Penyakit & Kelainan

Infeksi Rotavirus : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Infeksi Rotavirus?

Infeksi Rotavirus ( img : Georgia State University News )

Infeksi rotavirus merupakan jenis infeksi virus yang menyerang saluran pencernaan sehingga mengalami peradangan [1,2,3,4,7,8,13].

Rotavirus juga menjadi sebuah penyakit infeksi yang paling umum menyerang bayi serta anak-anak dan menyebabkan diare pada mereka.

Di negara-negara dengan tingkat kebersihan yang cukup rendah, infeksi rotavirus memiliki potensi lebih besar dialami oleh warganya.

Tinjauan
Infeksi rotavirus adalah jenis infeksi virus yang menyebabkan radang pada saluran cerna di mana hal ini menyebabkan diare yang lebih rentan dialami anak-anak, khususnya balita.

Fakta Tentang Infeksi Rotavirus

  1. Rotavirus adalah jenis infeksi yang sangat umum di mana kasusnya dijumpai hampir di seluruh dunia dan lebih berpotensi dialami oleh anak-anak (khususnya yang berusia sekitar 5 tahun ke bawah) [1].
  2. Rotavirus ditemukan pertama kali pada tahun 1973 dari hasil biopsi duodenum serta sampel tinja penderita diare akut [1].
  3. Rotavirus diketahui menjadi penyebab infeksi pada 20-70% anak balita yang dirawat di rumah sakit dan juga menjadi penyebab diare akut paling umum pada anak-anak tersebut [2].
  4. Di Thailand, terdapat sekitar 48% kasus diare yang utamanya disebabkan oleh rotavirus hingga pasien harus mendapatkan pengobatan medis [2].
  5. Kasus infeksi rotavirus di Thailand pada setiap episode diare akut menghabiskan biaya kesehatan mencapai 2.101 Bath atau bila dirupiahkan menjadi sekitar Rp 800.000 [2].
  6. Sementara itu di Indonesia, data prevalensi diare akut menurut penelitian di Rumah Sakit Sanglah Denpasar adalah 11,3% di ruang perawatan anak dan prevalensi rotavirus sendiri adalah mencapai 48,9% [2].
  7. Di Yogyakarta, prevalensi diare akut akibat rotavirus di Rumah Sakit Dr. Sardjito mencapai 32,68% [2].
  8. Di Riau, dari 30 sampel tes feses, terdapat 10 sampel yang menunjukkan positif rotavirus di mana pada kasus ini terdapat 8 pasien dengan usia antara 6-35 bulan menderita diare karena rotavirus [2].
  9. Namun untuk data prevalensi nasional, belum diketahui secara spesifik.

Penyebab Infeksi Rotavirus

Rotavirus merupakan virus yang mampu menyebabkan terjadinya diare pada seseorang, apabila orang tersebut telah tertular melalui fecal-oral [1,3].

Penularan jalur fecal-oral sendiri merupakan proses penularan di mana feses orang yang sudah terinfeksi masuk ke mulut orang yang sehat secara tidak sengaja.

Feses penderita infeksi rotavirus berpotensi mengontaminasi minuman, makanan, air hingga benda-benda yang ada di sekelilingnya.

Kebersihan diri dan lingkungan yang rendah sangat berperan dalam mempercepat dan mempermudah penularan terjadi [1].

Penularan juga dapat terjadi melalui benda karena ada kemungkinan penderita infeksi setelah buang air besar tidak langsung mencuci tangannya dengan bersih.

Tangan yang dalam kondisi kotor lalu memegang benda di sekitarnya tentu membuat benda tersebut terkontaminasi.

Orang lain yang dalam kondisi sehat dan menyentuh benda yang sama lalu tidak mencuci tangan sebelum makan misalnya, akan lebih mudah tertular.

Beberapa kondisi yang merupakan faktor risiko penularan infeksi rotavirus ini sebaiknya diperhatikan [1,5,6] :

  • Usia anak, sebab infeksi rotavirus paling kerap diderita anak usia 3-35 bulan.
  • Orang dewasa pun berisiko namun khususnya mereka yang memiliki pekerjaan atau aktivitas yang berhubungan dengan anak-anak.
  • Faktor musim, seperti di Amerika Serikat pada musim semi dan musim dingin justru meningkatkan risiko infeksi rotavirus.
Tinjauan
Feses orang yang sudah terinfeksi rotavirus dan masuk ke mulut orang yang sehat secara tidak sengaja akan menyebabkan orang sehat tersebut menderita infeksi rotavirus.

Gejala Infeksi Rotavirus

Infeksi rotavirus baru akan menimbulkan gejala setiaknya setelah 2 hari seseorang terpapar virus ini di mana diare merupakan awal gejala yang paling umum.

Infeksi virus mampu menyebabkan diare sampai penderita mengalami kehilangan banyak cairan dari dalam tubuh dan meningkatkan risiko bahaya dehidrasi.

Gejala Infeksi Rotavirus pada Anak

Pada anak, beberapa gejala ini adalah yang paling umum terjadi [1,4] :

  • Diare yang berlangsung lebih dari sehari.
  • Perut terasa nyeri.
  • Muntah-muntah
  • Demam
  • Tampak lebih lesu.
  • Feses berwarna kehitaman dan dapat mengandung nanah atau darah saat buang air besar.

Ketika gejala-gejala disertai dengan gejala dehidrasi, maka sebaiknya orang tua segera membawa anak ke dokter.

Gejala dehidrasi yang dimaksud antara lain adalah menangis namun tidak mengeluarkan air mata, mulut kering, dan jarang buang air kecil [8].

Jika pun buang air kecil, biasanya urine yang keluar lebih sedikit dari normalnya dan hal ini telah menandakan bahwa anak mengalami dehidrasi.

Anak yang juga mengalami rasa kantuk yang tidak biasa serta jarang merespon apa yang dikatakan oleh orang tua, hal ini perlu segera dikonsultasikan ke dokter.

Gejala Infeksi Rotavirus pada Orang Dewasa

Tak hanya anak-anak yang dapat menderita infeksi rotavirus, beberapa gejala di bawah ini pun dapat dialami oleh orang dewasa [1,7] :

Jika terdapat gejala dehidrasi, seperti haus yang berlebihan disertai dengan jarang buang air kecil atau urine yang keluar terlalu sedikit saat buang air kecil, segera ke dokter [8].

Terlebih bila mulut kering, kepala terasa pusing melayang, terasa pusing saat sedang berdiri dan tubuh terasa lemah, periksakan diri secepatnya.

Berapa lama gejala infeksi rotavirus berlangsung?

Pada anak, gejala muntah dan demam adalah yang terjadi di awal dan diare biasanya menyusul.

Gejala infeksi tersebut dapat dialami selama kurang lebih 10 hari pada feses bahkan ketika gejala-gejala yang dialami sudah mereda atau hilang.

Ketika gejala tidak kunjung mereda bahkan sudah beberapa hari, segera ke dokter, terutama bila gejala juga mengalami perburukan.

Tinjauan
Gejala utama dari infeksi rotavirus adalah diare yang bisa sampai berhari-hari. Seringkali gejala lain seperti demam, tubuh lesu, muntah, dan BAB berdarah ikut terjadi.

Pemeriksaan Infeksi Rotavirus

Ketika memeriksakan diri ke dokter, biasanya beberapa metode diagnosa seperti berikut akan diterapkan pada pasien :

  • Pemeriksaan Fisik

Dokter seperti biasa akan lebih dulu memeriksa fisik pasien, terutama mengukur suhu badan pasien [1,3,8].

Dokter juga perlu melihat adanya tanda-tanda dehidrasi secara fisik.

  • Pemeriksaan Riwayat Gejala

Dokter juga akan memberikan sejumlah pertanyaan terkait beberapa gejala dan keluhan yang selama ini dialami pasien [1,3].

Sejak kapan gejala timbul, apa saja gejala yang dirasakan serta sudah berapa lama gejala mengganggu adalah yang biasanya ditanyakan oleh dokter.

  • Tes Darah

Sebagai tes penunjang, dokter kemungkinan akan meminta pasien menempuh tes darah [1,3,8].

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya infeksi dalam darah.

Tes darah juga dapat digunakan untuk mengetahui kadar elektrolit dalam darah sekaligus kadar gula darah.

  • Tes Tinja

Pemeriksaan feses juga kiranya diperlukan supaya dokter lebih mudah dalam proses identifikasi jenis patogen penyebab diare [1,4,8].

Tes ini dilakukan dengan mengambil dan memeriksa sampel feses supaya dokter juga lebih mudah dalam mendeteksi antigen rotavirus.

Tinjauan
Metode diagnosa yang paling kerap digunakan untuk mendeteksi infeksi rotavirus adalah pemeriksaan riwayat gejala, pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes tinja.

Pengobatan Infeksi Rotavirus

Penanganan infeksi rotavirus biasanya terdiri dari obat yang diberikan oleh dokter dan perawatan mandiri di rumah.

Melalui Perawatan Mandiri

Untuk menangani gejala infeksi rotavirus sebenarnya tidak ada cara khusus, sebab antivirus dan antibiotik sekalipun tidak dapat mengatasinya.

Infeksi rotavirus umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 3 hingga 7 hari cukup dengan mencegah dehidrasi.

Dalam mencegah dehidrasi, baik anak-anak maupun orang dewasa yang mengalami infeksi rotavirus sebaiknya minum banyak cairan [11,12].

  • Untuk bayi yang masih mengonsumsi ASI, ibu bisa tetap memberikan ASI dalam jumlah sedikit namun tetap mampu memenuhi kebutuhan cairan tubuh bayi.
  • Jika bayi meminum susu formula, pastikan untuk memberikannya juga dalam kadar yang sedikit namun cukup merehidrasi tubuh si kecil.
  • Bagi anak yang lebih besar, orang tua wajib memintanya untuk istirahat dan makan lebih banyak. Namun, pastikan untuk memberikan makanan tanpa kandungan tambahan gula, seperti yogurt, sayuran, buah, daging tanpa lemak, dan roti gandum utuh.

Baik anak-anak maupun orang dewasa juga perlu menjadikan makanan dan minuman manis sebagai pantangan, seperti jus buah dan soda [3].

Diare dapat diperburuk dengan mengonsumsi makanan dan minuman tersebut, bahkan termasuk juga hindari air putih dan sup kaldu ayam.

Pastikan pula untuk menghindari kafein, makanan berempah tinggi, serta alkohol dan apapun yang berpotensi membuat perut mudah teriritasi.

Melalui Obat-obatan

Bila diare yang dialami oleh anak begitu parah, segera bawa ke dokter dan konsultasikan mengenai obat apa yang perlu diberikan.

Biasanya, dokter kemudian memberikan cairan rehidrasi oral, seperti Enfalyte atau Pedialyte [9].

Konsultasikan ke dokter mengenai perawatan terbaik bagi anak, terutama jika diare sudah terjadi selama beberapa hari.

Cairan rehidrasi yang diberikan oleh dokter ini tak hanya dapat merehidrasi tubuh anak, tapi juga menggantikan mineral yang hilang karena terus-menerus keluar dari tubuh [10].

Namun jika memang sudah terlampau parah, biasanya anak perlu mendapatkan tindakan rawat inap dan cairan intravena.

Namun perlu diperhatikan oleh para orang tua, infeksi rotavirus tidak sebaiknya ditangani dengan obat antidiare.

Tinjauan
Istirahat dan mengasup banyak cairan adalah perawatan mandiri terbaik untuk mengatasi infeksi rotavirus. Namun bila gejala diare terlalu parah, dokter akan memberikan cairan rehidrasi bagi tubuh pasien.

Komplikasi Infeksi Rotavirus

Ketika infeksi rotavirus tidak segera ditangani, beberapa risiko komplikasi di bawah ini dapat terjadi [1,2,3,13] :

Pencegahan Infeksi Rotavirus

Upaya pencegahan terbaik agar infeksi rotavirus tidak menyerang tentu adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik.

