Makanan, Minuman dan Herbal

Paprika: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Paprika, dengan nama ilmiah Capsium Annuum atau disebut juga cabai besar merupakan salah satu contoh golongan sayuran yang mempunyai segudang manfaat. [1]

Paprika mempunyai beberapa warna buah seperti hijau, kuning, oranye, dan merah yang sering digunakan sebagai campuran salad atau campuran masakan lainnya dengan aroma khas.

Sekilas Tentang Paprika

Paprika berasal dari Amerika Selatan yang kemudian dibudidayakan hampir diseluruh dunia. Paprika mempunyai beberapa ukuran, bentuk, warna dan tingkat kepedasan yang dikategorikan sebagai paprika manis dan paprika pedas.

Paprika manis memiliki bentuk buah yang lebih besar dari paprika pedas. Umumnya bentuk paprika pedas itu kecil dan biasa disebut dengan cabai.

Paprika merupakan tanaman yang masih termasuk golongan terong-terongan (Solanaceae) yang merupakan satu keluarga dengan kentang dan tomat. [1]

Paprika beragam warna

Perbedaan Warna Paprika

Seperti yang kita ketahui, paprika manis mempunyai beberapa warna seperti hijau, kuning, orange, dan kemudian berubah menjadi merah jika sudah benar-benar masak.

Berikut adalah perbedaan warna pada paprika:

Paprika Hijau

Paprika Hijau

Paprika hijau dipetik sebelum buah ini matang. Bila tujuan memasak paprika untuk mendapatkan kandungan gizi dan nutrisi yang baik maka paprika hijau merupakan pilihan yang kurang tepat.

Karena saat paprika yang masih muda dipetik, rasa manisnya berkurang. Selain itu paprika hijau juga mengandung Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin B6 yang lebih sedikit. Rasa paprika hijau adalah sedikit getir bahkan pahit. [28]

Paprika Kuning

Paprika Kuning

Paprika kuning mempunyai kandungan senyawa dan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan paprika hijau.

Walaupun kandungan senyawa paprika kuning tidak sebanyak paprika oranye, namun rasa paprika kuning tidak sepahit paprika hijau. [29]

Paprika Oranye

Paprika Orange

Paprika Oranye hampir mirip dengan paprika kuning. Tingkat kematangan paprika oranye adalah medium dimana warna ini menunjukkan batas antara paprika hijau sebelum menjadi matang berwarna merah.

Kandungan senyawa dan nutrisi dalam paprika oranye cukup banyak dibandingkan dengan paprika hijau maupun paprika kuning.

Paprika oranye yang tua juga mempunyai banyak kandungan zeaxanthin yang baik untuk anti kanker dan antioksidan. [29]

Paprika Merah

Paprika Merah

Paprika merah memiliki rasa manis dengan kandungan senyawa dan nutrisi yang paling baik karena melalui proses pematangan buah yang sempurna.

Bila tujuan memasak paprika adalah untuk mendapatkan nutrisi yang baik, memilih paprika berwarna merah sudah sangat tepat.

Kandungan karotenoid dalam paprika merah sangat banyak dan manfaat karotenoid itu sendiri adalah untuk membantu program diet yang baik [13] serta anti kanker. [18, 30]

Disarankan untuk memperhatikan jenis paprika mana yang akan digunakan dalam memasak dan sesuai dengan resep yang disediakan. Namun jika tidak disebutkan warna paprika yang digunakan, lebih baik gunakan paprika merah yang sudah matang dan kaya akan nutrisi.

Kandungan Gizi Paprika

Berikut ini adalah kandungan per 100 g dari Paprika (data dari USDA), United State Departement of Agriculture. [2]

Name AmountUnit
Air11.24g
Energi282kcal
Energi1181kJ
Protein14.14g
Lemak total12.89g
Karbohidrat53.99g
Serat34.9g
Gula10.34g
Sukrosa0.81g
Glukosa2.63g
Fruktosa6.71g
Galaktosa0.19g
Kalsium, Ca229mg
Zat Besi21.14mg
Magnesium178mg
Kalium2280mg
Fosfor314mg
Zink4.33mg
Tembaga0.713mg
Vitamin C0.9mg
Vitamin B10.33mg
Vitamin B62.141mg
Vitamin A49254IU
Lutein + Zeaxanthin18944µg
Vitamin E29.1mg
Beta Karoten26162µg
Alfa Karoten595µg
Vitamin K80.3µg
Threonin0.49g
Isoleusin0.57g
Leusin0.92g
Lysine0.69g
Tyrosin0.38g
Valine0.75g
Asam aspartat2.85g
Asam glutamat2.26g
Glysin0.78g
Prolin2.31g
Serin0.61g
Tryptophan0.07g
Cystine0.23g
Phenylalanin0.61g

Kandungan gizi utama pada paprika dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh adalah beta karoten, lutein dan zeaxanthin yang dapat meningkatkan kesehatan mata, serta kandungan antioksidan untuk mencegah kanker.

Antioksidan utama dalam paprika berasal dari keluarga karotenoid termasuk beta karoten, capsanthin, zeaxanthin, dan lutein. [3, 4, 5]

Manfaat Paprika untuk Kesehatan

Paprika mempunyai banyak kandungan gizi dan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Berikut ini beberapa manfaat paprika dalam dunia kesehatan:

1. Mengurangi Kerusakan Sel

Paprika mengandung berbagai antioksidan untuk mengurangi kerusakan sel akibat dari molekul reaktif yang disebut dengan radikal bebas.

Dengan demikian, paprika dapat membantu pemulihan kerusakan sel yang terjadi seperti pada penyakit kronis (penyakit jantung dan kanker). [6]

2. Meningkatkan Kesehatan Mata

Paprika mengandung beberapa senyawa yang dapat meningkatkan dan memelihara kesehatan mata seperti Vitamin A, Vitamin E, Beta karoten, Lutein, dan Zeaxanthin. [7]

Secara khusus Lutein dan Zeaxanthin bertindak sebagai antioksidan yang dapat mencegah kerusakan mata. [8]

Dalam penelitian yang dilakukan dalam Studi Observasi Inisiatif Kesehatan Wanita pada tahun 1994 hingga 1998 kepada lebih dari 1800 wanita di Iowa, Wisconsin, dan Oregon.

Mereka yang mendapat asupan makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin mempunyai resiko 32% lebih rendah untuk terkena katarak dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi asupan tersebut. [9]

3. Mengurangi Peradangan

Pada paprika jenis tertentu seperti cabai, paprika mengandung zat senyawa capsaicin. [10]

Capsaicin bekerja bersama reseptor sel saraf untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit pada saraf.

Oleh karena itu paprika dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari beberapa risiko peradangan sendi, kerusakan saraf, masalah pencernaan, dan mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh arthritis yang diolah ke dalam krim topikal dengan kandungan capsaicin. [11]

4. Meningkatkan Kadar Kolesterol Baik Dalam Tubuh

Paprika secara khusus mengandung capsanthin dan karotenoid yang dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dalam tubuh sehingga risiko terkena penyakit jantung akan menjadi lebih rendah. [12, 13, 14]

Sebuah penelitian yang dilakukan selama dua minggu terhadap tikus yang diberi diet paprika dan capsanthin mengalami peningkatan kadar HDL yang signifikan dibandingkan dengan tikus yang menjalani diet biasa. [13]

Oleh karena itu, karotenoid yang terkandung dalam paprika juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL yang berkaitan dengan peningkatan resiko penyakit jantung. [12]

5. Anti Kanker

Beberapa senyawa yang terdapat dalam paprika dapat melindungi dari kanker.

Senyawa tersebut diantaranya adalah karotenoid termasuk beta karoten, lutein, dan zeaxanthin yang sudah terbukti dapat melawan stress oksidatif.

Stress oksidatif adalah gangguan keseimbangan oksigen reaktif (radikal bebas) dalam tubuh dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. [15, 16, 17]

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan kepada hampir 2000 wanita yang terdaftar dalam Nurses’ Health Study pada tahun 1998.

Ternyata wanita yang memiliki kadar beta karoten, lutein, zeaxanthin dan karotenoid dalam darah 25-30% mempunyai kemungkinan yang lebih kecil untuk terkena kanker payudara.

Karena capsaicin dalam paprika juga dapat menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel kanker. [18]

6. Mengontrol Kadar Gula Darah

Kandungan capsaicin dalam paprika dapat mengontrol kadar gula dalam darah dan menghambat enzim yang memecah gula dalam tubuh. Sehingga sensitivitas insulin dalam tubuh mengalami peningkatan. [19, 20]

Dalam penelitian yang dilakukan kepada 42 wanita hamil yang mempunyai riwayat diabetes, mereka diminta mengonsumsi suplemen capsaicin sebanyak 5 mg per hari.

Hasil penelitian yang terjadi selama empat minggu tersebut menunjukkan penurunan kadar gula darah mereka setelah memakan suplemen tersebut dibandingkan mereka yang memakan plasebo (obat kosong yang tidak memberikan efek apapun). [21]

Penelitian lainnya juga dilakukan kepada 36 orang dewasa selama empat minggu dan memperoleh hasil bahwa diet dengan cabai yang mengandung capsaicin secara signifikan bisa menurunkan kadar insulin dalam darah.

Tingkat insulin yang lebih rendah menunjukkan kontrol gula darah yang lebih baik. [22]

Paprika memiliki banyak kandungan senyawa dan gizi yang bermanfaat untuk mencegah atau mengobati penyakit dalam tubuh.

Tips Konsumsi Paprika

  • Dikeringkan/dibakar

Oleskan minyak zaitun terlebih dahulu di kulit paprika sebelum dibakar. Lalu keringkan/bakar paprika selama kurang lebih 25-30 menit lalu paprika siap dimakan dengan daging dalam burger atau olahan lainnya.

  • Dikukus

Untuk memakan paprika secara matang, kukus paprika selama kurang lebih 10-15 menit.

  • Direbus

Masukkan paprika ke dalam air mendidih yang sudah dicampur dengan satu sendok makan garam selama kurang lebih 5-7 menit untuk menghasilkan rasa yang khas.

  • Ditumis

Tumis paprika bersama minyak yang mendidih dan diaduk rata selama kurang lebih 4-7 menit.

Usahakan agar kulit paprika tidak hangus terbakar, setelah itu tumisan paprika bisa ditambahkan bumbu-bumbu masakan lainnya dan menjadi olahan makanan yang lezat.

  • Dipanggang

Masukkan paprika yang sudah terlebih dahulu dilapisi minyak zaitun pada kulit luarnya ke dalam oven, lalu panggang paprika dalam suhu 218 derajat Celcius selama kurang lebih 20-25 menit. [23]

Ada berbagai cara untuk mengolah paprika. Pastikan pengolahannya tepat sehingga menghasilkan hasil olahan yang lezat tanpa mengurangi atau menghilangkan kandungan senyawa dan zat gizi didalamnya.

Cara Penyimpanan Paprika

Agar kandungan senyawa dan gizi yang terdapat dalam paprika tidak rusak, maka paprika harus disimpan di tempat yang sesuai.

Penyimpanan paprika sebaiknya disimpan di dalam kulkas pada suhu 4 derajat Celcius dengan kelembaban sekitar 70%.

Kondisi penyimpanan yang stabil dapat menjaga senyawa yang terkandung didalam paprika tersebut salah satunya antioksidan. [24]

Efek Samping Mengonsumsi Paprika

Untuk beberapa orang yang tidak suka pedas, maka paprika pedas atau cabai dapat menyebabkan sakit perut hingga diare.

  • Sensasi terbakar pada kulit

Capsaicin yang diolah ke dalam bentuk krim topikal yang digunakan untuk mengurangi peradangan, dapat menyebabkan sensasi terbakar pada beberapa jenis kulit yang sensitif.

Oleh karena itu, pemakaian krim topikal pada kulit dianjurkan untuk dioleskan tipis-tipis pada permukaan kulit yang mengalami peradangan tersebut. [25]

  • Iritasi Kulit

Selain menyebabkan sensasi terbakar pada kulit, krim topikal yang mengandung capsaicin juga dapat menimbulkan iritasi pada beberapa jenis kulit yang sensitif. [25]

  • Batuk, Flu dan Hidung Meler

Memakan paprika pedas dapat menimbulkan batuk ringan, flu bahkan hidung meler. [26]

  • Iritasi

Bagi yang belum terbiasa dengan pedasnya paprika, maka iritasi perutpun dapat terjadi. Tak hanya iritasi perut, paprika juga dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir dan mata.

