Etilefrine adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi hipotensi [1]. Bagi anda yang belum mengetahui, hipotensi dapat diartikan sebagai kondisi seseorang yang memiliki tekanan darah rendah kurang dari 90/60 [2].
Daftar isi
Etilefrine merupakan satu-satunya pengobatan yang direkomendasikan oleh pedoman Prancis untuk mengatasi priapism SCD [8]. Oleh karena itu, ketersediaan Etilefrine menjadi perhatian utama bagi banyak pihak, terutama pada pasien dengan SCD yang sering mengalami komplikasi dan kritis.
Bahkan, Etilefrine telah digunakan lebih dari 20 tahun untuk mengobati pripapism. Menariknya, data klinis tentang obat ini selama 20 tahun juga tersedia di Uni Eropa [8]. Hal ini tentu saja akan memudahkan tenaga medis untuk meninjau kelebihan dan kekurangan penggunaan Etilefrine.
Berikut beberapa informasi mengenai Etilefrine yang perlu anda ketahui : [1]
Indikasi | Vasokonstriktor. Obat hipotensi. |
Kategori | Obat Bebas Terbatas |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Vasokonstriktor |
Bentuk | Tablet. |
Kontraindikasi | Aritmia jantung. Hipersensitivitas. Hipertensi yang sudah ada sebelumnya. Penyakit pembuluh darah oklusif. Pheochromocytoma. Glaukoma sudut tertutup. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, kami sarankan agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan Etilefrine: → Pasien yang memiliki penyakit CV → Pasien yang memiliki penyakit diabetes melitus → Pasien yang memiliki penyakit parkinson → Pasien yang memiliki hipertiroidisme → Lansia → Ibu hamil dan menyusui |
Tinjauan Etilefrine merupakan obat hipotensi yang dapat dikonsumsi oleh orang dewasa dan tersedia dalam bentuk tablet.
Etilefrine memang merupakan salah satu obat yang tergolong efektif dalam menyembuhkan hipotensi. Namun, menariknya lagi, obat ini juga dapat digunakan untuk: [3,4]
Sekedar informasi tambahan, priapism merupakan komplikasi umum yang terjadi dari penyakit sel sabit (SCD) dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan masalah psikososial [4].
Penyakit ini tentunya dapat membahayakan kondisi kesehatan penderitanya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Keefektifannya dalam mencegah priapism dapat dibuktikan dengan data penelitian yang dilakukan oleh Iheanyi Okpala, Neill Westerdale, Tina Jegede, dan Betty Cheung.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa presentase Etilefrine dalam mencegah terjadinya priapism mencapai 72% [4]. Partisipan yang termasuk ke dalam penelitian tersebut berjumlah 18 orang. Sehingga, dapat dikatakan obat ini mampu mencegah priapism terhadap 13 orang lainnya.
Berikut informasi mengenai detail pemberian dosis Etilefrine: [1]
Oral/Diminum: ⇔ Keadaan hipotensi: → Sebagai hidroklorida, berikan 5 atau 10 mg 3 kali sehari. → Bentuk dosis pelepasan yang dimodifikasi dapat diberikan sebanyak 25 mg 1 atau 2 kali sehari |
Meskipun Etilefrine juga dapat mengobati priapism secara efektif, namun obat ini juga dapat menimbulkan efek samping bagi penggunanya [4]. Beberapa efek samping Etilefrine yang dirasakan para konsumennya: [5]
Berikut informasi mengenai detail Etilefrine : [1,3,6,8,9,10]
Penyimpanan | Tablet: → Simpan pada suhu ruangan atau sekitar 20-25 ° C |
Cara Kerja | Deskripsi: Etilefrine adalah simpatomimetik yang bekerja langsung dengan β1-agonis dan beberapa α- dan β2-agonis. Etilefrine secara selektif mengikat dan mengaktifkan reseptor alfa-1-adrenergik dari arteriolar dan pembuluh darah vena. Hal ini menyebabkan kontraksi otot polos dan menyebabkan penurunan pooling vena dan meningkatkan tekanan darah. Obat ini juga dapat merangsang reseptor adrenergik beta-1, yang mengarah ke efek chronotropic dan inotropik positif. Penyerapan: Konsentrasi serum Etilefrine menurun secara bi-eksponensial menurut fase cepat (α) dan fase lambat (β). Ketersediaan hayati sekitar 12%. Distribusi: Pengikatan protein plasma Etilefrine sebanyak 23%. Waktu yang diperlukan konsentrasi plasma untuk memuncak sekitar 20 menit. Metabolisme: Etilefrine sebagian besar dihilangkan melalui proses metabolisme. Metabolit utamanya adalah konjugat asam sulfat. Ekskresi: Etilefrine dikeluarkan melalui urin. Ekskresi pada ginjal menunjukkan kandungan urin yang terdiri dari ester asam sulfat yang diperoleh melalui etilefrine sebagai metabolit utama. Serta, dua metabolit dasar dalam jumlah kecil (tetra-hidro-isoquinolin). |
Interaksi dengan obat lain | → Anestesi terhalogenisasi. → Agen penghambat β- atau α. → Penghambat neuron adregenik. → Antihipertensi. → Obat penipis potasium. → Obat-obatan dengan vasokonstriktor dan efek pressor. → TCA dapat menginduksi HTN dan aritmia. → Penggunaan aceclofenac dan almotriptan dapat memperparah hipertensi. → Penggunaan acepromazine dan chlorpromazine dapat mempengaruhi keefektifan Etilefrine. → Penggunaan butylscopolamine dan doxylamine dapat memperparah takikardia. → Penggunaan amphetamine dapat meningkatkan timbulnya efek samping. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Kecemasan, muntah, palpitasi, peningkatan tekanan darah, dan sakit kepala, ⇔ Cara Mengatasi: Lakukan bilas lambung dan juga pengobatan simtomatik. |
Pengaruh pada hasil lab | Meningkatkan bilirubin, katekolamin, glukosa, dan asam urat. |
Hal apa yang perlu saya sampaikan kepada dokter sebelum menggunakan Etilefrine?
Hal penting yang perlu disampaikan kepada dokter sebelum mengkonsumsi Etilefrine berkaitan dengan alergi obat-obatan yang anda miliki. Tindakan ini dimaksudkan agar anda dapat terhindar dari efek samping Etilefrine. Selain itu, jika memiliki penyakit jantung iskemik, hipertensi, dan kardiomiopati sampaikan juga hal tersebut kepada dokter. Pasalnya, penggunaan Etilefrine dapat memperparah penyakit tersebut [4,5]
Obat-obatan apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja Etilefrine?
Beberapa obat-obatan yang dapat mengurangi efektivitas Etilefrine, diantaranya adalah alfuzosin, atenolol, dan acepromazine. Sehingga, akan lebih baik jika anda tidak mengkonsumsi obat-obatan dengan kandungan tersebut. Hal ini dimaksudkan supaya Etilefrine dapat bekerja secara efektif. Namun, jika anda tetap ingin mengkonsumsi obat-obatan tersebut, cobalah untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter [6].
Apakah Etilefrine aman untuk dikonsumsi bagi ibu yang sedang menyusui?
Sampai saat ini masih belum diketahui apakah proses distribusi Etilefrine memasuki ASI atau tidak. Oleh karena itu, akan lebih baik untuk menghindari konsumsi obat ini ketika anda sedang menyusui. Namun, jika anda tetap ingin mengkonsumsi Etilefrine, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter. Hal ini dimaksudkan agar anda dapat lebih mengetahui nilai manfaat dan risiko penggunaan obat ini [8].
Apakah Etilefrine aman untuk dikonsumsi bagi ibu hamil?
Bagi ibu hamil, sebaiknya menghindari konsumsi Etilefrine. Pasalnya, efek farmakologis obat ini dapat mengganggu perfusi uteroplasenta dan menyebabkan relaksasi uterus dengan peningkatan risiko malformasi. Sehingga tentunya akan sangat berbahaya jika digunakan [10].
Berikut informasi mengenai beberapa obat bermerek yang mengandung Etilefrine: [7]
Brand Merek Dagang |
Effortil |
Fortinil |
Hyposia |
Tonnary |
Vascon |
1) Anonim. diakses 2020. Mims.com. Etilefrine.
2) Anonim. diakses 2020. Webmd.com. Understanding Low Blood Pressure -- the Basics.
3) Anonim. diakses 2020. Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Etilefrine.
4) Iheanyi Okpala, Neill Westerdale, Tina Jegede & Betty Cheung. 2002. British Journal of Haematology. Etilefrine for the prevention of priapism in adult sickle cell disease.
5) Anonim. diakses 2020. Ndrugs.com. Etilefrine Uses.
6) Anonim. diakses 2020. Drugbank.ca. Etilefrine.
7) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Etilefrine.
8) Anonim. diakses 2020. Sfms.fr. Etilefrine Serb 10 mg/1 ml.
9) Anonim. diakses 2020. Echa.europa.eu.
10) Anonim. diakses 2020. Kliinikum.ee. Summary of the Product Characteristics.