Makanan, Minuman dan Herbal

15 Manfaat Teh Putih Bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Teh putih atau yang juga disebut dengan istilah white tea masih belum setenar teh hijau dan teh hitam, namun memiliki manfaat tak kalah baik dengan kedua teh tersebut.

Teh yang berasal dari tanaman Camellia sinesis ini dikenal mahal karena walaupun diambil dari tanaman yang sama untuk teh hijau, persediaan daun pucuk termuda untuk teh putih sangat terbatas [1,2].

Tak hanya itu, teh putih memiliki aroma dan rasa yang khas dan unik berbeda dari teh hijau karena pengolahannya dilakukan dalam proses khusus [1,2].

Berikut ini adalah sederet manfaat teh putih bagi kesehatan di mana beberapa di antaranya telah terbukti secara ilmiah.

1. Sebagai Antioksidan

Teh putih mengandung katekin, jenis polifenol yang berperan sebagai antioksidan, pelindung sel-sel dan jaringan tubuh dari berbagai efek radikal bebas berbahaya [3].

Efek radikal bebas mampu merusak sel dan jaringan tubuh yang kemudian berakibat pada melemahnya imun, berbagai penyakit, peradangan kronis, dan penuaan [4].

Berbagai hasil studi telah berhasil menunjukkan bahwa kandungan antioksidan di dalam teh putih memiliki manfaat sama dengan antioksidan dalam teh hijau [5].

Baik ekstrak maupun bubuk teh putih, efektivitasnya dalam mengurangi risiko peradangan dan efek radikal bebas sangat tinggi [6].

2. Melawan Kanker

Kanker merupakan penyakit momok bagi hampir setiap manusia di belahan dunia manapun, namun kabar baiknya, teh putih memiliki efek anti-kanker yang bisa diandalkan.

Ekstrak teh putih telah diteliti dan menurut sebuah hasil studi, ekstrak ini mampu memicu kematian sel pada sejumlah jenis kanker paru [1,7].

Selain kanker paru, teh putih terbukti memiliki efek baik nan ampuh dalam melawan sel-sel kanker usus besar atau kanker kolon dengan menekan pertumbuhan sel abnormal tersebut [1,8,9].

Maka ketika mampu ditekan dan dihambat pertumbuhan sel kanker kolon tersebut, penyebaran tidak mudah terjadi [1].

Karena bersifat antioksidan, ekstrak teh putih mampu memberikan perlindungan ekstra juga terhadap sel-sel tubuh yang normal dari kerusakan dan risiko kanker [1,2].

Meski telah terbukti ampuh melawan sel kanker, ekstrak teh putih harus melalui penelitian lebih jauh untuk mengetahui apakah terdapat efek baik pula bagi jenis kanker lainnya [1].

3. Mencegah Penuaan Dini

Salah satu efek radikal bebas adalah penuaan dini, yakni penuaan yang terjadi karena faktor eksternal dan bukan terjadi sebagai proses alami penambahan usia [1,10,11].

Kerusakan kulit akan lebih mudah memicu penuaan, seperti halnya ketika kulit terkena paparan sinar matahari dalam jangka panjang [1,10,11].

Paparan sinar matahari ini akan meningkatkan risiko peradangan atau inflamasi [1,10,11].

Teh putih memiliki kandungan yang mampu melindungi kulit (termasuk antioksidan) dari efek radikal bebas serta kondisi penuaan dini [1,2,12,13,14,15].

Ekstrak teh putih telah diteliti di mana tak hanya menyehatkan dari dalam, penerapan dari luar (khususnya ke kulit) mampu melindungi kulit dari efek buruk sinar ultraviolet [1,2,12,13,14,15].

4. Menurunkan Risiko Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi ketika tulang mengalami pengeroposan atau penurunan kepadatan yang umumnya terjadi pada lansia; walaupun kini osteoporosis dapat pula terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.

Usia di atas 50 tahun paling rentan terhadap kondisi pengeroposan tulang, khususnya para wanita setelah menopause [16].

Untuk menghindari atau setidaknya meminimalisir risiko peradangan kronis dan efek radikal bebas pemicu osteoporosis, teh putih adalah salah satu solusi terbaik [1,2,16].

Katekin yang terkandung dalam teh putih mampu melawan sel-sel pemicu rusaknya tulang dan kabar baiknya, komponen katekin jauh lebih besar terkandung di dalam teh putih daripada dalam teh lainnya [17,18,19].

5. Menurunkan Risiko Resistensi Insulin

Pada penderita diabetes tipe 2, sindrom metabolik, dan penyakit jantung, resistensi insulin terjadi [1,2,20].

Padahal, hormon insulin merupakan hormon yang berfungsi utama menggunakan glukosa dan mengubahnya menjadi energi bagi tubuh agar dapat bekerja dengan maksimal [1].

Namun pada kasus resistensi insulin, sel tubuh tak mampu mengubah gula menjadi energi karena respon terhadap insulin terganggu [1].

Teh putih adalah salah satu jenis minuman herbal dengan polifenol tinggi yang mampu menurunkan risiko resistensi insulin, meningkatkan efek insulin, hingga mencegah lonjakan kadar gula darah [21,22].

6. Menjaga Kesehatan Gigi

Selain katekin, di dalam teh putih terdapat kandungan tannin dan fluoride yang baik bagi kesehatan gigi [1,2,23].

Konsumsi teh putih dapat bermanfaat sebagai penguat gigi dengan melawan gula dan bakteri yang berisiko menyebabkan gangguan kesehatan gigi [1,2].

Sifat antioksidan (tannin yang tergolong polifenol) pada teh putih juga siap menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut [1,2,24].

7. Membantu Menurunkan Berat Badan

Meski teh hijau lebih dikenal akan efektivitasnya dalam menurunkan berat badan, teh putih rupanya memiliki manfaat serupa [1,2].

Hanya saja, teh putih menawarkan efektivitas dalam membakar lemak saja [1].

Di dalam teh putih juga terdapat kandungan berupa epigallocatechin gallate yang mampu mendukung pembakaran lemak tubuh secara maksimal [25,26].

Sebuah hasil studi mampu membuktikan bahwa ekstrak teh putih merangsang pemecahan lemak dan mencegah sel-sel lemak terbentuk kembali berkat kandungan epigallocatechin gallate [27].

Selain itu, studi lain membuktikan jika konsumsi teh putih mampu menambah 4-5% metabolisme tubuh sehingga per harinya dapat membakar sekitar 70-100 kalori lebih banyak [28].

8. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung

Penyakit jantung memiliki kaitan erat dengan peradangan kronis yang terjadi pada tubuh [1].

Peradangan kronis ini sendiri dapat terjadi karena sejumlah faktor, seperti kebiasaan dan pola hidup tidak sehat [1,30].

Oleh sebab itu, tubuh memerlukan polifenol atau antioksidan untuk menurunkan risiko peradangan kronis yang memicu penyakit jantung [1,2].

Oleh karena itu, risiko penyakit jantung juga dapat diminimalisir melalui konsumsi teh putih [1,2].

Konsumsi teh putih 3 cangkir per hari cukup untuk menjadi penurun risiko penyakit jantung, terutama bila diimbangi dengan gaya hidup sehat [29].

Risiko penyakit jantung dapat dihindari dengan jauh lebih baik dengan mengonsumsi sayuran serta buah, banyak minum air putih, tidak merokok, istirahat dan olahraga cukup [31,32,33].

9. Mengatasi Gangguan Pencernaan

Tidak hanya mencegah penyakit jantung, minum teh putih sehari 2 kali juga dapat membantu meminimalisir risiko gangguan pencernaan pada lambung [2].

Bahkan berbagai keluhan gangguan pencernaan seperti mual dan kram perut dapat mereda dengan minum teh putih rutin [2].

Walau masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai kaitan kandungan teh putih dan gangguan pencernaan, diyakini asam lambung dapat berkurang serta tubuh terdetoksifikasi dengan baik melalui konsumsi teh putih [2].

10. Meningkatkan Daya Ingat

Kaya akan antioksidan, teh putih disebut pula mampu membantu menjaga maupun meningkatkan daya ingat [2].

Katekin yang terkandung di dalam teh putih memiliki senyawa turunan yang berperan sebagai antioksidan terkuat [2].

Oleh sebab itu, teh putih menjadi salah satu minuman herbal paling efektif untuk meningkatkan daya ingat dan mengurangi risiko penurunan daya ingat [2,34].

Menurut sebuah hasil studi, teh putih yang diminum secara teratur membuat kesehatan korteks serebral meningkat pada tikus pre-diabetes [2,35].

Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil atau efek yang sama dapat pula terjadi pada manusia yang mengonsumsi teh putih setiap hari [35].

11. Meningkatkan Kesehatan Reproduksi

Bagi pria, teh putih juga bermanfaat tinggi dalam meningkatkan kesehatan reproduksi [2,36].

Hal ini ditunjukkan oleh sebuah hasil studi di Portugis di mana ekstrak teh putih sangat bermanfaat apabila dikonsumsi rutin [36].

12. Meningkatkan Kesehatan Hati/Liver

Katekin di dalam teh putih sama bermanfaatnya dengan kandungan katekin di dalam teh hijau dalam memberikan proteksi terhadap organ hati/liver [2,37].

Mengonsumsi teh putih akan membantu menurunkan risiko hepatitis, terutama infeksi hepatitis B karena katekin di dalam teh putih juga memiliki efek antivirus [37].

Namun selama mengonsumsi teh putih, pastikan untuk tidak berlebihan karena asupan katekin berlebih juga berbahaya bagi kesehatan liver [38].

Jika memiliki riwayat penyakit liver atau ragu mengenai efek teh putih terhadap liver, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi.

13. Menjaga Kesehatan Ginjal

Teh putih rupanya juga terbukti memiliki kaitan erat dengan penurunan risiko efek polusi lingkungan pada tubuh manusia, terutama pada ginjal di mana hal ini ditunjukkan oleh sebuah hasil studi Polandia tahun 2015 [39].

Sebuah hasil studi di China pun menunjukkan bahwa katekin berpotensi besar menjadi penanganan untuk kasus batu ginjal [40].

Selain itu, studi lain di India membuktikan pula bahwa katekin sebagai salah satu jenis antioksidan memberi perlindungan bagi tubuh dari gagal ginjal [41].

14. Mengatasi Jerawat

Teh putih memiliki kandungan antioksidan sekaligus antiseptik menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Kingston University, London [42].

Mengonsumsi teh putih rutin tanpa berlebihan (cukup 1-2 cangkir setiap hari) akan membantu mengatasi jerawat dari dalam [2].

Teh putih berguna sebagai detoks alami sehingga racun-racun dalam tubuh yang menyebabkan kulit tidak sehat serta berjerawat dapat dibuang [2].

Jika ingin, teh putih juga dapat digunakan untuk perawatan kulit dari luar; caranya adalah menggunakan bola kapas yang dicelupkan ke teh putih dingin lalu usap-usapkan ke kulit berjerawat [2].

Setelah beberapa menit melakukannya, pastikan untuk membasuh kulit dengan air dingin biasa sampai bersih [2].

15. Menjaga Kesehatan Kehamilan

Pada sebuah hasil studi di Skotlandia, teh putih dianggap baik bagi para ibu hamil karena antioksidannya melindungi dari kerusakan oksidatif selama mengandung [43].

Meski bermanfaat bagi kehamilan, ibu hamil tetap tidak dianjurkan mengonsumsi teh putih banyak-banyak [2].

Sama halnya dengan teh hijau, di dalam teh putih terdapat kandungan kafein walaupun kadarnya tidak setinggi kafein di dalam teh hijau [44].

Konsumsi teh putih perlu sangat dibatasi karena janin belum mampu memetabolisme kafein seperti tubuh sang ibu [2].

Jika ragu karena teh putih mengandung kafein dan apakah kandungan cukup kuat untuk ibu bisa mengonsumsi kafein, konsultasikan secara detail dengan dokter sebelum memutuskan minum teh putih.

Perhatikan saran dokter mengenai penggunaan atau konsumsi teh putih yang benar selama kehamilan.

Bagaimana cara membuat teh putih?

Teh putih pada dasarnya mudah dibuat, yakni dengan menyiapkan 2 sendok teh daun teh putih serta 1 cangkir air matang [2].

Air yang disediakan bisa direbus lebih dulu hingga mendidih, angkat dan tunggu sekitar 1 menit sebelum memasukkan daun teh putih [2].

Seduh daun teh putih selama 5-8 menit, saring, tambahkan pemanis jika ingin (sesuai selera), dan teh putih siap dinikmati [2].

Berapa cangkir teh putih yang boleh dikonsumsi per hari?

Sekalipun kaya akan senyawa baik yang bermanfaat bagi kesehatan, teh putih tetap memiliki kandungan kafein yang dapat berefek negatif bagi tubuh bila diasup terlalu banyak [45].

Begitu pula dengan katekin yang bisa memengaruhi kesehatan liver secara negatif [45].

Maka demi memperoleh manfaat teh putih bagi kesehatan, minum 2-4 cangkir per hari adalah yang paling dianjurkan [45].

Bila perlu, konsultasikan dengan dokter lebih dulu sebelum mengonsumsi teh putih, sebab beberapa kondisi kesehatan tertentu bisa jadi tak memungkinkan tubuh merespon kandungan teh putih dengan baik.

1. Ryan Raman, MS, RD. 10 Impressive Benefits of White Tea. Healthline; 2018.
2. Ravi Teja Tadimalla, Tanya Choudhary & Anna Jones, MS, RD, LD/N. 17 Proven White Tea Benefits That Will Surprise You. Style Craze; 2020.
3. Kanti Bhooshan Pandey & Syed Ibrahim Rizvi. Plant polyphenols as dietary antioxidants in human health and disease. Oxidative Medicine and Cellular Longevity; 2009.
4. Lien Ai Pham-Huy, Hua He, & Chuong Pham-Huy. Free radicals, antioxidants in disease and health. International Journal of Biomedical Science; 2008.
5. M. Pilar Almajano, Rosa Carbóa, J. Angel López Jiménez & Michael H. Gordon. Antioxidant and antimicrobial activities of tea infusions. Food Chemistry; 2008.
6. Víctor López & Maria Isabel Calvo. White tea (Camellia sinensis Kuntze) exerts neuroprotection against hydrogen peroxide-induced toxicity in PC12 cells. Plant Foods for Human Nutrition; 2011.
7. Jenny T Mao, Wen-Xian Nie, I-Hsien Tsu, Yu-Sheng Jin, Jian Yu Rao, Qing-Yi Lu, Zuo-Feng Zhang, Vay Liang W Go, & Kenneth J Serio. White tea extract induces apoptosis in non-small cell lung cancer cells: the role of peroxisome proliferator-activated receptor-{gamma} and 15-lipoxygenases. Cancer Prevention Research; 2010.
8. Orianna Carter, Roderick H Dashwood, Rong Wang, W Mohaiza Dashwood, Gayle A Orner, Kay A Fischer, Christiane V Löhr, Clifford B Pereira, George S Bailey, & David E Williams. Comparison of white tea, green tea, epigallocatechin-3-gallate, and caffeine as inhibitors of PhIP-induced colonic aberrant crypts. Nutrition and Cancer; 2007.
9. Fatemeh Hajiaghaalipour, M S Kanthimathi, Junedah Sanusi, & Jayakumar Rajarajeswaran. White tea (Camellia sinensis) inhibits proliferation of the colon cancer cell line, HT-29, activates caspases and protects DNA of normal cells against oxidative damage. Food Chemistry; 2015.
10. Gail Jenkins. Molecular mechanisms of skin ageing. Mechanisms of Ageing and Development; 2002.
11. John D'Orazio, Stuart Jarrett, Alexandra Amaro-Ortiz, & Timothy Scott. UV radiation and the skin. International Journal of Molecular Sciences; 2013.
12. Melissa M. Camouse, Diana Santo Domingo, Freddie R. Swain, Edward P. Conrad, Mary S. Matsui, Daniel Maes, Lieve Declercq, Kevin D. Cooper, Seth R. Stevens, & Elma D. Baron. Topical application of green and white tea extracts provides protection from solar-simulated ultraviolet light in human skin. Experimental Dermatology; 2009.
13. Young-Jin Kim, Hiroshi Uyama, & Shiro Kobayashi. Inhibition effects of (+)-catechin-aldehyde polycondensates on proteinases causing proteolytic degradation of extracellular matrix. Biochemical and Biophysical Research Communications; 2004.
14. M Demeule, M Brossard, M Pagé, D Gingras, & R Béliveau. Matrix metalloproteinase inhibition by green tea catechins. Biochimica et Biophysica Acta; 2000.
15. Masataka Saito, Kyoko Saito, Naomichi Kunisaki, & Shigeru Kimura. Green Tea Polyphenols Inhibit Metalloproteinase Activities in the Skin, Muscle, and Blood of Rainbow Trout. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2002.
16. Chwan-Li Shen, James K. Yeh, Jay Cao, & Jia-Sheng Wang. Green Tea and Bone metabolism. HHS Public Access; 2010.
17. J M Delaissé, Y Eeckhout, & G Vaes. Inhibition of bone resorption in culture by (+)-catechin. Biochemical Pharmacology; 1986.
18. Jeong-Ho Yun, Eun-Kyoung Pang, Chang-Sung Kim, Yun-Jung Yoo, Kyoo-Sung Cho, Jung-Kiu Chai, Chong-Kwan Kim, & Seong-Ho Choi. Inhibitory effects of green tea polyphenol (-)-epigallocatechin gallate on the expression of matrix metalloproteinase-9 and on the formation of osteoclasts. Journal of Periodontal Research; 2004.
19. Ru-Wei Lin, Chung-Hwan Chen, Yan-Hsiung Wang, Mei-Ling Ho, Shao-Hung Hung, Ih-Sheng Chen, & Gwo-Jaw Wang. (-)-Epigallocatechin gallate inhibition of osteoclastic differentiation via NF-kappaB. Biochemical and Biophysical Research Communications; 2009.
20. Gisela Wilcox. Insulin and insulin resistance. The Clinical Biochemist Reviews; 2005.
21. Md Shahidul Islam. Effects of the aqueous extract of white tea (Camellia sinensis) in a streptozotocin-induced diabetes model of rats. Phytomedicine; 2011.
22. Richard A Anderson & Marilyn M Polansky. Tea enhances insulin activity. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2002.
23. Amit Vanka & Shanthi Vanka. White tea: A contributor to oral health. Dental Research Journal; 2012.
24. H Yu, T Oho, & L X Xu. Effects of several tea components on acid resistance of human tooth enamel. Journal of Dentistry; 1995.
25. AG Dulloo, J Seydoux, L Girardier, P Chantre & J Vandermander. Green tea and thermogenesis: interactions between catechin-polyphenols, caffeine and sympathetic activity. international journal of obesity; 2000.
26. Uchenna J Unachukwu, Selena Ahmed, Adam Kavalier, James T Lyles, & Edward J Kennelly. White and green teas (Camellia sinensis var. sinensis): variation in phenolic, methylxanthine, and antioxidant profiles. Journal of Food Science; 2010.
27. Jörn Söhle, Anja Knott, Ursula Holtzmann, Ralf Siegner, Elke Grönniger, Andreas Schepky, Stefan Gallinat, Horst Wenck, Franz Stäb, & Marc Winnefeld. White Tea extract induces lipolytic activity and inhibits adipogenesis in human subcutaneous (pre)-adipocytes. Nutrition & Metabolism; 2009.
28. R Hursel & M S Westerterp-Plantenga. Thermogenic ingredients and body weight regulation. International Journal of Obesity; 2010.
29. Lenore Arab, Faraz Khan, & Helen Lam. Tea consumption and cardiovascular disease risk. The American Journal of Clinical Nutrition; 2013.
30. National Heart, Lung, and Blood Institute. The Heart Truth. National Heart, Lung, and Blood Institute; 2022.
31. Luc Dauchet, Philippe Amouyel, Serge Hercberg, & Jean Dallongeville. Fruit and Vegetable Consumption and Risk of Coronary Heart Disease: A Meta-Analysis of Cohort Studies. The Journal of Nutrition; 2006.
32. Shashi K Agarwal. Cardiovascular benefits of exercise. International Journal of General Medicine; 2012.
33. Michiaki Nagai, Satoshi Hoshide, & Kazuomi Kario. Sleep duration as a risk factor for cardiovascular disease- a review of the recent literature. Current Cardiology Reviews; 2010.
34. Jorge Rodrigues, Marco Assunção, Nikolay Lukoyanov, Armando Cardoso, Félix Carvalho, & José Paulo Andrade. Protective effects of a catechin-rich extract on the hippocampal formation and spatial memory in aging rats. Behavioural Brain Research; 2013.
35. Toffler Niemuth. How Tea May Help the Brain. HuffPost; 2015.
36. A D Martins, M G Alves, R L Bernardino, T R Dias, B M Silva, & P F Oliveira. Effect of white tea (Camellia sinensis (L.)) extract in the glycolytic profile of Sertoli cell. European Journal of Nutrition; 2014.
37. J Li, L Zhou, & Y Zhang. Studies on the effects of tea catechins against hepatitis B virus infection. Zhonghua Yu Fang Yi Xue Za Zhi; 2001.
38. Anahad O'Connor. Spike in Harm to Liver Is Tied to Dietary Aids. The New York Times; 2013.
39. Anna Winiarska-Mieczan. The potential protective effect of green, black, red and white tea infusions against adverse effect of cadmium and lead during chronic exposure - A rat model study. Regulatory Toxicology and Pharmacology; 2015.
40. Wei Zhai, Junhua Zheng, Xudong Yao, Bo Peng, Min Liu, Jianhua Huang, Guangchun Wang, & Yunfei Xu. Catechin prevents the calcium oxalate monohydrate induced renal calcium crystallization in NRK-52E cells and the ethylene glycol induced renal stone formation in rat. BMC Complementary Medicine and Therapies; 2013.
41. Vikas Chander, Devinder Singh, & Kanwaljit Chopra. Catechin, a natural antioxidant protects against rhabdomyolysis-induced myoglobinuric acute renal failure. Pharmacological Research; 2003.
42. Tamsyn SA Thring, Pauline Hili, & Declan P Naughton. Antioxidant and potential anti-inflammatory activity of extracts and formulations of white tea, rose, and witch hazel on primary human dermal fibroblast cells. Journal of Inflammation; 2011.
43. C Jenkins, R Wilson, J Roberts, H Miller, J H McKillop, & J J Walker. Antioxidants: their role in pregnancy and miscarriage. Antioxidants & Redox Signaling; 2000.
44. National Cancer Institute. Tea and Cancer Prevention. National Cancer Institute; 2010.
45. Sencha Tea Bar. 9 Phenomenal White Tea Benefits To Improve Your Health. Sencha Tea Bar; 2020.

Share