Penyakit & Kelainan

Darah Encer: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Darah Encer?

Darah encer atau yang juga dikenal sebagai trombositopenia, merupakan suatu kondisi saat jumlah trombosit kurang dari jumlah normal. Jumlah normal dari trombosit, berkisar antara 150.000 sampai 450.000 trombosit per mikroliter darah. Sedangkan trombosit sendiri, merupakan sel kecil yang tidak berwarna dan memiliki peranan membantu proses pembekuan darah [1].

Darah encer dapat dialami oleh seseorang sebagai faktor keturunan. Karakteristik penting untuk mengenali bahwa darah encer adalah keturunan yaitu, presentasi usia dan kronisitas/durasi gejala. Darah encer secara keturunan, diketahui jelas terlihat saat periode perinatal atau saat anak mulai, merangkak dan berjalan [4].

Perbedaan Darah Kental dan Darah Encer

Apabila darah encer merupakan kondisi saat kurangnya sel darah, darah kental justru sebaliknya. Darah kental merupakan kondisi di mana darah lebih kental dari biasanya (hiperkoagulabilitas). Darah kental dapat disebabkan oleh [3]:

  1. Kelebihan sel darah dalam sirkulasi,
  2. Penyakit yang memengaruhi pembekuan darah,
  3. Kelebihan protein pembekuan dalam darah,
  4. Kanker,
  5. Lupus,
  6. Polisitemia vera,
  7. Kekurangan protein C dan defisiensi protein S,
  8. Mutasi protrombin, dan
  9. Merokok yang menyebabkan rusaknya jaringan.

Seseorang yang memiliki darah kental justru beresiko mengalami pembekuan darah, baik di pembuluh ataupun arteri. Gumpalan darah yang terjadi dapat memengaruhi aliran darah ke area utama tubuh, dan berakibat pada jaringan yang tidak dapat bertahan hidup [3].

Gejala Darah Encer

Gejala yang dialami oleh penderita darah encer bermacam-macam, bahkan ada beberapa yang mungkin tidak mengalami gejala apapun. Gejala yang dialami, bergantung pada seberapa rendah jumlah trombosit dalam tubuh. Beberapa gejala yang umum dialami saat jumlah trombosit rendah [2]:

  1. Memar merah, ungu, atau coklat,
  2. Mimisan,
  3. Gusi berdarah,
  4. Pendarahan yang tak kunjung berhenti pada luka, dan
  5. Pendarahan berat saat menstruasi.

Berikut beberapa gejala yang dialami oleh penderita trompositopenia parah [2]:

  1. Terdapat darah pada tinja,
  2. Darah dalam urin,
  3. Muntah darah, dan
  4. Pendarahan pada otak (jarang terjadi).

Penyebab Darah Encer

  • Sumsum Tulang Belakang Bermasalah

Sumsum tulang belakang merupakan tempat di mana trombosit dihasilkan. Salah satu penyebab penurunan jumlah trombosit dalam darah yaitu, ketidakmampuan sumsum tulang belakang dalam memproduksi trombosit. Hal ini dikarenakan [2]:

  1. Anemia aplastik,
  2. Kekurangan vitamin,
  3. Infeksi virus,
  4. Paparan kemoterapi, radiasi, atau bahan kimia beracun,
  5. Jenis kanker tertentu, seperti leukimia dan limfoma,
  6. Mielodisplasia (penyakit yang disebabkan oleh kerusakan pada sel darah), dan
  7. Kondisi genetik, seperti mengalami sindrom May-Hegglin dan Wiskott-Aldrich.
  • Kekurangan Nutrisi

Seseorang yang menjalani proses diet diketahui lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi, yang berakibat pada penurunan jumlah trombosit. Terutama apabila diet yang dilakukan rendah zat besi, folat, atau vitamin B-12. Selain itu, mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar, akan memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin B-12 dan akan berdampak pada turunnya jumlah trombosit [1].

