Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Barnidipine adalah obat antagonis kalsium yang biasa digunakan pada kondisi hipertensi. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya harus berdasarkan instruksi
Barnidipine merupakan golongan obat chanel blocker atau antagonis kalsium. Obat ini termasuk dalam golongan obat anti hipertensi dari kelas dihidropiridine. [1]
Daftar isi
Obat ini merupakan peripheral dan koronari vasodilator, namun memiliki sedikit bahkan tidak menyebabkan efek pada konduksi jantung dan aktivitas inotropic sangat jarang di temukan pada dosis terapi. [2]
Pada hasil vasodilatasi, barnidipine mengurangi resistensi peripheral, tekanan darah, dan after load, meningkatkan aliran darah coroner dan meningkatkan reflex irama jantung. Hal ini menyebabkan peningkatan suplai oksigen di miokardiumm dan cardiac oitput. [3]
Obat ini dikonsumsi pada pasien dengan diagnosis tekanan darah tinggi atau hipertensi, diminum satu kali dalam sehari. Barnidipine dapat diindikasikan sebagai pengganti obat antihipertensi lain, seperti amlodipine atau lecardipine. [4]
Berikut ini info mengenai Barnidipine, mulai dari indikasi hingga peringatannya: [5,6,7,8]
Indikasi | Hipertensi esensial ringan hingga sedang, kronis angina pectoris stabil. |
Kategori | Obat resep / obat terbatas. |
Konsumsi | Dewasa. |
Kelas | Anti hipertensi golongan Ca Channel blocker / Calcium Antagonis, obat kardiovaskuler. |
Bentuk | Kapsul |
Dosis | ⇔ Dewasa : Per Oral dosis awal: 5-10 mg satu kali sehari Maintenance: 10-20 mg, satu kali sehari ⇔ Pemberian : Dosis awal diberikan 5-10 mg, sehari sekali. Dosis mungkin akan ditingkatkan tergantung respon terapi. Dosis lanjutan: 10-20 mg, sehari sekali. |
Kontraindikasi | Syok kardiogenik: Infark miokard atau angina tidak stabil akut; stenosis aorta stadium lanjut, gagal ginjal Stadium lanjut, gagal jantung yang tidak menjalani pengobatan, ibu hamil dan menyusui. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Paracetamol: → Hipotensi (tekanan darah rendah) → Keadaan lemah jantung → Pasien dengan gagal jantung → Penghentian tiba-tiba dimungkinkan dapat menyebabkan eksaserbasi angina → Anak-anak, ibu hamil dan menyusui |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ⇔ Melalui PO ↔ Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil namun pemberiannya perlu saran lebih lanjut dari dokter yang kandungan, dengan mempertimbangkan efek samping pada janin. ↔ Ibu menyusui: ditemukan kadar barnidipine dalam asi. |
Tinjauan Barnidipine adalah obat penurun tekanan darah yang di indikasi pada pasien dengan diagnosis hipertensi esensial ringan hingga sedan. Sediaan yang tersedia yaitu kapsul dosis 10 mg.
Barnidipine dapat digunakan untuk mengontrol tekanan darah pada pasien dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Indikasi pemberian barnidipin yaitu diberikan pada pasien dengan hipertensi esensial ringan hingga sedang dan angina pectoris stabil. [4,8]
Pemberian barnidipin untuk dewasa : [5,6,7]
Per-oral / diminum Dewasa ⇔ Dosis awal: → 5-10 mg satu kali sehari (rekomendasi: 10 mg satu kali sehari, pagi hari) ⇔ Dosis maintenance: → 10-20 mg satu kali sehari Pasien Usia Lanjut → 10 mg ke 20 mg satu kali sehari. |
Secara umum, barnidipine tidak memberikan efek samping serius ketika diberikan dalam dosis yang tepat. Efek yang paling sering sering dilaporkan antara lain : [1,5,6,7]
Gejala Overdosis Barnidipine akan muncul dalam waktu 30-60 menit setelah mengkonsumsi 5 sampai 10 kali lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan. Segera pergi ke IGD / emergency bila terdapat beberapa gejala berikut:
Untuk memahami lebih detil mengenai Banidipine, seperti operdosis, penyimpanan, cara kerja barnidipine, interaksi dengan obat lain serta dengan makanan berikut datanya: [5,6,7,8]
Penyimpanan | Kapsul → Simpan obat pada temperature ruangan, jauh dari panas dan cahaya langsung. → jangan membekukan obat. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan pliharaan. → jangan membuang obat ke toilet atau drainase kecuali terdapat instruksi karena hal ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. |
Cara Kerja | Deskripsi: Barnidipin memiliki efek vasodilatasi yang kuat. Obat ini dapat meningkatkan reflex mediasi baroreseptor pada denyut jantung, hal ini disebabkan oleh potensi efek vasodilatasi perifer. Pada umumnya obat ini tidak menurunkan konduksi nodus atriovaskular. Farmakodinamik Barnidipne mengurangi resitensi priferal dan menurunkan tekanan darah. Pemakaian oabt dalam waktu lama tidak menunjukkan adanya peningkatan dari frekuensi jantung. Efek samping dari barnidipin ditemukan setelah 24 jam mengkonsusi dosis interval. Barnidipine tidak menimbulakn efek negitif yang serius dalam profil serum lipid, level gula darah atau elektrolit dalam darah. Mekanisme aksi Barnidipin merupakan lipopilik 1,4-dihydropiridine calcium antagonis yang memiliki karakter aksi dengan onset yang lambat , kuat dan tahan lama, berikatan dengan tipe L- kalsium channel. Hal ini menunjukkan afinitas yang tinggi pada sel otot halus dindin vascular. Mekanisme utama dari aksi yaitu mningkatkan reduksi peripheral vascular resisten kedua ke aksi vasodilator. Onset: Dalam dua model analitik kompartemen, elimiasi median dari waktu paruh barnidipin adalah 20 jam setelah pemberian. Farmakokinetik: Penyerapan: Barnidipine dapat di absorpsi di duodenum, jejenum, ileum dan sedikit dalam usus. Obat ini juga diserap dengan cepat, bioavaibilitas hingga mencapai 64%. Konsentrasi dalam plasma mencapai puncaknya 6-12 jam setelah dikonsumsi setelah melalui metabolism di hati. Kadar plasma akan semakin meningkat jika dignakan dalam jangka waktu panjag sehubungan dengan masa paruh eliminasi yang panjang dan efek saturasi metabolism hepatic. Kadar plasma akan stabil setelah pemberian secara rutin. Distribusi: obat ini terdistribusi massif ke kompartemen jaringan. 93-98% barnidipin terikat dalam plasma. Metabolisme: Metabolisme in vivo menunjukkan bahwa seluruh metabolism barnidipine ditemukan dalam plasa dan urin. Namun secara in vitro, metabolism barnidipine terjadi dalam hati, sebagian penelitian juga menemukan bahwa barnidipin dapat dimetabolisme edngan stabil dalam ginjal, usus kecil, usus besar, dan plasma. Secara garis besar, barnidipine dimetabolisme di hati menjadi bentuk metabolic inaktif. Metabolit barnidipie tidak memiliki aktifitas antagonis kalsium dan hanya sedikit dieksresi di urin. Ekskresi: Sebagian besar metabolit barnidipine diekresi melalui urin dan sisanya melalui feses. Terkait besarnya nilai dari besarnya proporsi metabolit yang diekresikan melalui urin, pada pasien geriatric clearance yang dihasilkan dapat mengalami penurunan sehingga diperlukan penyesuaian dosis. |
