Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Mioma (disebut juga fibroid) adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada sistem reproduksi wanita. Dalam variabilitas tertentu, mioma dapat mempengaruhi semua golongan etnis, dan pada sekitar 50%
Banyak wanita mengalami mioma uteri namun tidak menyadarinya karena seringkali tidak menunjukkan gejala. Dokter biasanya menemukan adanya mioma uteri secara tidak sengaja ketika melakukan pemeriksaan panggul atau USG menjelang persalinan. [1, 3, 4]
Daftar isi
Dalam bahasa sehari-hari, kita mengenal penyakit ini sebagai miom. Secara medis, disebut juga sebagai fibroid, yaitu tumor yang terbentuk dari sel otot halus dan jaringan ikat berserat dan berkembang di rahim (uterus). [1, 2, 3, 4]
Diperkirakan sekitar 70 hingga 80 persen wanita mengalami kondisi ini pada satu waktu sepanjang hidupnya, serta paling sering terjadi saat proses persalinan. Namun, tidak semua mengalami gejala yang serius atau membutuhkan pengobatan.
Sifat yang paling penting dari fibroid atau miom ini adalah hampir selalu jinak atau tidak akan menjadi kanker. Meskipun kemungkinannya ada, namun sangat jarang.
Penelitian menunjukkan bahwa ukuran miom bisa berbeda-beda. Mulai dari seukuran biji hingga seukuran semangka yang bisa merubah bentuk dan memperbesar rahim. [1, 3, 4]
Miom bisa hanya ada satu, bisa juga beberapa. Pada kasus yang esktrim, miom dalam jumlah banyak bisa membuat rahim membesar hingga mencapai tulang rusuk dan menyebabkan kenaikan berat badan.
Hal-hal penting mengenai mioma uteri adalah sebagai berikut: [3]
Tidak diketahui dengan pasti apa penyebab timbulnya mioma uteri, namun penelitian dan pengalaman klinis merujuk pada faktor-faktor berikut: [1, 3, 4]
Dipercaya bahwa miom berkembang dari sebuah stem cell jaringan otot halus pada rahim (myometrium). Satu sel akan membelah diri terus menerus, hingga akhirnya menciptakan gumpalan yang padat namun elastis yang berbeda dari jaringan di sekitarnya.
Pola pertumbuhan mioma uteri bisa berbeda-beda, bisa lambat atau cepat, atau tetap pada ukuran yang sama. Beberapa miom juga melalui pertumbuhan yang ekstrim, sementara yang lainnya mengkerut dengan sendirinya.
Banyak miom yang muncul ketika masa kehamilan akan mengkerut atau menghilang setelah persalinan, berbarengan dengan kembalinya rahim ke ukuran normal.
Selain perbedaan dalam ukuran dan jumlah, jenis miom juga bisa mempengaruhi rekomendasi pengobatan oleh dokter. Tiga jenis utama miom termasuk: [1, 4]
Banyak wanita yang memiliki miom tidak mengalami gejala apapun. Bila ada, gejalanya bisa dipengaruhi oleh letak tumbuhnya miom, ukuran serta jumlahnya.
Pada wanita yang mengalami gejala, tanda-tanda yang paling umum terjadi adalah: [1, 3, 4]
Bila terjadi gejala-gejala di atas, penderita harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Siapa yang Lebih Berisiko Terkena Mioma Uteri?
Walaupun umum dan bisa terjadi pada siapa saja, namun pertumbuhan miom bisa dipengaruhi beberapa faktor yang cenderung meningkatkan risiko, seperti: [1, 3, 4]
Jika miom menyebabkan haid yang sangat deras dan lama atau menyebabkan pendarahan diantara masa haid, maka kehilangan banyak darah ini bisa mengakibatkan anemia yang berbahaya. [1, 3, 4]
Pada kasus yang jarang, miom yang berukuran besar bisa menekan kandung kemih dan saluran yang berfungsi mengalirkan urin dari ginjal. Jika ini terjadi, maka bisa menyebabkan kerusakan ginjal. [1, 3, 4]
Komplikasi lainnya termasuk ketidaksuburan, keguguran yang berulang, persalinan prematur, atau posisi janin dan pertumbuhannya yang tidak normal di dalam rahim. [1, 3, 4]
Miom seringkali baru diketahui keberadaannya saat dokter melakukan pemeriksaan fisik. Biasanya akan terasa benjolan yang padat namun tidak nyeri saat dilakukan pemeriksaan perut atau panggul. [1]
Scan bisa memastikan diagnosis. Ada dua pilihan untuk tes: [1, 2, 3, 4]
Tes ini paling umum digunakan untuk memeriksa keberadaan miom. Alat ini menggunakan gelombang suara dengan frekuensi yang jauh lebih tinggi dari yang bisa didengar telinga manusia untuk mendiagnosa miom.
Dokter akan meletakkan tangkai ultrasound di perut pasien atau di dalam vagina untuk memeriksa rahim dan ovarium. Tes jenis ini relatif cepat, sederhana dan akurat.
Tes pencitraan ini menggunakan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar. Dengan MRI, bisa diketahui ukuran, jumlah dan letak miom, serta bisa dibedakan apakah yang tumbuh adalah miom atau adenomyosis.
Karena kebanyakan miom akan berhenti bertumbuh dan bahkan mengecil ketika seorang wanita mendekati menopause, dokter mungkin pada awalnya akan menganjurkan observasi lebih dulu. Namun, beberapa tipe miom mungkin membutuhkan perawatan yang lebih aktif, tergantung pada: [1, 2, 3, 4]
Pengobatan miom biasanya hanya dilakukan bila sudah menyebabkan rasa tidak nyaman, mengganggu kesuburan atau menyebabkan masalah sebelum atau selama kehamilan.
Faktor yang menentukan pemilihan jenis pengobatan adalah apakah pasien masih berencana untuk memiliki anak di kemudian hari.
Pengobatan dengan obat dan metode bedah atau non-bedah, semuanya memilki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, harus disesuaikan dengan kebutuhan individual dari masing-masing pasien.
Terapi hormonal bisa dilakukan untuk mengurangi pendarahan saat haid atau mengurangi nyeri dan kram. [2, 3, 4]
Jika miom tumbuh tepat di bawah endometrium, maka histeroskopi adalah pilihan yang paling sering diambil. Jika miom terletak di luar atau di dalam dinding rahim, maka bisa diangkat menggunakan laparoskopi.
Keuntungan dari prosedur ini adalah, saat prosedur berlangsung, sampel jaringan akan diambil kemudian diperiksa untuk dilihat apakah sel-selnya jinak atau tidak. [2, 3, 4]
Meskipun penelitian tentang ini masih terus dilakukan, bukti-bukti ilmiah yang sudah ada menyebutkan bahwa miom kecil kemungkinannya bisa dicegah, namun hanya sebagian kecil yang berkembang menjadi gangguan yang serius dan membutuhkan pengobatan. [1, 3, 4]
Namun, dengan menjaga pola hidup sehat, seperti menjaga berat badan serta makan cukup sayur dan buah, risiko terkena miom bisa diturunkan.
Beberapa riset juga menyebutkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal mungkin berhubungan dengan turunnya risiko terkena miom. [3, 4]
1) Medical Center. 1999. Official Site of the Medical Center – University of Freiburg. Uterine myoma
2) Nirmala Duhan. 2011. US National Library of Medicine. Current and emerging treatments for uterine myoma – an update
3) UCLA Fibroid Care. University of California, Los Angeles - Health. What are fibroids?
4) Mayo Clinic Staff. 2019. Mayo Clinic. Uterine fibroids