Ulkus Dekubitus : Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Ulkus Dekubitus?

Ulkus dekubitus merupakan jenis kondisi timbulnya luka pada kulit di beberapa bagian tubuh tertentu akibat tekanan dalam waktu lama [1,2,3].

Kondisi yang juga dikenal dengan istilah bed sores atau pressure ulcer ini terjadi karena seseorang yang berbaring terus-menerus [1,2,3].

Luka timbul terutama pada area kulit yang mendapat tekanan pada waktu dalam posisi berbaring, yakni tulang ekor, pinggul, siku hingga bagian tumit [1,2,3].

Fakta Tentang Ulkus Dekubitus

  1. Ulkus dekubitus merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada ribuan orang per tahunnya di dunia [1].
  2. Menurut hasil studi di Turki, dari 22.834 orang pasien, setidaknya ada 360 diantaranya yang mengalami satu atau lebih ulkus dekubitus pada tubuhnya [1].
  3. Rata-rata pasien yang diketahui memiliki ulkus dekubitus akan langsung mendapatkan perawatan intensif [1].
  4. Meski tergolong umum, prevalensi ulkus dekubitus belum diketahui pasti, khususnya di Indonesia [1].
  5. Istilah untuk ulkus dekubitus di Amerika Serikat adalah pressure ulcers, sedangkan di Inggris sebutannya adalah pressure sores [2].

Penyebab Ulkus Dekubitus

Penyebab utama ulkus dekubitus adalah tekanan terus-menerus pada kulit pada bagian tubuh tertentu ketika seseorang lebih banyak berbaring [1,2,3].

Selain karena tekanan, ulkus dekubitus adalah bentuk luka yang terbentuk pada kulit karena gesekan terus-menerus [1,2,3].

Karena posisi tubuh yang jarang bergerak atau cenderung tak bergerak berganti posisi, hal ini menyebabkan peredaran darah menuju kulit terhambat [1,2,3].

Oleh sebab itu, seseorang yang cedera atau menderita penyakit tertentu yang menyebabkannya tak bisa banyak bergerak, khususnya terlalu banyak berbaring memiliki risiko lebih tinggi akan ulkus dekubitus ini [1,2,3].

Hanya saja selain itu, terdapat pula sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko ulkus dekubitus, yakni antara lain :

  • Imobilitas

Tubuh dengan gangguan kesehatan tertentu yang mengharuskan seseorang banyak berbaring atau berada pada posisi tubuh yang sama dalam waktu lama tentu meningkatkan risiko ulkus dekubitus [1,2].

Selain karena penyakit kronis, cedera pun demikian, terutama penderita cedera pada tulang belakang dan mengalami kelumpuhan [1,2,3].

  • Kekurangan Nutrisi dan Cairan

Tubuh yang mengalami defisiensi cairan dan nutrisi lebih rentan mengalami gangguan pada kulit [1,2,3].

Selain imun tubuh bisa melemah, gangguan kesehatan kulit berupa kerusakan jaringan kulit sangat berisiko tinggi [1,2,3].

  • Penyakit Kronis Tertentu

Beberapa jenis penyakit kronis seperti penyakit ginjal, diabetes, multiple sclerosis dan penyakit jantung mampu mengganggu peredaran darah [1,2,3].

Karena peredaran darah terganggu, maka kondisi ini mampu memicu jaringan rusak akibat suplai oksigen dan nutrisi menuju jaringan tubuh secara memadai [1,2,3].

Oleh sebab itu, hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko kondisi ulkus dekubitus [1,2,3].

  • Faktor Usia

Usia sangat berpengaruh dalam beberapa kasus ulkus dekubitus [1,2,3].

Usia di atas 70 tahun memiliki risiko ulkus dekubitus lebih besar karena biasanya lansia paling rentan terhadap masalah mobilitas tubuh [1,2,3].

Seiring bertambah tuanya usia dan fisik, jaringan tubuh pun tak sebaik dulu sehingga mudah mengalami kerusakan [1,2,3].

Kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik penyakit tertentu maupun pola hidup yang kurang sehat dan jaringan kulit adalah salah satu yang berisiko mengalami gangguan [1,2,3].

  • Kemampuan Persepsi Sensorik yang Kurang

Beberapa kondisi gangguan saraf mampu memicu penurunan fungsi dan kemampuan persepsi sensorik [1,4].

Ketika hal ini terjadi, seseorang menjadi kehilangan kemampuan merasakan rasa sakit atau ketidaknyamanan di saat terdapat luka di tubuhnya [1,4].

Hal ini menjadi tanda utama dan vital yang perlu diwaspadai sebab mampu meningkatkan risiko ulkus dekubitus di mana penderita bisa saja tak menyadarinya [1,4].

Ketika kemapuan persepsi sensorik ini menurun atau hilang, maka sudah saatnya juga untuk mempertimbangkan perubahan posisi tubuh [1,4].

Kondisi lain yang juga tergolong sebagai peningkat risiko ulkus dekubitus adalah inkontinensia urine [1,2,,34].

Kulit biasanya menjadi lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan saat terpapar oleh urine akibat sering buang air kecil [1,2,3,4].

Selain inkontinensia urine, terlalu sering buang air besar juga berpotensi membuat kulit di area anus menjadi lebih rentan terhadap ulkus dekubitus [1,2,3,4].

Gejala Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus dapat menimbulkan sejumlah gejala yang umumnya meliputi [1,2,3]:

  • Tekstur kulit yang mengalami perubahan
  • Warna kulit yang mengalami perubahan (kebiruan atau kemerahan)
  • Kulit yang terpengaruh ketika disentuh terasa lebih lembut dan lunak
  • Area kulit yang terpengaruh ketika disentuh lebih dingin atau justru lebih hangat dibandingkan area kulit tubuh lainnya
  • Pembengkakan pada area kulit yang terpengaruh
  • Kulit terasa gatal atau sakit di bagian tubuh yang terpengaruh
  • Terdapat luka terbuka atau luka lecet pada bagian kulit yang terpengaruh
  • Pada tahap yang lebih serius, luka bisa lebih lebar dan dalam
  • Pada tahap paling parah, luka terbuka sudah sangat dalam yang bahkan sudah sampai ke otot serta tulang

Pada orang-orang yang menderita gangguan kesehatan dan harus benar-benar berbaring atau bed rest, berikut ini adalah bagian kulit tubuh yang rentan mengalami ulkus dekubitus [1,2,3] :

  • Bahu
  • Punggung
  • Kepala bagian samping
  • Tumit
  • Pergelangan kaki
  • Kulit belakang lutut
  • Pinggul
  • Punggung bawah
  • Area tulang ekor

Sementara itu, bagi orang-orang yang harus menggunakan kursi roda sehari-hari, ulkus dekubitus rentan dialami pada bagian-bagian tubuh ini [1,2,3] :

  • Punggung lengan
  • Punggung kaki
  • Bahu
  • Punggung
  • Area tulang ekor
  • Bokong

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Ketika mengalami gejala-gejala seperti yang telah disebutkan, maka sebaiknya segera ubah posisi tubuh supaya tekanan bisa diredakan.

Namun jika dalam waktu kurang lebih 24-48 jam gejala tetap terjadi, ada baiknya berkonsultasi langsung dengan dokter.

Pemeriksaan dini akan membantu supaya penderita memperoleh penanganan secepatnya.

Pemeriksaan Ulkus Dekubitus

Untuk memastikan bahwa gejala yang dirasakan oleh penderita merupakan kondisi ulkus dekubitus, diperlukan adanya pemeriksaan fisik [1].

Dokter akan mengecek kondisi fisik pasien pada kulit di bagian-bagian tubuh yang lebih rentan mengalami ulkus dekubitus [1].

Setelah memastikan bahwa gejala merupakan tanda ulkus dekubitus, dokter akan menentukan tingkat keparahan lukanya [1].

