Epoetin beta merupakan salah satu jenis rHuEPO yang masih dipasarkan hingga saat ini [3].
Eritropoiesis merupakan suatu proses fisiologis yang berfungsi untuk menghasilkan sel-sel darah merah dewasa yang cukup guna menggantikan sel-sel tua atau regenerasi sel darah merah sekaligus menjaga pengiriman oksigen yang cukup ke seluruh jaringan [1,2].
Eritropoietin rekombinan manusia (rHuEPO) adalah obat perangsang eritropoiesis (erythropoietin stimulating agent / ESA) yang digunakan dalam pengobatan anemia akibat penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease / CKD), pengobatan kemoterapi, atau infeksi human immunodeficiency virus (HIV), serta digunakan secara perioperatif pada beberapa pasien bedah [3].
Daftar isi
Agar lebih mengenal epoetin beta dan kegunaannya, berikut ini kami sajikan informasi diantaranya [4,5,6]:
Indikasi | Untuk mengobati anemia yang diakibatkan oleh gagal ginjal kronis dan kemoterapi penyakit ganas non-myeloid; mengobati anemia yang terjadi pada bayi prematur; dan meningkatkan produksi sel punca darah |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Hematopoietic Agents |
Bentuk | Infus |
Kontraindikasi | Hipertensi yang tidak terkendali; hipersensitif terhadap substansi tertentu; kandungan benzyl alcohol pada bayi berusia 0 hingga 28 hari (neonatus) |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Epoetin Beta: → Pasien yang memiliki alergi terhadap epoetin beta atau telah membentuk antibodi berupa anti-eritropoietin dalam tubuh → Pasien dengan defisiensi zat besi atau memiliki kadar vitamin B yang rendah → Pasien dengan tekanan darah yang tidak terkendali atau memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, maupun angina pektoris yang tidak stabil → Pasien yang pernah mengalami penggumpalan darah atau memiliki jumlah platelet yang tinggi → Pasien yang memiliki riwayat kejang atau epilepsi → Pasien yang pernah mengalami kondisi yang dinamakan pure red cell aplasia (PRCA) → Pasien yang mengalami infeksi, gangguan inflamasi, hemolisis dan intoksisitas alumunium → Pasien dengan gangguan hati kronis atau menderita penyakit tumor ganas → Ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil. |
Epoetin beta merupakan salah satu jenis eritropoietin rekombinan manusia (rHuEPO) yang berasal dari golongan erythropoietin stimulating agent (ESA) [3]. Epoetin beta diproduksi oleh teknologi genetika khusus yang bekerja secara tepat sesuai dengan cara kerja hormon alami eritropoietin [6].
Beberapa manfaat epoetin beta dalam dunia medis antara lain:
Epoetin beta dapat digunakan pada pasien dewasa maupun anak-anak dengan dosis sebagai berikut [4,5,9]:
Anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis (CKD) ⇔ Injeksi Subkutan → 60 unit/kg; satu kali seminggu selama 4 minggu → Dosis Sekali Minum Maksimal: 180 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Satu minggu (168 jam) → Dosis Maksimum: 720 unit/kg per 4 minggu ⇔ Injeksi Intravena → 40 unit/kg; tiga kali seminggu selama 4 minggu → Dosis Sekali Minum Maksimal : 60 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Tiga kali seminggu atau tiap 56 jam → Dosis Maksimum: 720 unit/kg per 4 minggu |
Produksi sel punca darah ⇔ Injeksi Subkutan → 150 hingga 600 unit/kg; dua kali seminggu selama 4 minggu → Dosis Sekali Minum Maksimal: 600 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Dua kali seminggu atau setiap 84 jam → Dosis Maksimum: 1200 unit/kg per minggu ⇔ Injeksi Intravena → 200 hingga 800 unit/kg; dua kali seminggu selama 4 minggu → Dosis Sekali Minum Maksimal : 800 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Dua kali seminggu atau tiap 84 jam → Dosis Maksimum: 1600 unit/kg per minggu |
Anemia yang disebabkan oleh pengobatan kemoterapi ⇔ Injeksi Subkutan → 450 unit/kg; satu kali per minggu selama 4 minggu; dapat ditingkatkan menjadi 900 unit/kg per minggu setelah 4 minggu → Dosis Sekali Minum Maksimal : 900 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Satu kali seminggu atau tiap 168 jam → Dosis Maksimum: 900 unit/kg per minggu |
Anemia yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis (CKD) ⇔ 2 hingga 17 tahun ⇔ Injeksi Subkutan → 60 unit/kg; satu kali seminggu selama 4 minggu → Dosis Sekali minum Maksimum: 60 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Satu kali per minggu atau tiap 168 jam → Dosis Maksimum: 720 unit/kg per 4 minggu ⇔ Injeksi Intravena → 40 unit/kg; tiga kali seminggu selama 4 minggu → Dosis sekali minum maksimum: 40 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Tiga kali seminggu atau tiap 56 jam → Dosis Maksimum: 720 unit/kg per 4 minggu |
Anemia pada bayi yang terlahir prematur ⇔ Bayi yang terlahir pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu dengan berat badan berkisar antara 750 gram hingga 1500 gram ⇔ Injeksi Subkutan → 250 unit/kg; tiga kali seminggu selama 6 minggu; sebisa mungkin diberikan sejak 3 hari setelah kelahiran → Dosis Sekali minum Maksimum: 250 unit/kg → Interval Dosis Minimum: Tiga kali per minggu atau tiap 56 jam → Dosis Maksimum: 750 unit/kg per minggu |
Pemberian epoetin beta selain memberikan manfaat juga dapat mengakibatkan munculnya beragam efek samping pada tubuh pasien.
efek samping penggunaan epoetin beta yang sering dilaporkan [7,12]:
Beberapa efek samping mungkin dapat berlanjut dan semakin parah apabila anda melanjutkan pengobatan menggunakan epoetin beta. Oleh sebab itu, segera hubungi dokter jika anda mengalami efek samping tambahan seperti [7]:
Selain itu, terdapat pula efek samping penggunaan epoetin beta yang jarang terjadi namun patut diwaspadai yakni [7,12]:
Sebagai informasi tambahan, berikut ini merupakan informasi mengenai efek samping penggunaan epoetin beta berdasarkan penelitian dan laporan pemasaran [5,6]:
Efek samping yang dialami oleh seluruh pasien
Efek Samping yang dialami oleh pasien penderita anemia yang diakibatkan oleh penyakit ginjal kronis
Berikut ini merupakan sederet informasi penting mengenai detil epoetin beta yang perlu anda ketahui [4,5,6,7,8,12,13]:
Penyimpanan | → Simpan antara 2-8 ° C. → Jangan simpan di freezer atau dibekukan → Lindungi dari cahaya → Jauhkan dari jangkauan anak-anak |
Cara Kerja | → Deskripsi Epoetin beta adalah glikoprotein yang merangsang proses proliferasi dan diferensiasi kompartemen sel induk eritroid dan pematangan eritron. Epoetin beta mempercepat pembentukan hemoglobin dan pematangan sel. Epoetin beta juga mempercepat pematangan dan pelepasan retikulosit. → Farmakokinetik -Penyerapan: Pemberian epoetin beta melalui injeksi subkutan menghasilkan tingkat penyerapan yang bervariasi dengan waktu mencapai puncak konsentrasi berkisar antara 12 hingga 28 jam setelah pemberian dosis. Bioavailabilitas: Berkisar antara 23% hingga 42% melalui injeksi subkutan -Distribusi: Epoetin beta yang diberikan melalui injeksi intravena didistribusikan sesuai dengan 1-2 kali volume plasma. -Eliminasi: Epoetin beta dieliminasi dari tubuh dengan waktu paruh eliminasi antara 4 hingga 12 jam pada pemberian secara intravena dan 13 hingga 28 jam pada pemberian secara subkutan. |
Interaksi dengan obat lain | → Epoetin beta biasanya diresepkan bersama suplemen penambah zat besi karena dapat mengakibatkan defisiensi zat besi dalam darah. → Epoetin beta menghambat efek hipotensif pada inhibitor ACE dan reseptor angiotensin II serta meningkatkan resiko terjadinya hiperkalemia |
Overdosis | ⇔ Gejala: Efek farmakodinamik yang berlebihan seperti kelebihan eritropoiesis yang dapat berdampak pada komplikasi sistem kardiovaskular dan kelebihan kadar hemoglobin dalam darah. ⇔ Cara Mengatasi: Segera dapatkan pertolongan medis. Flebotomi dapat dilakukan jika perlu. |
Pengaruh pada hasil lab | → Dapat meningkatkan jumlah platelet → Dapat meningkatkan kadar kalium pada beberapa pasien uremia dan kadar fosfat pada pasien dengan gngguan ginjal kronis → Dapat mengakibatkan penurunan serum feritin dan saturasi transferin |
Apakah epoetin beta berbeda dari epoetin alfa? Manakah yang lebih baik?
Meskipun keduanya memiliki perbedaan komposisi isoform, epoetin alfa dan beta merupakan produk obat biosimilar [14]. Oleh sebab itu, epoetin alfa dan beta memiliki tingkat kesamaan dalam hal efektivitas obat [15,16].
Berapa lama saya harus menjalani pengobatan dengan epoetin beta?
Lamanya pengobatan dengan epoetin beta tergantung pada kondisi tubuh dan tingkat keparahan penyakit yang diderita oleh pasien [5]. Oleh sebab itu, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan terhadap tekanan darah; kadar hemoglobin, zat besi, dan kalium dalam darah; jumlah trombosit [4] untuk memastikan berapa lama waktu yang diperlukan oleh pasien untuk menjalani pengobatan.
Berapa lama waktu yang diperlukan oleh epoetin beta untuk bekerja?
Epoetin beta membutuhkan waktu sekitar 12 hingga 28 jam setelah injeksi untuk mencapai puncak konsentrasi plasma dan diserap oleh tubuh [5,6,7].
Berikut ini merupakan beberapa contoh obat yang mengandung epoetin beta di pasar [4,9]:
Brand Merek Dagang |
Recormon / Rekormon |
Neorecormon |
1) Barbara Beckman, Peter Silberstein & Ibrahim T. Aldoss. xPharm: The Comprehensive Pharmacology Reference. Erythropoiesis. 2020
2) Ajay K. Singh. Academic Press. Textbook of Nephro-Endocrinology: Second Edition.2018.
3) Thomas R. Gelzleichter. Academic Press. Nonclinical Development of Novel Biologics, Biosimilars, Vaccines, and Specialty Biologics.2013.
4) Anonim. Mims Indonesia. Epoetin Beta.diakses 2020.
5) Anonim. Medsafe.govt. New Zealand Data Sheet: NeoRecormon (Epoetin Beta).diakses 2020.
6) Anonim. Medicines.org.uk. NeoRecormon, INN – Epoetin Beta.diakses 2020.
7) Anonim. Media.healthdirect.org.au. NeoRecormon: Epoetin Beta.diakses 2020.
8) Anonim. Drugs.com. NeoRecormon. diakses 2020.
9) Anonim. Badan POM Republik Indonesia. Epoetin Beta.diakses 2020.
10) E.E. Tilkian, V.D. Tzekov, S.M. Pandeva, E.P. Kumchev, D.G. Nikolov, J.D. Dimitrakov & D.D. Dimitrakov. Folia Medica. Epoetin – beta (Recormon – Roche) in the treatment of renal anemia in patients with chronic renal failure. 2000.
11) Mario Cazzola, Yves Beguin, Janusz Kloczko, Ivan Spicka & Bertrand Coiffier. British Journal of Haematology. Once-weekly epoetin beta is highly effective in treating anaemic patients with lymphoproliferative malignancy and defective endogeneous erythropoietin production. 2003.
12) Anonim. Practo.com. Neo Recormon 4000 IU Injection. 2019.
13) Anonim. Healthdirect.gov.au. Neorecormon. 2020.
14) P.L. Storring, R.J. Tiplady, R.E. Gaines Das, B.E. Stenning, A. Lamikanra, B. Rafferty & J. Lee. British Journal of Haematology. Epoetin alfa and beta differ in their erythropoietin isoform compositions and biological properties. 1998.
15) Azmandian J., Abbasi M.R., Pourfarziani V., Nasiri A.A., Ossareh S., Ezzatzadegan Jahromi S., Sanadgol H., Amini S. & Shahvaroughi Farahani A. American Journal of Nephrology. Comparing Therapeutic Efficacy and Safety of Epoetin Beta and Epoetin Alfa in the Treatment of Anemia in End-Stage Renal Disease Hemodialysis Patients. 2018.
16) Alice Loughnan, Galil Rahman Ali & Sumith C. Abeygunasekara. National Library of Medicine. Comparison of therapeutic efficacy of epoetin beta and epoetin alfa in maintenance phase hemodialysis patients. 2011.