Penyakit & Kelainan

Vulvodinia: Penyebab – Gejala dan Cara Pengobatannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Vulvodinia adalah nyeri kronik atau ketidaknyamanan pada vulva atau lubang vagina, dimana terjadi setidaknya 3 bulan, dan tidak ditemukan penyebab yang diketahui. Rasa nyeri, rasa terbakar, atau iritasi

Apa itu Vulvodinia?

Tak banyak orang tahu tentang penyakit vulvodinia. Vulvodinia merupakan rasa sakit kronis atau ketidaknyamanan pada area sekitar pembukaan vagina (vulva) yang masih belum diketahui penyebabnya. Penyakit ini biasanya akan berlangsung selama 3 bulan. [1]

Rasa sakit seperti terbakar atau iritasi tentunya akan membuat Anda merasa tidak nyaman untuk duduk dalam jangka waktu yang lama atau ketika berhubungan seks. [1]

Bahkan, sebagian orang tidak akan melakukan hubungan seks karena terlalu beresiko. Kondisi ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan hingga menahun. [1]

Apabila Anda menderita vulvodinia pastikan untuk mencari pertolongan atau pengobatan agar penyakit tidak bertambah parah. Dengan adanya pemeriksaan maka penyembuhan penyakit akan semakin cepat dan tidak beresiko memperparah keadaan. [1]

Fakta Vulvodinia

Beberapa fakta tentang vulvodinia yang perlu Anda ketahui: [2, 3]

  • Vulvodinia merupakan penyakit yang menyerang alat kelamin perempuan dengan penyebab yang belum diketahui secara pasti.
  • Rasa sakit yang dirasakan untuk penyakit ini cukup memberikan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas.
  • Vulvodinia dapat menyerang perempuan dengan segala usia, ras, agama dan latar belakang etnis.
  • Menurut Harlow 16% perempuan di U.S telah menderita vulvodinia dan usia yang sering menunjukkan gejala dengan tingkat keparahan tinggi antara 18 hingga 25 tahun.
  • Efek yang ditimbulkan oleh vulvodinia yaitu rasa nyeri dan sakit sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan seks.
  • Penyebab yang belum pasti seringkali menjadikan penyakit ini tidak mendapat penanganan yang baik oleh penderita.
  • Hampir 40% perempuan yang menderita vulvodinia tidak mendapatkan perawatan intensif karena ketidaktahuan tentang vulvodinia.

Penyebab Vulvodinia

Penyebab vulvodinia belum diketahui secara pasti namun dapat disebabkan oleh infeksi, masalah neurologis, kondisi inflamasi, dan neoplasma seperti karsinoma sel. [4]

Vulvodinia merupakan penyakit yang tidak terkait dengan kondisi dasar penderita. Meskipun penyebab secara pasti belum diketahui namun secara jelas diketahui bahwa penyakit ini tidak menular. [4]

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko vulvodinia meliputi: [4]

  • Kerusakan atau iritasi yang terjadi pada saraf di sekitar vulva.
  • Kepekaan yang tinggi serabut saraf perasa nyeri yang berada di area vulva.
  • Kadar inflamasi yang tinggi di sekitar vulva seperti halnya peradangan genetic otot dasar panggul lemah ataupun tidak stabil.
  • Reaksi tidak normal atau jangka panjang terhadap trauma, infeksi ataupun keadaan lingkungan.
  • Perubahan sistem tubuh yang dipicu oleh hormon.

Faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena vulvodinia: [4]

  • Infeksi jamur yang sering terjadi dan berulang-ulang.
  • Infeksi menular seksual (IMS).
  • Iritasi kimia alat kelamin luar yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia seperti sabun, ataupun produk pembersih lainnya.
  • Ruam yang ada di sekitar genital.
  • Perawatan laser yang sering dilakukan di luar area kelamin.
  • Iritasi saraf akibat cedera otot panggul.
  • Kondisi prakanker ataupun kanker serviks.

Gejala Vulvodinia

Vulvodinia yang dikenal sebagai penyakit umum namun tidak diketahui ini mempunyai gejala yang cukup banyak. Anda bisa memperhatikan gejala-gejala yang ditimbulkannya untuk mengetahui pengobatan yang cocok. Beberapa gejala yang muncul pada vulvodinia sebagai berikut: [1, 4]

  • Rasa terbakar, menyengat, gatal dan iritasi pada jaringan vulva sehingga tampak meradang.
  • Perasaan berdenyut, gatal, pegal-pegal ataupun bengkak di sekitar kelamin.
  • Pada area yang lebih luas termasuk klitoris, perineum, monspubis, dan paha bagian dalam juga merasakan nyeri dan gatal.
  • Nyeri yang ada pada vulvodinia mempunyai sifat neuropatik yang berasal dari sinyal abnormal dari serabut saraf daerah vulva.
  • Rasa nyeri yang terputus-putus atau konstan ketika tidak ada tekanan atau sentuhan di sekitar alat kelamin.
  • Gejala bertambah buruk ketika digunakan untuk melakukan hubungan seksual.
  • Jaringan vulva yang meradang dan bengkak.

Ketika pengobatan sendiri yang dilakukan di rumah tidak memperbaiki kondisi penyakit maka segeralah menemui dokter atau ahli medis untuk mendapatkan perawatan terbaik. Anda bisa mendapatkan beberapa perawatan yang mempercepat proses pengeringan ataupun penyembuhan penyakit. [4]

Jenis-jenis Vulvodinia

Ada 4 jenis vulvodinia yang sering terjadi seperti: [5]

  • Vulvodinia umum yang sering diderita oleh banyak perempuan. Vulvodinia ini dimulai secara spontan. Penyakit ini akan menyebabkan rasa nyeri dan berlangsung selama berbulan-bulan bahkan tahunan pada suatu waktu.
  • Vulvodinia terlokalisasi. Vulvodinia ini berpusat pada area tertentu. Misalnya rasa sakit pada lipatan atau bibir vagina. Nyeri ini seringkali muncul dan menghilang.
  • Vulvitis siklik. Nyeri pada jenis ini sering datang dan pergi seperti halnya siklus menstruasi. Nyeri cenderung akan bertambah buruk tepat sebelum menstruasi dimulai.
  • Vestibulodinia yaitu nyeri di vulva yang terjadi di pembukaan atau ruang depan vagina.

Komplikasi Vulvodinia

Vulvodinia yang dikenal sebagai penyakit ringan ini juga dapat mengalami komplikasi. Hal ini dikarenakan rasa nyeri dan frustasi karena tidak dapat melakukan hubungan seks. [1]

Vulvodinia juga dapat menyebabkan masalah emosional seperti halnya ketakutan hubungan seks yang akan menyebabkan kejang pada otot di sekitar vagina. [1]

Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita seperti: [1]

Diagnosis Vulvodinia

Diagnosa untuk vulvodinia melibatkan pemeriksaan panggul yang berguna untuk mencari perubahan kulit dan menilai rasa sakitnya. Selain itu juga dilakukan tes kapas yang akan menggambarkan area nyeri dan mengkategorikan tingkat keparahannya. [4]

Dokter akan menekan area yang sakit menggunakan teknik kapas dan meminta pasien mendeskripsikan rasa sakit yang dirasakan. Hal ini merupakan tes termudah untuk menentukan tingkat dan tipe vulvodinia. [4]

Dokter akan menggunakan kaca pembesar khusus untuk melakukan kolposkopi. [4]

Tes yang dapat dilakukan untuk menemukan sumber nyeri dan menghilangkan penyebabnya seperti: [4]

  • Mengambil kultur untuk bakteri dan ragi tes darah berguna menilai kadar estrogen, progesterone, dan testosterone.
  • Biopsi yang dilakukan dengan cara membius area genital dengan obat penghilang rasa sakit. Kemudian mengambil sepotong jaringan dan diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Vulvodinia

Jika infeksi menyebabkan rasa sakit maka dokter biasanya akan memberikan obat untuk menghilangkan rasa sakit tersebut. Apabila rasa sakit tersebut disebabkan oleh alergi terhadap suatu obat maka akan menerima pengobatan lainnya. Dokter juga sering memberikan obat antiinflamasi. [5]

Jika tidak ada rasa nyeri yang ditemukan pada pasien maka dokter akan membantu mengatasi ketidaknyamanan. Beberapa perawatan yang mungkin direkomendasikan sebagai berikut: [5]

  • Krim pereda nyeri seperti lidokain yang secara langsung dioleskan pada kulit.
  • Antidepresan dosis rendah untuk memblokir reseptor nyeri.
  • Antikonvulsan yang bekerja mirip dengan TCA.
  • Pijat untuk mengendurkan otot yang tegang dan area yang berkontraksi.
  • Terapi perilaku kognitif atau terapi psikologis untuk membantu mengatasi nyeri kronis.
  • Pembedahan untuk beberapa kasus yang jarang seperti nyeri di sekitar ruang depan atau lubang vagina.

Pencegahan Vulvodinia

Ketika Anda belum menderita vulvodinia pastikan untuk mengatur gaya hidup sehat dan kebersihan terutama untuk alat kelamin. Namun, ketika Anda sudah terlanjur menderita vulvodinia maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko sakit dan nyeri. [4]

Tindakan yang dapat mengurangi resiko rasa sakit berlebihan seperti: [4]

  • Memakai celana dalam katun dan baju longgar yang digunakan di sekitar area genital.
  • Menghindari kertas toilet yang wangi serta sabun wangi.
  • Menghindari gesekan handuk untuk jangka waktu yang lama.
  • Menahan diri dari mencuci alat kelamin secara berlebihan.
  • Tidak menggunakan tisu vagina ketika membersihkannya.
  • Menggunakan pelumas yang larut dalam air ketika berhubungan seksual.
  • Menepuk area kelamin hingga kering setelah buang air kecil.
  • Jika infeksi semakin parah penting untuk menemui dokter agar mendapatkan perawatan secara intensif.

1. Anonym. Vulvodynia. MayoClinic ; 2021
2. Anonym. Vulvodynia: Get the Facts. NVA; 2021
3. Bernard L Harlow. Elizabeth Gunther Stewart. A Population – Based Assesment of Chronic Unexplained Vulvar Pain: Have We Underestimated the Prevalence of Vulvodynia?. PubMed; 2003
4. Suzanne Falck, M.D., FACP. Kraft. Vulvodynia : What you Need to Know. MedicalNewsToday; 2017
5. Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC. CHT. Donna Christiano. Vulvar Pain: Symptoms, Causes, and More. Healthline. 2019

Share