Maka beberapa upaya berikut dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko infeksi rotavirus [1,2,3,8] :

  • Mencuci tangan lebih sering.
  • Mencuci tangan dengan benar, menggunakan air dan sabun.
  • Mencuci tangan khususnya setiap sehabis memakai toilet dan mengganti popok anak.
  • Memperoleh vaksin RotaTeq (pemberian dilakukan melalui mulut dalam tiga dosis dan penerimanya adalah anak usia 2, 4 atau 6 bulan dan bukan untuk anak yang lebih besar maupun orang dewasa).
  • Memperoleh vaksin Rotarix (pemberian dilakukan dalam dua dosis dan hanya diperuntukkan bagi bayi; khususnya bayi yang masih berusia 2 dan 4 bulan.
Tinjauan
Pencegahan terbaik infeksi rotavirus adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Selain itu, memperoleh vaksin pencegah infeksi rotavirus juga sangat penting bagi anak-anak. Berkonsultasilah dengan dokter mengenai apa vaksin yang dianjurkan dan kapan sebaiknya diberikan pada anak.

1. Caitlin E. LeClair & Deepa P. Budh. Rotavirus. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Rezi Arianto, Deddy Satriya Putra, & Fauzia Adrini D. Profil Umur dan Jenis Kelamin Diare Akut Rotavirus dan Non Rotavirus pada Balita yang Dirawat di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.
3. Sue E. Crawford, Sasirekha Ramani, Jacqueline E. Tate, Umesh D. Parashar, Lennart Svensson, Marie Hagbom, Manuel A. Franco, Harry B. Greenberg, Miguel O’Ryan, Gagandeep Kang, Ulrich Desselberger, & Mary K. Estes. Rotavirus infection. HHS Public Access; 2018.
4. Carolina Gasparinho, João Piedade, Maria Clara Mirante, Cristina Mendes, Carlos Mayer, Susana Vaz Nery, Miguel Brito, & Claudia Istrate. Characterization of rotavirus infection in children with acute gastroenteritis in Bengo province, Northwestern Angola, prior to vaccine introduction. PLoS One; 2017.
5. S. M. Cook, R. I. Glass, C. W. LeBaron, & M. S. Ho. Global seasonality of rotavirus infections. Bulletin World Health Organization; 1990.
6. B L Barrón-Romero, J Barreda-González, R Doval-Ugalde, J Zermeño-Eguia Liz, & M Huerta-Peña. Asymptomatic rotavirus infections in day care centers. Journal of Clinical Microbiology; 1985.
7. Evan J Anderson & Stephen G Weber. Rotavirus infection in adults. The Lancet Infectious Diseases; 2004.
8. Umesh D Parashar, E Anthony S Nelson, & Gagandeep Kang. Diagnosis, management, and prevention of rotavirus gastroenteritis in children. HHS Public Access; 2018.
9. Zbys Fedorowicz, Vanitha A Jagannath, & Ben Carter. Antiemetics for reducing vomiting related to acute gastroenteritis in children and adolescents. Cochrane Library; 2011.
10. G Nappert, J M Barrios, G A Zello, & J M Naylor. Oral rehydration solution therapy in the management of children with rotavirus diarrhea. Nutrition Reviews; 2000.
11. Eric Wobudeya, Hanifa Bachou, Charles K Karamagi, Joan N Kalyango, Edrisa Mutebi, & Henry Wamani. Breastfeeding and the risk of rotavirus diarrhea in hospitalized infants in Uganda: a matched case control study. BioMed Central; 2011.
12. L C Duffy, T E Byers, M Riepenhoff-Talty, L J La Scolea, M Zielezny & P L Ogra. The effects of infant feeding on rotavirus-induced gastroenteritis: a prospective study. American Journal of Public Health; 1986.
13. Robert F. Ramig. Pathogenesis of Intestinal and Systemic Rotavirus Infection. Journal of Virology; 2004.

Share