Yogurt merupakan produk susu yang dihasilkan melalui fermentasi kultur starter campuran yang terdiri dari Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii ssp[1]. Susu yang merupakan bahan utama yogurt kaya akan protein, kalsium, dan mineral lainnya, dan berbagai vitamin.
Dalam proses fermentasi beberapa vitamin, seperti vitamin B 1 dan asam pantotenat , berkurang sebab digunakan oleh kultur bakteri dalam proses produksi yoghurt. Meskipun demikian kadar asam folat biasanya lebih tinggi daripada susu karena bakteri yang digunakan akan memproduksi asam folat sendiri[1].
Meski digadang-gadang memiliki ribuan manfaat, namun konsumsi yogurt bukannya tidak memiliki resiko sama sekali. Terlebih bagi orang-orang yang memiliki penyakit bawaan seperti alergi, jantung dan diabetes. Kelebihan mengkonsumsi yogurt akan berdampak sebagai berikut:
Daftar isi
Bahan dasar yogurt adalah susu. Meski telah mengalami proses fermentasi yang telah menghilangkan kandungan laktosa dan whey (cairan dadih) susu, namun yogurt masih mengandung sejumlah protein susu dan komponen kasein, salah satu zat penyebab alergi pada susu.
Beberapa orang yang memiliki alergi susu atau kasein mengalami kondisi serius hanya beberpa menit setelah mereka mengkonsumsi susu dan produk olahannya termasuk yogurt. Gejala tersebut meliputi pembengkakan di dalam mulut , nyeri dada, gatal-gatal, bahkan kesulitan bernapas[2]. Jika gejala tersebut muncul seseorang memerlukan perawatan medis serius.
Terlalu banyak lemak jenuh dalam tubuh kita beresiko menimbulkan penyakit jantung. Susu memiliki lemak trigliserida yang mengandung konsentrasi asam lemak tinggi. Proses fermentasi pada yogurt hanya sedikit mempengaruhi komposisi lemak susu[3].
Lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Orang dewasa tidak direkomendasikan mengasup lebih dari 24gr lemak jenuh setiap harinya. Sementara pada beberapa produk yogurt di pasaran mengandung 0.8gr-27,3gr lemak jenuh dalam satu kemasan 130gr[4].
Beberapa orang dengan intoleransi laktosa akan mengalami rasa sakit pada perut dan kembung setelah makan yogurt. Orang yang alergi terhadap produk susu harus berhenti mengonsumsi yogurt karena dapat mengalami sakit perut, gangguan pencernaan dan diare[5].
Selain itu kandungan karbohidrat dalam makanan fermentasi seperti yogurt menyebabkan perluasan populasi bakteri di usus halus. Hal ini dapat menimbulkan gejala Gastrointestinal atau pendarahan saluran pencernaan[6].
Yogurt kaya akan prebiotik yang membentuk asam amina biogenetik hasil fermentasi protein. Beberpa jenis yogurt terutama yogurt alami buatan rumah tangga menghasilkan zat amonia yang tinggi[7]. Asam amina biogenik, terutama histamin dan tyramine yang terbentuk secara alami pada yogurt dapat merangsang sistem saraf pusat, menyebabkan peningkatan atau penurunan aliran darah yang akan menimbulkan rasa sakit kepala[8].
Beberapa produk yogurt komersil memiliki kandungan gula 20-25 gram/kemasan 5ons. Meski dalam prosesnya yogurt dapat membentuk laktosa secara alami namun para produsen cenderung menambah gula dalam produk mereka[9].
Di pasaran, kandungan gula sangat bervariasi pada setiap merk yougur, namun survey yang dilakukan di sejumlah supermarket besar di Inggris menemukan produk yougurt rendah lemak dan produk yogurt khusus anak-anak mendapat gula tambahan lebih banyak dari pada yogurt tinggi lemak[10]. Mengonsumsi gula berlebih dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan mulai dari obesitas, kolesterol, hingga penyakit diabetes.
Periodontitis merupakan penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan kerusakan jaringan ikat dan tulang alveolar di sekitar gigi. Konsumsi yogurt dan makanan fermentasi susu lainnya memiliki hubungan signifikan terhadap Periodontitis[11]. Selain itu penambahan gula yang cukup banyak pada produk yogurt komersil di pasaraan cukup besar menyumbang penyebab karies gigi[12].
