Penyakit & Kelainan

Sirosis Hati: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sirosis hati merupakan salah satu konsekuensi dari penyakit hati kronis yang tidak bergejala sehingga tidak terdeteksi sebelum mencapai kerusakan akut.  Insiden sirosis hati di Amerika pada tahun 1998 mencapai 400,000 orang dengan jumlah kematian sebanayak 25,000 orang. [1]

Berdasarkan estimasi WHO pada tahun 2002, pengidap sirosis hati secara global mencapai 783,000 orang [2]. Peningkatan sirosis terus terjadi hingga tahun 2017, tercatat kematian global disebabkan sirosis hati sebanyak 1.32 juta orang. [3]

Apa itu Sirosis Hati?

Sirosis hati merupakan suatu kondisi dimana organ hati mengalami fibrosis dan membentuk nodul. Kondisi ini umumnya terjadi secara konstan dan menggantikan sel hepatosit normal. Hal ini menyebabkan gangguan pada lobular hati dan fungsi hati. [1, 4]

Fakta Sirosis Hati

Salah satu dampak dari sirosi hati adalah perkembangan hipertensi portal yang menjadi salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas. Pada kondisi ini aliran darah baik secara intrahepatic dan sistemik akan berubah sehingga mengganggu sistem homeostasis vaskular. [4]

  • Sirosis Hati Terjadi Lebih Sering pada Pria

Berdasarkan koleksi data penelitian dari tahun 1980-2010, diketahui bahwa penyakit sirosis hati menyerang berbagai orang pada berbagai negara. Namun berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa pria memiliki prevalensi 2 kali lebih besar dari wanita. [5]

Jenis Sirosis Hati

  • Sirosis Mikronodular

Penyakit sirosis jenis ini ditandai dengan pembentukan nodul seragam dengan diameter dibawah 3mm. Umumnya disebabkan oleh konsumsi alkohol, hemokromatosis, gangguan empedu kronis. [6]

  • Sirosis Makronodular

Sirosis jenis ini ditandai dengan pembentukkan nodul ireguler dengan variasi ukuran lebih dari 3mm. Umumnya penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C atau hepatitis B, defisiensi antitrypsin alfa-1, dan kolangitis empedu primer. [6]

  • Sirosis Gabungan

Kondisi penyakit sirosis tipe ini umumnya terjadi sebagai progres dari sirosis mikronodular. Berdasarkan gejala, sirosis gabungan memiliki ciri campuran sirosis mikronodular dan makronodula6. [6]

Bagaimana Mekanisme Sirosis Hati dalam Tubuh

  • Sirosis hati dikarakterisasi dengan kemunculan fibrosis dan nodul pada organ hati, Fibrosis merupakan kondisi yang ditandai dengan keberadaan jaringan kolagen sebagai respon penyembuhan jaringan rusak pada organ hati. [6]
  • Pada kondisi ini, produksi endotelin-1 (ET-1) akan meningkat bersamaan dengan penurunan produksi nitric oxide (NO). Hal ini berdampak pada peningkatan vasokonstriksi dan resistensi sistem intrahepatik yang berdampak pada hipertensi portal. [6]

Penyebab Sirosis Hati

Secara global, diketahui 57% penyakit sirosis berkaitan dengan infeksi virus hepatitis B (HBV) (30%) dan infeksi virus hepatitis C (HCV). Potensi penyakit hepatitis C diketahui menyerang pria lebih tinggi dibandingkan wanita. [2]

  • Penyakit Autoimun

Penyakit autoimun merupakan kondisi dimana sel imun menganggap salah satu sel tubuh sebagai antigen asing dan sebagai respon, sel imun tubuh dapat menyerang sel tubuh, termasuk sel-sel pada organ hati.

Beberapa penyakit autoimun yang berhubungan dengan penyakit hati adalah autoimun hepatitis yang menyerang sel hepatosit. Penyakit AIH dapat terjadi pada siapapun, baik pada anak-anak dan orang dewasa (40 tahun). [7]

  • Merokok

Kebiasaan merokok berkontribusi terhadap distribusi racun secara tidak langsung dan efek onkogenik. Senyawa beracun pada rokok dapat meningkatkan produksi molekul pro-inflamasi seperti interleukin-1, interleukin-6, dan TNF-a yang berperan dalam kerusakan hati dan fibrosis.

