Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Malabsorpsi adalah suatu gangguan yang terjadi ketika seseorang tidak dapat menyerap nutrisi dari diet mereka, seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein, dan vitamin. Malabsorpsi dapat disebabkan oleh
Daftar isi
Nutrisi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi berupa lemak, karbohidrat, protein, vitamin, mineral umumnya akan diserap oleh saluran pencernaan [1].
Malabsorpsi merupakan suatu kondisi di mana terjadi gangguan pada penyerapan nutrisi yang dapat berkembang hingga menyebabkan kegagalan penyerapan nutrisi [1, 2].
Berbeda dengan Maldigesti, sindrom Malabsorpsi ini berkaitan dengan sindrom yang timbul akibat disfungsi usus halus, pankreas atau empedu [1].
Namun, Malabsorpsi ini tetap memiliki kaitan dengan pencernaan, sehingga kerusakan pada proses pencernaan akan berakibat juga pada timbulnya Malabsorpsi [1].
Gejala yang timbul pada orang yang mengalami Malabsorpsi umumnya akan berbeda beda bergantung pada tiga hal yaitu [3]:
Adapun berikut ini merupakan gejala yang umumnya dapat terjadi pada penderita Malabsorpsi [3]:
Selain itu, Malabsorpsi ini juga dapat menimbulkan gejala jangka panjang yang juga bervariasi pada masing masing kasus, termasuk [3]”
Penyakit, infeksi atau kelainan bawaan tertentu diketahui dapat menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami Malabsorpsi [4].
Adapun penyakit, infeksi, atau kelainan bawaan yang dapat menyebabkan Malabsorpsi antara lain [4]:
Selain itu, penyebab langka atau tidak umum diketahui juga dapat menjadi alasan timbulnya Malabsorpsi termasuk [4]:
SBS ini merupakan suatu kondisi (mungkin kelainan bawaan atau akibat operasi) yang dapat menyebabkan usus kurang mampu menyerap nutrisi.
Penyakit sariawan tropis yang mungkin terkait dengan faktor lingkungan, seperti racun dalam makanan, infeksi, atau parasit dapat juga menyebabkan Malabsorpsi.
Penyakit Whipple yang disebabkan oleh infeksi bakteri, walaupun jarang namun diketahui juga dapat menimbulkan Malabsorpsi.
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang terkena Malabsorpsi [4]:
Malabsorpsi umumnya bukan merupakan kondisi yang mengancam jiwa, namun, keparahan dan durasi beberapa Malabsorpsi dapat menyebabkan hal yang fatal dan bahkan mengancam jiawa [1].
Malaborpsi dengan kondisi seperti insufisiensi eksokrin pankreas, gangguan elektrolit akibat diare dan perforasi usus yang parah, berkepanjangan dan tidak dapat diatasi dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa [1].
Selain itu, pada tingkat keparahan tertentu, Malabsorpsi mungkin juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi lain berupa [3]:
Jika mengalami gejala berikut ini maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [3]:
Dokter mungkin akan mencurigai telah terjadi Malabsorpsi pada orang yang mengonsumsi makanan sehat tetapi masih mengalami [4]:
Diagnosis terhadap Malabsorpsi ini umumnya akan dilakukan dengan menjalankan beberapa tes tertentu, termasuk [4]:
Tes feses umumnya dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi adanya kandungan lemak dalam sampel tinja.
Keberadaan lemak dalam tinja merupakan salah satu bukti bahwa seseorang telah mengalami Malabsorpsi.
Tes darah digunakan dalam diagnosis Malabsorpsi untuk dapat mengukur tingkat kandungan nutrisi dalam darah, baik berupa [4]:
Jika tes darah menunjukkan adanya kekurangan salah satu nutrisi ini dalam darah orang yang telah mengonsumsi makanan sehat maka ini salah satu penanda adanya Malabsorpsi.
Tes nafas ini diketahui dapat berfungsi untuk menguji intoleransi laktosa karena laktosa yang tidak terserap dengan baik dapat menimbulkan gas hidrogen.
Gas hidrogen ini kemudian sampai ke paru paru dan ketika dihembuskan akan dapat diketahui melalui tes nafas yang dilakukan.
Tes pencitraan dalam diagnosis Malabsorpsi digunakan untum melihat kondisi sistem pencernaan dan mencari kemungkinan adanya masalah strukturalnya.
Tes pencitraan yang mungkin dilakukan salah satunya yaitu CT Scan untuk mencari penebalan dinding usus halus yang menjadi tanda penyakit Crohn.
Biopsi juga mungkin dilakukan ketika melakukan diagnosis terhadap Malabsorpsi, di mana tujuannya untuk mengetahui adanya sel abnormal di lapisan usus halus. Biopsi ini umumnya akan dilakukan menggunakan endoskopi.
Pengobatan dari Malabsorpsi ini diketahui akan berbeda beda bergantung pada tingkat keparahan gejala dan kondisi yang ditimbulkan [4].
Berikut ini merupakan beberapa metode pengobatan Malabsorpsi yang mungkin disarankan oleh dokter [4]:
Jika penderita Malabsorpsi mengalami gejala berupa diare yang mungkin kronis, maka untuk meringankan gejala tersebut dokter mungkin akan memulai perawatan dengan konsumsi loperamide.
Tahap selanjutnya, dokter mungkin akan melakukan beberapa hal untuk dapat mengganti nutrisi dan cairan tubuh yang tidak dapat diserap tubuh.
Selain itu, dokter juga akan memantau gejala dehidrasi yang mungkin timbul seperti [4]:
Jika seseorang yang menderita Malabsorpsi juga mengalami intoleransi laktosa mungkin dokter juga akan menyarankan untuk menghindari konsumsi susu atau produk olahan susu lain.
Lebih lanjut, dokter juga akan merujuk pasien ke ahli pengelolaan makanan untuk dapat memberikan beberapa rencana pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ahli pengelolaan makanan (diet sehat) umumnya akan merekomendasikan tiga hal antara lain [4]:
Dengan melakukan tiga hal tersebut, pasien dapat mengelola gejala malabsorpsi dan memungkinkan tubuh memperoleh nutrisi dan cairan yang dibutuhkan untuk berfungsi secara normal.
Malabsorpsi ini diketahui tidak selalu dapat dicegah khususnya jika seseorang tersebut telah memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu seperti [5]:
Meskipun demikian, komunikasi dengan dokter mungkin akan dapat membantu mencegah Malabsorpsi menjadi lebih parah karena dokter dapat membantu memberikan penangan yang tepat segera [5].
Selain itu, konsumsi obat pencahan dan antibiotik juga harus sangat memperhatikan dan atas rekomendasi dari dokter [5].
Mengingat, penggunaan obat obatan tersebut harus digunakan secara hati hati dan hanya jika benar benar diperlukan saja [5].
Pengelolaan nutrisi yang baik dengan pengawasan dari ahli gizi umumnya akan dapat membantu mencegah Malabsorpsi menjadi lebih parah, sehingga sebaiknya lebih aktif ketika melakukan konsultasi [5].
1. Tyesha Zuvarox & Chris Belletieri. Malabsorption Syndromes. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
2. Ensari, A. Pathobiology of Human Disease || The Malabsorption Syndrome and Its Causes and Consequences; 2014.
3. Rachel Nall & Elaine K. Luo, M.D. What causes malabsorption?. Medical News Today; 2018.
4. Michael Kerr & University of Illinois. Malabsorption Syndrome. Healthline; 2019.
5. Sabrina Felson. What is Malabsorption Syndrome?. WebMD; 2021.