Daftar isi
Cermai, atau yang dalam bahasa ilmiah dikenal dengan nama Phyllanthus acidus (P. acidus), adalah salah satu jenis tanaman berupa pohon yang berasal dari Famili Phyllanthaceae.
Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 12 m, daunnya hijau berbentuk oval dengan ujung yang runcing [1] serta tersusun bergantian pada dua baris vertikal yang berlawanan [2]. Buah pohon cermai ini dapat dikonsumsi.
Pada pohon, buahnya nampak banyak, menonjol, dengan 6 hingga 8 tulang rusuk [3]. Buah cermai berwarna kuning pucat atau putih, lunak, renyah dan berair, dan rasanya asam [4].
Jika dilihat sekilas, buah cermai pada pohon nampak seperti cara tumbuh buah anggur karena bergerombol padat. Buah cermai tergolong dalam kelompok buah berry seperti stroberi dan blueberry.
Tanaman cermai juga dikenal di Indonesia dengan istilah cerme. Namun di beberapa negara lain, P. acidus memiliki sebutan yang berbeda beda.
Sebagai contoh di Bangladesh dikenal dengan nama Arbaroi, di India dikenal dengan nama gooseberry dan star gooseberry [2].
Tidak hanya buahnya saja, bagian lain dari tanaman cermai seperti daun dan akarnya pun memiliki beberapa manfaat.
Hingga saat ini sudah banyak penelitian yang mengungkapkan sisi kelebihan buah cermai.
Beberapa sifat terapeutik lain dari P. acidus yang sudah terbukti yaitu antivirus, antibakteri, neuroprotektif, antifibrosis, dan antikanker [9,10,11,12,13].
Buah cermai walaupun kenampakannya kecil namun ia memiliki banyak kandungan nutrisi. Berikut adalah tabel kandungan nutrisi buah cermai per 100 gram [14].
Kandungan gizi | Jumlah | %AKG |
Energi total | 45.14 kcal | 2% |
Energi dari lemak | 4.89 kcal | |
Lemak total | 0,6 g | 1% |
Lemak jenuh | 0,0 g | 0% |
Lemak trans | – | – |
Protein | 0,9 g | 2% |
Karbohidrat total | 10,2 g | 3% |
Serat pangan | 4,3 | 17% |
Gula | – | – |
Kalsium | 25,0 mg | 2% |
Besi | 0,3 mg | 2% |
Magnesium | 10,0 mg | 2% |
Fosfor | 27,0 mg | 3% |
Kalium | 198 mg | 6% |
Natrium | 1,0 mg | 0% |
Zinc | 0,1 mg | 1% |
Tembaga | 0,1 mg | 4% |
Mangan | 0,1 mg | 7% |
Selenium | 0,6 mcg | 1% |
Vitamin A | 290 IU | 6% |
Vitamin C | 27,7 mg | 46% |
Vitamin E | 0,4 mg | 2% |
Tiamin | 0,0 mg | 3% |
Riboflavin | 0,0 mg | 2% |
Niasin | 0,3 mg | 1% |
Vitamin B6 | 0,1 mg | 4% |
Folat | 6,0 mcg | 1% |
Vitamin B12 | 0,0 mcg | 0% |
Dapat diamati dari tabel di atas bahwa buah cermai memiliki jumlah kalori yang rendah, baik energi total maupun energi dari lemak.
Selain itu, buah kecil ini kaya akan serat pangan, kalium, mangan, vitamin A, vitamin C, serta vitamin B12.
Kandungan gizi buah cermai yang paling tinggi adalah vitamin C, karena mencapai 46% Angka Kecukupan Gizi (AKG). Kemudian disusul dengan kandungan serat pangan cermai yang mencapai 17% AKG.
Di samping itu, penelitian juga menunjukkan bahwa daging buah cermai mengandung senyawa-senyawa fenolik dan flavonoid yang mana berfungsi sebagai antioksidan [2].
Karena kandungan nutrisinya yang melimpah, buah cermai pun mempunyai berbagai manfaat untuk tubuh kita. Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari konsumsi buah cermai.
Konstipasi (sembelit) adalah salah satu penyakit yang kerap dialami ketika kita kurang mengonsumsi makanan tinggi serat seperti sayur-sayuran atau buah-buahan.
Buah cermai merupakan salah satu sumber serat yang berperan dalam melancarkan saluran pencernaan. Serat pangan membantu melancarkan pergerakan dalam saluran pencernaan sehingga dapat mengurangi konstipasi [15].
Penyakit diare sudah sangat umum terjadi, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Diare umumnya ditandai dengan sakit perut yang disertai feses yang terlalu cair.
Buah cermai mengandung serat tidak larut yang membantu memadatkan feses yang terlalu cair sehingga bisa kembali padat [16].
Penyakit diabetes dapat terjadi pada siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Penyakit ini biasanya disebabkan karena pola hidup yang kurang sehat.
Terlalu banyak mengonsumsi gula, kurang olahraga, kurang minum air putih merupakan beberapa pemicu penyakit diabetes.
Serat pangan yang terkandung dalam buah cermai juga berfungsi dalam menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Sehingga, konsumsi buah ini baik untuk mengurangi risiko penyakit diabetes [17].
Dapat dilihat pula pada tabel kandungan nutrisi buah cermai bahwa buah ini tidak mengandung gula. Maka konsumsi buah cermai tidak menimbulkan resiko diabetes.
Pola hidup yang kurang sehat juga seringkali mengarah pada penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan makan makanan yang tinggi lemak.
Serat pangan memiliki fungsi yang begitu penting dalam hal ini.
Serat pangan membantu menurunkan kadar LDL (kolesterol jahat) dalam tubuh , mengurangi adanya tumpukan (plak) lemak pada aliran darah dari dan menuju jantung, sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular [17].
Buah cermai termasuk buah yang kaya akan vitamin C. Vitamin C berperan untuk pembentukan jaringan kolagen pada tubuh [18].
Tentu saja kehadiran kolagen karena vitamin C pada cermai, konsumsi buah ini bermanfaat untuk menjaga kulit agar tetap sehat, kenyal, dan kencang.
Selain vitamin C, buah cermai juga kaya akan vitamin A yang mana membantu memelihara penglihatan [15].
Vitamin A berperan dalam produksi pigmen retina dan menjaga mata agar tetap lembab.
Selain untuk kulit dan mata, kandungan nutrisi buah cermai pun dapat menjaga kesehatan rambut, berfungsi sebagai kondisioner alami, mencegah rambut rontok, mencegah uban, serta membantu mengatasi ketombe [19].
Konsumsi buah cermai dapat membantu menjaga keindahan rambut yang merupakan mahkota setiap wanita.
Kaum wanita tentu selalu ingin tampil menarik walaupun usia semakin bertambah. Tak jarang mereka melakukan upaya untuk menjaga tubuh, terutama bagian wajah, dari penuaan dini.
Kabar baiknya adalah vitamin C dan antioksidan dalam cermai juga mampu membantu meredam radikal bebas yang dapat menyebabkan tanda-tanda penuaan dini seperti keriput dan bintik-bintik [15].
Melihat kandungan gizi dan manfaat buah kecil ini, cermai bisa dijadikan salah satu asupan rutin sehari-hari. Selama konsumsi buah cermai tidak terlalu berlebih, maka tidak ada efek samping yang akan terjadi.
Namun jika konsumsinya berlebihan, maka beberapa dampak akan dirasakan.
Dampak yang paling umum dan sering terjadi apabila mengonsumsi makanan atau minuman yang sifatnya asam, rasanya kecut, akan mengalami sakit perut hingga diare.
Namun resiko ini dapat hilang beberapa hari setelahnya dengan menghentikan atau mengurangi konsumsi buah cermai.
Di bawah ini merupakan beberapa dampak lain yang mungkin terjadi jika ditinjau dari kandungan nutrisi buah cermai:
Karena buah cermai mengandung banyak vitamin C, maka konsumsi berlebih menyebabkan hipervitaminosis C[18].
