Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Konstipasi terjadi ketika pergerakan usus terjadi lebih jarang dan lambat sehingga feses menjadi lebih sulit untuk dikeluarkan. Kondisini ini paling sering terjadi akibar perubahan diet atau rutin, atau
Sembelit merupakan suatu kondisi di mana buang air besar (BAB) tidak memuaskan atau tidak lancar karena berbagai hal, termasuk feses yang keras [1, 2].
BAB keras ini merupakan hal yang umum terjadi pada hampir semua orang dari semua kalangan, setidaknya sesekali [2]. BAB keras umumnya sangat menggangu karena BAB menjadi tidak nyaman.
BAB keras ini merupakan hasil dari usus besar yang menyerap air terlalu banyak, ketika makanan melewati sistem pencernaan terlalu lambat [3].
BAB keras dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik tunggal maupun kombinasi dari beberapa faktor tertentu. BAB diketahui membutuhkan motilitas (pergerakan gastrointestinal) untuk membantu pergerakan di sepanjang saluran pencernaan [4].
Jika terjadi gangguan pada salah satu proses pembuangan saja maka BAB keras mungkin akan dapat terjadi. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab BAB keras [4]:
Pengobatan atau konsumsi obat tertentu diketahui dapat menyebabkan BAB keras, termasuk [4]:
Pola makan dan gaya hidup berikut ini diketahui juga dapat menyebabkan BAB keras [4]:
Perlu diketahui juga bahwa, kebiasaan menunda BAB dapat memberkan efek negatif seperti BAB keras. Mengingat, kebiasaan menahan BAB dapat menyebabkan perubahan pada otak sehingga mempengaruhi keinginan BAB di masa depan.
Dengan demikian, risiko kotoran menumpuk dalam saluran pencernaan akan meningkat dan BAB menjadi keras dan sulit.
Kondisi medis berikut ini diketahui dapat menyebabkan BAB keras [4]:
Untuk obstruksi usus sendiri, diketahui dapat menyebabkan kondisi darurat medis ketika feses tidak dapat keluar dan mengakibatkan komplikasi yang mengancam jiwa.
BAB keras meskipun umumnya sering terjadi, namun sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter jika [2]:
BAB keras yang mulai mengganggu dan tidak normal maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter karena jika terjadi sembelit kronis dan tidak diobati maka komplikasi tertentu seperti wasir, fisura anus, impaksi feses, dan prolaps rektum mungkin dapat terjadi [2].
Berikut ini merupakan beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan untuk mengatasi BAB keras [4]:
BAB keras yang tidak berdarah dan tidak menyebabkan sakit yang parah mungkin dapat diatasi dengan melakukan beberapa pengobatan rumahan untuk melunakkan feses berikut ini [4]:
Jika setelah melakukan pengobatan rumahan BAB keras masih terjadi, maka perawatan secara medis merupakan hal yang disarankan.
Adapun perawatan medis untuk BAB keras yang mungkin direkomendasikan oleh dokter dapat meliputi [3, 4]:
Perawatan medis BAB keras ini umumnya merupakan solusi jangka pendek. Namun jika BAB keras tidak membaik atau telah mengakibatkan gangguan medis lain seperti penyumbatan usus atau prolaps rektal, maka operasi pembedahan mungkin dilakukan.
Pembedahan merupakan metode perawatan terakhir yang akan dilakukan untuk mengatasi BAB keras dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan.
Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah BAB keras [5]:
Kebutuhan serat tubuh yang tercukupi dapat bermanfaat untuk melunakkan BAB yang keras. Mengingat, serat larut memiliki sifat larut dalam air.
Kebutuhan serat khususnya serat larut dapat dicukupi dengan rutin mengonsumsi beberapa sumber bahan makanan seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian (biji rami, biji chia, dan psyllium).
Menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum air secara cukup dapat membantu menjaga feses tetap dalam keadaan lembut. Selain itu, agar BAB keras tidak terjadi, hindari atau hentikan konsumsi minuman yang menyebabkan dehidrasi seperti kopi, koktail dan soda.
Ketika sedang dalam perjalanan atau diluar rumah, banyak orang yang umumnya memiliki kecenderungan untuk menunda BAB. Mengingat, umumnya orang lebih memiliki menunggu sampai di rumah untuk BAB, karena lebih nyaman daripada di luar.
Namun, kebiasaan ini malah menjadi sebab BAB menjadi keras, karena feses terlalu lama berada dalam usus besar. Untuk itu, mengubah kebiasaan dengan tidak menunda BAB mungkin dapat mencegah seseorang mengalami BAB keras.
1. Christopher N Andrews & Martin Storr. The pathophysiology of chronic constipation. Can J Gastroenterol; 2011.
2. Zawn Villines & Alana Biggers, M.D., MPH. What causes hard stool and how to treat it. Medical News Today; 2019.
3. Dan Brennan. Remedies for Hard Stool. WebMD; 2020.
4. Rachel Nall & Gerhard Whitworth, R.N. Why Do I Have Hard Bowel Movements and How Do I Treat It?. Healthline; 2018.
5. Barbara Bolen & Priyanka Chugh, MD. What to Do When You Have Hard Stools. Verywellhealth; 2020.