Terizidone adalah obat untuk mengobati tuberkulosis. Golongan obat bakteriostatik second-line untuk MDR-TB (multidrug resistant-Tuberculose), yaitu TB resisten pada obat OAT yang paling efektif, seperti INH dan rifampisin, yang juga telah resisten terhadap OAT generasi pertama [5]. Turunan dari senyawa Cycloserine.[1]
Obat ini efektif terhadap terapi pengobatan TB pulmonary dan extrapulmonary. Memiliki cara kerja melawan Mycobacterium strains, yang telah resisten terhadap terapi obat first-line.[2]
Daftar isi
Berikut ini adalah informasi mengenai Terizidone, mulai dari indikasi, hingga peringatan dalam penggunaannya.[3,4]
Indikasi | Anti Tuberkulosis, bakteriostatik |
Kategori | Obat keras(P No.1) |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Anti tuberkulosis |
Bentuk | Kapsul |
Kontraindikasi | → Hipersensitivitas terhadap Cycloserine atau terizidone → Pasien dengan gangguan neurologis: depresi, epilepsi, kecemasan, psikosis, dan ketergantungan alkohol → Pasien dengan gangguan fungsi ginjal |
Peringatan | Peringatan dalam penggunaan obat terizidone berikut ini perlu diperhatikan, terutama bila gejala muncul dengan cepat: → Bila muncul alergi pada kulit/dermatitis, hentikan/kurangi dosis penggunaan → Hentikan penggunaan, bila muncul gejala keracunan terhadap sistem saraf pusat → Pasien dengan gangguan ginjal → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Per oral Kategori C: Studi pada reproduksi hewan menunjukkan efek buruk pada janin. Tidak ada studi memadai dan terkendali pada manusia. Obat boleh digunakan jika nilai manfaatnya lebih besar dari risiko terhadap janin. |
Sebagai obat generasi kedua golongan bakteriostatik, terizidone telah menunjukkan manfaat yang lebih baik dari obat generasi pertama untuk terapi pengobatan tuberkulosis. Karena alasan tersebut, sehingga memberikan manfaat sebagai berikut:[2]
Selain itu, terizidone telah diuji secara klinis untuk pengobatan HIV, MDR-TB, Extensively-drug Resistant TB.[2]
Berikut ini adalah informasi dosis penggunaan Terizidone pada pasien dewasa, anak-anak, serta pasien dengan kondisi khusus tertentu.[3,4]
Dosis per oral dewasa: ⇔ Dosis awal 15-20 mg/kg/BB → Dosis Harian Maksimum: 1000mg/hari, terbagi dalam dua kali penggunaan → Dosis Sekali minum Maksimum: 250-500mg/hari Dosis per oral anak-anak ⇔ Dosis awal 10-20 mg/kg/BB, terbagi dalam dua kali penggunaan → Dosis Harian Maksimum: 1000mg/hari |
Pada pasien yang mengalami kelainan fungsi ginjal ⇔ Dosis dikurangi dari standar penggunaan, bila klirens kreatinin <30 ml/mnt, menjadi 250mg/hari, atau berikan dosis berselang, yaitu 500mg tiap tiga hari sekali ⇔ Terizidone dikonsumsi setelah pasien melakukan dialisis |
* Setiap penggunaan obat terizidone, pasien diharuskan juga mengkonsumsi pyridoxine, 50-100mg/hari (50mg, tiap 250mg terizidone), sebagai pencegahan munculnya keracunan/kerusakan saraf selama penggunaan Terizidone * Sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, selama penggunaan Terizidone |
Sebagai obat anti tuberkulosis, terizidone pun dapat menimbulkan gejala efek samping yang beragam bagi penggunanya. c Berikut ini adalah efek samping yang dapat ditimbulkan selama penggunaan Terizidone: [4]
Informasi di bawah ini mengenai detil lengkap obat terizidone, mulai dari penyimpanan, cara kerja, hingga interaksi obat dengan obat lainnya dan makanan.[3][4]
Penyimpanan | Kapsul: → Simpan antara 20-25 ° C. → jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | → Deskripsi: Terizidone adalah antibiotik untuk obat anti TB dengan broad-spectrum. Termasuk dalam generasi kedua, dan mampu melawan strain mycobacterium, serta efektif dalam pengobatan TB pulmonary dan extrapulmonary → Onset: 3-4jam untuk mencapai kadar plasma puncak → Penyerapan: Diserap sangat baik dalam jaringan tubuh, termasuk cairan tubuh, seperti cairan serebrospinal, plasenta dan ASI → Metabolisme: terizidone dimetabolisme via hepatik → Ekskresi: diekskresikan melalui urine sebagai unchanged drug, dengan waktu paruh sekitar 10jam |
Interaksi dengan obat lain | Berikut ini adalah obat yang dapat mempengaruhi efektivitas dari terizidone, bila digunakan bersamaan: → Isoniazid: dapat meningkatkan risiko kerusakan saraf pusat, bila digunakan bersamaan → Ethionamide: dapat meningkatkan risiko kerusakan saraf pusat, bila digunakan bersamaan → Phenytoin: dapat menghambat metabolisme hepatik dari fenitoin → OAT lainnya: dapat menyebabkan defisiensi as.folat dan vit. B12, anemia megaloblastik |
Interaksi dengan makanan | → Alkohol: akan meningkatkan risiko kejang bila digunakan bersamaan dengan terizidone → Makanan berlemak tinggi: akan menghambat serta mengurangi penyerapan obat terizidone dalam tubuh |
Overdosis | ⇔ Gejala: akan muncul risiko kardiovaskular seperti gagal jantung kongesti, dan masalah kejiwaan, seperti depresi, hingga gangguan psikotik ⇔ Cara Mengatasi: Penyesuaian dosis dilakukan kembali, pengurangan jumlah dosis dalam sehari, hingga pemberian dosis berselang |
Pengaruh pada hasil lab | → Pada pasien gagal ginjal, akan mempengaruhi pada kadar klirens kreatinin → Penggunaan yang berlebih dapat menyebabkan kelainan darah, seperti anemia megaloblastik |
Apakah terizidone aman untuk penderita TB yang memiliki riwayat gangguan psikiatrik?
Selama penggunaan dalam dosis yang sesuai dan terkontrol, terizidone adalah pilihan yang tepat, karena memiliki efek samping yang sedikit dibanding obat TB generasi pertama maupun Cycloserine.[4]
Mengapa harus menggunakan terizidone, tidak Rifampicin atau etambutol yang umum digunakan bagi penderita TB?
Pemberian terizidone karena pasien TB telah mengalami resistensi terhadap obat TB generasi pertama dan obat TB yang paling poten (Isoniazid dan Rifampicin).[5]
Dapatkah menghentikan pengobatan TB dengan terizidone dan diganti dengan obat anti TB lainnya?
Untuk kondisi tertentu seperti penghentian atau penggantian pengobatan, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Karena dapat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk perilaku.[4]
Apakah konsumsi Terizidone harus bersamaan dengan makan, atau sebelum makan, sebaiknya?
Sebaiknya dikonsumsi bersama atau setelah makan, bila memiliki ketidak-nyamanan pada lambung, namun jangan makanan berlemak tinggi, karena akan mengganggu penyerapan obat terizidone.[4]
Berikut ini adalah beberapa nama obat (merk dagang) Terizidone yang beredar di pasaran.[6]
Brand Merek Dagang |
Terivalidin |
TERIZIDON |
Tericox |
Terizidone Fatol |
1. Rossiter D. South African Medicines Formulary. Cape Town, South Africa: Health and Medical Publishing group of the South African Medical Association, p 323-325. 2012
2. Anonim. Terizidone. Pubchem. pubchem.ncbi.nlm.nih.gov .2020
3. Anonim. Terizidone. MIMS. 2020
4. Anonim. Terizidone. tbdrugmonographs.co.uk .2020
5. Anonim. Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resisten Obat. Kemenkes RI. tbindonesia.or.id .2020
6. Anonim. Terizidone. Drugs.com .2020