Senyawa pada rokok juga memiliki potensi yang tinggi terhadap risiko hepatocellular carcinoma (HCC) melalui penghambatan ekspresi gen p53. [8]

  • Konsumsi Alkohol

Pada dasarnya metabolisme alkohol dilakukan oleh organ hati dan batas konsumsi alkohol perminggu adalah 7-13 prosi minum untuk wanita dan 14-27 porsi minum untuk pria.

Konsumsi alkohol berlebih dapat memicu molekul stress oksidatif, seperti reactive oxygen species (ROS) dan penurunan antioksidan glutatio yang berdampak pada kerusakan hepatosit dan kemunculan fibrosis. [9]

Gejala Sirosis Hati

Pada dasarnya penyakit sirosis hati tidak memiliki gejala khusus hingga mencapai tingkatan penyakit yang serius. Beberapa gejala yang dapat muncul pada penyakit sirosis antara lain: [10]

Pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala di atas, terutama jaundice, kotoran air besar berwarna hitam, dan muuntah darah untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. [10]

Komplikasi dan Risiko dari Sirosis Hati

Penyakit sirosis hati bersifat permanen, namun pengobatan terhadap penyakit ini dapat menghambat kemajuan penyakit ini. Pasien yang tidak melakukan pengobatan dapat mengalami disfungsi hati dan hipertensi portal.

Berdasarkan literatur, diketahui sebanyak 15-20% pasien sirosis mengalami hipertensi. Sirosis hati juga menjadi salah satu faktor besar kemunculan HCC. HCC merupakan salah satu kanker yang sering muncul pada populasi global. [1]

Pada umumnya, 80% pasien dengan penyakit HCC berasal dari pasien sirosis hati. Pada kondisi tersebut pasien memiliki risiko kematian yang tinggi [4]. Dari semua faktor penyebab sirosis hati, infeksi virus hepatitis B dan C diketahui berasosisi tinggi terhadap perkembangan HCC. [2]

Deteksi Dini dan Diagnosis Sirosis Hati

Biopsi merupakan teknik diagnosis standar untuk menguji tingkat inflamasi dan fibrosis dari penyakit sirosis hati.  Pada metode ini, area fibrosis dan nodul diambil untuk observasi di bawah mikroskop. Jenis sirosis hati makronodular dan mikronodular dapat diklasifikasikan dengan metode ini. [6]

Teknik CT dan MRI dapat digunakan untuk mendeteksi deposisi lemak dan jumlah besi pada hati, gangguan empedu, lesi vaskular dan keberadaan HCC. Teknik ini tergolong non-infasif dengan Namun teknik visualisasi CT dan MRI lebih mahal dan tidak selalu ditemukan pada semua rumah sakit. [6]

Metode USG dapat memberikan visualisasi terhadap arsitektur organ hati. Uji ini tergolong ekonomis dan dapat diperoleh dengan mudah. Pada uji ini, nodul pada organ hati dan deteksi kemungkinan sel HCC dapat terlihat. [6] 

  • Deteksi serum glutamate piruvat transaminase (SGPT) dan serum glutamate oksaloasetat transaminase (SGOT)

Pada umumnya, rasio protein SGPT dan SGOT merupakan penanda penyakit organ hati. Peningkatan rasio SGPT/SGOT melebihi angka satu berpotensi tinggi terhadap penyakit sirosis hati. [6]

Cara Mengobati Sirosis Hati

Pada dasarnya penyakit sirosis hati tidak dapat disembuhkan. Pengobatan hanya dilakukan untuk menekan penyebaran dan komplikasi penyakit. Umumnya pengobatan dilakukan dengan: [11]

  • Terapi Antivirus

Pengobatan antiviral dapat dilakukan jika pasien mengalami infeksi virus hepatitis B. Obat lamivudine diketahui dapat mengurangi insiden sirosis dan HCC.

Pengobatan dengan entecavir dan tenofovir juga diketahui dapat mengurangi laju resistensi virus pada pasien sirosis dikarenakan virus hepatitis B sehingga dapat digunakan sebagai pengobatan antivirus jangka panjang.

  • Lipid-lowering Agents

Selain dapat digunakan untuk mengurangi kolestrol LDL, agen pereduksi lipid seperti statin dapat digunakan untuk mengurangi resistensi vaskular intrahepatic sehingga baik untuk memperbaiki hipertensi portal yang disebabkan sirosis.

Penggunaan golongan statin pada penelitian tikus dengan sirosis diketahui dapat meningkatkan jumlah NO pada sirkulasi organ hati.

  • Transplantasi Organ Hati

Transplantasi organ hati merupakan pengobatan yang paling mungkin untuk mengembalikan kerja hati yang fungsional. Namun, ketersediaan organ sangat terbatas dan pasien berpacu dengan waktu dalam proses perkembangan penyakit.

Pasien yang memiliki kecanduan terhadap alkohol diwajibkan menghindari konsumsi alkohol karena konsumsi alkohol pada masa ini memiliki potensi dan laju yang sangat tinggi untuk memperburuk kondisi sirosis [11].

Cara Mencegah Sirosis Hati

  • Membatasi konsumsi alkohol
    Salah satu penyebab kerusakan hati adalah konsumsi alkohol berlebih. Oleh karena itu, terdapat batasan konsumsi alkohol sebagai salah satu kontribusi pencegahan sirosis:
    • Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 14 unit alkohol seminggu. [12]
    • Jika anda mengkonsumsi alkohol sebanyak 14 unit, anda disarankan untuk memberi jeda 3 hari pasca konsumsi. [12]
  • Mengatur pola makan dan gaya hidup sehat
    Pada beberapa kasus, sirosis hati dapat dipicu oleh gangguan metabolisme. Oleh karena itu, menjaga pola makan dan mengatur gaya hidup sehat penting untuk menjaga metabolisme yang baik. [12]
  • Mencegah infeksi hepatitis B dan C
    Pencegahan infeksi hepatitis B dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi. Namun, hingga saat ini belum ditemukan vaksinasi untuk hepatitis C. Oleh karenanya, pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan menggunakan kondom dan menggunakan jarum suntik baru setiap melakukan injeksi. [12]

1. Detlef Schuppan, Nezam H Afdhal. Liver Cirrhosis. Lancet; 2008.
2. Joseph F Perz, Gregory L Armstrong, Leigh A Farrington, Yvan J F Hutin, Beth P Bell. The contributions of hepatitis B virus and hepatitis C virus infections to cirrhosis and primary liver cancer worldwide. Journal of Hepatology; 2006.
3. GBD 2017 Cirrhosis Collaborators. The global, regional, and national burden of cirrhosis by cause in 195 countries and territories, 1990-2017: a systematic analysis for the global burden of disease study 2017. The Lancet Gastroenterology & Hepatology; 2020.
4. Massimo Pinzani (Professor), Matteo Rosselli (Research Fellow), Michel Zuckermann (Consultant Surgeon). Liver Cirrhosis. Sciencedirect; 2011.
5. Ali A Mokdad, Alan D Lopez, Saied Shahraz, Rafael Lozano, Ali H Mokdad, Jeff Stanaway, Christopher JL Murray, Mohsen Naghavi. Liver cirrhosis mortality in 187 countries between 1980 and 2010: a systematic analysis. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2014.
6. Bashar Sharma, Savio John. Hepatic Cirrhosis. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2019.
7. Rodrigo Liberal, Charlotte R Grant. Cirrhosis and autoimmune liver disease: Current understanding. World Journal of Hepatology; 2016.
8. Abdel-Rahman El-Zayadi. Heavy smoking and liver. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2006.
9. Yi-Wen Huang, Sien-Sing Yang, Jia-Horng Kao. Pathogenesis and management of alcoholic liver cirrhosis: a review. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2011.
10. Anonim. Cirrhosis. Mayoclinic; 2018.
11. Emmanuel A. Tsochatzis, Jaime Bosch, Andrew K. Burroughs. New Therapeutic Paradigm for Patients with Cirrhosis. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2012.
12. Anonim. Cirrhosis. National Health Service; 2017.

Share