Fibromialgia – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fibromialgia adalah sebuah kondisi ketika rasa nyeri tersebar ke seluruh tubuh menyerang otot serta persendian.

Karena nyeri ini, beberapa masalah kesehatan pun terjadi, seperti perubahan suasana hati, gangguan tidur, hingga tubuh mudah lelah.

Fakta Tentang Fibromialgia

  1. Fibromialgia menyebabkan gejala yang kerap disalahartikan sebagai kondisi arthritis.
  2. 80-90% yang terdiagnosa dengan penyakit fibromialgia adalah wanita, namun tidak menutup kemungkinan anak-anak dan juga pria mengalaminya juga.
  3. Gejala fibromialgia yang paling utama dan umum dialami adalah kelelahan yang membuat tubuh lemah serta rasa nyeri kronis di sekujur tubuh.
  4. Pada banyak penderita fibromialgia, gangguan konsentrasi dan ingatan dapat terjadi, di mana hal ini disebut dengan istilah brain fog.
  5. Fibromialgia adalah jenis penyakit yang dapat dicegah, salah satunya dengan cara menjaga berat badan di angka ideal.
  6. Terhitung kurang lebih ada sekitar 5 juta orang yang usianya di atas 18 tahun mengidap fibromialgia di Amerika Serikat.
  7. Fibromialgia adalah gangguan kesehatan yang lebih rentan menyerang orang-orang paruh baya.

Perbedaan Fibromialgia dan Arthritis

Kerap diduga sebagai kondisi gangguan kesehatan yang sama, sebenarnya keduanya adalah penyakit yang berbeda terlepas dari kemiripan gejala.

Fibromialgia adalah penyakit yang menyebabkan rasa nyeri di seluruh tubuh, namun yang terkena bukanlah sendi, melainkan jaringan lunak.

Fibromialgia juga tidak menyebabkan radang atau kerusakan di bagian sendi. Terlebih lagi, fibromialgia lebih sulit didiagnosa daripada arthritis.

Sementara itu, arthritis adalah rasa nyeri akibat peradangan pada sendi dan otot. Arthritis juga lebih mudah didiagnosa daripada fibromialgia.

Arthritis sendiri juga meliputi dua jenis kondisi, yaitu osteoarthritis dan juga rheumatoid arthritis. Hanya saja, osteoarthritis adalah jenis arthritis yang paling umum.

Penyebab Fibromialgia

Penyebab pasti dari fibromialgia belum diketahui, namun ada sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko kondisi ini.

  • Infeksi : Fibromialgia dan arthritis adalah jenis kondisi berbeda, namun arthritis atau infeksi dapat menjadi penyebab fibromialgia.
  • Faktor Genetik : Fibromialgia dapat menjadi penyakit yang turun-temurun di sebuah keluarga di mana orangtua dapat mewariskannya ke anak-anaknya sehingga sensitivitas terhadap rasa sakit lebih tinggi.
  • PTSD (Posttraumatic Stres Disorder) : Gangguan stres pascatrauma  dapat terjadi ketika memiliki pengalaman traumatis, entah itu seperti pelecehan seksual, berada di tengah kondisi perang, atau kecelakaan saat berkendara di mana semuanya ini berkaitan dengan timbulnya fibromialgia.
  • Trauma Fisik atau Emosional : Orang-orang yang pernah mengalami trauma secara fisik maupun emosional di masa kecilnya lebih berisiko tinggi menderita fibromialgia.
  • Kurang Gerak : Tubuh yang jarang aktif bergerak seperti misalnya jarang olahraga dapat lebih mudah meningkatkan risiko fibromialgia.
  • Depresi dan Kecemasan : Orang-orang yang mengalami kecemasan maupun depresi juga paling sering dihubungkan dengan fibromialgia.
  • Faktor Usia : Walau fibromialgia dapat menyerang siapapun, orang dewasa khususnya paruh baya memiliki risiko lebih besar.
  • Faktor Jenis Kelamin : Kondisi fibromialgia jauh lebih berisiko dialami oleh para wanita daripada pria.

Beberapa faktor peningkat risiko lainnya yang perlu dikenali dan diwaspadai antara lain adalah :

  • Obesitas
  • Penyakit Lupus
  • Cedera berulang
  • Gangguan sistem saraf pusat
  • Sensitivitas tinggi terhadap gluten

Gejala Fibromialgia

Beberapa gejala yang disebabkan oleh fibromialgia biasanya antara lain adalah :

  • Rasa nyeri yang terjadi di kedua sisi tubuh, bagian atas serta bawah tubuh; sekujur tubuh akan merasakannya.
  • Rasa nyeri dan tidak nyaman pada tubuh dapat berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
  • Tubuh terasa lelah setiap bangun tidur walau tidur dan istirahat cukup.
  • Mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea dan sindrom kaki gelisah yang disebabkan oleh rasa nyeri.
  • Sulit berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal.
  • Kekakuan dan nyeri pada rahang.
  • Nyeri dan kelelahan pada otot wajah.
  • Sakit kepala.
  • Otot dan sendi kaku pada pagi hari.
  • Pola tidur berubah menjadi tidak teratur.
  • Sensitivitas meningkat terhadap rasa panas ataupun dingin.
  • Kaki dan tangan mengalami mati rasa dan kesemutan.
  • Kesulitan dalam mengingat.

Namun, selain dari gejala umum tersebut perlu juga untuk mewaspadai adanya gejala lain yang berisiko terjadi :

  • Mual
  • Gangguan penglihatan
  • Kenaikan berat badan
  • Masalah pada panggul dan sistem berkemih
  • Gangguan kesehatan kulit
  • Gejala yang mirip dengan flu
  • Pusing atau kepala seperti melayang
  • Gangguan pernafasan
  • Kecemasan berlebihan dan depresi
  • Sindrom iritasi usus
  • Migrain

Ketika gejala mulai muncul dan timbul kecurigaan terhadap suatu kondisi tertentu, segera periksakan diri saja ke dokter.

Penyebab dari gejala tersebut perlu dideteksi dan dikonfirmasi segera agar dapat ditangani. Gejala yang mirip dengan kondiis hipotiroidisme dan arthritis perlu dipastikan segera.

  • Dokter akan memeriksa gejala dan nyeri yang terjadi selama seminggu terakhir.
  • Dokter akan mengecek kadar ketidaknyamanan saat tidur, kelelahan tubuh, dan gangguan kognitif.
  • Dokter akan mengecek gejala-gejala yang terjadi selama kurang lebih 3 bulan tanpa ada tanda-tanda membaik.
  • Dokter akan menyarankan pasien menempuh tes darah untuk memastikan hasil diagnosa.

Tes darah biasanya diperlukan ketika pemeriksaan fisik dan riwayat medis personal tidak mampu membantu dokter dalam menghasilkan diagnosa pasti.

Pemeriksaan darah biasanya akan meliputi tes fungsi tiroid, faktor rheumatoid, tingkat sedimentasi eritrosit, dan hitung darah lengkap.

Pengobatan Fibromialgia

Untuk dapat mengobati fibromialgia, biasanya kombinasi pemberian obat-obatan dan perawatan secara mandiri bisa diterapkan.

Melalui Obat-obatan

Pemberian obat-obatan berikut ini bertujuan untuk meredakan nyeri di sekujur tubuh sekaligus mengatasi gangguan tidur akibat nyeri yang dirasakan.

  • Pereda Nyeri : Ibuprofen, acetaminophen, dan naproxen sodium adalah pilihan obat pereda nyeri yang salah satunya dapat digunakan, namun yang paling sering diresepkan dokter adalah tramadol.
  • Anti-Kejang : Obat anti-kejang tak hanya dapat mencegah epilepsi, tapi juga sangat berguna dalam mengatasi rasa nyeri tertentu. Pregabalin dan gabapentin adalah jenis anti-kejang yang dapat meredakan gejala fibromialgia.
  • Antidepresan : Contoh jenis antidepresan yang dapat meredakan nyeri serta mengatasi masalah kelelahan tubuh adalah milnacipran dan duloxetine. Untuk membantu tidur lebih baik dan nyenyak, relaksan otot cyclobenzaprine atau amitriptyline kemungkinan akan dokter resepkan.

