Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Frekuensi denyut nadi orang dewasa normal adalah 60-100 kali per menit. Jika sudah melebihi 100 kali per menit, maka kondisi ini disebut dengan takikardia. Takikardia bisa terjadi dalam beberapa kondisi
Takikardia adalah kondisi di mana denyut jantung terasa sangat cepat, walaupun dalam kondisi beristirahat. Bahkan, denyut jantung yang mengalami takikardia bisa mencapai angka 100 denyut per menit. Namun, itu semua tergantung dari apa penyebab takikardia dan seberapa parah kondisinya. [1]
Biasanya, detak jantung orang dewasa normal berkisar antara 60 sampai dengan 100 kali tiap menit. Akan tetapi, penderita takikardia akan memiliki detak jantung yang lebih cepat dari detak jantung manusia normal. [1, 2]
Sebenarnya, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Takikardia akan muncul ketika sinyal listrik yang ada di simpul sinoatrial pada jantung sedang dalam kondisi tidak normal. Kondisi tidak normal tersebut membuat jantung berdetak lebih cepat. [3]
Simpul sinoatrial akan mengirimkan impuls listrik menuju atrium jantung dan membuat otot atrium berkontraksi sehingga darah masuk ke dalam ventrikel. Sebelum darah dari ventrikel dipompa ke seluruh tubuh atau paru-paru, impuls listrik akan masuk lebih dulu ke simpul atrioventrikular (AV). [3]
Simpul AV bertugas untuk memperlambat sinyal listrik dan mengirimkan ke ventrikel. Proses yang dilakukan simpul AV ini akan membuat ventrikel berkesempatan untuk mendapatkan darah dari atrium. Saat sinyal listrik masuk ke ventrikel, darah baru dipompa ke seluruh tubuh atau paru-paru. [3]
Masalah pada mekanisme impuls listrik dalam jantung ini yang mampu mengakibatkan takikardia. Namun, penyebabnya bisa sangat banyak, termasuk usia, gaya hidup, dan riwayat kesehatan. [3]
Daftar isi
Ada beberapa fakta yang perlu diketahui tentang takikardia untuk para penderita dan keluarga penderita, antara lain: [3, 4]
Takikardia disebabkan oleh tidak normalnya sinyal listrik yang berada di organ jantung. Ketidaknormalan sinyal listrik ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Meskipun dokter dan tenaga medis kadang cukup sulit menentukan penyebab pastinya, tetapi beberapa penyebab yang mungkin, antara lain: [3, 4]
Karena penyebab takikardia ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gaya hidup, penyakit bawaan, dan kondisi psikis, akhirnya banyak orang yang berisiko untuk terkena kondisi takikardia ini. [1]
Akan tetapi, orang yang memiliki penyakit jantung bawaan, tertekan secara psikis, menderita penyakit kronis, dan pecandu rokok, narkoba, alkohol, serta kafein memiliki risiko lebih tinggi. [1]
Distribusi darah ke seluruh anggota tubuh sangat penting. Oleh karena itu, ketika Anda mengalami takikardia, darah akan sulit untuk dipompa ke seluruh tubuh. Dengan demikian, kamu akan mengalami berbagai gejala. [4]
Berikut beberapa gejala takikardia yang akan dirasakan oleh penderita: [1, 3, 4]
Gejala yang paling bisa dirasakan oleh penderita biasanya adalah berupa sesak napas atau nyeri dada. Kalau Anda sudah merasakan gejala tersebut dalam beberapa menit, Anda disarankan untuk segera menemui dokter untuk mendapatkan perawatan. [4]
Begitu juga halnya ketika Anda menemui orang yang mengalami berbagai gejala seperti di atas, Anda sangat disarankan untuk segera membawa orang tersebut ke layanan medis terdekat untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin. [4]
Takikardia rupanya tidak dialami pada satu bagian jantung saja, melainkan ada beberapa jenis takikardia yang didasarkan pada tempat terjadinya kesalahan sinyal listrik di dalam jantung. Berikut beberapa jenis takikardia yang umum diderita oleh orang-orang:
Takikardia jenis ini disebabkan karena impuls listrik yang kacau dan tidak teratur terjadi pada bagian atrium atau serambi jantung (ruang bagian atas jantung). Sinyal listrik yang kacau ini akan membua kontraksi atrium menjadi cepat, tidak terkoordinasi, dan lemah. [5]
Biasanya, kondisi fibrilasi atrium bersifat sementara. Akan tetapi, kondisi fibrilasi atrium kadang akan berlangsung lama dan perlu diobati. Takikardia jenis ini paling sering dialami oleh orang-orang. [5]
Takikardia dengan kondisi yang membuat atrium jantung berdetak sangat cepat, tetapi teratur. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh sirkuit yang tidak teratur di dalam serambi atau atrium jantung. [6]
Tingkat detak jantung yang cepat dalam kondisi ini menghasilkan atrium yang lemah. Orang yang mengalami atrial flutter biasanya akan mengalami fibrilasi atrium pada kesempatan lain. [6]
Takikardia jenis ini disebabkan oleh sirkuit abnormal di jantung yang biasanya muncul saat lahir dan menciptakan lingkaran sinyal yang tumpang tindih. [7]
Kondisi ini mampu membuat detak jantung sangat cepat dan tidak normal sejak dari bagian atas bilik atau ventrikular jantung. [7]
Takikardia jenis ini akan mengakibatkan detak jantung yang cepat, khususnya di bagian ventrikel atau bilik jantung, sehingga ventrikel tidak mampu memngisi dan berkontraksi secara efisien untuk memompa cukup darah ke tubuh. [4]
Hal tersebut dikarenakan kondisi sinyal listrik abnormal yang terjadi di bagian ventrikel. Takikardia ventrikel memang tidak berbahaya, jika terjadi dalam waktu singkat. Akan tetapi, perlu segera untuk dibawa ke dokter apabila terjadi lebih lama dalam beberapa detik. [4]
Kondisi di mana penderita mengalami impuls listrik yang cepat dan kacau, sehingga menyebabkan bilik jantung bagian bawah bergetar dan gagal memompa darah ke seluruh tubuh. [8]
Kondisi ini bisa sangat mematikan dan perlu untuk ditangani dengan sengatan listrik ke jantung atau defibrilasi. Selain itu, fibrilasi ventrikel biasanya terjadi selama atau setelah serangan jantung. [8]
Takikardia merupakan kondisi yang berhubungan dengan kesehatan jantung manusia. Karena jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, takikardia mampu memunculkan komplikasi yang cukup serius. [4]
Akan tetapi, kemungkinan komplikasi yang muncul biasanya dipengaruhi oleh seberapa parah takikardia yang diderita, jenis takikardia yang diderita, kondisi kesehatan penderita, dan kondisi jantung bawaan. [3]
Berikut beberapa komplikasi paling umum yang sering terjadi pada penderita takikardia: [3, 4]
Takikardia disebabkan oleh berbagai hal, termasuk kondisi kesehatan fisik dan kondisi kesehatan psikis. Oleh karena itu, dokter atau tenaga medis biasanya akan melakukan berbagai pemeriksaan dengan mengevaluasi gejala penderita, melakukan pemeriksaan fisik, dan memeriksa kebiasaan serta riwayat kesehatan penderita. [4]
Dokter atau tenaga medis juga akan melakukan beberapa tes jantung untuk mendiagnosis takikardia dalam diri penderita. Berikut beberapa tes yang akan digunakan oleh dokter atau tenaga medis untuk mendiagnosis takikardia: [3, 4]
Pengobatan takikardia perlu memperhatikan beberapa hal, seperti penyebab takikardia, usia penderita, dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. [3]
Pengobatan terhadap takikardia ini biasanya dilakukan untuk memperlambat detak jantung; mencegah episode takikardia lebih lanjut; dan mengurangi risiko komplikasi. [3]
Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terkait takikardia, antara lain:
Manuver vagal digunakan untuk memengaruhi saraf vagus yang membantu mengatur detak jantung. Harapannya dengan menggunakan manuver vagal, kondisi detak jantung yang awalnya cepat bisa menjadi lambat. [9]
Beberapa teknik yang biasanya digunakan dalam manuver vagal, antara lain: [9]
Manuver vagal biasanya digunakan untuk penanganan darurat dan kondisi penderita masih dalam keadaan sadar. [9]
Dokter atau tenaga medis juga memungkinkan untuk memberikan obat antiaritmia kepada penderita. Obat antiaritmia yang diberikan bisa secara oral atau intravena. Obat antiaritmia yang biasanya diberikan adalahamiodarone, sotalol, dan mexiletine. [3]
Pemberian obat antiaritmia oleh dokter atau tenaga medis ini biasanya untuk mengembalikan ritme jantung menjadi normal dan mengontrol detak jantung. [3]
Kardioversi dan defibrilator ini digunakan untuk memengaruhi impuls listrik di jantung dan dapat memulihkan ritme jantung secara normal. Petugas medis akan menempatkan elektroda pada dada dan mengirimkan kejutan listrik ke jantung menggunakan mesi. [10, 11]
Defibrilator biasanya digunakan dalam keadaan darurat dengan menggunakan defibrilator eksternal otomatis. Sementara itu, ketika penderita sudah berada di rumah sakit baru penderita akan menerima perawatan menggunakan kardioversi. [10, 11]
Baru ketika sudah menjalani perawatan berkelanjutan, tenaga medis atau dokter akan menggunakan defibrilator kardioverter implan untuk mengetahui ritme jantung secara terus menerus dan memberikan kejutan listrik untuk memulihkan ritme normal. [10, 11]
Tenaga medis atau dokter kadang juga akan menanamkan beberapa perangkat implan untuk mendeteksi kondisi detak jantung dan membantu jantung untuk kembali berdetak normal kalau takikardia sudah mulai muncul. [4]
Beberapa perangkat implan yang ditanamkan dokter atau tenaga medis, seperti ablasi kateter dan alat pacu jantung. [4]
Operasi jantung dilakukan hanya sebagai pilihan terakhir jika berbagai jenis pengobatan dan perawatan tidak bisa dilakukan. Selain itu, operasi jantung juga dilakukan apabila memang kondisi jantung diharuskan untuk dioperasi. [4]
Selain berbagai jenis pengobatan di atas, takikardia juga bisa diobati dengan cara mencegah penggumpalan darah dan mengobati penyakit yang mendasari takikardia. Hal itu dikarenakan penderita takikardia memiliki peluang mengalami penggumpalan darah dan bisa jadi disebabkan oleh berbagai penyakit yang sebelumnya sudah diderita. [4]
Selain pengobatan dengan berbagai alat dan obat-obatan, pencegahan takikardia lebih banyak dalam hal menjaga pola hidup yang sehat. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga pola hidup yang segat demi mencegah takikardia, yaitu: [3, 4]
1. Anonim. Tachycardia: Fast Heart Rate. American Heart Association; 2016.
2. Anonim. Target Heart Rates Chart. American Heart Association; 2015.
3. Adam Felman, Joyce Oen-Hsiao, MD, FACC. Everything You Need to Know about Tachycardia. Medical News Today; 2020.
4. Mayo Clinic Staff. Tachycardia. Mayo Clinic; 2020.
5. Anonim. Atrial Fibrillation. National Heart, Lung, and Blood Institue; 2020.
6. Anonim. Overview: Atrial Fibrillation. National Health Service; 2018.
7. Randall A. Colucci, DO, MPH, Mitchell J. Silver, DO, Jay Shubrook, DO. Common Types of Supraventricular Tachycardia: Diagnosis and Management. 82(8):942-952. American Family Physician; 2015.
8. Anonim. Ventricular Fibrillation. American Heart Association; 2016.
9. Logan J. Niehues, Victoria Klovenski. Vagal Maneuver. National Center for Biotechnology Information; 2020.
10. Anonim. Cardioversion. National Heart, Lung, and Blood Institue; 2020.
11. Anonim. Defibrillators. National Heart, Lung, and Blood Institue; 2020.