Tinjauan Medis : dr. Fithriani Salma
Dishidrosis dikenal juga dengan eksim dishidrotik, atau pomphylox. Kondisi ini ditandai dengan vesikel berbentuk seperti sagu atau kulit yang melepuh (blister) yang sangat gatal dan panas, kemudian melepuh
Daftar isi
Dishidrosis adalah kondisi kulit yang melepuh dan disertai gatal pada jari, tangan atau kaki. Kondisi ini umumnya berlangsung sekitar tiga minggu. Setelah melepuh kemudian kulit mengering, dan mungkin terlihat bersisik. Lepuh pada kulit biasanya dapat kambuh sebelum Anda sembuh sepenuhnya. [1]
Penyakit yang juga dikenal sebagai eksim dishidrotik (DE), eksim palmoplantar akut atau pompholyx ini umumnya terjadi pada orang dewasa yang berada pada usia sebelum 40 tahun, jarang pada usia di bawah 10 tahun. [3]
Istilah dyshidrotic dipakai karena awalnya diduga akibat gangguan kelenjar keringat, tetapi saat ini beberapa sumber menyatakan tidak ada hubungan kausatif. Kata pompholyx diambil dari istilah bahasa Yunani yang berarti “bubble” sesuai gambaran klinis penyakit tersebut. [4]
Dishidrosis terjadi sekitar 5-20% dari seluruh kasus dermatitis pada tangan. Penyakit ini dapat dijumpai di hampir seluruh dunia, namun lebih banyak ditemukan pada ras Asia, lebih banyak pada wanita. Biasanya lebih sering di iklim panas, selama musim semi dan musim panas.
Berikut di bawah ini fakta-fakta mengenai dishidrosis: [4, 5]
Tinjauan: Dishidrosis adalah kondisi kulit yang menyebabkan lepuh dan gatal, umumnya terjadi pada orang dewasa baik pria dan wanita.
Hingga kini, penyebab pasti dari dishidrosis belum dapat diketahui. Namun para ahli menduga bahwa kondisi ini dipicu oleh beberapa hal seperti: [2, 4]
Berdasarkan penelitian dari Guillet, dkk. (2007) mengungkap bahwa ada berbagai faktor yang diduga menimbulkan dermatitis dishidrotik. Dari 120 pasien dermatitis dishidrotik, didapatkan alergi kontak (67,5%) terutama akibat kosmetik (lanolin alcohol, cocamidopropyl betaine, lauryl sulfate, thimerosal, propylene glycol, dan octyl gallate), produk higiene (sabun, shower gel, sampo, krim cukur), ataupun bahan metal; reaksi internal terhadap obat, makanan, atau hapten nikel (6,7%); mikosis (10,8%); dan idiopatik (15,0%).
Siapa yang paling berisiko terkena dishidrosis?
Dishidrosis bisa dialami oleh siapa pun. Tetapi umumnya terjadi pada orang dewasa yang berusia antara 20 sampai 40 tahun. 5 hingga 20 persen dari orang yang memiliki penyakit dermatitis tangan juga memiliki eksim dishidrotik. [2]
Kasus dishidrosis lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Hal ini diduga karena wanita lebih sering terpapar pada iritasi kulit daripada pria. Iritasi ini termasuk hal-hal seperti nikel atau kobalt dalam perhiasan.
Anda berisiko lebih tinggi terkena dishidrosis jika: [2]
Gejala dishidrosis dapat muncul sewaktu-waktu. Lamanya gejala ini berlangsung selama beberapa minggu. Gejala dishidrosis yang paling umum adalah: [2]
Sering menggaruk lepuh dapat membuat kulit pada jari, tangan, dan kaki Anda menebal atau semakin besar. Lepuh yang besar atau area lepuh yang luas dapat terinfeksi dan dapat terasa menyakitkan.
Kapan harus ke dokter?
Apabila terdapat ruam di tangan atau kaki Anda yang tidak sembuh dengan sendirinya segerlah hubungi dokter Anda agar tidak menjadi masalah yang lebih serius atau komplikasi. [2]
Konsultasikanlah keadaan Anda dengan dokter karena tubuh setiap orang bereaksi dengan cara yang berbeda-beda. Dokter dapat memberikan saran terbaik untuk mengatasi dishidrosis Anda. [2]
Dishirdrosis bisa menimbulkan komplikasi. Komplikasi utama dari dishidrosis biasanya rasa tidak nyaman dari gatal dan rasa sakit dari lepuh.Kondisi ini kadang-kadang bisa menjadi sangat parah apabila Anda banyak beraktivitas menggunakan tangan atau bahkan berjalan.
Anda juga berisiko terkena infeksi di area ini. Selain itu, gatal-gatal atau sakit yang parah dapat mengganggu kualitas tidur Anda. [3]
Dalam banyak kasus dokter Anda dapat mendiagnosis dishidrosis dengan memeriksa kulit Anda dengan baik. Dokter terkadang dapat memilih untuk menjalankan tes tertentu dikarenakan gejala dishidrosis mirip dengan gejala kondisi kulit lainnya. [3]
Tes-tes ini termasuk biopsi kulit, yakni tes yang memerlukan pengangkatan sedikit kulit untuk pengujian laboratorium. Biopsi dapat menyingkirkan kemungkinan penyebab lepuh Anda, seperti infeksi jamur. [3]
Jika dokter Anda percaya bahwa dishidrosis yang Anda miliki berhubungan langsung dengan alergi, mereka juga dapat merekomendasikan Anda untuk tes kulit alergi. [3]
Pengobatan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan tanda dan gejala Anda. Untuk kasus ringan, biasanya diobati dengan krim atau salep kortikosteroid yang Anda oleskan langsung ke kulit Anda. Untuk kasus yang lebih parah, dokter akan memberikan resep steroid topikal, injeksi steroid, atau pil. [1, 2, 3, 6]
Kortikosteroid dapat berupa krim dan salep yang dapat membantu mempercepat hilangnya lepuh. Anda dapat membungkus area yang dirawat dengan bungkus plastik agar dapat meningkatkan penyerapan obat. Kompres lembab juga dapat diterapkan setelah pemberian kortikosteroid untuk meningkatkan penyerapan obat.
Dalam kasus yang parah, dokter Anda mungkin meresepkan pil kortikosteroid, seperti prednison. Penggunaan steroid jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang serius. [1,2]
Jika perawatan lain tidak efektif, dokter Anda dapat merekomendasikan jenis terapi cahaya khusus yang menggabungkan paparan sinar ultraviolet dengan obat-obatan yang membantu membuat kulit Anda lebih reseptif terhadap efek cahaya jenis ini.
Radioterapi dengan Grenz ray ataupun Xray konvensional (300 rad) tunggal atau kombinasi dengan kortikosteroid topikal dapat digunakan untuk dishidrosis tangan yang suit sembuh dengan terapi konvensional.
Orang yang ingin membatasi paparan steroid dapat dibantu dengan mengkonsumsi obat-obatan seperti tacrolimus (Protopic) dan pimecrolimus (Elidel). Obat-obatan tersebut memiliki efek samping seperti peningkatan risiko infeksi kulit.
Beberapa dokter mungkin mempertimbangkan penggunaan suntikan toksin botulinum untuk mengobati kasus-kasus dishidrosis yang parah. Botulinum toxin A (BTXA) menunjukkan aktivitas anhidrotik poten yang tidak dimiliki oleh steroid topikal.
Injeksi intrakutan BTXA 100 U dapat mengurangi keluhan gatal, vesikel dan eritema, serta keringat berlebih pada tangan. Efek samping dari obat ini adalah nyeri saat injeksi. Obat ini dapat dikombinasikan penggunaannya dengan steroid topikal.
Selain obat-obatan yang telah disebutkan diatas, adapula obat antishistamin yang diketahui dapat digunakan untuk kontrol gatal, tetapi hal ini belum terbukti efektif.
Jika kondisi dishidrosis dari hasil perawatan yang biasa tidak kunjung membaik, dokter dapat menyarankan mengurangi atau menghilangkan makanan yang mengandung kobalt atau nikel. Kobalt dan nikel adalah logam yang dapat menyebabkan atau memperburuk eksim dishidrotik. [3, 6]
Contoh makanan yang mengandung kobalt adalah:
Beberapa orang mengatakan bahwa menambahkan vitamin A ke dalam diet Anda akan membantu, tetapi pastikan untuk bertanya terlebih dahulu kepada dokter Anda sebelum melakukannya.
Untuk mempercepat proses penyembuhan dishidrosis diperlukan perawatan tepat. Perawatan dishidrosis bisa Anda lakukan di rumah dengan berbagai cara seperti: [1, 2]
Kompres basah dan dingin (merendam kaki dan tangan ke dalam air dingin) dilakukan selama 15 menit setiap dua hingga empat kali sehari. Kompres basah dan dingin ini dapat membantu mengurangi rasa gatal dan mengatasi kulit kering. Sebelum menggunakan kompres dokter biasanya menyarankan agar Anda menambahkan salep atau krim pelembab. [2]
Obat antihistamin yang dijual bebas seperti diphenhydramine (Benadryl) atau loratadine (Claritin, Alavert, lainnya) dikenal mampu membantu meredakan rasa gatal. [2]
Sayangnya, saat ini belum ada cara yang terbukti dapat mencegah dishidrosis. Cara terbaik yang bisa anda terapkan dalam mencegah kondisi ini yaitu dengan mengelola stres dan menghindari paparan garam logam, seperti kobalt dan nikel. [1, 2, 3, 6]
Anda juga bisa menerapkan praktik perawatan kulit yang baik sebagai bentuk pencegahan terhadap dishidrosis. Perawatan tersebut bermanfaat dalam membantu melindungi kulit Anda. Berikut adalah praktik perawatan kulit tersebut: [1]
1) Anonim . 2019. Mayo clinic. Dyshidrosis
2) Anonim . 2018. Cleveland clinic.org. Dyshidrotic
3) Elly Dock and Diana K. Wells. 2018. Healthline. Dyshidrotic Eczema
4) Lina Purnamasari. 2018. CDK Journal. Dermatitis Dishidrotik
5) Anonim. 2020. RITM Dermatology Clinic. Fact Sheet: Dyshidrotic Eczema
6) Rachel Nall, RN, MSN, CRNA. 2018. Medical News Today. Dyshidrotic eczema: Symptoms, causes, and treatment