Jamur sangat dikenal sebagai tumbuhan herbal dengan beragam khasiat. Varietasnya ditemukan tumbuh melimpah di alam liar, begitupun yang dibudidayakan. Namun sayangnya, tidak semua jenis jamur dapat dimakan.
Jamur lingzhi merupakan salah satu jenis jamur yang aman untuk dikonsumsi. Sejarah yang panjang telah membuktikan bahwa jamur lingzhi dipercaya dapat meningkatkan kesehatan dan memperpanjang umur diantara masyarakat Cina, Jepang, dan negara-negara Asia lainnya.
Daftar isi
Jamur lingzhi (Ganoderma lucidum) berasal dari keluarga Ganodermataceae. Merupakan jamur besar dan gelap dengan eksterior mengkilap dan tekstur seperti kayu. Kata Latin lucidus berarti “mengkilap” atau “brilian” dan mengacu pada penampilan pernis kayu di permukaan jamur. Di Cina, G. lucidum disebut lingzhi, sedangkan di Jepang nama untuk keluarga Ganodermataceae adalah reishi atau mannentake.[1,2]
Jamur lingzhi berwarna putih, cerah dan kecoklatan. Seiring bertambahnya usia, margin jamur lingzhi mungkin mulai berubah warna dan mengembangkan kulit keras yang memiliki penampilan pernis mengkilap.
Topi dan batangnya berwarna kemerahan hingga oranye-kecoklatan. Topi jamur lingzhi berukuran 5 hingga 30 cm. Permukaannya menjadi kusam ketika spora yang tersimpan menyelimutinya.[3]
Jamur lingzhi termasuk salah satu jenis jamur yang dibudidayakan, selain itu jamur ini juga tumbuh secara liar di alam. Hanya saja jamur lingzhi jarang ditemukan karena tumbuh di pegunungan berhutan lebat dengan kelembaban tinggi dan pencahayaan yang redup.
Sebagian besar dapat ditemukan tumbuh pada batang kering dari pohon prem yang sudah mati. Jamur ini banyak tumbuh di zona iklim subtropis dan sedang, di hutan-hutan Asia, Eropa, dan Amerika Utara atau Selatan.[4,5]
Fakta Menarik Seputar Jamur Lingzhi
Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram sajian jamur lingzhi.[6]
Nama | Jumlah | Satuan |
Total kalori | 117 | kJ |
Total karbohidrat | 5.3 | g |
Serat makanan | 2.2 | g |
Lemak total | 0.5 | g |
Lemak jenuh | 0.1 | g |
Protein | 2.2 | g |
Vitamin A | 0.0 | IU |
Vitamin C | 4.0 | mg |
Vitamin D | 21.0 | IU |
Vitamin E (⍺ tokoferol) | 0.0 | mg |
Vitamin K | 0.0 | mcg |
Thiamin | 0.1 | mg |
Riboflavin | 0.3 | mg |
Niacin | 4.5 | mg |
Vitamin B6 | 0.1 | mg |
Folat | 18.0 | mcg |
Vitamin B12 | 0.0 | mcg |
Asam pantotenat | 2.2 | mg |
Kolin | 19.9 | mg |
Kalsium | 6.0 | mg |
Zat besi | 1.7 | mg |
Magnesium | 12.0 | mg |
Fosfor | 87.0 | mg |
Kalium | 356 | mg |
Natrium | 2.0 | mg |
Zinc | 0.9 | mg |
Tembaga | 0.5 | mg |
Mangan | 0.1 | mg |
Selenium | 11.9 | mcg |
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa kandungan utama jamur lingzhi terdiri dari protein, lemak, karbohidrat dan serat. Selain itu, telah banyak fakta ilmiah menyatakan jamur lingzhi memiliki banyak kandungan senyawa bioaktif.[4]
Jamur lingzhi telah digunakan selama ratusan tahun sebagai salah satu jamur untuk kesehatan dan strategi pengobatan. Penelitian mengenai efek medisnya pun masih tetap bermunculan hingga kini.
Kandungan utama jamur lingzhi diantaranya senyawa terpenoid dan polisakarida disebutkan berpengaruh dalam melawan sel kanker. Polisakarida, terutama β-D-glukan, telah diketahui memiliki efek antitumor.[4,5]
Banyak studi menyatakan bahwa polisakarida dalam jamur lingzhi (GLP) memberikan aksi antikanker sebagian dengan merangsang fungsi kekebalan tubuh. Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa GLP dapat mengaktifkan limfosit T dan B, makrofag, sel dendritik (DC), dan sel pembunuh alami (NK).[1,2]
Beberapa bukti menyebutkan bahwa struktur triterpen asam ganoderik dari jamur lingzhi memainkan peran penting dalam aksi biologis mereka.
Asam ganoderic T menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan beberapa sel kanker. Chen et al. menunjukkan bahwa asam ganoderic T berhasil menghambat masuknya sel kanker melalui uji organisme. Oleh karena itu, jamur lingzhi dapat bertindak sebagai obat potensial untuk pengobatan kanker.[5]
Disamping itu, Hsu et al. menyelidiki dampak asam lucidenic (A, B, C dan N) pada penghambatan pertumbuhan sel dan kematian sel kanker pada sel leukemia manusia HL-60. Mereka menemukan bahwa asam lucidenic B mengurangi kemampuan sel dari beberapa garis sel tumor dan mendorong kematian sel kanker terprogram pada sel HL-60.[5]
Dalam studi baru-baru ini disebutkan bahwa pemberian minuman ekstrak air panas jamur lingzhi (0,03 dan 0,3 g / kg BB) selama 4 minggu dinyatakan dapat menurunkan kadar glukosa pada tikus yang obesitas atau diabetes, dengan efek yang bisa langsung terlihat setelah minggu pertama perawatan.[1]
Secara keseluruhan, data dari beberapa studi yang berbeda menunjukkan bahwa asupan jamur lingzhi membantu dalam menstabilkan kadar glukosa darah.
Namun, penelitian ini dilakukan sebagian besar pada hewan sehingga masih diperlukan lebih banyak dukungan dari studi klinis pada manusia dengan dan tanpa kombinasi dengan obat-obatan konvensional.[1]
Jamur lingzhi juga digunakan untuk pengobatan hepatitis kronis. Ekstrak dari jamur lingzhi telah dilaporkan efektif dalam merawat pasien dengan gagal hati.[4]
Polisakarida yang diekstraksi dari jamur lingzhi dan diminumkan pada tikus selama 28 hari ditemukan dapat memperbaiki sirosis hati. Selanjutnya, ekstrak metanol dari jamur lingzhi juga dilaporkan memberikan perlindungan pada hati.[1]
Terlepas dari efeknya untuk cedera hati, efek jamur lingzhi pada cedera lambung juga telah diteliti. Luka lambung yang diinduksi oleh asam asetat pada tikus uji coba selama 14 hari. Hasilnya membuktikan bahwa jamur lingzhi dapat mempercepat penyembuhan luka lambung pada tikus sebesar 40% dan 56%.[1]
Telah dibuktikan bahwa berbagai senyawa dari jamur lingzhi menunjukkan efek penghambatan terhadap pengembangan HIV. Senyawa triterpenoid yang terisolasi (beta asam ganoderic, lucidumol B, ganodermanondiol, ganodermanontriol dan asam ganolucidic A) telah terbukti memiliki aktivitas pemecahan protein yang menghambat virus HIV-1.[5]
Dalam salah satu studi, El-Mekkawy et.al berhasil mengisolasi tiga belas senyawa dari jamur lingzhi yang memiliki aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pemecahan molekul protein virus HIV-1.[5]
Banyak penelitian masih perlu dilakukan untuk menetapkan dasar untuk senyawa yang diisolasi dari jamur lingzhi sebagai agen anti-HIV, tetapi bagaimanapun, triterpenoid tampaknya menjadi senyawa utamadengan efek anti-HIV.[5]
Jamur lingzhi secara tradisional direkomendasikan oleh ahli herbal Cina dan Jepang untuk gangguan tidur insomnia karena memiliki faktor yang dapat memicu kantuk.[4]
Polisakarida yang diisolasi dari jamur lingzhi juga dipercaya memberi manfaat neurologis. Telah diketahui dari zaman kuno bahwa jamur lingzhi bertindak sebagai pereda nyeri dan memiliki sifat rileks.
Matsuzaki et al. telah melaporkan bahwa ekstrak air yang kaya dengan polisakarida dari jamur lingzhi (GLP) menunjukkan efek anti-depresi dan mengurangi perilaku kecemasan pada tikus.[5]
Jamur lingzhi diresepkan di Tiongkok untuk sejumlah penyakit kejiwaan dan neurologis, termasuk penyakit yang melibatkan otot, anoreksia, dan kelemahan setelah mengalami penyakit kronis yang berkepanjangan.
Sejumlah ekstrak yang diperoleh dari berbagai bagian jamur lingzhi disebutkan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Ekstrak etanol dari efek perpanjangan umur jamur lingzhi berpotensi memiliki sifat anti penuaan.
Terutama mencakup ekstrak etanol jamur lingzhi (EGL), ekstrak miselium jamur lingzhi, ekstrak yang larut dalam air dari media kultur miselium jamur lingzhi (MAK) dan Ganodermasides A, B, C dan D.[7]
Jumlah jamur lingzhi yang aman untuk dikonsumsi tergantung pada beberapa faktor seperti usia pengguna, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. Pada saat ini tidak ada informasi ilmiah yang cukup untuk menentukan kisaran dosis yang tepat untuk mengonsumsi jamur lingzhi.
Namun sebuah studi oleh Gao et.al melaporkan tiga kasus keracunan pada pasien yang menerima pengobatan jamur lingzhi. Dua diantaranya mengalami mual dan satu mengalami insomnia.[8]
Penelitian lain menunjukkan bahwa empat minggu mengonsumsi ekstrak jamur lingzhi tidak menghasilkan efek yang merugikan pada hati atau ginjal pada orang dewasa yang sehat.[9]
Jamur lingzhi merupakan salah satu jenis jamur yang dapat dikonsumsi, namun uniknya jamur lingzhi perlu dipecah terlebih dahulu dan kemudian dibubuki.
Selain itu, praktik meminum teh jamur lingzhi adalah yang teknik paling terkenal untuk mendapatkan manfaat dari jamur obat ini dan telah ada selama bertahun-tahun.
Ide Penyajian Jamur Lingzhi :
Jamur lingzhi dapat disajikan dalam berbagai hidangan utama maupun penutup dan sebagai minuman smoothie. Setelah dipecah menjadi potongan-potongan kecil, jamur lingzhi juga dapat digunakan untuk membuat teh.
Jamur lingzhi tidak akan bertahan lama setelah panen kecuali jika segera dikeringkan. Berikut tips menyimpan jamur lingzhi :[14]
Jamur lingzhi merupakan salah satu tanaman herbal yang populer digunakan dalam pengobatan Asia dan Timur. Memiliki khasiat yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melalui efeknya pada sel darah putih, terutama pada orang yang menderita kanker. Jamur lingzhi juga memiliki beberapa khasiat lainnya seperti menstabilkan kadar gula darah, menghambat perkembangan virus HIV, mencegah penuaan, hingga membantu mengatasi gangguan tidur dan menurunkan kecemasan.
1. Sissi Wachtel-Galor, John Yuen, John A. Buswell, and Iris F. F. Benzie. Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd Edition. CRC Press/Taylor & Francis; 2011.
2. Didem Sohretoglu and Shile Huang. Ganoderma lucidum Polysaccharides as an anti-cancer agent. 18(5):667–674. Anti-cancer Agents in Medicinal Chemistry; 2018.
3. Anonym. Reishi Ganoderma tsugae. Edible Wild Food; 2020
4. P. Dinesh Babu and R.S. Subhasree. The Sacred Mushroom “Reishi”-A Review. 1(3):107-110. American-Eurasian Journal of Botany; 2008
5. Darija Cör., Željko Knez and Maša Knez Hrnčič. Antitumour, Antimicrobial, Antioxidant and Antiacetylcholinesterase Effect of Ganoderma Lucidum Terpenoids and Polysaccharides: A Review. 23(3):649. Molecules; 2018
6. Condé Nast. Mushrooms, cooked, boiled, drained, without salt. The Self Nutrition Data; 2018
7. Jue Wang,, Bin Cao., Haiping Zhao and Juan Feng. Emerging Roles of Ganoderma Lucidum in Anti-Aging. 8(6):691-707. Aging and Disease; 2017.
8. Xingzhong Jin., Julieta Ruiz Beguerie., Daniel Man-yuen Sze and Godfrey CF Chan. Ganoderma lucidum (Reishi mushroom) for cancer treatment. Issue 4. Cochrane Database of Systematic Reviews; 2016
9. Sissi Wachtel-Galor., Brian Tomlinson and Iris F. F. Benzie. Ganoderma lucidum ("Lingzhi"), a Chinese medicinal mushroom: biomarker responses in a controlled human supplementation study. 91(2):263-9. British Journal of Nutrition; 2004.
10. Harirak Wanmuang., Juvady Leopairut., Chomsri Kositchaiwat., Winai Wananukul and Sukhum Bunyaratvej. Fatal fulminant hepatitis associated with Ganoderma lucidum (Lingzhi) mushroom powder. 90(1):179-81. Journal of the Medical Association of Thailand; 2007
11. Man-Fung Yuen., Philip Ip., Wai-Kuen Ng and Ching-Lung Lai. Hepatotoxicity due to a formulation of Ganoderma lucidum (lingzhi). 41(4):686–687. Journal of hepatology; 2004
12. Anonym. Recipe: Reishi Mushroom Veggie Soup. CBC Life, CBC Radio-Canada; 2019
13. Anonym. Reishi Mushroom Tea Recipe. Mushroom Appreciation; 2020
14. Ashley Adamant. Foraging Reishi Mushrooms. Practical Self Reliance; 2018