Penyakit & Kelainan

Gangguan Muskuloskeletal : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Gangguan Muskuloskeletal?

Gangguan muskuloskeletal merupakan sebuah kondisi ketika tulang belakang, tendon, sendi, otot, ligamen dan saraf tidak berfungsi dengan normal.

Bagian-bagian tubuh tersebut sangat vital dalam mendukung fungsi tubuh, terutama pada punggung, leher dan anggota badan.

Ketika fungsi sistem muskuloskeletal tersebut mengalami gangguan, maka berbagai penyakit degeneratif pun berpotensi timbul di kemudian hari.

Penyakit degeneratif merupakan jenis penyakit yang merusak jaringan tubuh namun dalam jangka waktu yang lama.

Meski begitu, jika penyakit degeneratif sudah terjadi rasa sakit yang ditimbulkannya mampu menghambat penderitanya dalam melakukan rutinitas karena sulit bergerak.

Tinjauan
Gangguan muskuloskeletal adalah masalah kesehatan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dan umumnya meliputi tulang belakang, tendon, sendi, otot, ligamen dan saraf yang tidak berfungsi dengan normal.

Fakta Tentang Gangguan Muskuloskeletal

  1. Prevalensi gangguan muskuloskeletal tergolong tinggi karena kurang lebih 60% pasien diketahui mencari pertolongan atau perawatan karena menderita penyakit ini [1].
  2. Dari seluruh bagian tubuh, gangguan muskuloskeletal paling umum terjadi pada bagian tubuh bawah [1].
  3. Prevalensi gejala gangguan muskuloskeletal lebih banyak dijumpai pada orang-orang usia setengah baya dan juga usia muda [1].
  4. Terdapat sekitar 13-35% pasien yang mengalami gejala gangguan muskuloskeletal tapi tidak terdiagnosa [1].
  5. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, gangguan muskuloskeletal dialami oleh sekitar 16% pekerja di Indonesia [2].
  6. Pada tahun 2014, prevalensi gangguan muskuloskeletal secara global adalah 8,4% [2].
  7. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi gangguan muskuloskeletal adalah 24,7% [2].

Jenis-jenis Kondisi Gangguan Muskuloskeletal

Beberapa jenis kondisi gangguan muskuloskeletal yang cukup umum terjadi dan mampu memengaruhi sendi, otot hingga tulang antara lain adalah :

Fibromialgia adalah kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri pada otot dan tulang [4,5].

Rasa nyeri ini mampu menyebar ke seluruh tubuh dan akan disertai dengan gejala sering mengantuk, suasana hati yang berubah, tubuh cepat lelah, hingga daya konsentrasi dan ingat yang menurun.

Namun penyebab dari fibromialgia sendiri belum diketahui jelas; ada dugaan kuat bahwa kondisi ini terkait gangguan senyawa kimia pada otak, cedera, penyakit infeksi, atau mutasi gen.

Tendinitis merupakan kondisi ketika tendon mengalami iritasi atau radang [6].

Tendon sendiri merupakan jaringan penghubung antar tulang dan otot sehingga tubuh manusia dapat bergerak dengan baik.

Bila peradangan menyerang tendon, seseorang dengan kondisi ini akan merasakan nyeri ketika menggerakkan otot tubuhnya.

Bentuk gangguan muskuloskeletal lainnya adalah sindrom lorong karpal yang ditandai dengan rasa nyeri, kesemutan, kelemahan dan terkadang mati rasa pada tangan [3,7].

Bila saraf pergelangan tangan mengalami tekanan (terhimpit  misalnya), maka sindrom ini dapat timbul.

Pergelangan tangan yang mengalami keretakan pun mampu menjadi salah satu penyebab sindrom ini terjadi.

  • Artritis Reumatoid

Rheumatoid arthritis atau artritis reumatoid adalah kondisi radang pada sendi sebagai dampak dari gangguan sistem imun [1].

Ketika sistem kekebalan tubuh justru keliru menyerang jaringannya sendiri, gangguan muskuloskeletal seperti artritis reumatoid dapat terjadi dengan kondisi radang yang menyerang sendi cukup lama.

  • Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan sebuah kondisi ketika sendi mengalami radang kronis sebagai dampak dari rusaknya tulang rawan [1,4].

Osteoarthritis umumnya ditandai dengan rasa kaku dan nyeri pada sendi di mana osteoarthritis ini pun sebenarnya masih termasuk dalam golongan arthritis.

Osteoarthritis ini pun merupakan jenis penyakit degeneratif sendi yang seiring waktu dapat membahayakan tubuh penderitanya.

Fraktur atau patah tulang merupakan jenis gangguan muskuloskeletal lainnya, yaitu sebuah kondisi saat tulang mengalami patah sehingga mengalami perubahan bentuk dan posisi [4].

Umumnya cedera menjadi penyebab utama tulang patah, namun sebenarnya terdapat banyak jenis patah tulang tergantung penyebabnya.

Tingkat keparahan gangguan muskuloskeletal berbeda antar individu yang mengalaminya, tergantung pula dari jenis gangguan muskuloskeletal yang terjadi.

Pada beberapa kasus, penderitanya merasakan sakit yang parah sehingga aktivitas sehari-hari terhambat.

Tinjauan
Beberapa jenis gangguan muskuloskeletal antara lain adalah fibromialgia, tendinitis, patah tulang, sindrom lorong karpal, osteoarthritis, dan artritis reumatoid.

Penyebab Gangguan Muskuloskeletal

Penyebab dari terjadinya gangguan muskuloskeletal bervariasi, tergantung dari jenis dan lokasi jenisnya.

Berbagai faktor dan alasan gangguan muskuloskeletal ditentukan oleh sejumlah faktor risiko sebagai berikut :

  • Faktor Pekerjaan : Seseorang dengan pekerjaan yang mengandalkan fisik secara cukup berat dan berulang mampu memperburuk kondisi sendi, otot, hingga tulangnya (seperti gangguan postur tubuh) [1,2,3,4,5,7].
  • Faktor Usia : Gangguan muskuskeletal berpotensi lebih besar dialami oleh para lansia walaupun tak menutup kemungkinan usia muda pun dapat mengalaminya. Namun pada usia lanjut, sel-sel tubuh yang rusak karena pertambahan usia cenderung lebih mudah menimbulkan nyeri di sistem muskuloskeletal [1,2,3].
  • Faktor Gaya Hidup : Risiko gangguan muskuloskeletal lebih tinggi terjadi pada atlet dengan gaya hidupnya yang sangat aktif dan seringkali memforsir gerakan tubuhnya [3].
  • Faktor Tingkat Aktivitas : Penggunaan otot yang terlalu sering hingga berlebihan dan juga membiarkan tubuh tidak aktif bergerak setiap hari mampu meningkatkan risiko timbulnya gangguan muskuloskeletal [2,3].

Beberapa kegiatan harian yang dianggap biasa namun sebenarnya mampu menyebabkan gangguan muskuloskeletal, antara lain adalah :

  • Mengangkat benda berat.
  • Melakukan gerakan tertentu berulang sehingga sistem muskuloskeletal tertekan atau terlalu lelah.
  • Duduk sepanjang hari di depan komputer dan jarang bergerak.
  • Postur tubuh yang buruk selama waktu kerja.
Tinjauan
Penyebab pasti gangguan muskuloskeletal tergantung dari jenis kondisi yang dialami oleh penderita. Namun, faktor usia, faktor riwayat kesehatan keluarga, faktor gaya hidup, faktor pekerjaan, dan faktor tingkat aktivitas dapat memicu gangguan muskuloskeletal.

Gejala Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal sangat identik dengan terjadinya radang pada bagian tubuh manapun.

Ada banyak bagian tubuh yang dapat terkena radang di mana sebagai gejala utamanya, rasa nyeri ringan hingga hebat dapat dirasakan.

Namun tergantung dari jenis gangguan muskuloskeletal yang terjadi, gejala akan sangat bervariasi tergantung kondisi dan lokasi tubuh, namun beberapa gejala yang dialami antara lain adalah [1,2,3,4] :

  • Tubuh lebih mudah lelah
  • Tubuh terasa ngilu dan nyeri
  • Tubuh terasa lebih kaku
  • Gerakan tubuh terbatas
  • Tubuh kesemutan
  • Beberapa bagian tubuh mengalami mati rasa
  • Pembengkakan pada tubuh
  • Kemerahan pada tubuh yang mengalami radang
  • Otot melemah (hal ini berpengaruh pada kekuatan cengkeraman yang menurun)
  • Gangguan tidur

Beberapa bagian tubuh yang sangat umum mengalami gejala gangguan muskuloskeletal antara lain adalah [2] :

  • Kaki
  • Pergelangan tangan
  • Lutut
  • Betis
  • Panggul
  • Punggung bawah
  • Bahu
  • Leher

Karena hal ini, sejumlah penderita yang mengalami gejala akan mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa jenis aktivitas.

Kegiatan ringan seperti mengetik atau berjalan kaki dapat menjadi tidak nyaman.

Gejala dapat memburuk seiring waktu sehingga membatasi pergerakan tubuh penderita, hal ini kemudian berakibat pada aktivitas yang terhambat.

Tinjauan
Gejala utama yang umumnya terjadi ketika seseorang mengalami gangguan muskuloskeletal adalah tubuh cepat lelah, nyeri, kaku, bengkak di beberapa area tubuh, kemerahan, kesemutan, kelemahan otot, susah tidur, hingga terbatasnya gerakan tubuh.

Pemeriksaan Gangguan Muskuloskeletal

Ketika pasien ke dokter untuk memeriksakan gejala, umumnya dokter akan menerapkan beberapa metode diagnosa, seperti :

1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis

Pemeriksaan fisik secara menyeluruh adalah metode diagnosa yang dilakukan pertama kali oleh dokter [5,7].

Tak hanya memeriksa fisik, dokter juga akan mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai riwayat gejala dan riwayat medis pasien serta keluarga pasien.

Kedua metode pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk mendeteksi penyebab dari gejala-gejala yang terjadi pada tubuh pasien.

2. Uji Otot dan Sendi

Pengujian otot dan sendi juga dilakukan oleh dokter untuk mengecek :

  • Apakah pasien mengalami pembengkakan pada area yang nyeri dan timbul kemerahan di sana.
  • Apakah terdapat kedutan pada tubuh pasien dan berapa kedutan yang terjadi karena kedutan mampu menjadi indikator saraf rusak.
  • Apakah kelemahan otot terjadi pada tubuh pasien dan apakah pasien mengalami penyakit degeneratif.

3. Tes Pemindaian

Tes pencitraan atau pemindaian juga akan diterapkan oleh dokter sebagai metode diagnosa penunjang untuk menegakkan diagnosa.

Tes pencitraan berupa MRI atau CT scan dapat membantu dokter dalam memeriksa bagian dalam tubuh pasien dan menemukan ada tidaknya gangguan tertentu penyebab gejala gangguan muskuskeletal [5].

Rontgen tulang juga adalah tes penunjang yang dokter kiranya perlu terapkan agar kondisi tulang pasien dapat terlihat.

4. Tes Darah

Gangguan muskuloskeletal dapat terjadi karena penyakit rematik atau yang berhubungan dengan asam urat [8].

Maka untuk menentukan apakah penderita gangguan muskuloskeletal memiliki rematik atau asam urat, tes darah biasanya direkomendasikan oleh dokter.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis, tes darah, tes pemindaian, serta tes uji otot dan sendi menjadi metode diagnosa yang dokter terapkan untuk mengetahui jenis kondisi pasien, penyebab, dan pengobatan yang sesuai.

Pengobatan Gangguan Muskuloskeletal

Tergantung dari jenis kondisi yang dialami penderita, metode pengobatan gangguan muskuloskeletal sangat beragam.

Umumnya, pengobatan yang perlu didapat atau ditempuh oleh penderita adalah [4,5,9,10,11] :

  • Ramelteon, eszopiclone, dan zolpidem yang membantu mengatasi gangguan tidur penderita fibromyalgia. Obat-obat ini bertujuan utama meningkatkan norepinephrine dan serotonin di dalam tubuh agar dapat meringankan rasa nyeri, meningkatkan sistem imun, dan meningkatkan kualitas tidur.
  • Obat anti-inflamasi atau anestesi suntik untuk secara langsung meredakan rasa nyeri pada bagian yang mengalami gangguan muskuloskeletal.
  • Anti-inflamasi non-steroid adalah jenis obat lainnya yang umumnya digunakan oleh pasien untuk mengobati radang sekaligus meredakan rasa nyeri.
  • Pijat terapeutik.
  • Chiropractic atau prosedur terapi yang dapat mengatasi nyeri khususnya yang dirasakan pada punggung.
  • Manipulasi osteopati atau jenis terapi yang bertujuan mengembalikan fungsi normal sistem muskuloskeletal sehingga kesehatannya dapat terjaga baik.
  • Teknik relaksasi.
  • Akupresur atau akupunktur.
  • Terapi okupasi atau terapi fisik.
  • Olahraga (peregangan dan latihan meningkatkan kekuatan otot).
Tinjauan
Tergantung dari jenis dan lokasi gangguan muskuloskeletal terjadi, pengobatan penyakit ini sangat beragam. Obat pereda nyeri, obat peningkat kualitas tidur, olahraga, terapi fisik dan okupasi, chiropractic, antiradang, teknik relaksasi, akupresur dan akupunktur adalah jenis-jenis pengobatan yang dapat ditempuh pasien.

Komplikasi Gangguan Muskuloskeletal

Risiko komplikasi paling tinggi pada penderita gangguan muskuloskeletal adalah ketika gerakan tubuh sudah sangat terbatas dan terasa nyeri hampir di seluruh tubuh [1,2].

Mudah lelah dan nyeri berkepanjangan dapat kemudian berdampak pada kualitas tidur yang menurun.

Beberapa kondisi ini mampu menjadikan aktivitas harian penderita terhambat.

Pencegahan Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal umumnya tidak dapat dirasakan saat usia masih muda karena gejalanya akan dialami seiring pertambahan usia.

Pencegahan terbaik agar gangguan muskuloskeletal ini tidak terjadi adalah dengan menurunkan risiko-risiko pemicunya.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan penyakit ini antara lain adalah [2] :

  • Menjaga pola hidup dan kebiasaan sehat.
  • Berolahraga secara rutin, terutama melakukan peregangan untuk memperkuat otot, sendi dan tulang.
  • Setiap harus mengangkat atau membawa benda-benda berat pastikan untuk selalu berhati-hati dan gerakan maupun postur tubuh harus benar.
  • Minimalisir gerakan otot atau sendi berulang.
  • Jika memang harus melakukan aktivitas berulang jangka panjang, ambil waktu untuk istirahat singkat agar tidak menyiksa fungsi otot dan sendi.
  • Bila terdapat alat atau mesin yang dapat membantu melakukan aktivitas berat, gunakan untuk meminimalisir kinerja otot dan sendi berlebihan.
  • Gunakan kursi yang nyaman ketika memang harus duduk dalam waktu yang lama, seperti karena tuntutan pekerjaan.
  • Rutin memeriksakan kesehatan ke dokter dan jika perlu lakukan konsultasi dengan dokter mengenai cara menjaga agar sistem muskuloskeletal terjaga sehat.
Tinjauan
Upaya pencegahan terbaik agar gangguan muskoloskeletal tidak terjadi adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Menghindari pekerjaan dan aktivitas berat serta menghindari postur tubuh yang kurang tepat dalam jangka panjang.

1. Birgitta Wiitavaara, PhD, Martin Fahlström, MD PhD, & Mats Djupsjöbacka, PhD. Prevalence, diagnostics and management of musculoskeletal disorders in primary health care in Sweden – an investigation of 2000 randomly selected patient records. Journal of Evaluation in Clinical Practice; 2017.
2. Dian Octaviani. Hubungan Postur Kerja dan Faktor Lain Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorder's (MSDs) pada Sopir Bus Antar Provinsi di Bandar Lampung. Digital Library Universitas Lampung; 2017.
3. Hua Ge, Xuemei Sun, Jiwen Liu, & Chen Zhang. The Status of Musculoskeletal Disorders and Its Influence on the Working Ability of Oil Workers in Xinjiang, China. International Journal of Environmental Research and Public Health; 2018.
4. Opeyemi O. Babatunde, Joanne L. Jordan, Danielle A. Van der Windt, Jonathan C. Hill, Nadine E. Foster, & Joanne Protheroe. Effective treatment options for musculoskeletal pain in primary care: A systematic overview of current evidence. PLoS One; 2017.
5. Juhi Bhargava & John A. Hurley. Fibromyalgia. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020.
6. A. Kaergaard & J. Andersen. Musculoskeletal disorders of the neck and shoulders in female sewing machine operators: prevalence, incidence, and prognosis. Occupational & Environmental Medicine; 2000.
7. Ann E. Barr, PT, PhD, Mary F. Barbe, PhD, & Brian D. Clark, PhD. Work-Related Musculoskeletal Disorders of the Hand and Wrist: Epidemiology, Pathophysiology, and Sensorimotor Changes. HHS Public Access; 2006.
8. W R Alexander. Laboratory tests in musculoskeletal disorders. Report on Rheumatic Diseases; 1969.
9. Christina S McCrae, Amanda Ross, Ashley Stripling, & Natalie D Dautovich. Eszopiclone for late-life insomnia. Clinical Interventionsin Aging; 2007.
10. Gary Zammit, Ph.D., Sherry Wang-Weigand, M.D., Ph.D., Murray Rosenthal, D.O., & Xuejun Peng, M.D., Ph.D. Effect of Ramelteon on Middle-of-the-Night Balance in Older Adults with Chronic Insomnia. Journal of Clinical Sleep Medicine; 2009.
11. Michael J Garner, Peter Aker, Jeff Balon, Michael Birmingham, David Moher, Dirk Keenan, & Pran Manga. Journal of Manipulative and Physiological Therapeutics; 2007.

Share