Interaksi dengan obat lain | → (R) – Warfarin; konsentrasi serum dari (R) – warfarin dapat meningkat jika dikombinasikan dengan barnidipine → (S) – warfarn; konsentrasi serum (S) – warfarin dapat mningkat jika dikombinasikan denga barnidipine → 2,4-thiazolidinedione; resiko hipoglikemi dapat meningkat jika dikombinasikan dengan barnidipine. → 4-hydroxycoumarin; metabolism 4-hydroxycoumarin mungkin dapat menurun jika dikombinasikan dengan barnidipine → 7,8 dichloro-1,2,3,4- tetrahydroisoquinolone; 7,8 – dichloro-1,2,3,4-tetrahydroisoquinolone mungkin dapat meningkatkan aktivitas hipotensi ortostatik dari barnidipine → 9-aminocamptothecin; metabolism 9-aminocamptothecin dapat meningkat saat dikombinasikan dengan barnidipine → Abafungin; efikasi teraptetik abafungin dapat meningkat saat dikombinasikan dengan barnnidipine → Acarbose; resiko hipoglikemi berat dapat meningkat saat dikombinasikan dengan barnidipine → Acebutol; acebutol mungkin akan meningkatkan aktivitas antihipertensi barnidipine → Aceclofenac; resiko keparahan dari hyperkalemia dapat meningkat saat dikombinasikan dengan barnidipine. |
Interaksi dengan makanan | → Peningkatan efek sampng berupa rasa kantuk jika dikonsumsi bersamaan dengan alkohol. |
Overdosis | ⇔ Gejala: penurunan aktivitas lokomotor spontan, ditemukannya ptosis, prone postur atau postur yang menyerupai “awan”, hipotermia atau penurunan suhu tubuh, kejang klonik, dispneu, dan piloereksi ⇔ Manajemen: Bawa segera pasien ke IGD Rumah Sakit terdekat. Pertolongan pertama pada overdosis barnidipine yaitu dengan memberikan terapi simptomatik dan pemantauan ECG. Intra vena (0,2mg/kgBB) injeksi kalsium klorid 10%, diberikan dalam waktu 5 menit hingga dosis total 10 ml sampai didapatkan peningkatan dari kontraktilitas miokardium, ritme sinus dan konduksi atrioventrikular meningkat. Terapi dapat diulang tiap 15-20 menit sampai 4x dosis pengulangan. Jika diketahui jangka waktu over dosis masih dalam tenggang waktu kurng dari 2 jam, maka dapat diberikan carcoal, dilakukan bilas lambung atau gastric lavage serta diberikan politythylene glycol. |
Pengaruh pada hasil lab | Dapat menghasilkan hasil tes positif palsu atau peningkatan palsu dari nilai asam vanilmandelik dam urin. |
Amankan mengendarai atau mengoprasikan alat berat saat mengkonsumsi barnidipine?
Jika terdapat rasa kantuk, pusing, ditemukannya hipotensi atau pusing berputar yang merupakan salah satu efek samping dari penggunaan barnidipine maka tidak aman untuk mengemudi atau mengoprasikan alat berat.
Apakah barnidipine menyebabkan ketergantungan ?
Tidak, sebagian besar obat tidak membawa potensi ketergantungan.
Dapatkah pengkonsumsian obat ini dihentikan secara tiba-tiba?
Tidak, jika adanya indikasi untuk penghentian obat ini maka harus dilakukan pengurahan dosis secara bertahap sampai dapat dihentikan untuk mengkonsumsinya, hal ini dikarenakan adanya efek timbal balik.
Berikut ini beberapa obat bermerek yang mengandung Barnidipine: [4,6]
Brand Merek Dagang | Vasexten 20 |
Libradine 10 mg | Vasexten 10 |
Barnidipinum | Osipine |
Barnidipine | Hypoca |
Barnidipine hydrochloride | Cyress |
Mepirodipine | Barnix |
Oldeca | Barnidipine hydrochloride fisher |
Vasexten | Barnidipine hydrochloride ERC |
1. Anonim. diakses 2020.researchgate.net. A Review on Barnidipine: A Novel Calcium Antagonist.
2. Anonim. diakses 2020. ncbi.nlm.nih.gov. Barnidipine block of L-type Ca2+ channel currents in rat ventricular cardiomyocytes.
3. Anonim. diakses 2020. ncbi.nlm.nih.gov. Barnidipine compared to lercanidipine in addition to losartan on endothelial damage and oxidative stress parameters in patients with hypertension and type 2 diabetes mellitus.
4. Anonim. diakses 2020.db.cbg-meb.nl. Barnidipine
5. Anonim. diakses 2020.drugs.com. Barnidipine
6. Anonim. diakses 2020.drugbank.ca. Barnidipine
7. Anonim. diakses 2020. mims.co. Barnidipine
8. Anonim. diakses 2020.ncbi.nlm.nih.gov. Barnidipine