Selama masa kehamilan, tubuh akan mengalami berbagai perubahan. Mulai dari perut yang semakin besar, volume darah yang meningkat seiring pertumbuhan bayi, terkadang juga mengalami kram, mual di pagi hari dan segala macam rasa sakit dan nyeri yang tidak nyaman lainnya. [1]
Selama masa itu juga wanita umumnya juga mengalami perubahan penampilan pada kulit seperti adanya bintik hitam pada payudara, putting susu dan paha bagian dalam, strech mark, jerawat dan lainnya [3].
Kondisi-kondisi ini normal dan terjadi karena perubahan hormonal [3]. Perubahan hormon, sirkulasi, dan sistem kekebalan memengaruhi penampilan dan sensitivitas kulit. Namun, sebagian besar akan kembali nomor setelah melahirkan [3, 4].
Perubahan kulit saat hamil di antaranya adalah hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi mengacu pada bintik-bintik gelap atau bercak hitam pada kulit. Hal ini disebabkan oleh peningkatan melanin secara alami. Contoh hiperpigmentasi pada kehamilan adalah melasma [3].
Melasma adalah kelainan kulit di mana melanosit (sel penghasil warna) pada kulit menghasilkan pigmen ekstra untuk beberapa alasan. Namun, kondisi ini tidak akan mempengaruhi bayi atau menunjukkan komplikasi kehamilan lainnya [1].
Area kulit gelap terjadi ketika sel-sel pigmen di kulit berkembang biak lebih cepat dari biasanya. Melasma dapat terjadi kapan saja, namun biasanya dimulai pada trimester kedua atau ketiga [1, 2].
Ada berbagai faktor yang berperan dalam kulit yang menggelap ini. Tentunya, warna dan jenis kulit yang berbeda akan membuat kondisi melasma setiap orang pun berbeda-beda. Seberapa sering seseorang berada di bawah sinar matahari juga dapat memengaruhinya [1].
Penyebab melasma yang lainnya pada kehamilan di antaranya:
Perubahan hormon terutama kelebihan estrogen dan progesteron adalah penyebab utama melasma selama masa kehamilan. Selain itu, flek hitam di wajah dapat diperparah oleh paparan sinar matahari, penggunaan produk atau perawatan-perawatan kulit tertentu [1].
Hormon perangsang melanosit akan bereaksi terhadap pemicu ini dengan membuat kelebihan pigmen pelindung (bercak hitam) di kulit yang disebut melanin [1].
Orang yang mengalami obesitas cenderung memiliki kulit gelap di ketiak dan area tubuh lainnya. Menurut penelitian, lebih dari setengah orang dewasa yang memiliki berat badan di atas 200 persen dari berat badan ideal memiliki kulit gelap di beberapa area tubuhnya [2].
Mecukur atau mencabut rambut ketiak terlalu sering dapat menyebabkan ketiak gelap. Sehingga dianjurkan untuk selalu menggunakan lotion atau pelembab sebelum dan sesudah mencukur rambut ketiak. [2]
Paparan sinar matahari merupakan faktor risiko utama untk kondisi kulit. Menurut Allison Sutton, seorang dokter kulit di Vancouver, sinar UV dapat memicu timbulnya melasma dan memperburuk kondisinya pada orang yang sudah memiliki melasma sebelumnya [6].
Cara mengatasi melasma atau kulit yang menghitam saat masa kehamilan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Beberapa ahli tidak merekomendasikan pengobatan melasma selama kehamilan. [1]
Selain karena melasma ini dapat hilang dengan sendirinya, beberapa metode pengobatan juga dikhawatirkan tidak aman atau tidak efektif untuk digunakan saat hamil. Adapun perawatan terbaik adalah pencegahan dengan beberapa perubahan gaya hidup [1].
Sinar matahari dapat memicu lebih banyak perkembangan pigmen, terutama untuk jangka waktu yang lama. Batasi berjemur dan cobalah untuk bersantai di bawah naungan, seperti di bawah pohon atau payung [1].
Menghindari paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi dan 2 siang juga bisa dijadikan alternatif menghindari terkena melasma [3].
Memakai tabir surya yang aman untuk kehamilan dengan SPF 30+ adalah kuncinya. Cari produk yang mengandung zink oksida, titanium oksida, atau penghambat fisik lainnya [1, 3].
Meskipun tidak ada penelitian khusus tentang ini, namun perawatan alami untuk mengatasi melasma ini dapat membantu. Di antaranya ialah dengan menggunakan jus lemon. Asam dalam jus dapat membantu menghilangkan pigmentasi di lapisan kulit. Selain itu juga dapat menggunakan cuka sari apel, susu magnesium, madu dan sebagainya [1, 2].
Karena melasma juga merupakan akibat dari ketidakseimbangan hormon, maka dapat diatasi dengan memberikan asupan yang dibutuhkan. Pastikan untuk tetap terhidrasi, makan buah dan sayuran segar serta tidur cukup setiap malam [1].
Saat ini tidak ada makanan atau minuman yang diketahui oleh para ahli secara langsung dapat menyebabkan, memperburuk atau menyembuhkan melasma [5].
Namun, untuk menjaga kesehatan kulit secara umum, cobalah untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin D seperti susu, kacang almond, telur, daging, jamur, ikan, jus jeruk, yogurt dan lainnya [5].
Pelembab dapat membantu mengurangi iritasi ketiak. Gunakan sabun atau busa cukur sebelum bercukur dan sesuaikan dengan kulit yang sensitif. Oleskan lotion pelembab alami dan tidak beraroma ke area setelah bercukur untuk mengurangi iritasi dan mencegah perubahan kulit [1].
Itulah beberapa alasan mengapa area tubuh tertentu khususnya ketiak menghitam saat masa kehamilan. Dan juga beberapa kiat untuk mengatasinya. Biasanya, area yang menghitam saat masa kehamilan berada di sekitar pusar, ketiak serta paha bagian dalam. [4]
Namun, perlu diingat bahwa area-area ini akan kembali cerah seiring waktu setelah kelahiran. Meskipun beberapa area mungkin tetap sedikit lebih gelap dari sebelumnya [4].
Mari cintai diri sendiri dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih baik agar tubuh tetap dan terus sehat.
1. Ashley Marcin and Reviewed by Cynthia Cobb. How is Melasma Treated During Pregnancy. Helathline; 2021.
2. Jayne Leonard and Reviewed by Cynthia Cobb. Ways to Get Rid of Dark Underarms. Medical News Today; 2018.
3. Lori Smith and Reviewed by Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT. Which Skin Conditions Occur During Pregnancy. Medical News Today; 2019.
4. Jenny Leach and Reviewed by Claudia Carmaci. Skin Changes During Pregnancy. Baby Center UK; 2019.
5. Anonim. Melasma. Cleveland Clinic. 2022 [diakses].
6. Tammy Sutherland. How to Treat Your Pregnancy Melasma. Todays Parent; 2018.