Atrial Fibrillation merupakan aritmia jantung, di mana fibrilasi terjadi akibat adanya aktivitas listrik abnormal di dalam atrium jantung [1].
Atrial Fibrillation merupakan aritmia yang mungkin berlangsung secara paroksismal (kurang dari tujuh hari) atau persisten (lebih dari tujuh hari) [1].
Atrial Fibrillation mengakibatkan irama jantung tidak teratur sehingga aliran darah melalui jantung menjadi bergejolak yang berisiko membentuk trombus (bekuan darah) dan dapat terlepas hingga menyebabkan stroke [1].
Oleh karena itu, Atrial Fibrillation seringkali menjadi penyebab utama penyakit stroke pada jantung, gagal jantung dan komplikasi yang berkaitan dengan jantung lainnya [1, 2].
Atrial Fibrillation diketahui dapat terjadi ketika ruang-ruang dalam jantung tidak bekerja sama secara normal karena sinyal listrik yang salah [3].
Mengingat, ruang atrium dan ventrikel pada kondisi ini tidak sinkron karena kontraksi atrium sangat cepat dan tidak teratur [3].
Pengobatan dan perawatan Atrial Fibrillation diketahui sangat bergantung pada waktu lamanya gejala terjadi. Adapun pengobatan Atrial Fibrillation ini akan berfokus pada memulihkan atau mengendalikan ritme jantung dan mencegah terbentuknya gumpalan darah [2].
Daftar isi
Dalam memulihkan atau mengendalikan ritme jantung akibat Atrial Fibrillation dapat dilakukan cara kardioversi yang jenisnya ada dua yaitu [2]:
Kardioversi listrik merupakan suatu metode pemasangan pedal atau tambalan di dada untuk mengirim sengatan listrik ke jantung.
Penggunaan kardioversi listrik ini akan menimbulkan kejutan yang menghentikan aktivitas listrik jantung sesaat untuk mengatur ulang ritme normal jantung.
Kardioversi jenis ini merupakan kardioversi yang menggunakan obat- antiaritmia untuk membantu memulihkan ritme jantung menjadi normal.
Obat obatan antiaritmia ini diketahui juga dapat membantu mempertahankan detak jantung normal atau mencegah terjadinya gejala ritme jantung tidak beraturan terjadi kembali.
Adapun obat obatan antiaritmia ini termasuk [2] :
Perlu juga diketahui bahwa, obat obatan antiaritmia ini juga berisiko menimbulkan efek samping tertentu, termasuk mual, pusing dan kelelahan.
Selain kardioversi, pemulihan ritme jantung menjadi normal dapat juga dilakukan dengan metode berikut ini [2]:
Ablasi kateter dilakukan dengan memasukkan tabung tipis dan panjang (kateter) ke selangkangan dan memandunya melalui pembuluh darah ke jantung.
Ujung kateter ini diketahui dapat menghasilkan energi frekuensi radio untuk menghancurkan area jaringan jantung yang menjadi sebab ritme jantung cepat dan tidak teratur.
Ablasi kateter ini dapat dilakukan bagi penderita Atrial Fibrillation yang tidak mengalami perkembangan positif setelah mengonsumsi obat obatan antiartimia yang diresepkan dokter.
Prosedur labirin dapat dilakukan dengan beberapa cara termasuk menggunakan pisau bedah, frekuensi radio, atau suhu dingin ekstrem (cryotherapy).
Tujuannya untuk membuat pola jaringan parut yang mengganggu impuls listrik yang menyimpang yang menyebabkan Atrial Fibrillation.
Prosedur labirin yang menggunakan pisau bedah diketahui juga membutuhkan operasi jantung terbuka, sehingga hanya disarankan dilakukan khusus untuk kasus yang tidak membaik dengan perawatan lain.
Ablasi jenis ini diketahui melibatkan penggunaan kateter untuk mengirimkan energi frekuensi radio ke jalur (simpul AV) yang menghubungkan ruang jantung atas dan bawah.
Dengan melakukan ablasi jenis ini diketahui dapat bermanfaat untuk menghancurkan area kecil jaringan jantung dan mencegah sinyal abnormal.
Namun, ablasi jenis ini akan menyebabkan penderita membutuhkan alat pacu jantung agar ruang bawah (ventrikel) berdetak dengan baik.
Adapun untuk mengurangi risiko stroke akibat Atrial Fibrillation maka penderita harus mengonsumsi darah setelah melakukan pengobatan ini.
Metode pengobatan untuk mencegah pengumpalan darah yang berisiko menimbulkan stroke antara lain [2]:
Antikoagulan atau obat pengencer darah berikut ini umumnya akan diresepkan dokter [2]:
Penutupan pelengkap atrium kiri dilakukan dengan memasukkan kateter melalui vena di kaki ke ruang jantung kiri atas (atrium kiri) untuk menutup kantung kecil (pelengkap) di atrium kiri.
Metode ini diketahui dapat mengurangi risiko penggumpalan darah pada bagian pelengkap atrium kiri penderita.
Namun, perlu diketahui juga bahwa metode ini hanya dapat dilakukan pada penderita yang [2] :
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol faktor risiko dan membantu mencegah Atrial Fibrillation [4]:
Mengatur pola makan diketahui dapat memberikan dampak yang positif untuk kesehatan, termasuk untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah Atrial Fibrillation.
Hal ini telah dibuktikan oleh American Heart Association (AHA), bahwa mengatur pola makan sehat dapat memberikan efek perlindungan pada kesehatan jantung.
Berhentik mengonsumsi rokok (produk tembakau), alkohol, dan beberapa obat terlarang, seperti kokain, dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Mengingat, paparan produk tembakau, konsumsi alkohol atau zat terlarang dapat merusak jantung.
Stres diketahui dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan, termasuk dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung.
Hal ini kemudian membuat stress dapat mengakibatkan jantung bekerja lebih keras dan jika dibiarkan akan mempengaruhi fungsinya bahkan merusak jantung.
Untuk itu, mengelola tingkat stres dapat membantu mencegah Atrial Fibrillation dan menjaga kesehatan jantung.
Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mengelola stress yaitu dengan melakukan latihan pernapasan, kesadaran, meditasi, dan yoga
Latihan dan olahraga diketahui dapat membuat tubuh menjadi lebih aktif secara fisik. Dan hal ini sangat baik untuk kesehatan, termasuk membantu memperkuat jantung.
Selain itu, dengan gaya hidup fisik yang aktif dapat juga mencegah penyakit yang berkaitan dengan jantung seperti Atrial Fibrillation maupun penyakit lainnya.
1. Zeid Nesheiwat, Amandeep Goyal & Mandar Jagtap. Atrial Fibrillation. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
2. Anonim. Atrial fibrillation. Mayo Clinic; 2021.
3. Kristeen Cherney & Gerhard Whitworth, R.N. Everything You Need to Know About Atrial Fibrillation. Healthline; 2019.
4. Adam Felman & Nancy Moyer, M.D. What is atrial fibrillation?. Medical News Today; 2021.