Beberapa wanita mungkin pernah atau sedang mengalami kondisi tidak nyaman pada vagina, salah satunya rasa gatal pada bagian intim tersebut setiap malam [1,2].
Ketika terlalu gatal, kondisi ini bisa mengganggu tidur dan menurunkan kualitas tidur [1,2].
Terdapat sejumlah faktor yang mampu menyebabkan gatal pada vagina, termasuk gatal yang akan memburuk pada malam hari seperti berikut.
Daftar isi
Gatal pada vagina yang terasa begitu mengganggu di malam hari bisa jadi disebabkan oleh reaksi alergi atau iritasi kulit [1,2,3,4].
Bahan kain celana dalam yang kurang nyaman di kulit bisa saja kemudian menyebabkan radang dan gatal [1,2,3,4].
Selain itu, penggunaan beberapa hal beriku sangat berisiko menyebabkan vagina mudah gatal [1,2,4] :
Ketika menyadari bahwa terdapat produk sabun, perawatan kulit, atau bahkan bahan pakaian dalam yang kemudian menimbulkan gatal di area vagina, segera hentikan penggunaan [1,2].
Coba beralih ke produk lain lebih dulu untuk melihat apakah gejala gatal di vagina terus berlanjut [1,2].
Jika gejala mereda setelah tak lagi menggunakan beberapa benda atau produk tersebut, maka hentikan penggunaan untuk seterusnya [1,2].
Zat keras yang tanpa sadar terkandung pada sebuah produk perawatan kulit maupun pakaian berpotensi menyebabkan eksim sehingga sebaiknya hindari pemakaian kembali di masa mendatang [1,2].
Psoriasis kemungkinan menjadi alasan dibalik gatalnya vagina yang dirasakan pada malam hari [1,2,5].
Psoriasis sendiri adalah jenis penyakit autoimun yang menyebabkan timbulnya bercak gatal, nyeri dan kering pada vulva dan area vagina [1,2,5].
Bahkan pada sebagian kecil kasus, psoriasis dapat terjadi pada vagina bagian dalam [1,2,5].
Ketika penderita menggaruk bercak gatal tersebut, gejala berisiko semakin parah nantinya dan setiap malam tingkat ketidaknyamanan akan meningkat [1,2,5].
Jamur Candida pada dasarnya terdapat pada vagina secara alami, namun jamur ini sebenarnya sangat aman dan tidak mengganggu kesehatan [1,2,6,7].
Namun ketika pertumbuhan jamur ini terlalu berlebihan dan tidak terkontrol, efeknya akan membahayakan vagina.
Pertumbuhan tak terkendali jamur Candida pada vagina dapat terjadi karena perubahan lingkungan dan hal ini juga menjadi faktor peningkat risiko terjadinya infeksi [1,2,6,7].
Selain vagina gatal di malam hari, berikut ini adalah beberapa tanda lain dari infeksi jamur [6,7] :
Untuk mengetahui apakah sejumlah tanda ini merupakan infeksi jamur, sebaiknya segera ke dokter untuk memeriksakan diri sehingga lebih cepat pula memperoleh penanganan yang seharusnya.
Selain infeksi jamur, waspadai juga vaginosis bakterialis sebagai penyebab timbulnya rasa gatal pada vagina yang memburuk setiap malam [1,2,8].
Seperti halnya jamur Candida, bakteri sebenarnya terkandung alami di dalam vagina, namun ketika pertumbuhannya terpicu hingga tak terkendali maka mampu menyebabkan vaginosis bakterialis [8].
Berikut ini adalah tanda-tanda lain dari vaginosis bakterialis yang perlu diwaspadai [1,2,8] :
Ketika wanita mengalami gejala-gejala tersebut saat dalam kondisi hamil, sering bergonta-ganti pasangan seks, atau memiliki riwayat infeksi vagina dan infeksi jamur, segera periksakan diri ke dokter [1].
Bahkan ketika keputihan terjadi secara abnormal dan penderita mengalami demam, kondisi ini mengarah pada infeksi bakteri yang sebaiknya segera memperoleh bantuan medis.
Infeksi menular seksual dapat terjadi baik pada pria maupun wanita dengan berbagai macam jenis kondisi dan gejala yang bisa terjadi [1,2].
Salah satu gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda penyakit seksual menular adalah vagina yang sering gatal, terutama ketika memburuk di malam hari [1,2].
Trikomoniasis adalah jenis infeksi menular seksual yang tidak hanya menyebabkan gatal pada vagina tapi juga beberapa keluhan lain seperti [1,2] :
Gejala-gejala yang ditimbulkan trikomoniasis dapat timbul dan hilang sewaktu-waktu, namun jika gejala muncul berulang, segera periksakan diri ke dokter.
Lichen planus merupakan sebuah kondisi kelainan imun yang menyebabkan timbulnya radang yang menyerang kuku, kulit, hingga selaput lendir [1,2,9].
Lichen planus disebabkan oleh sistem imun yang secara keliru menyerang jaringan tubuh yang sehat; dalam hal ini adalah selaput lendir dan sel-sel kulit yang berada dalam kondisi baik [9].
Oleh sebab itu, vagina yang sering gatal dapat menjadi tanda kondisi lichen planus, khususnya bila juga disertai dengan sejumlah keluhan lain seperti kemerahan atau merah keunguan pada kulit ditambah kulit bersisik [1,2,9].
