Daftar isi
Demam tifoid atau tipes tejadi ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri bernama Salmonella typhi melalui makanan dan air yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi. [3]
Infeksi bakteri Salmonella typhi dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan komplikasi serius apabila tidak segera mendapatkan perawatan. [4]
Anak-anak hingga orang dewasa dapat menderita infeksi ini, namun anak-anak paling berisiko terserang demam tifoid. [4]
Apa bedanya demam tifoid dan demam paratifoid?
Demam tifoid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Sedangkan, demam paratyphoid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Paratyphi. [2, 5]
Berikut ini ialah fakta-fakta terkait demam tifoid: [1,2,6,7]
Siapa yang paling berisiko?
Demam tifoid paling umum terjadi di tempat-tempat di seluruh dunia yang memiliki sanitasi buruk dan akses air bersih yang terbatas. [2, 4]
Tempat dengan kasus demam tifoid paling banyak adalah India, Afrika, Asia Selatan dan Tenggara, dan Amerika Selatan. Sementara di Inggris kasus demam tifoid jarang sekali terjadi. [4]
Kasus demam tifoid paling sering terjadi pada anak-anak. Meski gejalanya cenderung lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa. [4]
Demam tifoid disebabkan oleh jenis bakteri Salmonella typhi yang menyebar melalui makanan, air atau kotoran. [2, 3, 4, 5]
Jika penderita demam tifoid tidak mencuci tangan dengan benar setelah pergi ke kamar mandi, mereka dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain yang memakan makanan yang terkontaminasi.
Di negara dengan dengan sanitasi buruk limbah manusia yang terinfeksi dapat mencemari pasokan air. [4]
Selain itu, melakukan hubungan seks dengan seseorang yang merupakan pembawa bakteri Salmonella typhi juga dapat membuat Anda tertular demam tifoid.
Sejumlah orang yang sembuh dari demam tifoid tanpa perawatan dapat menjadi pembawa infeksi. Itu artinya bakteri Salmonella typhi terus hidup di tubuh mereka dan dapat menyebarkan infeksi kepada orang lain meskipun mereka tidak lagi memiliki tanda atau gejala penyakit itu. [3, 4]
Gejala demam tifoid cenderung berkembang secara bertahap selama satu hingga tiga minggu setelah terpapar penyakit. Ketika muncul awalnya Anda akan mengalami: [3]
Kemudian apabila tidak segera diobati Anda akan mengalami: [3]
Demam tifoid yang tidak segera diobati ini akan memerlukan waktu lama untuk sembuh yakni berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan lamanya dan gejalanya pun sewaktu-waktu dapat kembali. Untuk itu segeralah lakukan pengobatan ketika gejala-gejala di atas mulai muncul. [4]
Kapan harus ke dokter?
Temui dokter sesegera mungkin jika Anda memiliki tanda-tanda dan gejala demam tifoid terutama ika Anda baru saja bepergian ke luar negeri. Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit menular karena mereka mungkin dapat mengenali dan mengobati penyakit Anda lebih cepat. [3, 4]
Pendarahan atau Usus Berlubang
Komplikasi ini adalah komplikasi yang paling serius dari demam tifoid. Tanda-tanda dan gejala komplikasi ini seperti sakit perut yang parah, mual, muntah dan infeksi aliran darah (sepsis). Kondisi ini bisa berakibat fatal apabila tidak segera mendapat pertolongan medis. [3, 4]
Komplikasi Lainnya
Komplikasi lainnya yang jarang terjadi yaitu: [3]
Petama dokter biasanya akan menanyakan mengenai gejala yang Anda alami, riwayat kesehatan dan perjalanan Anda. [3]
Setelah itu dokter dapat melakukan identifikasi Salmonella typhi dengan meminta sampel darah Anda, cairan tubuh seperti urin, feses atau jaringan tubuh lainnya.
Dokter akan membiakkan sampel tersebut pada media khusus yang mendorong pertumbuhan bakteri. Kemudian kultur diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya bakteri tifoid.
Selain tes telah disebutkan dalam beberapa kasus dapat pula dilakukan tes lainnya seperti tes untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri tifoid dalam darah Anda atau tes yang memeriksa DNA tifoid dalam darah Anda. [3, 5]
Antibiotik
Terapi antibiotik adalah satu-satunya pengobatan yang efektif untuk demam tifoid. Beberapa Antibiotik yang efektif untuk pengobatan demam tifoid meliputi: [2, 3, 4]
1. Ciprofloxacin (Cipro)
Ciprofloxacin diresepkan bagi orang dewasa yang tidak hamil. Obat lain yang juga dapat digunakan yaitu ofloxacin. Sayangnya, banyak bakteri Salmonella typhi tidak lagi rentan terhadap antibiotik jenis ini, terutama jenis yang didapat di Asia Tenggara. [2, 3]
2. Azitromisin (Zithromax)
Antibiotik ini dapat digunakan jika seseorang tidak dapat menggunakan ciprofloxacin. [3]
3. Ceftriaxone
Untuk orang yang tidak dapat menggunakan ciprofloxacin, seperti anak-anak dapat menggunakan obat ini. Antibiotik yang dapat disuntikkan ini adalah alternatif untuk infeksi yang lebih rumit atau serius. [3]
Obat-obatan di atas dapat menyebabkan efek samping, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan perkembangan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. [3, 4]
Pengobatan Lainnya
1. Minum Air
Minum air dapat membantu mencegah dehidrasi akibat demam dan diare yang berkepanjangan. Jika Anda mengalami dehidrasi parah, Anda mungkin perlu menerima cairan melalui vena (intravena).
2. Operasi
Jikademam tifoid sudah parah dan menyebabkan usus Anda berlubang, Anda perlu operasi untuk memperbaiki lubangnya. [3]
Jika Anda telah pulih dari demam tifoid, langkah-langkah ini dapat membantu menjaga orang lain tetap aman: [3]
Ikuti saran yang dokter berikan dengan meminum atibiotik dan pastikan Anda menghabiskan antibiotik yang diresepkan.
Hal ini adalah yang paling penting Anda lakukan untuk mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain. Gunakan sabun yang telah diberi air panas dan gosok tangan Anda setidaknya selama 30 detik, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
Mintalah orang lain untuk menggantikan Anda menyiapkan makanan. Hal ini agar Anda tidak menyentuh makanan yang dapat membuat orang lain ikut tertular. Jika Anda bekerja di industri makanan atau fasilitas kesehatan, Anda tidak akan diperbolehkan untuk kembali bekerja sampai tes menunjukkan bahwa Anda tidak lagi terinfeksi. [3]
Selain memastikan air minum yang aman dan menjaga sanitasi yang baik, kita juga dapat mencegah dan mengendalikan demam tifoid dengan cara melakukan vaksinasi.
Vaksin demam tifoid dianjurkan jika Anda tinggal di atau bepergian ke daerah-daerah di mana risiko terkena demam tifoid tinggi. [3, 4]
Ada dua vaksin yang tersedia:
Vaksin tidak 100% efektif, dan keduanya membutuhkan imunisasi ulang, karena efektivitas vaksin berkurang dari waktu ke waktu. Sama seperti obat-obatan lainnya vaksin ini juga dapat memberikan efek samping seperti sakit perut, sakit kepala, dan diare.
Selain itu anda juga bisa melakukan langkah-langkah ini untuk mencegah demam tifoid ketika bepergian ke daerah yang berisiko tinggi: [3]
1. Cuci Tangan Anda
Sering mencuci tangan dengan air sabun yang panas adalah cara terbaik untuk mengendalikan infeksi. Cucilah tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan dan setelah menggunakan toilet.
Bawalah hand sanitizer atau pembersih tangan mengandung alkohol untuk alternatif ketika air tidak tersedia. [3]
2. Hindari Minum Air Putih yang Tidak Diolah
Untuk menghindari agar Anda tidak meminum air yang terkontaminasi ada baiknya minumlah hanya air botolan atau minuman kaleng, anggur dan bir berkarbonasi. Air botolan berkarbonasi lebih aman daripada air kemasan tidak berkarbonasi.
Minumlah minuman tanpa es. Gunakan air kemasan untuk menggosok gigi dan cobalah untuk tidak menelan air di kamar mandi. [3]
3. Hindari Buah dan Sayuran Mentah
Hindari produk mentah seperti buah-buahan dan sayuran yang tidak dapat dikupas karena produk tersebut bisa saja dicuci dengan air yang tidak aman.
4. Pilih Makanan Panas
Hindari makanan yang disimpan atau disajikan pada suhu kamar. Makan-makanan yang dikukus lebih baik untuk Anda konsumsi. Hindari makanan yang disajikan dari pedagang kaki lima karena lebih mungkin terkontaminasi meskipun belum tentu makanan yang disajikan di restoran sudah pasti aman.
1) Rois Kurnia Saputra, Ruslan Majid, Hartati Bahar. 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Kebiasaan Makan Dengan Gejala Demam Thypoid Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2017.
2) Anonim. 2018. Centers for Disease Control Prevention. Typhoid Fever and Paratyphoid Fever
3) Anonim. 2018. Mayo Clinic. Typhoid fever
4) Anonim. 2020. nhs.uk. Typhoid fever
5). Anonim. 2020. Webmd. Typhoid Fever
6) Anonim. 2018. World Health Organization. Typhoid
7) Jerry R. Balentine. 2020. Medicinenet. Typhoid Fever