Katarak Nuklir: Penyebab, Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Katarak nuklear adalah salah satu tipe katarak yang terjadi sebagai proses alami dari penuaan, dimana lensa mata menjadi semakin kuning dan berawan karena usia. Katarakn nuklear terbentuk di tengah-tengah... lensa (nukleus) dan dapat terjadi pada satu mata maupun keduanya, serta mempengaruhi penglihatan jauh. Katarak nuklear biasanya bersifat progresif perlahan. Seiring berjalannya waktu, lensa dapat berubah menjadi coklat atau kekuningan, sehingga pasien akan menjadi sulit untuk membaca atau membedakan warna. Read more

Apa itu Katarak Nuklir?

Katarak ialah pengeruhan lensa mata yang sering kali berhubungan dengan proses penuaan, meskipun katarak juga dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, perilaku individu, penyakit, cedera, atau kecacatan bawaan (kongenital)[1].

Kondisi pengeruhan, pengerasan, dan penguningan pada bagian pusat lensa sebagai sklerosis nuklir. Nuklir ialah bagian pusat lensa mata. Jika sklerosis dan pengeruhan cukup berat, kondisi disebut sebagai katarak nuklir[2, 3, 4].

Katarak mengakibatkan penglihatan kabur sehingga penderita kesulitan untuk membaca, mengemudikan kendaraan (terutama pada malam hari), atau melihat ekspresi di wajah orang lain[5].

Umumnya katarak berprogres secara perlahan dan tidak langsung menimbulkan gangguan penglihatan. Namun seiring waktu, katarak akan berdampak pada penglihatan[3, 4].

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di berbagai penjuru dunia. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa lebih dari 20 juta orang Amerika berusia ≥40 tahun mengalami setidaknya salah satu jenis katarak[1].

Katarak nuklir termasuk sangat umum terjadi pada manusia. Biasanya dialami oleh orang-orang berusia lanjut dan merupakan bagian dari proses penuaan. Katarak nuklir juga diketahui terjadi pada anjing, kucing, dan kuda[3].

Penyebab Katarak Nuklir

Lensa mata merupakan bagian di belakang lapisan berwarna (iris) yang berfungsi untuk meneruskan cahaya ke dalam mata. Serat-serat pada lensa mata tersusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan cahaya diteruskan ke bagian dalam mata[3, 5].

Seiring bertambahnya usia, serat-serat baru terbentuk pada bagian tepi lensa mata, mendorong materi lensa yang lebih tua ke bagian pusat. Hal ini menyebabkan bagian pusat menjadi lebih tebal dan lebih keruh[3].

Sehingga bagian pusat lensa mata (nukleus) pada orang berusia lanjut umum mengalami penebalan atau pengerasan (sklerosis), perubahan warna (menguning), atau menjadi terlihat keruh. Ketika katarak menjadi sangat berat, lensa mata akan terlihat berwarna abu-abu atau putih susu[2].

Saat lensa mata menjadi lebih keruh, jumlah cahaya yang dapat diteruskan dan mencapai retina menurun dan mulai mempengaruhi penglihatan[2].

Faktor Risiko Katarak Nuklir

Katarak sangat umum terjadi pada orang lanjut usia sebagai bagian dari proses penuaan. Meski demikian terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya katarak nuklir, yaitu[2, 4]:

  • Merokok atau mengkonsumsi tembakau
  • Menggunakan pengobatan steroid berlebihan
  • Cedera, perlukaan, atau penyakit mata
  • Paparan sinar UV atau kondisi lain seperti galaktosemia, sindrom down, dan myotonic dystrophy
  • Kondisi kesehatan lainnya, meliputi diabetes, infeksi herpes, sifilis, rubella, dan sebagainya

Gejala Katarak Nuklir

Gejala katarak umumnya muncul sebagai bagian dari proses penuaan. Ketika katarak mulai berkembang, pasien dapat tidak menyadari adanya perubahan pada mata atau penglihatan. Katarak bertambah buruk secara progresif dan perlahan seiring waktu[2, 4].

Gejala yang dapat muncul akibat katarak nuklir meliputi[2, 4]:

  • Penglihatan memburuk (terutama jarak jauh) yang tidak membaik dengan bantuan kacamata atau kontak
  • Sering memerlukan penggantian kaca mata atau kontak
  • Penglihatan tampak kabur, tidak fokus, atau tidak jelas
  • Warna dan bayangan terlihat berbeda (kurang jelas), pasien kesulitan membedakan warna
  • Melihat “halo” atau lingkaran di sekitar sumber cahaya, atau sensasi bahwa melihat “glare”
  • Kesulitan melihat di malam hari, terutama ketika mengemudi
  • Kesulitan untuk melihat pada pencahayaan terang
  • Tidak dapat menoleransi silau lampu depan pada malam hari
  • Terkadang pasien dapat mengalami penglihatan ganda

Perubahan pada penampilan mata dapat diamati ketika bercermin atau pada foto. Terkadang perubahan tersebut disadari pertama kali oleh orang lain seperti keluarga atau teman[2].

Katarak biasanya tidak menyebabkan rasa tidak nyaman atau rasa sakit[2]. Pasien katarak dapat mengalami peningkatan pandangan kedua jangka pendek sehingga kemampuan membacanya meningkat. Sebagai gantinya, pasien dapat mengalami rabun jauh[4].

Diagnosis Katarak Nuklir

Dokter ahli mata (ophthalmologist) akan melakukan pemeriksaan mata secara hati-hati untuk mengecek katarak nuklir. Dokter dapat menggunakan berbagai jenis tes untuk mendiagnosis penyakit mata, termasuk penyakit yang berkaitan dengan usia[2, 3].

Berikut beberapa tes yang dapat membantu dalam mendiagnosis sklerosis nuklir dan katarak nuklir[2, 3]:

  • Pemeriksaan mata dilatasi: selama pemeriksaan ini, dokter memberikan tetes mata untuk membuat pupul membesar (dilatasi), sehingga dokter dapat mengamati bagian sebelah dalam pupil (lensa mata dan mata bagian dalam).
  • Lampu celah atau pemeriksaan biomikroskop: pada pemeriksaan ini dokter mengarahkan sinar kecil ke dalam mata untuk membantu melakukan pemeriksaan lensa mata, bagian putih mata, kornea, dan struktur mata lainnya.
  • Tes refleks merah: dokter memantulkan cahaya di permukaan mata dan menggunakan alat pembesar yang disebut ophthalmoscope untuk mengamati refleksi cahaya. Pada mata sehat, refleksi berwarna merah dan terlihat sama pada kedua mata. Ophthalmoscope memungkinkan dokter untuk mengamati adanya perubahan pada mata sebelum katarak berprogres hingga mempengaruhi penglihatan.

Pengobatan Katarak Nuklir

Pada kasus dengan kondisi katarak ringan atau berprogres pelan, pasien dapat tidak memerlukan operasi. Pasien dapat dibantu dengan kacamata atau bantuan penglihatan. Pasien juga dapat melindungi mata dari sinar UV dengan mengenakan kacamata hitam[2].

Pasien tidak harus melakukan operasi katarak jika tidak terjadi gangguan penglihatan berat. Selain memastikan untuk menjaga resep kacamata terbaru, pasien juga dianjurkan untuk menggunakan pencahayaan lebih terang untuk membaca dan menghindari mengemudikan kendaraan di malam hari[3].

Operasi katarak dilakukan ketika katarak mengganggu penglihatan dan mempengaruhi kegiatan sehari-hari pasien. Operasi juga dapat diperlukan jika katarak mempengaruhi pengobatan untuk masalah penglihatan atau gangguan mata lainnya[1].

Operasi katarak merupakan prosedur yang efektif dan aman bagi kebanyakan pasien. Selama prosedur, dokter akan menghilangkan lensa yang mengalami penebalan dan menggantinya dengan lensa mata buatan (lensa intraokuler) yang didesain khusus untuk mata pasien[1, 2].

Katarak yang disebabkan oleh cedera atau perlukaan pada mata dapat memerlukan prosedur yang lebih kompleks untuk menanamkan implan. Prosedur ini juga memerlukan waktu lebih lama dan sifatnya lebih invasif[1].

Katarak kongenital umumnya tidak mengakibatkan gangguan penglihatan sehingga kadang tidak perlu dihilangkan. Meski demikian pada beberapa kasus, katarak perlu dihilangkan dan digantikan dengan lensa mata buatan[1].

Komplikasi Operasi Katarak

Operasi katarak jarang menimbulkan komplikasi serius. Jika komplikasi terjadi, dapat mengarah pada hilangnya penglihatan[3].

Komplikasi yang dapat terjadi meliputi[3]:

  • Infeksi
  • Pembengkakan di dalam mata
  • Penempatan lensa buatan yang tidak pas selama operasi
  • Lensa buatan yang berpindah posisi
  • Pelepasan retina dari bagian belakang mata

Pencegahan Katarak Nuklir

Belum terdapat studi mengenai langkah yang terbukti efektif mencegah katarak atau memperlambat progres kondisi. Meski demikian, terdapat beberapa strategi yang diduga dapat membantu mencegah katarak, meliputi[3, 5]:

  • Melakukan pemeriksaan mata secara rutin

Melakukan pemeriksaan mata rutin memungkinkan untuk mendeteksi katarak atau masalah lain pada mata sedini mungkin. Orang berusia 65 tahun atau lebih yang berisiko rata-rata untuk mengalami kondisi mata dianjurkan melakukan pemeriksaan mata setiap 1 hingga 2 tahun, atau sesuai saran dokter.

American Academy of Ophthalmology menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan mata pada usia 40 tahun atau sebelumnya jika memiliki risiko lebih tinggi mengalami katarak, misalnya karena mengalami diabetes, tekanan darah tinggi, atau riwayat penyakit mata dalam keluarga.

Merokok merupakan salah satu faktor risiko katarak. Jika mengalami kesulitan untuk berhenti merokok, dapat dikonsultasikan dengan dokter untuk mendapat konseling atau pengobatan tertentu yang dapat membantu.

  • Mengatasi masalah kesehatan lainnya

Mengikuti rencana pengobatan jika mengalami diabetes atau kondisi kesehatan lainnya yang dapat meningkatkan risiko mengalami katarak.

  • Memilih untuk mengkonsumsi makanan sehat yang meliputi berbagai sayur dan buah-buahan.

Sayur dan buah mengandung berbagai vitamin dan mineral serta antioksidan yang dapat membantu menjaga kesehatan mata. Suatu studi menunjukkan bahwa diet sehat kaya vitamin dan mineral berhubungan dengan penurunan risiko mengalami katarak.

  • Mengenakan kacamata hitam

Sinar ultraviolet (UV) dapat berperan dalam berkembangnya katarak.

  • Mengurangi konsumsi alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko katarak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment