Wortel yang sering kita lihat mungkin umumnya berwarna oranye. Namun faktanya, wortel sangat beragam dalam warna dan varietasnya? Salah satunya yaitu wortel ungu.
Merah, ungu, hitam, kuning dan putih bukan hanya warna wortel alami yang diperoleh melalui seleksi buatan selama ratusan tahun, tetapi juga indikator keanekaragaman nutrisi dan sumber beragam manfaat kesehatan.
Daftar isi
Banyak orang beranggapan bahwa warna asli wortel adalah oranye, nyatanya semua warna wortel yang tersedia saat ini berasal dari satu nenek moyang yang tidak berwarna, yaitu wortel liar (Daucus carota). Setelah didomestikasi, wortel yang sebelumnya liar kemudian menjalani berbagai proses yang menghasilkan semua warna wortel yang berbeda yang kita lihat hari ini.[1]
Asal mula budidaya wortel diyakini berasal dari Afghanistan sebelum tahun 900-an, karena daerah ini digambarkan sebagai pusat utama keanekaragaman wortel terbesar. Budidaya wortel ungu dikabarkan berasal dari Cuevas Bajas, Spanyol. Namun saat ini wortel ungu sudah banyak tumbuh di wilayah Asia dan Eropa bagian selatan.[1,2]
Warna wortel ungu bervariasi dari ungu tua hingga ungu kemerahan, dengan warna oranye atau kuning di dalamnya. Beberapa kultivar wortel ungu termasuk Ungu Kosmik, Ungu Belanda,dan Ungu Naga. Warna ungu yang khas berasal dari pigmen yang disebut antosianin.[1,2,3]
Fakta Menarik Seputar Wortel Ungu
Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram sajian wortel ungu.[4]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 54.2 | Kcal |
Total karbohidrat | 12.9 | g |
Serat makanan | 0.4 | g |
Glukosa (gula) | 10.8 | g |
Lemak total | 0.0 | g |
Protein | 0.4 | g |
Vitamin A | 0.0 | µg |
Vitamin C | 0.0 | mg |
Kalsium | 16.7 | mg |
Zat besi | 0.1 | mg |
Natrium | 29.2 | mg |
Kalium | 145.8 | mg |
Wortel ungu mengandung nutrisi yang mirip dengan wortel jenis lainnya, dengan beberapa perbedaan penting. Wortel ini kaya akan serat makanan, vitamin C, kalium, mangan, dan vitamin K dan cukup rendah kalori.[5]
Kultivar wortel ungu yang mengandung beragam senyawa karotenoid dan fenolik pasti berkontribusi pada beberapa manfaat kesehatan untuk tubuh. Para peneliti percaya bahwa wortel ungu sangat berpotensi bagi kesehatan tubuh, terutama dengan adanya antosianin.
Asupan senyawa fenolik dalam makanan telah dikaitkan dengan dampak kesehatan yang menguntungkan, terutama karena aktivitas antioksidannya. Polifenol diketahui mampu meningkatkan pengeluaran empedu oleh hati serta menurunkan kadar kolesterol dan lipid dalam darah.[7]
Menurut ilmuwan tanaman Dr. Hazel MacTavish-West, sebuah penelitian menunjukkan wortel ungu yang dikonsumsi setiap hari berpotensi melindungi dari penyakit kardiovaskular, menghambat sel kanker dan mengurangi efek negatif dari makanan tinggi lemak.[1,7]
Diduga aksi perlindungan tersebut disebabkan oleh senyawa fenol dan falkarinol yang ditemukan hingga lima kali lebih banyak pada wortel ungu. Antosianin juga membantu mencegah penyakit jantung dengan memperlambat pembekuan darah dan merupakan agen anti inflamasi yang baik.[1,2]
Leong & Oey serta Dias, juga menjelaskan bukti rinci tentang manfaat kesehatan vitamin C yang terdapat dalam wortel ungu mengenai bantuannya melawan kanker, penyumbatan pembuluh darah, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Wortel ungu juga mengandung vitamin A dosis tinggi, yang membantu mencegah penyumbatan arteri dan dengan demikian membantu mencegah stroke.[2,7]
Antosianin yang terdapat dalam wortel ungu dilaporkan efektif dalam membantu mengurangi risiko kanker dan juga membantu melawan sel kanker yang sudah tumbuh dalam tubuh.[2,7]
Selain itu, konsentrasi karotenoid plasma telah terbukti berhubungan dengan penurunan risiko kekambuhan kanker payudara.
Sebuah penelitian memberikan jus wortel selama 3 minggu pada sekelompok penderita kanker payudara. Hasil yang didapatkan yaitu adanya peningkatan jumlah karotenoid plasma setelah pemberian jus.[8]
Karotenoid provitamin A yang berasal dari tumbuhan merupakan sumber utama kebutuhan vitamin A pada orang dewasa. Vitamin A dikenal sangat populer fungsinya untuk pembentukan organ normal, fungsi kekebalan dan penglihatan.[7]
Penelitian menunjukkan bahwa asupan karotenoid yang tinggi dikaitkan dengan risiko gangguan penglihatan pada usia senja yang lebih rendah. Kondisi tersebut dapat menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi, dan paling umum terjadi pada mereka yang berusia 50-60 tahun.[6]
Selain itu, lutein dan zexanthin merupakan antioksidan kuat dan sangat penting untuk kesehatan mata. Mereka melindungi mata dari penyakit dengan menyerap cahaya biru berbahaya yang masuk ke mata.[2,6,7]
Sebuah penelitian kecil pada tahun 2003 menunjukkan bahwa sekelompok orang dewasa yang menderita katarak mengalami peningkatan skor kinerja visual atau fungsi penglihatan mereka setelah mengonsumsi 15mg lutein, 3 kali seminggu selama 2 tahun.[9]
Lutein sebagai pengobatan untuk orang yang sudah menderita penyakit mata mungkin memerlukan penelitian lebih lanjut.
Wortel ungu adalah sumber serat mudah larut yang baik, yang membantu mengurangi nafsu makan dan asupan makanan dengan meningkatkan hormon yang menghasilkan perasaan kenyang seperti peptida YY.[10]
Terlebih lagi, sebuah penelitian dalam skala besar mengaitkan peningkatan asupan makanan kaya antosianin, seperti wortel ungu, dengan penurunan berat badan yang lebih besar baik pada pria maupun wanita.[11]
Sebuah penelitian oleh Zaini dkk, mempelajari peran bahan kimia bioaktif ekstrak jus wortel dalam pengobatan leukemia dan menyimpulkan bahwa ekstrak jus wortel dapat menyebabkan kematian sel kanker yang terprogram (apoptosis), termasuk penangkapan siklus sel sel yang terkena leukemia.[7]
Itulah mengapa ekstrak jus wortel dapat menjadi alternatif senyawa bioaktif terbaik yang cocok untuk pengobatan leukemia. Dalam studi lain, disarankan bahwa sebagai pengganti beta-karoten atau lutein, poliasetil dari wortel ungu adalah senyawa bioaktif yang akan efektif dalam pengobatan leukemia.[7]
Sifat anti-inflamasi dari antioksidan yang terdapat pada wortel ungu diduga bisa sangat berguna dalam pengobatan radang sendi.[2]
Penelitian telah menunjukkan bahwa antosianin, konsentrasi tinggi yang ditemukan dalam pada wortel ungu, dapat membantu meredakan berbagai kondisi peradangan, termasuk radang sendi, asam urat, sakit kepala, dan bahkan wasir.[15]
Konsumsi lutein yang tinggi (hampir 6 mg per hari) dikaitkan dengan risiko kelemahan fungsi otot pada usia senja yang lebih rendah, meskipun asupan lutein yang sebenarnya bervariasi antara 1 dan 2 mg per hari pada orang dewasa.[7]
Kandungan beragam senyawa dalam wortel ungu terbukti sangat baik untuk melawan infeksi virus dan bakteri, seperti flu, campak dan infeksi internal pada saluran kemih, mulut dan perut.[2]
Sebuah studi menunjukkan bahwa tikus dengan radang usus yang diberi bubuk wortel ungu mengalami penurunan kadar protein dalam darah yang dapat memicu peradangan, seperti tumor necrosis factor-α dan interleukin-6, dibandingkan dengan perawatan lain.[12]
Diantara segudang manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh wortel ungu, konsumsi secara berlebihan telah dikaitkan dengan beberapa efek yang tidak diinginkan.
Alergi terhadap wortel dapat terjadi pada lebih dari 25% orang dengan alergi makanan. Kemungkinan alergi dikaitkan terhadap protein tertentu yang terkandung dalam wortel ungu.[13]
Gejala alergi wortel termasuk gatal atau bengkak pada bibir dan iritasi pada mata dan hidung. Dalam situasi yang jarang terjadi, asupan wortel juga dapat menyebabkan reaksi alergi parah hingga mengancam nyawa.[14]
Wortel ungu sama mudah mengolahnya seperti wortel jenis lainnya, selain itu juga sangat bagus untuk dipertimbangkan karena nutrisinya yang tinggi.
Ide Penyajian Wortel Ungu
Wortel ungu paling baik dimakan mentah untuk mendapatkan manfaat maksimal namun tetap bisa dikukus, direbus, dipanggang dan dijus.[2,17]
Sebelumnya menyajikannya, sebaiknya cuci terlebih dahulu wortel dan gosok perlahan dengan sikat sayuran tepat sebelum makan. Selamat mencoba![17]
Wortel ungu dapat disimpan di lemari es dan akan bertahan hingga satu bulan jika disimpan dengan benar.[17]
Meskipun semua jenis wortel bergizi dan sehat, wortel ungu mengandung antioksidan kuat yang disebut antosianin yang memiliki efek mengesankan pada kesehatan Anda. Dengan mengonsumsi wortel ungu dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mata, mendorong penurunan berat badan, dan mengurangi peradangan serta risiko kanker tertentu.
1. Anonym. Carrot Colours - The Pigment Power of Carrots. World Carrot Museum; 2020.
2. Anonym. The Purple (or Maroon) Carrot. World Carrot Museum; 2020.
3. Anonym. Purple Carrots: Nutrition Facts and Health Benefits. Heal With Food; 2020.
4. Anonym. Purple Carrot. Eat This Much Inc; 2020.
5. Uyan, S.E., Baysal, T., Yurdagel, Ü. and El, S.N. Effects of drying process on antioxidant activity of purple carrots. 48(1): 57-60. Nahrung; 2004.
6. Emma Thornton, BSc, MSc, RNutr. Purple carrots – benefits for eye health. A Vogel; 2019.
7. Ahmad, T., Cawood, M., Iqbal, Q., Ariño, A., Batool, A., Tariq, R., Azam, M., & Akhtar, S. Phytochemicals in Daucus carota and Their Health Benefits-Review Article. 8(9): 424. Foods (Basel, Switzerland); 2019.
8. Amy C. Butalla., Tracy E. Crane., Bhimanagouda Patil., Betsy C. Wertheim., Patricia Thompson & Cynthia A. Thomson. Effects of a Carrot Juice Intervention on Plasma Carotenoids, Oxidative Stress, and Inflammation in Overweight Breast Cancer Survivors. 64(2): 331-341. Nutrition and Cancer; 2012.
9. B. Olmedilla, PharmD., F. Granado, PhD., I. Blanco, and M. Vaquero, MD. Lutein, but Not - Tocopherol, Supplementation Improves Visual Function in Patients With Age-Related Cataracts: A 2-y Double-Blind, Placebo-Controlled Pilot Study. 19(1): 21-24. Nutrition; 2003.
10. Burton-Freeman, B., Liyanage, D., Rahman, S., & Edirisinghe, I. Ratios of soluble and insoluble dietary fibers on satiety and energy intake in overweight pre- and postmenopausal women. 4(2), 157–168. Nutrition and Healthy Aging; 2017.
11. Bertoia, M. L., Rimm, E. B., Mukamal, K. J., Hu, F. B., Willett, W. C., & Cassidy, A. Dietary flavonoid intake and weight maintenance: three prospective cohorts of 124,086 US men and women followed for up to 24 years. 352:i17. British Medical Journal (Clinical research ed.); 2016.
12. Kim, Y. J., Ju, J., Song, J. L., Yang, S. G., & Park, K. Y. Anti-Colitic Effect of Purple Carrot on Dextran Sulfate Sodium (DSS)-Induced Colitis in C57BL/6J Mice. 23(1): 77–83. Preventive Nutrition and Food Science; 2018.
13. Ballmer-Weber, B. K., Wüthrich, B., Wangorsch, A., Fötisch, K., Altmann, F., & Vieths, S. Carrot allergy: double-blinded, placebo-controlled food challenge and identification of allergens. 108(2): 301–307. The Journal of Allergy and Clinical Immunology; 2001.
14. Schiappoli, M., Senna, G., Dama, A., Bonadonna, P., Crivellaro, M., & Passalacqua, G. Anaphylaxis due to carrot as hidden food allergen. 30(4): 243–244. Allergologia et Immunopathologia; 2002.
15. Brandon T. Metzger, David M. Barnes, and Jess D. Reed. Purple Carrot (Daucus carota L.) Polyacetylenes Decrease Lipopolysaccharide-Induced Expression of Inflammatory Proteins in Macrophage and Endothelial Cells. 56(10): 3554-3560. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2008.
16. Rhian Williams. Gluten-Free Vegan Purple Carrot Cake. Rhian's Recipes; 2020.
17. Anonym. Carrots. Sweet Water Organic, Community Farm; 2020.
18. John Staughton (BASc, BFA). Purple Carrot: Nutrition & Benefits. Organic Facts, Organic Information Services Pvt Ltd; 2020.