  • Infeksi

Infeksi yang terjadi dalam tubuh, dapat menekan produksi trombosit ataupun sebaliknya. Berikut beberapa infeksi secara umum, yang menjadi penyebab berkurangnya jumlah trombosit [1]:

  1. Human immunodeficiency virus (HIV),
  2. Epstein-Barr,
  3. Hepatitis C,
  4. Penyakit gondok, dan
  5. Rubella.
  • Penghancuran Trombosit

Seseorang penderita darah encer, hanya mampu menyimpan trombosit hidup selama 7-10 hari. Aktivitas dalam jumlah banyak, mampu mempercepat proses penghancuran trombosit. Beberapa penyebab tubuh menghancurkan trombosit [2]:

  1. Efek samping dari obat-obatan, termasuk diuretik (mengobati tekanan darah tinggi), beberapa antibiotik, heparin (pengencer darah), dan obat anti kejang [1],
  2. Limfa yang membesar,
  3. Gangguan autoimun seperti trombositopenia imun (ITP), lupus, atau rheumatoid arthritis,
  4. Kehamilan,
  5. Infeksi bakteri dalam darah,
  6. Mengalami kondisi yang serius, seperti purpura trombositopenik trombotik, sindrom uremik hemolitik, dan koagulasi intravaskular diseminata,
  7. Pembedahan.

Kapan Harus ke Dokter?

Seseorang yang diketahui mengalami gejala serius pada kondisi trombositopenia parah, seperti luka yang tidak berhenti berdarah, terdapat darah pada tinja atau urin, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter terdekat [2].

Dokter akan melakukan beberapa diagnosis, untuk memastikan seseorang mengalami darah encer, dengan beberapa diagnosis [2]:

  • Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang mengalami memar atau terdapat titik-titik merah dan ungu kecil, yang dikenal sebagai petechiae. Dokter juga akan memeriksa limfa atau hati yang mungkin membesar

  • Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sangat penting untuk diketahui. Berikut beberapa hal yang mungkin ditanyakan dokter, saat memeriksa riwayat kesehatan anda:

  1. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan pendarahan
  2. Obat yang dikonsumsi
  3. Suplemen herbal yang dikonsumsi
  4. Pola makan
  5. Asupan alkohol dan penggunaan obat secara intravena (melalui injeksi atau infus pada intravena)
  6. Metode perlindungan saat seks yang mungkin dilakukan.
  • Tes

Tes lebih lanjut akan sangat mungkin disarankan oleh dokter, untuk menentukan penyebab dari darah encer secara pasti. Tes tersebut meliputi:

  • Tes darah, dilakukan untuk mendiagnosis jumlah trombosit dalam darah, melalui tes CBC.
  • Ultrasonografi (USG), dilakukan apabila dokter mencurigai adanya pembesaran pada limfa.
  • Aspirasi dan biopsi sumsum tulang. Tes secara aspirasi dilakukan dengan mengeluarkan sejumlah kecil sumsum tulang, sedangkan biopsi dilakukan dengan mengambil sampel sumsum tulang inti (biasanya tulang pinggul).

Setelah semua tes dilakukan, dokter kemudian dapat menyimpulkan penyebab maupun langkah pengobatan yang tepat, yang akan dilakukan.

Pengobatan Darah Encer

  • Mengatasi Penyebab Darah Encer

Pengobatan dilakukan dengan melihat penyebabnya. Apabila penyebab darah encer adalah penggunaan obat heparin, maka dokter akan menyarankan untuk beralih ke obat anti-trombosit yang berbeda. Apabila alkohol yang menjadi penyebab, maka dokter akan menyarankan untuk mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol. Begitupun dengan penyebab lainnya [1].

  • Mongkonsumsi Obat-obatan

Obat-obatan yang mampu mengatasi darah encer yaitu, kortikosteroid seperti prednison yang mampu memperlambat penghancuran trombosit. Selain itu, obat-obatan seperti eltrombopag (promacta) dan romiplostim (nplate), yang mampu membantu tubuh memproduksi lebih banyak trombosit [1].

  • Tranfusi Trombosit

Tranfusi trombosit dilakukan untuk mempercepat tubuh dalam menghasilkan trombosit [1].

1. James Roland, Elaine K. Luo, M.D. What does it mean to have thin blood?. Healthline; 2018.
2. Amialya Elder, Megan Soliman, MD. Low platelet count (thrombocytopenia). Healthline; 2021.
3. Rachel Nall, MSN, CRNA, Daniel Murrell, M.D. Thick blood (hypercoagulability). Healthline; 2018.
4. Jonathan G. Drachman. Inherited thrombocytopenia: when a low platelet count does not mean ITP. Blood; 2004.

Share