Rotan jernang besar merupakan salah satu jenis tanaman dimana rotan tersebut sering digunakan sebagai bahan anyaman dan resin dari buahnya digunakan sebagai pengobatan tradisional[1].
Tanaman ini dapat ditemukan di Malaysia, Thailand, dan Indonesia khususnya pada pulau Sumatera dan Kalimantan[1].
Daftar isi
Rotan jernang besar berasal dari keluarga Arecaceae dan memiliki nama ilmiah yaitu Daemonorops draco[1].
Tanaman ini memiliki sebutan lainnya sesuai dengan daerah asalnya seperti rotan kelukup atau jernang rambai[1,3].
Rotan jernang besar merupakan jenis tanaman rotan yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah di wilayah tropis[1].
Pada umumnya, rotan jernang besar dapat berbuah setelah berusia 2 tahun. Ciri-ciri fisik dari tanaman ini adalah sebagai berikut[1]:
Bagian dari rotan jernang besar yang sering dijadikan sebagai pengobatan tradisional adalah resin atau getah dari buah atau sering disebut dengan jernang[1].
Kandungan senyawa aktif dari getah tanaman ini adalah sebagai berikut[2,3]:
Kandungan senyawa aktif di atas memberikan aktivitas anti mikroba, anti virus, serta anti kanker pada resin dari rotan jernang besar.
Beberapa manfaat dari rotan jernang besar adalah sebagai berikut:
Resin dari buah rotan jernang besar mengandung antioksidan yang berperan untuk mencegah radikal bebas serta stres oksidatif masuk ke dalam tubuh dan merusak sel serta jaringan dalam tubuh[4].
Antioksidan ini juga berperan untuk meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari penyakit yang menyerang tubuh serta mencegah penuaan dini[4].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat melawan beberapa bakteri seperti bakteri mycobacterium smegmafis, bacillus subtilis, klebsiella pneumoniae, dan jamur aspergilus flavus yang dapat menyebabkan infeksi pada tubuh[2,8].
Beberapa infeksi yang dapat disembuhkan oleh resin ini adalah infeksi saluran kemih, infeksi mata, infeksi pernapasan, infeksi tenggorokan, pneumonia, penyakit paru-paru, serta radang pada paru-paru[2,8].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat melawan beberapa bakteri dan jamur yang menyebabkan radang atau infeksi kulit seperti bakteri Staphylococcus aureus dan jamur candida albicans[2,5].
Sehingga, resin ini dapat digunakan untuk mengatasi bisul, kudis, kulit gatal-gatal, serta infeksi atau radang kulit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur.
Kandungan dracorhodin atau pigmen merah yang terdapat dalam resin dari rotan jernang besar dapat melawan sel kanker dalam tubuh[2].
Senyawa dracorhodin dapat mencegah pertumbuhan dan perkembangan dari sel kanker serta membunuh sel kanker dalam tubuh, salah satunya adalah sel kanker leukemia[2].
Resin dari buah rotan jernang besar memiliki aktivitas antiplatelet serta antitrombotik yang dapat menghancurkan gumpalan darah dalam tubuh[2].
Ini juga membantu untuk memperlancar peredaran darah dalam darah dan mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah[2].
Resin dari buah rotan jernang besar yang mengandung aktivitas antitrombotik dapat melindungi hati karena aktivitas ini mencegah terjadinya penyempitan pembuluh darah dan gumpalan darah[2].
Ini tentunya sangat baik untuk jantung karena aliran darah yang masuk ke jantung tidak terganggu dan mencegah gangguan terjadi pada jantung seperti serangan jantung[2].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat berperan sebagai antipiretik. Ini dapat menurunkan demam secara ampuh dan telah digunakan pada beberapa daerah di Indonesia untuk mengatasi demam[5].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat digunakan untuk meredakan sakit kepala. Tanaman ini telah digunakan pada beberapa daerah di Indonesia untuk mengatasi sakit kepala[5].
Resin ini juga dapat meredakan sakit gigi atau gusi yang membengkak. Resin dari buah rotan jernang besar telah digunakan untuk mengatasi sakit gigi dan membersihkan gigi[7].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat digunakan untuk mengatasi radang. Kandungan flavonoid dalam resin dari tanaman ini berperan aktif dalam mengurangi pembengkakan serta penumpukan air pada radang[6].
Selain radang, resin ini juga dapat digunakan untuk meredakan berbagai nyeri dalam tubuh. Beberapa daerah di Indonesia telah menggunakan resin ini untuk mengatasi nyeri setelah melahirkan[7].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat digunakan untuk menyembuhkan luka pada kulit. Resin ini dapat membantu untuk mengeringkan luka, mencegah infeksi karena bakteri, dan mengurangi nyeri[5,8].
Serat nano yang terdapat dalam resin ini telah digunakan di Indonesia sebagai bahan antibiotik untuk menyembuhkan luka pada kulit[8].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat mengurangi kotoran yang berair dan mengatasi bakteri yang menyebabkan penyakit disentri dan keracunan makanan[8].
Ini berarti resin ini dapat digunakan untuk mengatasi disentri, sakit perut, serta penyakit diare. Selain itu, resin ini juga telah digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan di Malaysia[8].
Resin dari buah rotan jernang besar dapat mengobati penyakit ulkus dekubitus atau luka pada kulit dan jaringan di bawah kulit yang disebabkan karena berbaring terlalu lama[9].
Penyakit ini merupakan penyakit komplikasi yang diderita pada pasien penyakit parkinson atau iskemia. Resin ini dapat membantu untuk mengatasi penyakit ulkus dekubitus[9].
Resin dari buah rotan jernang besar juga dapat mengatasi iritasi pada mata dan mengatasi luka pada mulut atau sering dikenal dengan seriawan[8].
Resin ini telah banyak digunakan hampir di seluruh Indonesia untuk mengatasi sakit mata dan penyakit seriawan[8].
Pada umumnya, rotan jernang besar tidak memberikan efek samping bila digunakan secara tepat. Namun, resin dari buah rotan jernang besar dapat memberikan beberapa efek samping bila digunakan secara berlebihan.
Beberapa efek samping dari tanaman ini adalah sebagai berikut:
Resin dari buah rotan jernang besar dapat meningkatkan kadar bilirubin dalam darah dan menyebabkan kerusakan pada hati bila jumlahnya terlalu banyak dalam hati[10].
Untuk itu, pemeriksaan fungsi hati sangat disarankan saat menggunakan tanaman ini.
Pengolesan resin dari buah rotan jernang besar pada kulit disarankan untuk diuji coba terlebih dahulu, khususnya bagi pasien yang memiliki kulit yang sensitif[11].
Resin ini dapat memberikan reaksi alergi seperti rasa panas, menyengat, perih, atau rasa terbakar[11].
Kandungan antiplatelet yang terdapat pada resin dari buah rotan jernang besar dapat meningkatkan efek samping dari obat pengencer darah bila digunakan bersamaan dengan tipe obat tersebut[12].
Untuk itu, pasien yang mengkonsumsi obat pengencer darah tidak disarankan untuk mengkonsumsi resin dari buah tanaman ini[12].
Beberapa cara untuk menggunakan rotan jernang besar adalah:
Getah dari buah rotan jernang besar telah banyak diproduksi dan digunakan sebagai bahan obat-obatan serta bahan kosmetik seperti pasta gigi, kapsul, parfum, serta salep[7,8,13].
Serta nano yang terdapat dari getah ini dapat digunakan sebagai bahan antibiotik untuk pasta gigi, penyembuh luka serta mengatasi diare[8].
Serbuk dari getah rotan jernang besar dapat dibuat dengan dua cara yaitu dengan cara pengolahan kering dan cara pengolahan basah[7].
Cara pengolahan kering adalah sebagai berikut buah dari rotan jernang besar yang telah matang dipetik satu persatu dan ditumbuk hingga halus. Lalu, serbuk tersebut ditampung dalam plastik dan dibiarkan sekitar 3 menit agar mengering[7].
Cara pengolahan basah adalah sebagai berikut buah dari rotan jernang besar dipetik dan diletakkan pada wadah yang berisi air. Lalu, ini ditumbuk secara perlahan hingga halus dan didiamkan selama setengah jam agar serbuk mengendap ke bawah[7].
Endapan ini diambil dan dikeringkan selama beberapa hari dan menjadi serbuk.
Serbuk dari getah rotan jernang besar dicampurkan dengan minyak gosok atau minyak zaitun. Minyak ini dapat dioleskan pada luka, gangguan kulit, pada radang, atau sakit kepala[7].
Serbuk dari rotan jernang besar dapat dicampurkan dengan air hangat, lalu air ini diminum untuk mengatasi sakit gigi, gangguan pencernaan, seriawan, diare atau disentri[7].
Penyimpanan rotan jernang besar dapat dilakukan dengan cara buah dari tanaman ini disimpan pada wadah terbuka dan diletakkan di bawah sinar matahari agar kering[1,7].
Selain disimpan pada wadah, rotan jernang besar juga dapat dirawat sendiri di pekarangan rumah karena tanaman ini tidak memerlukan perawatan khusus dan tidak dapat dirusak hama atau tikus[7].
Cara penanaman dari tanaman ini adalah sebagai berikut[7]:
Rotan jernang besar adalah satu jenis rotan dimana getah dari buah tanaman ini memiliki kandungan senyawa aktif yang baik untuk tubuh. Namun, tanaman ini memiliki beberapa efek samping bila digunakan secara berlebihan khususnya bagi pasien yang mengkonsumsi obat pengencer darah.
1) H. Rustiami, F.M. Setyowatii & K.Kartawinata, Taxonomy and uses of Daemonorops draco (Willd.) Blume. Journal of Tropical Ethnobiology Vol I. 2014.
2) Deepika Gupta, Bruce Bleakley & Rajinder K. Gupta. Dragon’s blood: Botany, chemistry and therapeutic uses. Elsevier. 2008.
3) Totok K. Waluyo. Perbandingan Sifat Fisiko-Kimia 5 Jenis Jernang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 2013.
4) Sri Purwanti, Wulan Tri Wahyuni & Irmanida Batubara. Antioxidant Activity of Daemonorops draco Resin. Journal of Scientific and Applied Chemistry. 2019.
5) Wulan Tri Wahyuni, Sri Purwanti & Irmanida Batubara. Antibacterial and Antibiofilm Activity of Daemonorops draco Resin. Biosaintifika. 2016.
6) Ping-Chung Kuo, Hsin-Yi Hung, Orcid, Tsong-Long Hwang, Wen-Ke Du, Hsiang-Chih Ku, E-Jian Lee, Shih-Huang Tai, Fu-An Chen & Tian-Shung Wu. Anti-inflammatory Flavan-3-ol-dihydroretrochalcones from Daemonorops draco. The American Chemical Society and American Society of Pharmacognosy. 2017.
7) Yetty, Bambang Hariyadi & Pinta Murni. Studi Etnobotani Jernang (Daemonorops spp.) pada Masyarakat Desa Lamban Sigatal dan Sepintun Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Jambi. Biospecies Vol. 6 No.1. 2013.
8) Totok K. Waluyo & Gunawan Pasaribu. Aktivitas Antijamur, Antibakteri Dan Penyembuhan Luka Ekstrak Resin Jernang. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 2015.
9) Shu Ji MD, Guizhen Zhang MD, Yafang Hua MD & Xueqin Jin MD. Sanguis Draconis (Daemonorops draco) A Case Report of Treating a Chronic Pressure Ulcer With Tunneling. Holistic Nursing Practice. 2015.
10) Nashwan Abdullah Al-Afifi, Aied Mohammed Alabsi, Marina Mohd Bakri & Anand Ramanathan. Acute and sub-acute oral toxicity of Dracaena cinnabari resin methanol extract in rats. National Institute of Health. 2018.
11) Tao Yi, Hu-Biao Chen, Zhong-Zhen Zhao, Zhi-Ling Yu& Zhi-Hong Jiang. Comparison of the chemical profiles and anti-platelet aggregation effects of two “Dragon's Blood” drugs used in traditional Chinese medicine. Elsevier. 2011.
12) Deepika Gupta & Rajinder K Gupta. Bioprotective properties of Dragon’s blood resin: In vitro evaluation of antioxidant activity and antimicrobial activity. BMC Complementary and Alternative Medicine. 2011.
13) Cathy Wong & Lana Butner, ND, LAC. The Health Benefits of Blood of the Dragon. Verywell Health. 2020