Kelebihan vitamin C yang umum biasanya ditandai dengan diare, mual, muntah, dan nyeri abdominal. Jika sudah akut maka dapat menyebabkan penyakit batu ginjal [18].
Walaupun kandungan vitamin A pada buah cermai hanya 6% AKG, namun tidak menutup kemungkinan bahwa asupan berlebih buah ini menyebabkan hipervitaminosis A.
Timbunan berlebih vitamin A pada tubuh biasanya ditandai dengan timbulnya pusing, sakit kepala, mual, penurunan kepadatan tulang, hingga perubahan warna kulit menjadi kuning [20].
Serat pangan pada buah cermai memang berperan banyak dalam menjaga kesehatan pencernaan. Namun konsumsi serat yang berlebih pun dapat mengakibatkan perut kembung (bloating) [16].
Gas yang dihasilkan ini adalah produk samping dari proses pencernaan serat oleh bakteri pada usus. Akibatnya perut membesar dan membuat kita tidak nyaman dalam beraktivitas.
Karena apapun yang berlebih itu tidak baik, maka konsumsi buah cermai pun perlu diperhatikan. Kebutuhan nutrisi masing-masing orang berbeda-beda. Banyaknya kebutuhan nutrisinya pun juga tidak selalu sama.
Konsumsi buah cermai dalam batas wajar agar manfaat yang telah disebutkan di atas bisa diperoleh dan efek samping bisa dihindari.
Buah cermai saat belum matang biasanya masih berwarna hijau, kemudian perlahan berubah menjadi kuning hingga keputihan ketika sudah matang [21].
Ketika buah sudah dipetik namun tidak langsung dikonsumsi, maka perlu dilakukan beberapa cara untuk menyimpan buah cermai.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperpanjang umur simpan buah cermai:
Buah cermai dapat dikonsumsi melalui berbagai cara, diantaranya yaitu:
Cuci terlebih dahulu buah cermai sebelum dikonsumsi. Belah cermai menjadi dua bagian lalu dibuang bijinya.
Jus buah cermai bisa menjadi salah satu alternatif lain untuk mengonsumsi cermai. Masukkan beberapa buah cermai ke blender dan tambahkan sedikit air.
Jus cermai bisa dinikmati dengan campuran bahan lain seperti gula pasir atau sirup agar lebih nikmat.
Buah cermai direndam dalam air garam agar daging buahnya menjadi lebih empuk, kemudian dimasak dengan sirup gula [23].
Bubuk buah cermai yang kandungan airnya sangat minim dapat memperpanjang umur simpan. Bubuk ini dapat dikonsumsi sebagai minuman yang dapat dikombinasikan dengan bahan lain seperti madu [15].
Buah cermai rasanya cenderung asam. Tidak semua masyarakat, terutama masyrakat Indonesia menyukai jenis rasa seperti ini.
Oleh karena itu, tidak jarang buah cermai diberi tambahan gula dan diolah dengan berbagai cara untuk mengurangi rasa asam buah dan agar sesuai dengan lidah masing-masing konsumen.
1) Alida Pérez-Colmenares, Ysbelia Obregón-Díaz, Luis Rojas-Fermín, Rosa Aparicio-Zambrano, Juan Carmona-Arzola & Alfredo Usubillaga. 2018. Natural Product Communications. Chemical Composition of the Essential Oil of Phyllanthus acidus.
2) Tahira Foyzun, Koly Aktar & Mohammad Ashraf Uddin. 2016. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical. Evaluation of Antioxidant, Cytotoxic and Antimicrobial Activity of Phyllanthus acidus.
3) N. Ashwini Kumari, Asish Bhaumik & Rinku Kumari. 2015. World Journal of Pharmaceutical and Medical Research. Phytochemical Screening and Evaluation of Anxiolytic Activity of Various Extracts of Fruit of Phyllanthus acidus.
4) L. Padmapriya & T. V. Poonguzhali. 2015. International Journal of Current Research. Antibacterial and Antioxidant Potential of the Acetone Extract of the Fruit of Phyllanthus acidus L.
