Daftar isi
Penyakit membran hialin disebut juga sebagai sindrom gangguan pernapasan merupakan kondisi yang menyebabkan bayi memerlukan oksigen tambahan dan bantuan untuk bernapas. [1,2]
Tingkat insidensi dan beratnya kondisi berkaitan berbanding terbalik dengan usia kehamilan dari bayi yang baru lahir[1, 2].
Penyakit membran hialin termasuk salah satu masalah paling umum terlihat pada bayi prematur. Bayi yang lebih prematur memiliki risiko lebih tinggi dan dapat mengalami penyakit membran hialin yang lebih berat[1].
Kondisi bayi dengan penyakit membran hialin biasanya memburuk selama 48 hingga 72 jam pertama. Kondisi kemudian membaik dengan perawatan. Lebih dari 90% bayi dengan penyakit membran hialin selamat[1, 3].
Di Amerika Serikat, penyakit membran hialin diperkirakan terjadi pada 20.000-30.000 bayi baru lahir setiap tahun dan merupakan suatu komplikasi pada sekitar 1% kehamilan[2].
Penyakit membran hialin terjadi ketika di dalam paru-paru tidak terdapat subtansi bernama surfaktan dalam jumlah mencukupi. Surfaktan diproduksi oleh sel-sel pada saluran pernapasan dan terdiri dari fosfolipid dan protein[1, 2].
Surfaktan ialah lipoprotein kompleks terdiri dari enam fosfolipid dan empat apoprotein. Surfaktan dipulihkan oleh pencucian alveolar dari mamalia pada umumnya mengandung 70-80% fosfolipid, 8-10% protein, dan 10% lipid netral, terutama kolesterol[2].
Surfaktan mulai diproduksi di dalam fetus (janin) pada sekitar minggu ke 24-28 kehamilan, dan ditemukan di dalam cairan amnion antara minggu ke 28 dan 32. Menjelang minggu ke 35 masa kehamilan, umumnya bayi sudah memiliki surfaktan dalam jumlah yang mencukupi[1].
Di dalam paru-paru sehat, surfaktan dilepaskan ke dalam jaringan paru-paru untuk membantu menurunkan tekanan permukaan dalam saluran pernapasan, sehingga membantu menjaga alveolus (kantung udara) paru-paru terbuka. Ketika tidak terdapat cukup surfaktan, alveolus kecil runtuh setiap kali bernapas[1].
Saat alveolus runtuh, sel-sel yang rusak terkumpul di saluran pernapasan, yang mana menyebabkan proses bernapas menjadi makin sulit. Sel-sel ini disebut sebagai membran hialin[1].
Membran hialin yang membatasi alveolus dapat terbentuk dalam setengah jam setelah kelahiran. Dalam bayi prematur yang lebih besar, jaringan epitel mulai pulih dalam 36-72 jam setelah kelahiran dan sintesis surfaktan endogen dimulai[2].
Proses kronis sering kali terjadi kemudian pada bayi yang masih sangat prematur dan sakit kritis, serta pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan korioamnionitis, mengakibatkan BPD (bronchopulmonary dysplasia)[2].
Penurunan fungsi paru-paru menyebabkan oksigen yang dihirup lebih sedikit dan terjadi penumpukan karbondioksida yang lebih banyak di dalam darah. Kondisi ini ini dapat mengarah pada asidosis (peningkatan asam di dalam darah), yang kemudian dapat mempengaruhi organ tubuh[1].
Penyakit membran hialin terjadi sekitar 60% hingga 80% persen pada bayi yang terlahir sebelum 28 minggu kehamilan, tapi hanya sekitar 15% hingga 30% pada bayi terlahir sekitar 32 dan 36 minggu.
Sekitar 25% bayi yang terlahir pada usia kehamilan 30 minggu mengembangkan penyakit membran hialin yang cukup berat hingga memerlukan ventilator mekanik[1, 3].
Bayi yang terlahir prematur berisiko paling tinggi mengalami penyakit membran hialin. Beberapa faktor risiko lainnya meliputi[1, 3]:
Gejala penyakit membran hialin dapat berbeda antara bayi satu dan bayi yang lain.
Biasanya gejala muncul menjelang hari ketiga dan mulai pulih sendiri setelah bayi mulai mengekskresikan kelebihan air dalam bentuk urin dan memerlukan lebih sedikit oksigen dan dukungan ventilator untuk bernapas[1, 3].
Berikut beberapa gejala umum penyakit membran hialin[1, 3]:
Progres penyakit membran hialin bergantung pada usia kandungan dan ukuran tubuh bayi, beratnya kondisi, ada atau tidaknya infeksi, apakah bayi mengalami paten duktus arteriosus (kondisi jantung) dan apakah bayi memerlukan bantuan mesin untuk bernapas[1].
Bayi dapat mengalami komplikasi penyakit atau gangguan sebagai efek samping perawatan. Pada kasus yang lebih berat, risiko mengalami komplikasi lebih tinggi[1].
Berikut beberapa komplikasi yang berhubungan dengan penyakit membran hialin[1, 3]:
Untuk mendiagnosis penyakit membran hialin, berikut beberapa pemeriksaan yang dilakukan dokter[1,3, 4]:
Pengobatan untuk penyakit membran hialin meliputi[1, 3]:
Cara pencegahan terbaik penyakit membran hialin ialah mencegah preterm birth.
Ketika kelahiran preterm tidak dapat dicegah, memberikan ibu mengandung obat kortikosteroid sebelum proses melahirkan telah menunjukkan risiko penyakit membran hialin yang lebih rendah dan dapat meringankan gejala.
Steroid sering diberikan pada wanita yang berisiko melahirkan lebih cepat di antara usia kehamilan 24 dan 34 minggu[1]. Steroid hanya dapat diberikan berdasarkan petunjuk dokter persalinan.
1. Anonim. Infant Respiratory Distress Syndrome (Hyaline Membrane Disease). Boston Children’s Hospital; 2020.
2. Arun K Pramanik, MD, MBBS. Respiratory Distress Syndrome. Medscape; 2020.
3. Anonim. Hyaline Membrane Disease. Apollo Hospital; 2020.
4. Divya Bharat. Hyaline Membrane Disease: Causes, Symptoms and Treatment. Netmeds; 2019.