  • Berkeringat

Paprika pedas dapat menaikkan suhu tubuh manusia sehingga memicu keluarnya cairan dalam tubuh dalam bentuk keringat.

  • Gatal-gatal pada penggunaan topikal

Untuk beberapa kulit yang sensitif, penggunaan krim topikal yang mengandung capsaicin dapat meimbulkan gatal-gatal pada kulit disekitarnya.[27]

Selain memiliki manfaat yang baik, paprika ternyata juga memiliki  beberapa efek samping yang dapat timbul kepada orang-orang yang mempunyai sensitivitas kulit atau penyakit tertentu.

1. Anonym. 2017. National Center for Biotechnology Information: 18096. Capsicum Annuum.
2. Anonym. 2019. U.S. Department of Agriculture. Spices, Paprika.
3. Kim JS, An CG, Park JS, Lim YP, Kim S. 2016. Food Chemical 201: 64-71. Carotenoid profiling from 27 types of Paprika (Capsicum Annum L.) with different color, shapes, and cultivation methods.
4. Kim JS, Lee WM, Rhee HC, Kim S. 2016. Chemico-biological Interactions 254: 146-155. Red paprika (Capsicum Annuum L.) and its main carotenoids, capsanthin and beta carotene, prevent hydrogen peroxide-induced inhibition of gap-junction inter cellular communication.
5. Kim HG, Bae JH, Jastrzebski Z, Cherkas A, Heo BG, Gorinstein S, Ku YG. 2016. Plant Foods for Human Nutrition 71(2): 129-36. Binding, antioxidant and anti-proliferative properties of bioactive compounds of sweet paprika (Capsicum annuum L.).
6. Dejian Huang. 2018. Antioxidants 7(1): 9. Dietary Antioxidants and Health Promotion.
7. Helen M Rasmussen & Elizabeth J Johnson. 2013. Clinical Interventions in Aging 8: 741-8. Nutrients for the Aging Eye.
8. Abdel-Aal el-SM, Akhtar H, Zaheer K, Ali R. 2013. Nutrients 5(4): 1169-85. Dietary sources of lutein and zeaxanthin carotenoids and their role in eye health.
9. Moeller SM, Voland R, Tinker L, Blodi BA, Klein ML, Gehrs KM, Johnson EJ, Snodderly DM, Wallace RB, Cappell RJ, Parekh N, Ritenbaugh C, Mares JA, CAREDS Studio Group, Women's Health Initiative. 2008. Archives of Ophthalmology 126(3): 354-64. Associations between age-related nuclear cataract and lutein and zeaxanthin in the diet and serum in the Carotenoids in the Age-Related Eye Disease Study, an Ancillary Study of the Women's Health Initiative.
10. Topuz A, Dincer C, Ozdemir KS, Feng H, Kushad M. 2011. Food Chemical 129(3): 860-5. Influence of different drying methods on carotenoids and capsaicinoids of paprika (Cv., Jalapeno).
11. Shaherin Basith, Minghua Cui, Sunhye Hong, & Sun Choi. 2016. Molecules: A Journal of Synthetic Chemistry and Natural Product Chemistry 21(8). pii: E966. Harnessing the Therapeutic Potential of Capsaicin and Its Analogues in Pain and Other Diseases.
12. Christopher N Blesso & Maria Luz Fernandez. 2018. Nutrients 10(4): 426. Dietary Cholesterol, Serum Lipids, and Heart Disease: Are Eggs Working for an Against You?
13. Aizawa K, Inakuma T. 2009. The British Journal of Nutrition 102(12): 1760-6. Dietary capsanthin, the main carotenoid in paprika (Capsicum annuum), alters plasma high-density lipoprotein-cholesterol levels and hepatic gene expression in rats.
14. Ji-Sun Kim, Tae-Youl Ha, Suna Kim, Sung-Joon Lee, Jiyun Ahn. 2017. Journal of Functional Foods. Red paprika (Capsicum annuum L.) and its main carotenoid capsanthin ameliorate impaired lipid metabolism in the liver and adipose tissue of high-fat diet-induced obese mice.
15. Reuter S, Gupta SC, Chaturvedi MM, Aggarwal BB. 2010. Free Radical Biology & Medicine 49(11): 1603-16. Oxidative stress, inflammation, and cancer: how are they linked?
16. Tanaka T, Shnimizu M, Moriwaki H. 2012. Molecules: A Journal of Synthetic Chemistry and Natural Product Chemistry 17(3): 3202-42. Cancer chemoprevention by carotenoids.
17. Betteridge DJ. 2000. Metabolism 49(2 Suppl 1): 3-8. What is oxidative stress?
18. Tamimi RM, Hankinson SE, Campos H, Spiegelman D, Zhang S, Colditz GA, Willett WC, Hunter DJ. 2005. American Journal of Epidemiology 11(4): R49. Plasma carotenoids, retinol, and tocopherols and risk of breast cancer.
19. Setareh Sanati, Bibi Marjan Razavi, & Hossein Hosseinzadeh. 2018. Iranian Journal of Basic Medical Sciences 21(5): 439-448. A review of the effects of Capsicum annuum L. and its constituent, capsaicin, in metabolic syndrome.
20. Aizawa K, Matsumoto T, Inakuma T, Ishijima T, Nakai Y, Abe K, Amano F. 2009. Journal of Agricultural and Food Chemistry 57(22): 10964-71. Administration of tomato and paprika beverages modifies hepatic glucose and lipid metabolism n mice: a DNA microarray analysis.
21. Yuan LJ, Qin Y, Wang L, Zeng Y, Chang H, Wang J, Wang B, Wan J, Chen SH, Zhang QY, Zhu JD, Zhou Y, Mi MT. 2016. Clinical Nutrition: Official Journal of the European Society of Parenteral and Enteral Nutrition 35(2): 388-393. Capsaicin-containing chili improved postprandial hyperglycemia, hyperinsulinemia, and fasting lipid disorders in women with gestational diabetes mellitus and lowered the incidence of large-for-gestational-age-newborns.
22. Ahuja KD, Robertson IK, Geraghty DP, Ball MJ. 2006. The American Journal of Clinical Nutrition 84(1): 63-9. Effects of chili consumption on postprandial glucose, insulin, and energy metabolism.
23. Jian-Long SUn, Hong-Fang Ji, Liang Shen. 2019. Food and Nutrition Research 63: 10.29219. Impact of cooking on the antioxidant activity of spice turmeric.
24. Perez-Galvez A, Hornero-Mendez D, Minguez-Mosquera MI. 2009. Journal of Agricultural and Food Chemistry 57(11): 4718-23. Stability of paprika without supplementary antioxidants during storage under industrial controlled conditions.
25. Lundblad L, Lundberg JM, Anggard A, Zetterstrom O. 1987. Allergy 42(1): 20-5. Capsaicin-sensitive nerves and the cutaneous allergy reaction in man. Possible involvement of sensory neuropeptides in the flare reaction.
26. Midgren B, Hansson L, Karlsson JA, Simonsson BG, Persson CG. 1992. The American Review of Respiratory Disease 146(2): 347-51. Capsaicin-induceed cough in humans.
27. Anonym. 2020. Medscape. Capsicum (Herb/Suppl) - Adverse Effect
28. Narmin Yazdizadeh Shotorbani, Rashid Jamei, Reza Heidari. 2013. Avicenna Journal of Phytomedicine 3(1): 25-34. Antioxidant activities of two sweet paper Capsicum annuum L. varieties phenolic extracts and the effects of thermal treatment.
29. Kim JS, An CG, Park JS, Lim YP, Kim S. 2016. Food Chemical 201: 64-71. Carotenoid profiling from 27 types of paprika (Capsicum annuum L.) with different colors, shapes, and cultivation methods.
30. Ranjith Arimboor, Ramesh Babu Natarajan, K. Ramakrishna Menon, Lekshmi P, Chandrasekhar, Vidya Moorkoth. 2015. Journal of Food Science and Technology 52(3): 1258-1271. Red pepper (Capsicum annuum) carotenoids as a source of natural food colors: analysis and stability.

Share