5) Moniruzzaman M, Asaduzzaman M, Hossain M. S, Sarker J, Rahman S. M, Rashid M, Rahman M. M. 2015. BMC complementary and alternative medicine. In vitro antioxidant and cholinesterase inhibitory activities of methanolic fruit extract of Phyllanthus acidus.
6) Christophe Wiart. 2006. New Jersey: Human Press. Ethnopharmacology of medicinal plants: Asia and the Pacific.
7) Chongsa W, Radenahmad N, Jansakul C. 2014. Journal of ethnopharmacology. Six weeks oral gavage of a Phyllanthus acidus leaf water extract decreased
visceral fat, the serum lipid profle and liver lipid accumulation in middle-aged male rats.
8) Leeya Y, Mulvany M. J, Queiroz E. F, Marston A, Hostettmann K, Jansakul C. 2010. European Journal of Pharmacology. Hypotensive activity of an n-butanol extract and their purified compounds from leaves of Phyllanthus acidus (L.) Skeels in rats.
9) Sataporn Direkbusarakom, Angkana Herunsalee, Mamoru Yoshimizu & Yoshio Ezura. 1996. Fish Pathology. Antiviral Activity of Several Thai Traditional Herb Extracts against Fish Pathogenic Viruses.
10) Meléndez P. A, Capriles V.A. 2006. Phytomedicine. Antibacterial properties of tropical plants from Puerto Rico.
11) Ingkaninan K, Temkitthawon P, Chuenchom K, Yuyaem T & Thongnoi W. 2003. Journal of Ethnopharmacology. Screening for acetylcholinesterase inhibitory activity in plants used in Thai traditional rejuvenating and neurotonic remedies.
12) Sousa M, Ousingsawat J, Seitz R, Puntheeranurak S, Regalado A, Schmidt A, Grego T, Jansakul C, Amaral M. D, Schreiber R, Kunzelmann K. 2007. Molecular Pharmacology. An Extract from the Medicinal Plant Phyllanthus acidus and Its Isolated Compounds Induce Airway Chloride Secretion: A Potential Treatment for Cystic Fibrosis.
13) Chulabhorn Mahidol, Hunsa Prawat, Vilailak Prachyawarakorn & Somsak Ruchirawat. 2002. Phytochemistry Reviews. Investigation of some bioactive Thai medicinal plants.
14) Anonim. Self Nutrition Data Know What You Eat. Gooseberries, Raw Nutrition Facts & Calories.
15) Meenakshi Nagdeve & Vanessa Voltolina MS, RD. 2020. Organic Facts Let's Get Healthy Together. Top 15 Benefits of Indian Gooseberry or Amla.
16) Danielle Dresden & Natalie Olsen, RD, LD, ACSM EP-C. 2018. Medical News Today. How much fiber is too much.
17) Wendy J. Dahl PhD RD & Maria L. Stewart PhD. 2015. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics. Position of the Academy of Nutrition and Dietetics: Health Implications of Dietary Fiber.
18) Rachel Nall, RN, MSN, CRNA & Elaine K. Luo, MD. 2019. Medical News Today. What happens when you take too much vitamin C.
19) Anonim. Harcourt Health. 22 Best Benefits of Gooseberries/Amla for Skin, Hair and Health.
20) G. Elango, D. D. Venkataraman, S. Venkata Rao & V. S. Ravi Kiran. 2015. International Journal of Biomedical Research. Hypervitaminosis.
21) N. P. Minh, H. Q. Khai, N. T. Loan & L. V. Duc. 2019. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Some Variables Affecting To Gooseberry (Phyllanthus acidus) Wine Fermentation.
22) Kundan Kishore, K.A. Pathak and Rinku Bharali. 2005. Indian Horticulture. Star gooseberry: an under-utilized fruit of northeastern region.
23) Deepa Samant. 2016. Krishisewa. Star Gooseberry Preserve: A Nutritive Value Added Product of Berry.