubuh yang berfungsi menyalurkan impuls saraf [5].
Jika VGCC terkena serangan autoantibodi, maka pelepasan acetylcholine menjadi tidak maksimal dan cenderung berkurang.
Selain itu, terdapat sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko sindrom Lambert Eaton, yaitu antara lain :
Tinjauan Sistem imun yang secara keliru menyerang jaringan sehat merupakan penyebab sindrom Lambert Eaton. Namun beberapa faktor seperti kanker, kebiasaan merokok aktif jangka panjang, dan riwayat gangguan autoimun lain dapat meningkatkan risiko penyakit ini.
Terdapat beberapa gejala yang sangat mungkin terjadi dan berikut ini adalah kondisi gejala yang disebabkan oleh sindrom Lambert Eaton [1,2,4,5] :
Para penderita sindrom Lambert Eaton akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas seperti berjalan di jalanan menanjak atau menaiki tangga [4].
Gejala awal biasanya akan muncul secara bertahap dan perkembangannya dapat terjadi dalam beberapa minggu maupun beberapa bulan [4].
Kondisi rata-rata berawal dari otot bahu lebih dulu, baru kemudian menjalar pada tangan dan kaki [4].
Gejala kesulitan menelan dan bicara maupun melihat adalah gejala-gejala lanjutan [4,5].
Bila penderita sindrom Lambert Eaton juga merupakan penderita kanker, hal ini semakin membuat perkembangan gejala semakin pesat [4,5].
Tinjauan Gejala kelemahan otot merupakan keluhan utama dan awal dari sindrom Lambert Eaton diikuti dengan kelelahan tubuh, sulit menelan, hingga sulit bicara.
Ketika mengalami kelemahan otot dan kelelahan tubuh yang cenderung tidak normal, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Ketika memeriksakan diri, berikut ini adalah deretan metode diagnosa yang perlu pasien tempuh :
Pemeriksaan fisik menjadi metode pemeriksaan awal yang dokter terapkan untuk mengetahui apa saja gejala fisik yang mengarah pada sindrom Lambert Eaton [1].
Selain itu, dokter akan menanyakan riwayat medis pasien berikut riwayat kesehatan keluarga pasien.
Pemeriksaan darah adalah tes penunjang yang akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosa [5].
Tes ini hanya akan direkomendasikan oleh dokter apabila memang dibutuhkan.
Jika terdapat kaitan antara gejala sindrom Lambert Eaton yang pasien alami dengan kanker paru-paru, untuk memastikannya pemeriksaan CT scan dan rontgen paru akan direkomendasikan oleh dokter [5].
Selain CT scan dan rontgen paru yang dapat memastikan keberadaan kanker paru, elektromiografi kemungkinan juga diperlukan.
Untuk membedakan antara kondisi sindrom Lambert Eaton dan myashenia gravis, elektromiografi perlu ditempuh oleh pasien [1,4,5].
Melalui elektromiografi juga, dokter dapat mengetahui seberapa baik kinerja otot pasien.
Apabila sindrom Lambert Eaton terdeteksi secara awal dan tidak terdapat adanya kondisi lain seperti kanker, pasien tetap diminta untuk menempuh pemeriksaan rutin [5].
Pemeriksaan kesehatan rutin di sini bertujuan utama sebagai pemantau perkembangan kondisi pasien.
Hal ini dikarenakan kemunculan sindrom Lambert Eaton 3 tahun sebelum diagnosa kanker, sehingga jika di awal pemeriksaan dokter tidak menemukan kanker apapun, dibutuhkan pemeriksaan-pemeriksaan selanjutnya untuk benar-benar memastikan [5].
Tinjauan Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes darah dan tes pemindaian perlu ditempuh oleh pasien. Jika kanker tidak terdeteksi dari hasil diagnosa sebelum-sebelumnya, penting untuk melakukan pengecekan kesehatan rutin untuk mengetahui perkembangan potensi kanker paru.
Penanganan penderita sindrom Lambert Eaton tergantung dari apakah penderita juga mengidap kanker.
Kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh menjadi pertimbangan dokter mengenai pengobatan yang sebaiknya diberikan.
Obat golongan amifampridine yang disebut Firdapse telah disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration) sebagai obat baru yang bermanfaat bagi penderita sindrom Lambert Eaton [1,4,6].
Untuk mengatasi kelemahan otot, obat ini tergolong efektif sehingga kini direkomendasikan.
Amifampridine adalah jenis potassium channel blocker yang akan meningkatkan pelepasan acytelcholine [4].
Obat lainnya yang juga direkomendasikan adalah Mestinon (pyridostigmine), yang umumnya digunakan dalam menangani pasien myasthenia gravis [4,7].
Mestinon juga dapat dikombinasikan bersama Firdapse untuk kasus disfungsi otonom di mana penderita mengalami gejala impotensi, berkurangnya keringat, konstipasi, mata kering dan mulut kering [4].
Mestinon adalah salah satu obat yang dipercaya meningkatkan kekuatan otot penderita.
Ruzurgi pun merupakan salah satu obat amifampridine yang pada tahun 2019 telah disetujui oleh FDA sebagai obat untuk penderita sindrom Lambert Eaton [4,8].
Hanya saja, penggunaan Ruzurgi dibatasi hanya untuk usia 6 hingga 16 tahun saja [4].
Obat-obatan imunosupresan yang bertujuan untuk menekan aktivitas sistem imun pasien sindrom Lambert Eaton juga kemungkinan besar diresepkan oleh dokter [4,5].
Hanya saja, obat ini diberikan khusus bagi pasien dengan gejala-gejala yang sudah berat.
Prednisone, cyclosporine atau azathioprine merupakan jenis-jenis obat imunosupresan yang dimaksud [4,9].
Untuk kasus pasien sindrom Lambert Eaton dengan kondisi gejala berat, dokter pun mungkin memberikan resep imunoglobulin dengan dosis tinggi [4,10].
Tujuan pemberian obat ini adalah sebagai penghambat perkembangan gejala ke tahap yang lebih buruk [4].
Bagi penderita sindrom Lambert Eaton yang juga didiagnosa mengidap kanker tertentu, penanganan akan disesuaikan.
Bila pasien memiliki kanker, dokter akan merekomendasikan prosedur bedah untuk mengangkat kanker tersebut [5].
Selain itu, seperti pada penanganan kanker umumnya, dokter juga akan meminta pasien menjalani terapi radiasi maupun kemoterapi [5].
Kondisi sindrom Lambert Eaton pada pasien kanker akan membaik dan gejala akan mereda dengan sendirinya apabila penanganan kanker berjalan dengan baik.
Plasmaferesis merupakan prosedur medis yang juga dikenal dengan istilah pertukaran plasma [1,5].
Pada prosedur ini, plasma dalam darah pasien akan diganti.
Tujuan penggantian plasma darah adalah untuk menghilangkan protein sistem imun yang membahayakan dan berpotensi memperburuk kondisi gejala pasien [5].
Tinjauan Kondisi keseluruhan pasien menjadi pertimbangan dokter dalam memberikan penanganan. Obat-obatan peningkat acetylchlone dan penekan sistem imun akan diresepkan oleh dokter. Namun untuk kasus pasien sindrom Lambert Eaton dengan kondisi kanker tertentu, prosedur operasi, terapi radiasi dan kemoterapi menjadi solusi yang dokter rekomendasikan pada umumnya.
Risiko gejala memburuk cukup tinggi pada penderita sindrom Lambert Eaton, terutama ketika suhu tubuh dalam kondisi tinggi [5].
Penderita sindrom dengan kondisi demam sangat dapat memperburuk gejala, termasuk suhu tubuh tinggi karena sauna maupun berendam di hot tub [5].
Namun biasanya, hal ini dapat ditangani dengan cukup istirahat maupun melakukan olahraga rutin agar gejala terkendali dengan baik.
Ketika perkembangan gejala mengkhawatirkan hingga terjadi disfungsi otonom dan bulbar, jangan ragu untuk segera ke dokter dan melakukan konsultasi [2,11].
Tinjauan Gejala dapat memburuk ketika suhu tubuh penderita meningkat, baik karena demam atau karena suhu udara yang panas. Disfungsi otonom dan bulbar pun menjadi risiko komplikasi yang perlu diwaspadai.
Tidak diketahui jelas hingga kini faktor penyebab sindrom Lambert Eaton sehingga belum diketahui pula cara pasti dalam mencegah penyakit ini.
Namun untuk meminimalisir risiko sindrom ini, mengurangi risiko kanker paru dapat dilakukan.
Beberapa hal yang dapat diupayakan sebagai peminimalisir risiko kanker paru yang juga berkaitan dengan sindrom Lambert Eaton adalah [5] :
Tinjauan Belum diketahui cara mencegah sindrom Lambert Eaton, namun menghindari aktivitas merokok maupun paparan asap rokok serta menjalani diet sehat dapat setidaknya meminimalisir risiko penyakit tersebut.
1. Apoorva Jayarangaiah & Pramod Theetha Kariyanna. Lambert Eaton Myasthenic Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. IA Sri Wijayanti, IGN Purna Putra & AA Raka Sudewi. Sindrom Lambert-Eaton pada Karsinoma Timus. Neurona; 2012.
3. Shahdevi Nandar. Kegawatan pada Neuromuskular (Emergency on Neuromuscular). Research Gate; 2015.
4. Anonim. Lambert-Eaton Myasthenic Syndrome. National Organization for Rare Disorders; 2020.
5. Anonim. Lambert-Eaton Syndrome. Johns Hopkins Medicine; 2020.
6. Connie H Yoon, Jocelyn Owusu-Guha, Adam Smith & Pamela Buschur. Amifampridine for the Management of Lambert-Eaton Myasthenic Syndrome: A New Take on an Old Drug. The Annals of Pharmacotherapy; 2020.
7. P W Wirtz, J J Verschuuren, J G van Dijk, M L de Kam, R C Schoemaker, J G C van Hasselt, M J Titulaer, U R Tjaden, J den Hartigh, & J M A van Gerven. Efficacy of 3,4-diaminopyridine and pyridostigmine in the treatment of Lambert-Eaton myasthenic syndrome: a randomized, double-blind, placebo-controlled, crossover study. Clinical Pharmacology and Therapeutics; 2009.
8. Anonim. Amifampridine. National Center for Biotechnology Information; 2019.
9. Donald B Sanders. Lambert-eaton myasthenic syndrome: diagnosis and treatment. Annals of the New York Academy of Sciences; 2003.
10. S Muchnik, A S Losavio, A Vidal, L Cura, & C Mazia. Long-term follow-up of Lambert-Eaton syndrome treated with intravenous immunoglobulin. Muscle & Nerve; 1997.
11. Toby N Weingarten, Cadmar N Araka, Matthew E Mogensen, Joseph P Sorenson, Mary E Marienau, James C Watson, & Juraj Sprung. Lambert-Eaton myasthenic syndrome during anesthesia: a report of 37 patients. Journal of Clinical Anesthesia; 2014.