Yogurt dapat bereaksi terhadap pemberian obat-obatan tertentu. Hal ini akan menyebabkan kinerja obat-obatan tersebut tidak efektif atau bahkan menyimpang jauh dari fungsi yang diharapkan. Sebaiknya hindari konsumsi yogurt jika anda dalam perawatan medis yang menggunakan obat-obatan berikut[13]:
Yogurt memiliki reaksi negative terhadap antibiotik (antibiotik tetrasiklin). Kalsium yang terkandung dalam yogurt dapat menempel pada tetrasiklin. Hal ini akan mengurangi jumlah tetrasiklin yang dapat diserap tubuh dan menurunkan efektivitas tetrasiklin. Untuk menghindari reaksi tersebut makanlah yogurt dua atau empat jam setelah minum tetrasiklin.
Obat-obatan seperti azathioprine (Imuran), basiliximab, cyclosporine, daclizumab, muromonab-CD3, mycophenolate, tacrolimus, sirolimus, prednison , ortikosteroid memiliki fungsi untuk menurunkan system kekebalan tubuh.
System kekebalan tubuh biasanya mengontrol bakteri dalam tubuh untuk mencegah infeksi. Obat-obatan yang menurunkan fungsi tersebut dapat menyebabkan anda merasakan sakit dan meningkatkan resiko infeksi akibat kurangnya pertahanan tubuh terhadap bakteri tersebut. Mengkonsumsi yogurt yang mengandung bakteri hidup di dalamnya bersamaan dengan obat-obatan tersebut dapat membahayakan tubuh anda.
Jumlah yang Disarankan dan Cara Mengkonsumsi Yogurt
Yogurt dapat menjadi menu diet harian anda untuk mendapatkan manfaatnya bagi kesehatan anda. Disarankan mengkonsumsi susu termasuk produk olahannya seperti yogurt tidak lebih 3 cangkir setiap harinya[14]. Hal ini tentu saja harus diikuti dengan variasi makanan sehat lainnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anda. Dalam mengkonsusmi yogurt terutama yang berupa produk komersial anda harus memperhatikan beberpa hal berikut:
[1] Functional Foods: Principles and Technology. sciencedirect. Yogurt. 2009
[2] Sabrina Felson. webmd. Casein Allergy Overview. 2020.
[3] Livia ALM. Effect of Fermentation on Milk Fat of Swedish Fermented Milk Products. J Dairy Sci. 1982.
[4] Anonim. healthyfood. How much saturated fat is in that yoghurt. 2018.
[5] Seo AY, Kim N, Oh DH. ncbi.nlm.nih.gov. Abdominal bloating: pathophysiology and treatment. 2013.
[6] Barrett JS, Gearry RB, Muir JG, Irving PM, Rose R, Rosella O, Haines ML, Shepherd SJ, Gibson PR. onlinelibrary.wiley. Dietary poorly absorbed, short-chain carbohydrates increase delivery of water and fermentable substrates to the proximal colon. Aliment Pharmacol Ther. 2010
[7] Yekta Gezginc, Ismail Akyol, Esmeray Kuley, Fatih Özogul. pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Biogenic amines formation in Streptococcus thermophilus isolated from home-made natural yogurt. 2016.
[8] Vincent T Martin, Brinder Vij. headachejournal. Diet and Headache: Part 1. 2016.
[9] Moore JB, Horti A, Fielding BA. bmjopen.bmj. Evaluation of the nutrient content of yogurts: a comprehensive survey of yogurt products in the major UK supermarkets. 2018.
[10] Moore, J.B.; Sutton, E.H.; Hancock, N. ncbi.nlm.nih.gov. Sugar Reduction in Yogurt Products Sold in the UK between 2016 and 2019. Nutrients 2020.
[11] Kim HS, Kim YY, Oh JK, Bae KH. journals.plos.org. Is yogurt intake associated with periodontitis due to calcium?. 2017
[12] Zohoori FV, Duckworth RM (eds). karger. The Impact of Nutrition and Diet on Oral Health. 2020.
[13] Anonym. webmd. Yogurt. 2020.
[14] Jessica Bruso. livestrong. How Much Yogurt Can You Eat in a Day?. 2019.