Daftar isi
Kinoa merupakan salah satu tumbuhan serelia semu yang seringkali dijadikan sebagai makanan pokok pengganti padi ataupun gandum. Kinoa merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam keluarga Amaranthaceae yang masih satu keluarga dengan bayam.
Kinoa juga memiliki nama latin, yaitu Chenopodium quinoa. Walaupun tumbuhan kinoa sering kali dimanfaatkan biji sebagai makanan pokok, namun kinoa merupakan jenis tumbuhan yang sangat berbeda dan tidak termasuk ke dalam keluarga suku padi-padian.
Biji kinoa banyak diproduksi di daerah Peru, Ekuador dan Bolivia sebagai makanan pokok untuk menggantikan padi atau gandum. Selain itu, masyarakat Indian di pegunungan Andes juga menjadikan biji kinoa sebagai makanan pokok [2,3,4].
Kinoa memiliki beberapa karakteristik yang dapat dengan mudah membuat tumbuhan ini dikenali dan dibedakan dengan jenis tumbuhan yang lainnya. Salah sastu karakteristiknya, yaitu kinoa memiliki batang dengan warna yang berbeda-beda.
Batang kinoa dapat berwarna merah, hijau atau ungu tergantung pada jenisnya. Selain itu, tumbuhan kinoa juga dapat tumbuh tegak mencapai 1 hingga 2 meter dan terkadang batangnya tidak bercabang.
Kemudian, kinoa juga memiliki daun yang cukup lebar dan berwarna hijau serta bunga yang terdapat pada ujung batang kinoa. Tumbuhan kinoa juga memiliki buah yang berukuran 2 mm dan di dalamnya terdapat biji yang seringkali dimanfaatkan untuk dikonsumsi.
Warna dari buah dan biji kinoa sendiri dapat berwarna putih, merah ataupun hitam tergantung varietas dari tumbuhan kinoa tersebut [2,3,4].
Berikut ini kandungang gizi dari 100 g kinoa:
Nama | Jumlah | Unit |
Kalori | 222 | Kj |
Protein | 8.14 | g |
Serat | 5.18 | g |
Lemak | 3.55 | g |
Karbohidrat | 39.4 | g |
Kalsium | 31.5 | mg |
Magnesium | 118 | mg |
Kalium | 318 | mg |
Mangan | 1.2 | mg |
Folat | 77.7 | mcg |
Menurut data pada tabel kandungan gizi diatas menyatakan bahwa kinoa memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi, dimana kandungan karbohidrat tersebut berguna sebagai sumber energi di dalam tubuh [1].
Kinoa memiliki berbagai macam senyawa yang sangat penting bagi tubuh. Salah satu kandungan senyawa pada kinoa adalah saponin. Senyawa saponin cukup banyak di dalam biji kinoa yang sangat bersifat sitotoksik.
Bahkan terlalu banyaknya kandungan senyawa saponin di dalam biji kinoa tersebut membuatnya harus dibuang atau dikeluarkan terlebih dahulu dengan cara merendam biji tersebuk untuk mengurangi kandungan senyawa saponin di dalamnya.
Selain itu di dalam biji kinoa juga banyak terdapat senyawa lunasin yang memiliki manfaat yang cukup banyak di dalam tubuh. Salah satu manfaat dari senyawa lunasin, yaitu dapat bertindak sebagai senyawa anti kanker didalam tubuh [2,4,5].
Kinoa memiliki banyak kandungan senyawa yang sanagat penting bagi tubuh terutama untuk kesehatan
Kinoa memiliki berbagai macam kandungan senyawa dan gizi di dalamnya yang berarti kinoa memiliki potensi manfaat baik untuk kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa manfaat kinoa untuk kesehatan:
Kinoa memiliki manfaat yang cukup banyak bagi kesehatan, salah satu manfaat tersebut, yaitu dapat mencegah timbulnya penyakit diabetes pada tubuh. Hal ini dikarenakan di dalam kinoa banyak terkandung senyawa seperti mangan yang mampu merangsang produksi dari hormon insulin di dalam tubuh yang dapat mengubah gula dalam darah menjadi energi.
Selain itu, kinoa juga termasuk kedalam daftar makanan yang rendah glukosa atau bisa disebut memiliki angka indeks glikemiks yang rendah. Hal ini berarti, kinoa tidak menyebabkan naiknya kadar gula dalam darah secara drastis setelah mengonsumsinya [4,5].
Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh organ pankreas di dalam tubuh yang berguna sebagai pengubah kadar gula di dalam darah menjadi energi
Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa bagian biji dari kinoa memiliki kandungan senyawa saponin yang cukup tinggi. Hal ini merupakan salah satu keuntungan yang terdapat pada biji kinoa untuk kesehatan, terutama untuk mencegah munculnya penyakit kanker pada tubuh.
Senyawa seperti saponin memiliki sifat yang sitotoksik pada tubuh, dimana dian akan membunuh sel kanker dengan cara merusaknnya dari dalam. Selain itu, biji kinoa juga memiliki senyawa peptida lunasin yang menjadikannya sebagai makanan superfood.
Senyawa peptida lunasin dapat bertindak sebagai senyawa antikanker yang dapat memecah sel kanker di dalam tubuh dan membunuhnya secara satu persatu. Yang paling unik dari senyawa ini adalah hanya membunuh sel kanker namun membiarkan sel sehat pada tubuh [4,5,9].
Senyawa peptida lunasin dan saponin merupakan senyawa antikanker utama yang dimiliki oleh biji kinoa
Di dalam biji kinoa juga banyak terdapat kandungsn senyawa yang bersifat antioksidan bagi tubuh. Salah satu senyawa antioksidan di dalam kinoa yaitu quecertin memiliki manfaat yang cukup besar
Senyawa quecertin diketahui dapat mencegah timbulnya efek samping pada tubuh terutama yang disebabkan oleh radikal bebas. Quecertin dapat mencegah timbulnya sel kanker pada tubuh melalui efek sitotoksik yang dimilikinya sekaligus mengganggu proses poliferasi pada sel kanker agar tidak menyebar. [4,5].
Salah satu manfaat lain dari biji kinoa adalah dapat menjaga kesehatan tulang agar tidak mudah keropos ataupun terserang penyakit lainnya. Hal ini dikarenakan kinoa memiliki kandungan senyawa, seperti kalsium, magnesium dan fosfor yang dapat membuattulang menjadi lebih sehat.
Masing-masing senyawa tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda dalam menjaga kesehatan tulang. Salah satu peranan yang paling kompleks terdapat pada senyawa kalsium yang memiliki fungsi dalam meningkatkan produksi osteocalcin di dalam tulang yang berguna sebagai pengganti sel tulang yang mati.
Selain itu, senyawa magnesium dan juga fosfor memiliki peranan dalam memberikan kepadatan pada tulang agar tulang tidak mudah mengalami patah tulang ataupun penyakit yang lainnya [6,7].
Dibandingkan dengan makanan pokok yang lainnya, biji kinoa lebih banyak mengandung senyawa protein di dalamnya. Hal ini membuat biji kinoa sangat baik dikonsumsi oleh orang dewasa ataupun oleh anak-anak untuk meningkatkan perkembangan pertumbuhan dan kesehatan.
Senyawa protein diketahui dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan masa otot dan juga jaringan pada tubuh. Selain itu, senyawa protein juga berfungsi dalam membantu hormon yang berfungsi dalam membantu sel dalam mengirimkan pesan melalui saraf [2,3,5].
Dengan kandungan senyawa dan gizi yang dimiliki oleh biji kinoa yang cukup banyak dapat memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh
Walaupun kinoa disebut sebagai makanan “superfood” karena memiliki banyak manfaat, namun bukan berarti kinoa tidak dapat menimbulkan efek samping pada tubuh.
Kinoa dapat menimbulkan efek samping pada tubuh apabila dikonsumsi terlalu banyak dan cara mengolahnya yang salah. Berikut ini beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh kinoa pada kesehatan:
Biji kinoa dapat menimbulkan efek keracunan apabila dikonsumsi dengan cara yang salah dan pengolahan yang salah. Hal ini dikarenakan biji kinoa memiliki kandungan senyawa saponin yang cukup tinggi yang mana senyawa ini dapat menimbulkan keracunan apabila terkonsumsi cukup banyak.
Maka dari itu, ketika akan mengolah kinoa diperlukan beberapa tips agar kandungan senyawa saponin pada biji kinoa dapat berkurang dan tidak dapat menimbulkan keracunan pada seseorang [2,3,8].
Biji kinoa yang dikonsumsi juga dapat menimbulkan alergi bagi orang yang pertama kali mengonsumsinya. Hal ini dikarenakan di dalam biji kinoa terdapat senyawa saponin yang dapat menimbulkan alergi pada seseorang.
Senyawa saponin yang masuk ke dalam tubuh dapat dianggap sebagai ancaman oleh sistem imunitas tubuh dan membuatnya melawan senyawa tersebut sehingga menimbulkan gejala-gejala alergi, seperti gatal-gatal, mual ataupun pusing.
Apabila mengalami gejala tersebut setelah mengonsumsi kinoa akan lebih baik jika konsultasikan kembali pada dokter atau ahli medis terdekat [2,8].
Karena kandungan saponin yang cukup tinggi pada biji kinoa apabila tidak dapat membersihkannya dapat menimbulkan beberapa macam efek samping
Terdapat beberapa tips yang benar dalam menyimpan kinoa agar tidak mudah berbau tengik dan dapat bertahan lebih lama. Berikut ini beberapa tips yang tepat dalam menyimpan kinoa:
Biji kinoa yang disimpan dengan cara ditutup rapat-rapat dapat bertahan lebih lama karena tidak terkontaminasi oleh polusi udara ataupun serangga yang dapat menyebabkan biji menjadi membusuk atau berbau tengik [2,3,4].
Menyimpan kinoa secara benar dapat meminimalisir berkurangnya kandungan gizi dan senyawa di dalam biji kinoa
Kinoa merupakan salah satu makan yang disebut sebagai “superfood” diakrenakan memiliki berbagai macam kandungan gizi dengan kadar yang cukup tinggi. Selain itu, kinoa juga dapat diolah menjadi berbagai macam olahan yang cukup nikmat dan sehat.
Berikut ini beberapa tips dalam mengonsumsi kinoa :
Kinoa biasa digunakan sebagai pengganti nasi ataupun gandum sebagai makanan pokok. Berikut ini langkah dalam membuat makanan pokok dari kiano:
Salad Kinao
Dalam mengolah kinoa yang paling terpenting adalah proses menghilangkan senyawa saponin yang cukup tinggi pada kinao. Proses ini dapat dilakukan dengan cara merndamnya terlebih dahulu yang kemudian membilasnya berulang kali dengan air bersih yang mengalir.
Jika proses ini tidak dilakukan dengan benar maka kinoa akan memiliki rasa yang cukup pahit ketika dikonsumsi [2,7].
1. Anonym. Quinoa, cooked. Nutrition Data; 2018.
2. Samira Dakhili, Leyla Abdolalizadeh, Seyede Marzieh Hosseini. Quinoa Protein: Composition, Structure and Functional Properties. Food Chemistry; 2019.
3. Mariane Lutz and Luisa Bascuñán‐Godoy. The Revival of Quinoa: A Crop for Health. Intech Open; 2017.
4. Antonio Maradini, Helena Maria Pinheiro-Sant'Ana. Quinoa: Nutritional, Functional and Antinutritional Aspects. 13:24. Critical reviews in food science and nutrition; 2015.
5. Semra Navruz-Varli, Nevin Sanlier. Nutritional and health benefits of quinoa (Chenopodium quinoa Willd.). 69: 371-376. Journal of Cereal Science; 2016.
6. Gordillo-Bastidas E, Díaz-Rizzolo D, Roura E. Quinoa (Chenopodium quinoa Willd), from Nutritional Value to Potential Health Benefits: An Integrative Review. 6:3. Journal of Nutrition & Food Sciences; 2016.
7. Antonio Manoel Maradini-Filho. Quinoa: Nutritional Aspects. Vol. 2 No. 1: 3. Journal of Nutraceuticals and Food Science; 2017.
8. Özlem Güçlü Üstündağ, Giuseppe Mazza. Saponins: Properties, Applications and Processing. 47(3):231-58. Critical Reviews in Food Science and Nutrition; 2007.
9. Blanca Hernández-Ledesma, Ben de Lumen. Chemopreventive Properties of Peptide Lunasin: A Review. 20(4):424-432. Protein and Peptide Letters; 2013.