Dari tingkat keparahan luka dan kondisi yang mendasari timbulnya ulkus dekubitus, dokter baru dapat menentukan pengobatan yang tepat [1].

Dokter juga perlu mengetahui informasi lainnya dari pasien melalui ajuan pertanyaan sebagai berikut [1] :

  • Seperti apa pola makan atau pola diet sehari-hari pasien.
  • Seberapa banyak asupan cairan yang dikonsumsi pasien.
  • Kondisi medis apa saja yang pasien miliki atau telah didiagnosa.
  • Tindakan medis apa saja yang sedang dijalani oleh pasien.
  • Kapan pertama kali luka timbul atau disadari oleh pasien.
  • Apakah pasien memiliki riwayat ulkus dekubitus (sebab ulkus dekubitus dapat terjadi berulang atau rekuren).
  • Apa saja tindakan yang ditempuh sebelumnya untuk mengatasi ulkus dekubitus (bagi pasien dengan riwayat penyakit ini).
  • Apa hasil dari penanganan ulkus dekubitus sebelumnya bagi pasien yang memiliki riwayat pernah mengalaminya.
  • Seberapa sakit luka yang dirasakan oleh pasien.

Jika dirasa bahwa pemeriksaan fisik masih kurang untuk bisa memastikan ulkus dekubitus, maka biasanya dokter meminta pasien menempuh beberapa tes penunjang seperti tes darah, MRI scan, dan biopsi tulang [5,6].

Pengobatan Ulkus Dekubitus

Penanganan untuk pasien ulkus dekubitus akan disesuaikan dengan tingkat keparahan luka, penyebab dari timbulnya gejala, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Namun secara umum, berikut ini merupakan beberapa metode yang umumnya diberikan dalam mengobati ulkus dekubitus.

1. Mengurangi Tekanan

Untuk mengurangi tekanan pemicu timbulnya luka di kulit beberapa bagian tubuh, beberapa hal ini sangat diperlukan.

  • Mengubah Posisi Tubuh

Posisi tubuh dapat diubah berkala minimal setiap 15 menit atau 1 jam sekali, terutama bagi penderita yang harus terus berada di kursi roda [1,3].

Pada pasien yang harus terus beristirahat dengan berbaring di tempat tidur, setiap 2 jam dapat mengubah posisi tubuh [1,3].

  • Menggunakan Kasur Khusus

Ada kasur khusus antidekubitus yang umumnya direkomendasikan oleh dokter supaya pasien yang harus berbaring atau lebih banyak di kursi roda dapat lebih nyaman [1,2].

Kasur antidekubitus pada dasarnya didesain untuk mengurangi tekanan supaya area kulit pasien tak mudah timbul luka [1,2].

Kasur ini juga berfungsi menjaga peredaran darah tetap lancar [1,2].

Walau menggunakan kasur antidekubitus, perubahan posisi tubuh tetap dianjurkan agar meminimalisir terjadinya luka.

2. Menempuh Diet dan Menggunakan Obat Pereda Nyeri

Untuk mempercepat penyembuhan gejala atau luka, pasien perlu menjalani diet tinggi nutrisi [1,2,3].

Selain itu, jika luka cukup mengganggu maka dapat menggunakan obat anti-inflamasi nonsteroid agar rasa sakitnya berkurang [7].

3. Merawat Luka

Penanganan ulkus dekubitus kedua adalah dalam bentuk perawatan luka yang ditentukan oleh seberapa parah luka pasien [1,2,3].

Perawatan luka pada dasarnya meliputi dua hal, yakni rajin membersihkan dan mengganti perban [1,2,3].

Selalu pastikan untuk membersihkan area kulit yang terluka dengan sabun tanpa kandungan alkohol dan pewangi (khusus untuk luka yang tidak terbuka) [1,2,3].

Selesai membersihkan, selalu langsung keringkan [1,2,3].

Jika luka pasien terbuka, maka setelah dibersihkan gunakan perban untuk menutup luka demi memperkecil risiko infeksi [1,2,3].

Setiap penggantian perban yang dilakukan berkala, luka tetap harus dibersihkan lebih dulu, yakni menggunakan cairan infus saline atau yang disebut juga dengan istilah air garam fisiologis [8].

4. Menempuh Tindakan Bedah

Pada tingkat keparahan paling serius di mana luka sulit untuk sembuh dan luka sudah terlampau dalam dan besar, dokter pasti merekomendasikan prosedur bedah [1,2,3].

Tujuan pembedahan adalah untuk memperbaiki menutupi luka serta memberi bantalan bagi tulang yang terpengaruh [1,2,3].

Bagaimana prognosis ulkus dekubitus?

Prognosis untuk kasus ulkus dekubitus tergolong bervariasi [1].

Sebuah hasil studi berhasil membuktikan bahwa 53% penderita ulkus dekubitus dapat sembuh dengan penggunaan obat herbal dari China dalam waktu 42 hari [1].

Sementara pada studi lainnya, hasil menunjukkan bahwa prognosis buruk karena ulkus dekubitus tidak bisa sembuh secara total [1].

Untuk membantu agar pasien bisa bertahan hidup dan secara berangsur pulih, diperlukan adanya pengobatan jangka panjang [1].

Komplikasi Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus yang tak disadari dan terlambat mendapatkan penanganan dapat berkembang semakin buruk.

Berikut ini adalah sejumlah risiko komplikasi ulkus dekubitus di mana beberapa diantaranya mengancam jiwa penderita [1,2,9].

  • Infeksi tulang dan sendi, seperti arthritis septik yang menyebabkan kerusakan pada jaringan serta tulang rawan dan osteomyelitis yang membuat fungsi sendi dan anggota tubuh menurun.
  • Selulitis, yakni kondisi infeksi kulit dan pada jaringan ikat halus yang ditandai dengan pembengkakan di area yang terpengaruh, kemerahan, serta hangat saat disentuh.
  • Sepsis, yakni bentuk komplikasi infeksi yang ditandai dengan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga berakibat pada kerusakan organ dan kematian.
  • Kanker seperti karsinoma sel skuamosa yang terjadi sebagai akibat dari berkembangnya luka jangka panjang yang tidak segera diobati.

Pencegahan Ulkus Dekubitus

Ulkus dekubitus adalah kondisi yang dapat dicegah dengan tidak bertahan dalam posisi tubuh yang sama dalam waktu lama [3].

Oleh sebab itu, sering mengubah posisi tidur atau duduk dan berdiri bisa mengurangi tekanan pada kulit [3].

Selain itu, beberapa pola hidup sehat berikut bisa diterapkan untuk meminimalisir risiko ulkus dekubitus sekaligus menjaga kesehatan kulit [3].

  • Tidak merokok
  • Mengasup makanan bernutrisi tinggi
  • Mengonsumsi air putih cukup setiap hari
  • Berolahraga rutin
  • Mengelola stres dengan cara yang tepat

Selain itu, untuk merawat kulit sebagai langkah pencegahan ulkus dekubitus, berikut ini adalah langkah yang paling dianjurkan [3] :

  • Menjaga kulit tetap kering dan bersih.
  • Menginspeksi kondisi kulit setiap hari untuk mengantisipasi adanya tanda-tanda awal ulkus dekubitus.
  • Melindungi kulit dengan mengganti pakaian rutin, mengoleskan pelembap dalam bentuk krim ke kulit sebagai pelindung dari efek urine dan feses, serta tidak menggunakan pakaian yang rentan menimbulkan luka pada kulit.

Pasien yang kesulitan bergerak dapat meminta tolong anggota keluarga, teman atau perawat untuk mengubah posisi tubuh jika sudah terlalu lama [3].

Pastikan ubah posisi tubuh setiap 1 jam sekali supaya tekanan pada kulit berkurang [3].

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment