Bagi Anda pecinta buah, nektarin tentu merupakan kosakata yang tak asing lagi, bukan?
Wujud buah yang satu ini memang mirip dengan persik. Tak salah jika banyak yang mengira bahwa nektarin adalah hasil persilangan antara persik dan plum.
Dari segi kesehatan, nektarin memang menguntungkan karena mengandung vitamin, mineral, dan sumber antioksidan yang baik.
Daftar isi
Nektarin bentuknya bulat dengan daging buah yang berbiji dan banyak mengandung air [1].
Seperti plum, persik, dan cheri, nektarin tergolong dalam jenis stone fruit, yaitu buah yang memiliki biji besar dan keras [2, 3].
Buah nektarin memiliki kulit halus berwarna merah muda yang tidak berbulu. Daging buahnya ada yang putih, kuning, oranye, dan merah [2, 3]. Meski begitu, nektarin berdaging buah putih dan kuning yang sering ditemui [4].
Dibandingkan dengan persik, warnanya lebih cerah dengan ukuran yang lebih kecil dan rasa yang lebih manis. Buah ini juga mudah memar dan rusak [1, 2, 3].
Nektarin sebenarnya adalah varietas dari buah persik yang terjadi melalui mutasi alami dengan gen yang sama [1, 2, 3].
Ditinjau dari asalnya, nektarin berasal dari Cina dan hanya bisa tumbuh di daerah yang beriklim dingin [1, 2].
Nektarin merupakan anggota dalam famili Rosaceae dan spesies Prunus persica. Secara garis besar terdapat 3 jenis nektarin [3, 4, 5, 21] yaitu:
Bila dilihat dari segi varietas, ada lebih dari 100 macam varietas nektarin yang dikenal [3, 4].
Kandungan vitamin dan mineral dalam nektarin cukup beragam, di antaranya vitamin A, beta karoten, lutein, B3, vitamin C, dan kalium [1, 3, 5].
Kandungan beta karotennya memenuhi sekitar 10% dari konsumsi harian yang disarankan. Sedangkan, vitamin C-nya memasok kurang lebih 10% dari total harian yang diperlukan [1].
Nektarin juga kaya akan serat yang baik untuk kesehatan pencernaan. Satu buah nektarin mengandung lutein sekitar 150 mikrogram [5].
Kandungan kalorinya cukup rendah dengan indeks glikemik yang juga rendah [5]. Nektarin mengandung fenolik, flavonoid, dan antosianin [6, 7].
Susunan zat gula yang ada terdiri atas sukrosa, glukosa, fruktosa, dan sorbitol [6, 7].
Terdapat enam puluh senyawa volatil yang teridentifikasi pada nektarin, yaitu bermacam-macam asam, alkohol, aldehid, ester, keton, lakton, dan terpenoid [7].
Tabel berikut adalah gambaran detail rincian kandungan gizi buah nektarin tiap 100 gram.
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Nektarin, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 44 | Kalori Dari Lemak: | 2.7 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.3 g | 0.49 % | |
Lemak Jenuh | 0 g | 0.12 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 0 mg | 0 % | |
Total Karbohidrat | 10.6 g | 3.52 % | |
Serat | 1.7 g | 6.8 % | |
Gula | 7.9 g | ||
Protein | 1.1 g | 2.12 % | |
Vitamin A | 6.64 % | Vitamin c | 9 % |
Kalsium | 0.6 % | Zat besi | 1.56 % |
Src : Nektarin, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Vitamin C | 5.4 mg | 9 % | |
Serat makanan | 1.7 g | 7 % | |
Vitamin A | 332 IU | 7 % | |
Niasin | 1.1 mg | 6 % | |
Kalium | 201 mg | 6 % | |
Tembaga | 0.1 mg | 4 % | |
Total Karbohidrat | 10.6 g | 4 % | |
Vitamin E (Alpha Tokoferol) | 0.8 mg | 4 % | |
Kalori | 44 | 2 % | |
Protein | 1.1 g | 2 % | |
Src : Nektarin, mentah |
Manfaat nektarin bagi kesehatan tak jauh berbeda buah persik. Manfaat tersebut meliputi.
Nektarin mengandung vitamin A, C, flavonoid, lutein, dan karotenoid yang dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis kanker [1].
Konsumsi karotenoid yang banyak dalam jumlah wajar secara rutin bisa menurunkan risiko terkena kanker [1].
Nektarin diketahui sebagai salah satu buah yang mengandung beta cryptoxanthin [8].
Beta cryptoxanthin bermanfaat untuk menangkap radikal bebas, meningkatkan sambungan sel, imunomodulasi, dan regulasi aktivitas enzim yang terlibat dalam karsinogenesis [8].
Jenis kanker yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi buah ini antara lain kanker serviks, kanker paru-paru, kanker payudara, dan tumor kulit [8].
Tingginya kandungan serat pada nektarin juga bisa mencegah kanker prostat dan memperkecil risiko terkena kanker usus besar [8].