Apabila gejala lichen planus dicurigai pada kasus vagina gatal, segera ke dokter karena ketika kondisi terdeteksi secara dini, penanganan juga akan diperoleh penderita secepatnya.
Lichen sclerosus merupakan kondisi gangguan pada kulit lainnya yang berpotensi menjadi penyebab utama vagina gatal setiap malam [1,2].
Jika lichen planus dapat terjadi pada area tubuh mana saja, lichen sclerosus paling rentan dialami di bagian anus dan intim tubuh [1,2,10].
Selain rasa gatal, vagina kemungkinan akan mengalami iritasi dan lepuhan, berikut adalah keluhan-keluhan lain yang perlu diwaspadai [1,2,10] :
Hanya saja, penyebab pasti dari lichen sclerosus ini belum diketahui meskipun diduga kuat bahwa faktor genetik, ketidakseimbangan hormon dan gangguan sistem imun menjadi peningkat risikonya [1,2,10].
Dermatitis atau eksim dapat terjadi pada vulva atau area vagina dan akan ditandai dengan rasa gatal karena iritasi [1,2,11].
Eksim merupakan jenis kondisi gangguan kulit yang mampu menyebabkan kulit pada area vagina mengalami rasa gatal, bersisik, kering hingga pecah-pecah [1,2,11].
Ketika malam hari gatal pada vagina terasa semakin parah, hal ini bisa disebabkan oleh terlalu keringnya kulit atau karena keringat yang menyebabkan iritasi [1,2,11].
Rasa gatal pada vagina dapat menandakan kanker vulva meskipun kasus ini tergolong jarang dijumpai [1,12].
Jika mengarah pada kanker, maka biasanya pada area vulva atau vagina akan terasa adanya benjolan sewaktu disentuh, mengalami kemerahan dan terdapat bercak [1,12].
Bahkan area tersebut akan terasa sakit apabila benjolan ditekan [1,12].
Perdarahan di luar masa menstruasi juga perlu dicurigai sebagai kondisi kanker vulva [1,12].
Penanganan vagina yang sering gatal pada malam hari sebaiknya disesuaikan dengan penyebabnya.
Oleh sebab itu, penting untuk memeriksakan kondisi tersebut ke dokter sehingga dapat terdeteksi faktor kondisi yang mendasari.
Penanganan untuk rasa gatal pada vagina terbagi menjadi penanganan mandiri dan alami dengan penanganan medis seperti berikut [1].
Vagina yang terasa gatal seringkali mungkin hanya dianggap sebagai masalah kulit biasa dan bukan kondisi serius.
Namun sebenarnya, jika vagina gatal terjadi lebih sering di malam hari, hal ini berpotensi menjadi tanda kondisi kesehatan yang lebih serius.
Untuk mencegah vagina gatal, kesehatan dan kebersihan vagina perlu dijaga dengan baik melalui beberapa upaya berikut [2] :
Ketika rasa gatal pada vagina sering terjadi berulang terutama di malam hari dan disertai gejala lain, segera ke dokter untuk pemeriksaan diri.
Dengan diketahui lebih cepat penyebabnya, penanganan yang didapat pun lebih cepat dan mampu meminimalisir risiko kondisi yang memburuk pada vagina.
1. Carolyn Kay, M.D. & Jenna Fletcher. What causes vulvar itching that is worse at night?. Medical News Today; 2019.
2. Jaime Herndon, MS, MPH, MFA. Why Does My Vagina Itch at Night?. Healthline; 2018.
3. Jo Ann Majerovich, MSc MD CCFP FCFP, Andrea Canty, MSc MD CCFP FCFP, & Baukje Miedema, RN MA PhD. Chronic vulvar irritation: could toilet paper be the culprit?. Canadian Family Physician; 2010.
4. A Bauer, C Rodiger, C Greif, M Kaatz, & P Elsner. Vulvar dermatoses--irritant and allergic contact dermatitis of the vulva. Dermatology; 2005.
5. Kristen M. Beck, Eric J. Yang, Isabelle M. Sanchez, & Wilson Liao. Treatment of Genital Psoriasis: A Systematic Review. Dermatology and Therapy; 2018.
6. Dr Juliana Ester Martin Lopez. Candidiasis (vulvovaginal). Clinical Evidence; 2015.
7. Rebecca Jeanmonod & Donald Jeanmonod. Vaginal Candidiasis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Anonim. Bacterial vaginosis: Overview. National Center for Biotechnology Information; 2015.
9. Ananta Khurana, Sidharth Tandon, Yogesh S. Marfatia, & Nina Madnani. Genital lichen planus: An underrecognized entity. Indian Journal of Sexually Transmitted Diseases and AIDS; 2019.
10. Gudula Kirtschig, Dr. med. habil. Lichen Sclerosus—Presentation, Diagnosis and Management. Deutsches Ärzteblatt International; 2016.
11. Jasleen Kaur & Jyotika Kalsy. Study of pruritus vulvae in geriatric age group in tertiary hospital. Indian Journal of Sexually Transmitted Diseases and AIDS; 2017.
12. Ibrahim Alkatout, Melanie Schubert, Nele Garbrecht, Marion Tina Weigel, Walter Jonat, Christoph Mundhenke, & Veronika Günther. Vulvar cancer: epidemiology, clinical presentation, and management options. International Journal of Women's Health; 2015.