Melalui Terapi

Selain obat-obatan, beberapa jenis terapi ini dapat membantu mengurangi efek dan gejala fibromialgia sehingga dapat meringankan beban pasien.

  • Terapi Fisik : Tubuh pasien fibromialgia akan mengalami kelemahan dan kelelahan, maka terapis profesional akan membantu pasien dalam berolahraga untuk meningkatkan kembali stamina, kekuatan dan fleksibilitas tubuh.
  • Terapi Okupasi : Pasien akan dibantu oleh terapis okupasi profesional dalam program terapi ini. Tujuan terapi yang terutama adalah untuk meredakan stres pada tubuh pasien.
  • Konseling : Kecemasan dan depresi berkaitan erat dengan risiko fibromialgia, maka berbicara dengan seorang konselor dapat membantu memulihkan diri, mengatasi situasi penyebab tertekan dan meningkatkan rasa percaya diri.

Melalui Diet dan Gaya Hidup Sehat

Pasien fibromialgia dapat mengatasi segala gejala yang timbul dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih baik, sehat dan seimbang.

  • Konsumsi Makanan Penambah Energi

Makanan penambah energi yang aman adalah yang rendah gula serta kaya akan serat, seperti oatmeal, almond, tahu dan alpukat.

Supaya aktivitas dapat berjalan dengan baik dan normal, tubuh memerlukan asupan yang tepat agar tidak mudah lelah apalagi lemas.

  • Konsumsi Kacang-kacangan dan Biji-bijian

Untuk meredakan gejala fibromialgia, mulailah mengonsumsi asupan yang benar seperti kacang-kacangan dan biji-bijian berkandungan mineral dan mikronutrien tinggi.

  • Konsumsi Makanan Antioksidan dan Asam Amino Esensial

Makanan-makanan berantioksidan tinggi seperti bawang putih, teh hijau, buah sitrus, brokoli, kembang kol, kubis, minyak nabati, produk kedelai, apel, wortel, bayam, biji wijen, terung, dan lainnya.

Sementara itu, sumber asam amino esensial yang dapat dikonsumsi antara lain adalah telur, kedelai, quinoa, dan daging.

  • Hindari Makanan Mengandung Gluten

Kondisi tertentu seperti sensitivitas tinggi terhadap gluten dapat mengembangkan penyakit fibromialgia.

Oleh sebab itu, hindari segala bentuk makanan gluten seperti kue dan biskuit, pasta, sereal, mie dan roti-rotian.

Menghindari makanan bergluten terbukti mampu mengurangi rasa nyeri di sekujur tubuh, bahkan turut bermanfaat bagi pasien fibromialgia yang tak menderita penyakit Celiac.

  • Hindari MSG

Agar kondisi lebih cepat pulih dan gejala cepat mereda, penderita fibromialgia perlu menjauhi pula makanan-makanan berpengawet dan mengandung MSG.

  • Hindari Rokok, Alkohol dan Kafein

Bagi pengonsumsi kafein dan/atau alkohol yang sebelumnya cukup rutin, hentikan konsumsinya terlebih dulu.

Selain menghindari kafein dan alkohol, pastikan juga jauhi rokok atau tembakau yang dapat memperburuk kondisi fibromialgia karena kandungan racunnya.

  • Jaga Berat Badan

Obesitas dan fibromialgia dapat berkaitan, maka ada baiknya untuk menjaga berat badan atau bahkan mulai menurunkan berat badan apabila mengalami obesitas.

Diet yang seimbang dan mampu membantu mencapai berat ideal akan meningkatkan kualitas hidup penderitanya.

Maka dari itu, tak ada ruginya sama sekali untuk menjalankan diet yang baik dan benar bagi para penderita fibromialgia agar rasa nyeri bisa berkurang dan memudar secara alami.

Komplikasi Fibromialgia

Segala bentuk penyakit yang tidak ditangani secara cepat dan benar, gejala akan berkembang lebih serius dan menghambat aktivitas sehari-hari.

Inilah beberapa risiko komplikasi fibromialgia yang jangan disepelekan karena nyeri yang terus-menerus dirasakan, kelelahan ditambah susah tidur akan berdampak pada tubuh dan rutinitas.

  • Rawat Inap : Penderita fibromialgia dapat berisiko harus mendapatkan perawatan medis di rumah sakit dan menjalani rawat inap.
  • Reumatik : Fibromialgia dapat timbul secara berkelanjutan di masa mendatang bersama dengan sejumlah jenis arthritis. Rheumatoid arthritis dan osteoarthritis biasanya adalah jenis arthritis yang mampu terjadi berulang bersama gejala fibromialgia.
  • Depresi : Risiko depresi berat pada penderita fibromialgia 3 kali lipat jauh lebih besar sehingga penting untuk mengecek kesehatan mental secara rutin demi mencegah komplikasi ini.
  • Mental Fog : Semakin lama dibiarkan tanpa penanganan apapun, fibromialgia dapat menurunkan kemampuan konsentrasi dan hal ini disebut dengan mental fog di mana gangguan kognitif dan ingatan telah terjadi dalam jangka panjang.
  • Cedera : Kemampuan kognitif dan memori yang menurun dan tak berfungsi dengan baik lama-kelamaan dapat membahayakan penderita fibromialgia apalagi saat melakukan rutinitas harian. Tak menutup kemungkinan cedera dapat sewaktu-waktu terjadi karena hal ini.
  • Kematian karena Bunuh Diri : Depresi dan kecemasan berlebihan yang berkepanjangan dengan kondisi nyeri yang tak kunjung hilang bertambah buruk berkemungkinan besar menimbulkan rasa ingin mengakhiri hidup pada penderitanya.

Pencegahan Fibromialgia

Tak hanya trauma fisik, namun emosional dan mental pun dapat menjadikan seseorang rentan terkena penyakit fibromialgia.

Untuk itu, langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan supaya meminimalisir risiko fibromialgia antara lain adalah :

  • Olahraga Rutin

Obesitas dan kurang gerak termasuk faktor yang dapat meningkatkan risiko fibromialgia, maka pastikan ambil waktu sekitar 150 menit per minggu untuk bersepeda, berjalan kaki, atau berenang.

4-5 kali dalam seminggu adalah waktu yang tepat untuk berolahraga di mana masing-masing memiliki durasi 30 menit.

Tak hanya berguna mencegah fibromialgia, melakukan olahraga rutin adalah pencegah diabetes dan penyakit jantung yang efektif.

Olahraga pun menjadi salah satu cara terbaik melepas stres sehingga berbagai bentuk kecemasan dan depresi dapat teratasi.

  • Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Infeksi dapat meningkatkan risiko seseorang menderita fibromialgia, maka penting untuk menjaga sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh.

Tak sekadar berolahraga rutin, imbangi olahraga dengan asupan makanan bergizi. Konsumsilah makanan berprobiotik, makanan kaya antioksidan, vitamin dan mineral.

  • Mengatasi Kecemasan, Depresi dan Masalah Mental Lainnya

Jika seseorang sadar bahwa dirinya memiliki kecemasan berlebihan, depresi ataupun masalah mental lainnya yang terkait dengan trauma fisik atau emosional, penting untuk mencari bantuan profesional.

Berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog dapat membantu menangani masalah mental apapun sehingga risiko fibromialgia pun dapat berkurang.

Orang-orang dengan risiko fibromialgia perlu menjaga gaya hidup tetap baik dan sehat di mana pastikan untuk tidak beraktivitas dan berolahraga berlebihan agar tidak meningkatkan stres dan kelelahan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment