Divertikulitis: Penyebab – Gejala dan Cara Mengobati

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Divertikulitis?

Divertikulitis adalah infeksi atau peradangan pada divertikula yang terbentuk di usus . [1, 2, 3, 4, 5, 6, 7]

Divertikulitis dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi serius. [3]

Kondisi ini umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua atau berusia di atas 40 tahun. [4]

Tinjauan
Divertikulitis adalah infeksi atau peradangan pada divertikula, biasanya terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Fakta Divertikulitis

Berikut ini adalah fakta-fakta penting dari divertikulitis: [2, 3, 5]

  • Divertikula adalah satu atau lebih tonjolan yang terbentuk di lapisan sistem pencernaan, biasanya di usus besar.
  • Diverkulitis adalah jenis penyakit divertikular yang paling serius.
  • Sekitar 30% penderita diverkulosis juga mengalami divertikulitis.
  • Divertikulosis adalah terbentuknya divertikula di usus besar yang menimbulkan gejala apa pun.
  • Gejala divertikulitis berupa nyeri, konstipasi, dan darah dalam tinja.
  • Salah satu penyebab utama penyakit diverkulitis diduga karena kurangnya serat makanan.
  • Kebanyakan orang dapat mengobati sendiri kondisinya.
  • Pembedahan kemungkinan diperlukan untuk mengobati divertikulitis yang parah atau berulang.
  • Jika Anda pernah mengalami divertikulitis sebelumnya, Anda akan memiliki peluang sebesar 20% untuk mengalaminya kembali. Namun, kurang dari 6% pasien membutuhkan pembedahan darurat.

Gejala Divertikulitis

Divertikulitis dapat menyebabkan gejala mulai dari ringan hingga parah. Gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba atau dapat berkembang secara bertahap dalam beberapa hari. [3]

Gejala yang paling umum dari divertikulitis adalah nyeri perut. Nyeri terjadi secara konstan dan parah. Biasanya di sisi kiri bawah perut tetapi kadang-kadang juga bisa di sisi kanan perut. [1, 3]

Tanda dan gejala divertikulitis lainnya meliputi: [1, 2, 3]

  • Mual dan muntah.
  • Demam.
  • Kembung.
  • Sembelit atau diare.
  • Darah di tinja Anda.
  • Lebih sering buang air kecil.

Penyebab Divertikulitis

Penyebab diverkulitis tidak diketahui pasti. Namun, kekurangan serat makanan diduga adalah penyebab utama kondisi tersebut. [2]

Kurang mengkonsumsi serat akan menyebabkan penumpukan limbah (sembelit) di usus besar Anda. Sembelit memberi tekanan berlebih pada dinding usus besar. Tekanan yang meningkat ini menyebabkan terbentuknya divertikula (tonjolan) di area yang lemah di dinding usus besar Anda. [5]

Divertikula dapat berkisar dari berukuran sebesar kacang polong hingga lebih besar. Meskipun tonjolan ini bisa terbentuk di bagian mana saja di lapisan dalam usus besar Anda, tetapi paling sering ditemukan di sisi kiri bawah perut, di segmen berbentuk S dari usus besar Anda (kolon sigmoid). [5]

Divertikulitis mengakibatkan peradangan dan infeksi pada satu atau lebih divertikula.  Kondisi ini dapat menjadi serius dan berpotensi berbahaya. [5]

Faktor Risiko

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena divertikulitis adalah sebagai berikut: [2]

  • Usia, karena orang dewasa yang berusia tua memiliki risiko lebih tinggi daripada orang yang masih muda.
  • Kelebihan berat badan.
  • Merokok.
  • Kurang olahraga.
  • Diet tinggi lemak hewani dan rendah serat.
  • Beberapa penggunaan obat, seperti steroid, opiat, dan antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen sodium.

Kapan Anda Harus Menghubungi Dokter?

Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami sakit perut secara terus-menerus, terutama jika Anda juga mengalami demam dan sembelit atau diare. Beritahu dokter jika Anda melihat darah dalam tinja Anda. Hubungi pula dokter Anda jika gejala Anda muncul kembali atau semakin parah. [1, 5]

Komplikasi Divertikulitis

Divertikulitis bisa menyebabkan komplikasi serius yang berpotensi mengancam jiwa. Sekitar 25% penderita divertikulitis akut mengalami komplikasi, yang meliputi: [1, 2, 3, 4, 5]

  • Abses

Kondisi ini terjadi saat nanah terkumpul di sekitar divertikula yang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berakibat fatal dan dapat menyebabkan peritonitis jika menyebar ke dinding usus. Terkadang, kondisi ini memerlukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah.

  • Peritonitis

Kondisi ini dapat terjadi jika divertikula yang terinfeksi pecah dan isinya dapat masuk ke dalam rongga perut. Peritonitis merupakan kondisi serius yang membutuhkan perawatan medis segera.

  • Fistula

Adalah kondisi abnormal di mana divertikulum yang terinfeksi berkembang di antara usus besar dan kandung kemih. Fistula juga dapat terbentuk di kulit atau vagina. Seringkali, pembedahan diperlukan untuk menghilangkan fistula.

Penyumbatan sebagian atau seluruh usus besar jika infeksi telah menyebabkan jaringan parut. Jika usus besar benar-benar tersumbat sepenuhnya, maka diperlukan perawatan medis darurat. Penyumbatan total akan menyebabkan peritonitis.

Diagnosis Divertikulitis

Jika Anda memiliki gejala divertikulitis, penting untuk menemui dokter Anda untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.[5]

Diagnosis dimulai oleh dokter dengan bertanya mengenai riwayat kesehatan Anda termasuk gejala Anda saat ini, jenis makanan yang biasa Anda konsumsi, seberapa sering Anda buang air besar, dan obat apa pun yang sedang Anda konsumsi. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa apakah ada rasa sakit dan nyeri tekan pada perut Anda. [3, 5]

Divertikulitis dapat memiliki gejala yang mirip dengan kondisi lainnya. Untuk memastikan kondisi Anda dan memeriksa tanda-tanda divertikulitis, dokter perlu menjalankan sejumlah tes, seperti: [3, 5]

  • Tes Darah

Pada tes ini, sampel darah Anda akan diambil untuk diperiksa. Tes darah dapat membantu memeriksa tanda-tanda peradangan, anemia, atau masalah ginjal atau hati.

  • Tes Tinja

Pada tes ini, sampel tinja Anda akan diambil untuk diperiksa. Tes tinja digunakan untuk mengetahui adanya bakteri atau parasit abnormal yang menyebabkan infeksi Anda, sakit perut, darah dalam tinja, diare atau gejala lainnya.

  • Pemeriksaan Dubur Digital

Pada pemeriksaan fisik ini, dokter Anda akan memasukkan jari bersarung tangan yang telah dilumasi ke dalam rektum Anda dengan lembut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat masalah pada anus atau rektum Anda.

CT scan adalah salah satu tes yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis diverkulitis. Tes pencitraan ini dapat menunjukkan infeksi atau peradangan divertikula dan juga membantu mengetahui seberapa parah divertikulitis Anda.

Tes ini disebut juga dengan radiografi saluran pencernaan bagian bawah. Cairan yang mengandung barium disuntikkan ke dalam anus Anda. Cairan ini akan membantu membuat masalah di usus besar Anda lebih terlihat pada sinar-X.

Dalam pemeriksaan ini, tabung fleksibel tipis dengan lampu di ujungnya dimasukkan ke dalam rektum Anda dan dipindahkan ke usus besar sigmoid Anda. Tabung dilengkapi dengan kamera video. Tes ini dapat memeriksa kolon sigmoid Anda (tempat sebagian besar divertikula terbentuk) dan rektum.

Kolonoskopi digunakan untuk memeriksa bagian dalam usus besar Anda. Sebuah tabung tipis dan fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dimasukkan ke dalam usus besar Anda melalui rektum. Kolonoskopi dapat memeriksa pertumbuhan abnormal pada usus besar Anda, luka, bisul, pendarahan atau masalah lain yang dapat menyebabkan sakit perut atau perubahan kebiasaan buang air besar Anda. Dokter juga dapat mengambil sampel jaringan untuk diuji dan mengangkat polip.

Angiografi dilakukan jika Anda mengalami pendarahan rektum yang cepat dan parah. Tes ini bisa membantu menemukan penyebab pendarahan. Selama tes ini, arteri yang mensuplai usus besar disuntik dengan pewarna khusus yang memungkinkan sumber perdarahan terlihat.

Jika Anda menderita divertikulitis, pemeriksaan dan tes tersebut dapat membantu dokter Anda mengetahui apakah diverkulitis yang Anda miliki tidak rumit atau rumit.

Pengobatan Divertikulitis

Pengobatan divertikulitis tergantung pada seberapa parah kondisi Anda. [3]

Dalam kasus divertikulitis tanpa komplikasi atau ringan biasanya dapat diobati di rumah. Dokter Anda kemungkinan akan menyarankan Anda untuk istirahat, dan melakukan perubahan pola makan. Dalam beberapa kasus, obat antibiotik juga dapat diresepkan. [3]

Jika Anda mengalami komplikasi akibat divertikulitis, Anda kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit. Anda akan diberikan cairan dan antibiotik melalui jalur intravena (IV). Tergantung pada jenis komplikasinya, Anda mungkin perlu menjalani operasi atau prosedur lain. [3]

Obat

Obat antibiotik dan asetaminofen dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit akibat divertikulitis. [3]

Obat penghilang rasa sakit seperti aspirin atau ibuprofen harus dihindari karena meningkatkan risiko pendarahan internal, dan juga dapat mengganggu perut. [1, 2]

Antibiotik seperti ciprofloxacin, metronidazol, cephalexin dan doksisiklin dapat diresepkan. Sebagian orang dapat mengalami efek samping yang berupa kantuk, mual, diare, dan muntah setelah minum antibiotik. [2]

Penting untuk meminum antibiotik yang diresepkan sampai selesai, bahkan jika gejala Anda membaik setelah meminumnya. [2, 3]

Perubahan Pola Makan

Dokter dapat menyarankan Anda agar menghindari makanan padat dan melakukan diet cair selama beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan pada sistem pencernaan Anda untuk beristirahat dan pulih. [3]

Jika gejala Anda ringan atau mulai membaik, dokter akan menyarankan Anda mengkonsumsi makanan berserat rendah. Setelah kondisinya sudah membaik, barulah Anda bisa menambahkan makanan berserat tinggi ke dalam makanan Anda. [3]

Makan berserat tinggi seperti buah-buahan dan sayuran, akan membantu mengatasi gejala dengan melunakkan tinja dan membantu pola tinja menjadi lebih teratur. [2]

Operasi 

Operasi kemungkinan diperlukan apabila kondisi Anda tidak dapat diobati hanya dengan perubahan pola makan dan obat-obatan. [3]

Operasi dapat bertujuan untuk mengeringkan abses nanah, memperbaiki fistula, atau mengangkat bagian usus besar yang terinfeksi [3] Ada dua jenis operasi utama yang digunakan untuk mengobati divertikulitis, yaitu: [3]

  1. Reseksi Usus dengan Anastomosis

Selama reseksi usus dengan anastomosis, ahli bedah mengangkat bagian usus yang terinfeksi dan menyambungnya kembali dengan bagian usus yang sehat.

2. Reseksi Usus dengan Kolostomi

Dalam reseksi usus dengan kolostomi , ahli bedah mengangkat bagian usus yang terinfeksi dan menempelkan ujung bagian yang sehat ke lubang di perut Anda, yang dikenal sebagai stoma.

Cara Mencegah Divertikulitis

Ada beberapa cara yang dapat membantu mencegah divertikulitis di antaranya yaitu: [1]

  • Olahraga secara teratur setidaknya 30 menit setiap hari
  • Makan makanan yang kaya serat, seperti buah, sayuran segar dan biji-bijian
  • Minum lebih banyak air                     
  • Hindari merokok

Makanan yang mengandung serat tinggi diantaranya yaitu: [5]

  • Makanan gandum utuh seperti roti, pasta, kerupuk, barley, beras merah dan oatmeal.
  • Berry dan buah lainnya.
  • Sayuran, seperti brokoli, kol, bayam, wortel, asparagus, labu siam dan buncis.
  • Beras merah.
  • Produk dedak, terbuat dari beras, jagung, gandum, oat, barley rye dan millet.
  • Kacang polong dan kacang kering yang dimasak.

Selain mencegah sembelit, makan makanan berserat tinggi membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol darah, meningkatkan gula darah dan mengurangi risiko terjadinya gangguan usus tertentu seperti kanker kolorektal. [5]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment