Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Docosahexanoic acid atau DHA adalah salah satu senyawa asam lemak omega-3 yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan organ tubuh janin, terutama otak dan mata, sejak dalam kandungan. Secara
DHA merupakan singkatan dari docosahexaenoic acid. DHA merupakan suatu lemak yakni asam lemak omega-3 dan terdapat di dalam ikan salmon. [1]
DHA adalah senyawa penting untuk membangun membran sel yang fleksibel dan responsif, menjembantani reaksi sistem kekebalan tubuh selama kita hidup. [2]
Daftar isi
DHA memainkan peranan penting dalam setiap sel di dalam tubuh. Untuk kesehatan optimal otak, kulit, dan mata bergantung pada asupan DHA dalam jumlah cukup. [3]
Sebuah ulasan penelitian pada tahun 2020 menunjukkan bahwa DHA membantu memperbaiki suasana hati depresif pada masa perinatal (masa akhir kehamilan sampai masa awal pasca melahirkan). [3]
Selama masa perkembangan janin, DHA dengan segera terakumulasi pada jaringan spesifik yang dibutuhkan setelah kelahiran yakni otak, mata, hati, jaringan adiposa (lemak), dan otot rangka. [2]
DHA berpengaruh dalam komposisi tubuh anak di masa depan dan juga resiko alergi pada anak. [2]
Selain itu, asupan DHA selama masa kehamilan juga berpengaruh dalam mengurangi gangguan suasana hati setelah melahirkan. [3]
Indeks masa tubuh yang tinggi dikaitkan dengan resiko besar mengembangkan masalah metabolisme seperti ketidakseimbangan gula dan penyakit hati berlemak. [2]
Beberapa studi pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa kadar DHA yang tinggi selama kehamilan berhubungan dengan sedikitnya jaringan lemak pada anak, rendahnya indeks masa tubuh dan banyaknya masa otot tanpa lemak. [2]
Ada juga kemungkinan bahwa konsumsi DHA selama masa kehamilan dapat menurunkan resiko anak mengembangkan masalah sistem kekebalan tubuh tertentu. [2]
Sebuah studi yang dilakukan pada anak-anak berumur 6 tahun dengan kondisi ibunya menerima asupan DHA di masa kehamilan membuktikan bahwa presentase alergi berkurang sebanyak 34% dibandingkan dengan yang tidak menerima asupan DHA. [2]
Hal ini didapat setelah anak-anak tersebut menjalani tes tusuk kulit dengan alergen tungau debu. [2]
Rendahnya kadar DHA pada ibu hamil menjelang masa kelahiran telah dikaitkan dengan peningkatan resiko gangguan suasana hati setelah melahirkan (postpartum mood disturbance). [2]
Gangguan suasana hati setelah melahirkan ditandai dengan gejala sedih, marah, cemas, kesulitan tidur yang berlangsung lebih dari 2 minggu atau gejala tersebut dirasakan sangat parah. [7]
Peneliti masih menyelidiki bagaimana DHA dapat membantu atau mencegah timbulnya gejala asma pada anak. Sebuah studi pada tahun 2018 menganjurkan pemberian suplemen minyak ikan pada ibu hamil untuk mengurangi asma pada anak. [6]
Studi yang dilakukan oleh Universitas Kansas mendukung klaim pemberian suplemen DHA mampu mengurangi resiko melahirkan prematur. [6]
Ambang batas konsentrasi DHA dalam plasma darah ibu hamil antara 2% dan 2,5%. Di bawah ambang batas ini, terjadi peningkatan yang signifikan terhadap resiko melahirkan prematur. Pengukuran dilakukan pada minggu kesembilan dan minggu kedua puluh lima. [6]
Studi pengamatan menunjukkan bahwa pre-eklampsia dikaitkan dengan rendahnya asupan omega-3 asam lemak poli tak jenuh rantai panjang (long-chain polyunsaturated fatty acid/ LCPUFA). Salah satu jenis LCPUFA adalah DHA. [5]
Konsumsi DHA selama masa kehamilan membantu mendukung pertumbuhan bayi seperti perkembangan otak, perkembangan mata dan perkembangan sistem saraf. [3]
Perkembangan otak yang didapatkan dari asupan DHA selama kehamilan pada tiap trimesternya adalah: [3]
Selain itu, DHA merupakan lemak yang paling lazim dijumpai di otak dan dapat mempengaruhi perkembangan terhadap kemampuan kognitif termasuk lamanya jangka waktu konsentrasi pada bayi. [3]
Selama masa kehamilan, kebutuhan DHA per hari adalah sebanyak 200 mg. Hal ini dibutuhkan untuk membantu otak dan mata bayi berkembang. [1]
Otak janin mulai berkembang pada trimester pertama sekitar minggu kelima dan terus berjalan selama masa kehamilan. [3]
Bagi ibu hamil yang mengkonsumsi DHA walaupun hanya beberapa minggu terakhir menjelang kelahiran akan memiliki bayi dengan kadar DHA yang tinggi. [2]
Sehingga tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai mengkonsumsi DHA selama masa kehamilan. [2]
Ada beberapa sumber alami dari DHA. Berikut ini diberikan daftar makanan yang mengandung DHA: [1,3]
Ikan di atas merupakan jenis ikan dengan kandungan merkuri yang rendah. Konsumsi ikan tersebut harus dibatasi antara 220 gram sampai 340 gram per minggu. [1,3]
Selain ikan dengan kandungan merkuri rendah, ikan berlemak lainnya dan makanan laut juga dapat menjadi sumber DHA. [3]
Sumber lain DHA dapat juga ditemukan dalam makanan di bawah ini walaupun kandungan DHA-nya lebih rendah. [1,3]
Sedangkan sumber DHA yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan dapat dilihat pada daftar di bawah ini: [8]
Jika ibu hamil mengalami kekurangan asupan DHA maka akan menghadapi kelahiran prematur (kurang dari 34 minggu). [2]
Bayi yang lahir dengan asupan DHA yang kurang memiliki kecenderungan untuk mengalami rendahnya berat badan saat lahir, mengalami penglihatan dan perkembangan kognitif yang agak lambat. [2]
Asupan DHA yang tidak mencukupi selama masa kehamilan dapat mengganggu perkembangan janin. Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan DHA selama kehamilan membantu mencegah kelahiran prematur.[3]
Salah satu alasan penyebab kelahiran prematur yang diterima secara luas adalah iskemia uteroplasenta (berkurangnya pasokan darah ke organ rahim dan plasenta). Iskemia ini terjadi akibat gangguan selama proses plasentasi (pembentukan plasenta). [4]
Iskemia ini dapat dicegah dengan pemberian suplemen DHA sejak masa awal kehamilan. [4]
Pre-eklampsia merupakan gangguan berbahaya dalam kehamilan. Gangguan ini didefinisikan sebagai hipertensi (tekanan darah tinggi) dengan adanya proteinuria (terdapat protein di dalam urin). [5]
Sebuah penelitian menunjukkan perbandingan pada ibu hamil yang mendapatkan suplemen DHA dengan yang tidak. Hasilnya, ibu yang mendapatkan mempunyai resiko lebih rendah untuk terkena pre-eklampsia. [6]
1. Anonim. Vitamins and Other Nutrients During Pregnancy. Marchofdimes; 2020.
2. Sharon Matheny. Why Do I Need DHA During Pregnancy? Nordicnaturals; 2018.
3. Sara Lindberg. DHA and Pregnancy: What You Need to Know. Healthline; 2020.
4. Ryszard Lauterbach. EPA + DHA in Prevention of Early Preterm Birth – Do We Know How to Apply it? Ebiomedicine; 2018.
5. Denis I. Burchakov Irina V. Kuznetsova, dan Yuliya B. Uspenskaya. Omega-3 Long-Chain Polyunsaturated Fatty Acids and Preeclampsia: Trials Say “No,” but Is It the Final Word? Nutrients; 2017.
6. Cathy Wong. DHA Health Benefits in Pregnancy. Verywellfamily; 2020.
7. Anonim. Postpartum Mood Disorders: What New Moms Need to Know. Hopkinsmedicine; 2020.
8. James A Greenberg, Stacey J Bell, dan Wendy Van Ausdal. Omega-3 Fatty Acid Supplementation During Pregnancy. Reviews in Obstetric and Gynecology; 2008.