Indeks glikemik merupakan acuan untuk mengukur kadar gula darah. Di antara buah ada yang memiliki indeks glikemik rendah karena kandungan fruktosa dan serat di dalamnya, termasuk nektarin [9].
Nektarin mempunyai indeks glikemik sekitar 43 sehingga konsumsi yang wajar dapat digunakan untuk mencegah penyakit diabetes [5].
Selain itu, komponen fenolik pada nektarin juga berfungsi sebagai zat antidiabetes [10].
Hipokalemia terjadi jika kadar kalium dalam tubuh lebih rendah dari ukuran normal, yaitu kurang dari 3,5 mEq/L [11].
Penyebab hipokalemia antara lain penurunan kalium berlebihan dalam urin, konsumsi obat, kelainan ginjal, sindrom genetik, diare, atau muntah yang berkepanjangan [11].
Tingginya senyawa kalsium pada nektarin bisa menjadikannya salah satu alternatif menu dalam daftar diet bagi penderita hipokalemia.
Senyawa kalium pada nektarin juga dapat memperkecil risiko hipertensi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kalium secara signifikan mampu menurunkan tekanan darah [12, 13].
Kalium bertindak sebagai agen diuretik yang mampu mengurangi volume cairan ekstraseluler sehingga menurunkan tekanan darah [13].
Senyawa tersebut juga berfungsi untuk memodifikasi mekanisme saraf pusat atau perifer yang mengatur tekanan darah [13].
IBS merupakan penyakit pencernaan yang menyerang usus besar. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh makanan tertentu, perubahan hormon, maupun stres, dan dapat berlangsung dalam waktu lama.
Beberapa cara untuk membantu mengobati IBS adalah mengkonsumsi makanan yang berserat, menghindari gluten, dan menerapkan diet khusus makanan rendah FODMAP. Nektarin termasuk buah yang disarankan dalam diet tersebut [19, 20].
Kolesterol dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Kadar kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan seseorang terserang penyakit jantung.
Jika Anda rajin mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat, terutama serat yang larut dalam air, jumlah kolesterol dalam tubuh dapat berkurang [14].
Dengan begitu, nektarin bisa menjadi pilihan diet untuk menurunkan kolesterol karena komponen serat tak larut dalam airnya cukup tinggi [14].
Sejumlah studi menyimpulkan bahwa karotenoid memiliki efek fotoprotektif pada kulit, mencegah penuaan dini, dan mencegah beberapa fotodermatosis [15].
Nektarin merupakan buah yang kaya karotenoid seperti beta karoten, crypoxanthin, dan lutein.
Meski demikian, perlu diingat bahwa proses pengolahan makanan akan mempengaruhi kandungan karotenoid di dalamnya [15].
Nektarin mengandung lutein dan zeaxanthin. Keduanya merupakan karotenoid yang terdapat pada retina [16].
Lutein dan zeaxanthin melindungi makula dari kerusakan yang disebabkan oleh cahaya biru serta meningkatkan ketajaman visual [16].
Antioksidan melindungi tubuh dari berbagai penyakit serius yang disebabkan oleh radikal bebas.
Antioksidan pada nektarin berasal dari kandungan vitamin C, fenolik, flavonoid, anthocyanin, dan kapasitas antioksidan relatif yang ada di dalamnya [6].
Bila dibandingkan dengan 100 ml teh hijau dan 100 ml anggur merah, satu buah nektarin memiliki total kapasitas antioksidan sebesar 20% [17].
Komposisi serat pada nektarin memang cukup tinggi. Meningkatkan asupan makanan yang kaya akan serat, terutama serat yang larut dalam air, bisa menjaga rasa kenyang sehingga dapat membantu menurunkan berat badan [14, 18].
Meski menawarkan beragam manfaat yang penting bagi tubuh, nektarin juga mengandung efek samping seperti di bawah ini.
Nektarin mempunyai kulit buah yang tipis dan gampang terpengaruhi oleh lingkungan. Oleh karena itu, buah ini dapat dengan mudah terpapar pestisida [5].
Wanita hamil yang ingin mengkonsumsi nektarin sebaiknya memilih buah dengan paparan pestisida minimal [5].
Tidak semua orang alergi terhadap jenis buah tertentu, termasuk nektarin. Beberapa alergi yang mungkin disebabkan oleh nektarin antara lain:
Hiperkalemi adalah gangguan kesehatan yang disebabkan karena tingginya kadar kalium dalam darah.
Bagi Anda yang menjalani diet terbatas kalium, terlebih penderita ginjal kronis yang menggunakan obat aldacton (spironolactone), sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi nektarin [21].
Hal ini disebabkan karena nektarin dan aldactone dapat menyebabkan akumulasi kalium yang tinggi pada tubuh [21].
Nektarin mengandung gula yang tinggi. Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit diabetes, sebaiknya menghindari konsumsi nektarin berlebih karena dapat memperparah diabetes [1, 5, 22].
Jadi, melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi nektarin adalah pilihan bijak [5, 22].
Petani nektarin umumnya memanen buah dalam keadaan masak. Jika buah dipetik saat masih hijau, mereka tidak menyimpannya pada ruangan yang dingin [1].
Untuk mendapatkan hasil kematangan terbaik, petani menggunakan suhu sekitar 0ºC dan menyimpannya selama 1 hingga 5 minggu tergantung kultivarnya [1].
Jika Anda membeli nektarin yang tersedia di pasaran, berikut tips yang bisa dilakukan.
Beberapa tips penyimpanan nektarin antara lain.
Nektarin paling enak dan paling segar jika dimakan pada suhu kamar [21]. Anda bisa mengkonsumsinya dengan dikupas atau pun tanpa dikupas. Sebelum memakannya, perhatikan hal-hal berikut [5].
Cara untuk menikmati nektarin selain dimakan dalam keadaan segar adalah.
1. Anonim. NECTARINE, PRUNUS PERSICA VAR. NECTARINA/ROSACEAE. Frutas-hortalizas; 2020.
2. Anonim. Nectarine. Winconsin Department of Public Instruction; 2020.
3. Anonim. NECTARINES. College of Agriculture & Life Sciences, The University of Arizona; 2020.
4. Anonim. Nectarines. Blue Book Services; 2020.
5. Ravi Teja Tadimalla and Monica Auslander Moreno, M. S, R. D. N. 14 Amazing Health Benefits Of Nectarines. Stylecraze; 2019.
6. Walid Abidi, Sergio Jiménez, María Ángeles Moreno, and Yolanda Gogorcena. Evaluation of Antioxidant Compounds and Total Sugar Content in a Nectarine [Prunus persica (L.) Batsch] Progeny. Volume 12 (10). International Journal of Molecular Sciences; 2011.
7. W. Abidi, J. L. Zeballos, R. Gimenez, M. A. Moreno, A. Granell, Y. Gogorcena. Bioactive compounds, sugar content and volatiles compounds in nectarine (Prunus persica (L.) Batsch) fruits. Volume Special (Journées Scientifiques de l'INAT). Journal of New Sciences; 2015.
8. Mohammad Aghajanpour, Mohamad Reza Nazer, Zia Obeidavi, Mohsen Akbari, Parya Ezati, and Nasroallah Moradi Kor. Functional foods and their role in cancer prevention and health promotion: a comprehensive review. Volume 7 (4). American Journal of Cancer Research; 2017.
9. Anonim. Fruit. American Diabetes Association; 2020.
10. Kathleen Phillips. Peaches, plums, nectarines give obesity, diabetes slim chance. Science Daily; 2012.
11. Efstratios Kardalas, Stavroula A. Paschou, Panagiotis Anagnostis, Giovanna Muscogiuri, Gerasimos Siasos, and Andromachi Vryonidou. Hypokalemia: a clinical update. Volume 7 (4). Endocrine Connections; 2018.
12. Mark C. Houston. The Importance of Potassium in Managing Hypertension. Volume 13 (4). PubMed; 2011.
13. J. Treasure and D. Ploth. Role of Dietary Potassium in the Treatment of Hypertension. Volume 5 (6). PubMed; 1983.
14. Anonim. YOUR GUIDE TO: Lowering Your Cholesterol With TLC. National Heart, Lung, and Blood Institute. NIH Publication No. 06–5235; 2005.
15. Anamaria Balić and Mislav Mokos. Do We Utilize Our Knowledge of the Skin Protective Effects of Carotenoids Enough?. Antioxidants (Basel). Volume 8 (8); 2019.
16. El-Sayed M. Abdel-Aal, Humayoun Akhtar, Khalid Zaheer, and Rashida Ali. Dietary Sources of Lutein and Zeaxanthin Carotenoids and Their Role in Eye Health. Nutrients. Volume 5 (4); 2013.
17. Carlos H. Crisosto and Kevin R. Day. 10: Stone Fruit. Fruit & Nut Research & Information Center, University of California, Davis; 2020.
18. Anonim. Can Lifestyle Modifications Using Therapeutic Lifestyle Changes (TLC) Reduce Weight and the Risk for Chronic Disease?. Centers for Disease Control and Prevention. Research to Practice Series, No. 7; 2020.
19. Anonim. Eating, Diet, & Nutrition for Irritable Bowel Syndrome. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. 2017.
20. Karina Knight-Sepulveda, R. D, Susan Kais, M. D, Rebeca Santaolalla, Ph. D, and Maria T. Abreu, M. D. Diet and Inflammatory Bowel Disease. Gastroenterology & Hepatology. Volume 11 (8); 2015.
21. Barbie Cervoni M. S, R. D, C. D. C. E. S., C. D. N. and Richard Fogoros, M. D. Nectarine Nutrition Facts and Health Benefits. Verywell Fit. 2020.
22. Anonim. 13 best and worst foods for people with diabetes. Fox News Network, LL (US). 2015.