Daftar isi
Sindrom Prader-Willi merupakan jenis penyakit genetik yang memengaruhi perilaku, mental dan fisik penderitanya [1,2].
Kelainan genetik langka ini biasanya akan menimbulkan sensasi lapar konstan yang terjadi pada penderita mulai dari usia 2 tahun [1,2,4].
Oleh sebab itu, penderita sindrom ini memiliki kecenderungan sering makan namun tetap akan merasa mudah lapar [1,2,4].
Hanya saja, gangguan seperti ini mengalami perubahan seiring bertambah tuanya penderita [1,2,4].
Kelainan genetik sindrom Prader-Willi pada dasarnya merupakan kondisi yang diturunkan [1,2].
Dari seluruh kasus sindrom Prader-Willi, setengahnya terjadi karena salinan genetik kromosom 15 yang hilang dan diturunkan dari seorang ayah ke anaknya [1,2].
Salinan genetik kromosom 15 yang hilang ini pada akhirnya menjadi penyebab fungsi dan perkembangan kelenjar hipotalamus terganggu [1,2].
Padahal, bagian tersebut merupakan bagian otak yang menjadi pengatur proses pelepasan hormon bagi tubuh agar bekerja optimal [3].
Ketika hipotalamus mengalami masalah, seseorang bisa mengalami gangguan pertumbuhan, gangguan perkembangan pada organ seksualnya, hingga gangguan pola tidur dan pola makan [3].
Masalah pada hipotalamus juga akan memengaruhi pengaturan suhu tubuh serta memicu gangguan suasana hati [3].
Selain hilangnya kromosom 15 yang diturunkan ayah ke anak, anak juga bisa mengalami sindrom Prader-Willi karena mewarisi dua salinan kromosom 15, satu dari masing-masing ayah dan ibu [1,2].
Atau, sindrom Prader-Willi timbul karena ada kesalahan atau kecacatan pada gen kromosom 15 dari ayah yang diwarisi anak [1,2].
Gejala sindrom Prader-Willi bisa berbeda-beda antara satu penderita dengan penderita lainnya.
Bahkan gejala yang terjadi pada awal usia penderita bisa berubah perlahan seiring usia penderita yang bertambah.
Gejala juga terbagi menjadi dua, yakni gejala yang terjadi pada bayi dan gejala yang dialami oleh anak yang lebih besar hingga dewasa.
Gejala sindrom Prader-Willi yang timbul sejak dari lahir antara lain adalah [1,2,4] :
Pada beberapa kasus sindrom Prader-Willi lainnya, gejala baru akan nampak pada usia anak dan akan berlanjut hingga tumbuh dewasa.
Berikut ini adalah gejala-gejala yang bisa terjadi pada anak hingga dewasa [1,2,4].
Selain yang telah disebutkan, masih ada beberapa gejala yang kemungkinan terjadi karena sindrom Prader-Willi, yaitu [2,4] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Para orang tua sebaiknya memeriksakan si kecil secara teratur ke dokter.
Dokter akan memantau dan tanda-tanda sindrom Prader-Willi akan terdeteksi secara dini, termasuk perkembangan fisik dan kemampuan motorik anak yang terganggu.
Konsultasikan juga dengan dokter segera setelah orang tua mendapati adanya kejanggalan pada pertumbuhan anak.
Pemeriksaan atau proses diagnosis sindrom Prader-Willi biasanya dilakukan dokter cukup dengan mengamati gejala pasien [1,2,4].
Dokter akan mengecek tanda-tanda apa saja yang timbul di tubuh pasien dan mengarah pada sindrom Prader-Willi [1,2,4].
Untuk memastikan, biasanya dokter harus melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan tes genetik (metilasi DNA) melalui sampel darah pasien yang dokter ambil [1,2,4,5].
Penanganan untuk gejala sindrom Prader-Willi perlu disesuaikan dengan gejala yang terjadi pada penderita.
Namun secara umum, berikut ini adalah metode-metode penanganan untuk anak penderita sindrom Prader-Willi.
Karena bayi dengan sindrom Prader-Willi memiliki kesulitan untuk makan (menyusu), maka dokter anak biasanya akan emberikan formula kalori tinggi dengan metode pemberian khusus kepada si kecil [1,2,4].
Selain memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tubuh anak, cara ini juga akan efektif menaikkan berat badan si kecil [1,2,4].
Dokter pun tetap memantau perkembangan anak selama metode perawatan ini dilakukan [1,2,4].
Anak dengan kondisi sindrom Prader-Willi memiliki gangguan hormon, termasuk hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan hormon seks [1,2,4,6].
Oleh karena itu, terapi hormon adalah salah satu jenis pengobatan yang paling pasien butuhkan [1,2,4,6].
Terapi hormon pertumbuhan akan membantu pertumbuhan fisik pasien, mengurangi lemak tubuhnya serta meningkatkan tonus otot [1,2,4,6].
Sementara itu, terapi hormon seks membantu pasien untuk mengalami masa pubertas dan menurunkan risiko osteoporosis [6].
Penderita sindrom Prader-Willi juga memerlukan penanganan untuk sleep apnea dan gangguan tidur lainnya jika ada [2,4,6].
Perawatan untuk menangani gangguan tidur biasanya juga mampu mengatasi gangguan perilaku pasien juga [2,4,6].
Ahli diet dan nutrisi juga diperlukan untuk membantu pasien dalam mengendalikan berat badan [2,4,6].
Pasien perlu mendapatkan nutrisi yang benar karena kecenderungan makan terus-menerusnya, dan diet rendah kalori ketat adalah yang paling penting [2,4,6].
Selain itu, penderita juga akan diajak meningkatkan intensitas aktivitas fisik supaya mampu menjaga berat badan [2,4,6].
Untuk kesehatan mental pasien, psikiater atau psikolog mampu membantu masalah-masalah psikologis yang terjadi pada penderita [6].
Pasien yang memiliki gangguan suasana hati dan perilaku obsesif kompulsif bisa diatasi dengan perawatan kesehatan mental yang benar dari ahlinya yang tepat [6].
Jika pasien mengalami gejala lain seperti gangguan bicara, gangguan penglihatan, hingga gangguan tulang, maka terapi lain yang berhubungan dengan masalah-masalah tersebut perlu ditempuh pasien [6].
Pemeriksaan mata sebaiknya pasien jalani untuk bisa menangani gangguan penglihatan [6].
Pemeriksaan tulang pun demikian agar kasus skoliosis atau kifosis dan gangguan tulang lain bisa segera teratasi [1,2,6].
Terapi fisik, terapi bicara dan terapi okupasi adalah jenis-jenis terapi lain yang akan meningkatkan kemampuan belajar anak sehingga lebih mudah dalam menjalani kegiatan sehari-hari secara normal nantinya [1,4,6].
Bagaimana prognosis sindrom Prader-Willi?
Seberapa baik prognosis pasien dengan kondisi sindrom Prader-Willi tergantung dari tingkat keparahan gejala, seberapa cepat penanganan yang diperoleh dan bentuk penanganan itu sendiri.
Gejala dapat dikendalikan dan tidak begitu buruk ketika pasien sedini mungkin mendapatkan perawatan [1].
Pengobatan yang didapat pun akan terus berlangsung secara jangka panjang agar pasien dapat bertahan hidup dengan baik [1].
Namun jika gejala sudah telanjur memburuk dan komplikasi seperti gagal jantung, diabetes dan obesitas terjadi, maka prognosis akan semakin buruk [1].
Jika komorbid tidak tertangani dan terkendali, kematian dapat terjadi pada penderita sindrom Prader-Willi di rata-rata usia 40 tahun [1].
Sindrom Prader-Willi yang tak terdiagnosa dan ditangani sejak dini akan meningkatkan potensi sejumlah komplikasi sebagai berikut [1] :
Karena merupakan kondisi kelainan genetik, tidak ada langkah pencegahan untuk kasus sindrom Prader-Willi.
Namun jika para pasangan suami istri yang telah memiliki anak dan sang anak adalah penderita sindrom Prader-Willi, segera lakukan konseling genetik apabila berencana memiliki anak lagi.
Mengantisipasi risiko sindrom Prader-Willi melalui pencarian metode reproduksi lain sangat diperlukan.
1. Maria A. Fermin Gutierrez & Magda D. Mendez. Prader-Willi Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Suzanne B Cassidy & Daniel J Driscoll. Prader–Willi syndrome. European Journal of Human Genetics; 2009.
3. Zainab Shahid; Edinen Asuka; & Gurdeep Singh. Physiology, Hypothalamus. National Center for Biotechnology Information; 2021.
4. Adam Felman. What is Prader-Willi syndrome?. Medical News Today; 2018.
5. Daniel J Driscoll, MD, PhD, FACMG, FAAP, Jennifer L Miller, MD, MS, FAAP, Stuart Schwartz, PhD, FACMG, & Suzanne B Cassidy, MD, FACMG, FAAP. Prader-Willi Syndrome. GeneReviews; 1998.
6. National Health Service. Prader-Willi syndrome. National Health Service; 2021.