Penyakit & Kelainan

Barotrauma: Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Barotrauma?

Barotrauma Telinga (img : Lanarkshire Hearing Centre)

Barotrauma merupakan sebuah kondisi cedera yang umumnya terjadi pada bagian telinga sebagai efek dari tekanan udara yang berubah secara tiba-tiba [1,3,4,5,6,7].

Barotrauma sebenarnya terdiri dari beberapa jenis kondisi sehingga tidak hanya dapat terjadi pada telinga.

Paru-paru dan saluran pencernaan pun dapat menjadi bagian tubuh yang mengalami barotrauma.

Hanya saja, telinga adalah bagian yang paling sering terkena dampak dari perubahan tekanan udara.

Tinjauan
Barotrauma adalah suatu kondisi gangguan kesehatan akibat perubahan tekanan udara yang tiba-tiba dan umumnya terjadi pada bagian telinga, walaupun paru-paru dan saluran pencernaan dapat pula mengalami barotrauma.

Fakta Tentang Barotrauma

Di Indonesia, menurut laporan data penelitian Kementerian Kesehatan terdapat angka cukup tinggi untuk kasus barotrauma pada nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, yaitu 41,37% [1].

Tak hanya barotrauma, diketahui bahwa beberapa nelayan dan penyelam tradisional di pulau Bungin, Nusa Tenggara Barat memiliki masalah pendengaran ringan hingga ketulian (11,3% kasus) serta penyakit sendi (57,5% kasus) [1].

Barotrauma pada telinga merupakan kondisi yang cukup umum mengingat di Amerika Serikat dan Kanada terdapat kurang lebih 500-1000 dari 5 juta SCUBA divers bersertifikat setiap tahunnya yang mengalami cedera pada saat menyelam walau tidak fatal [2].

Penyebab Barotrauma

Bila pada bagian luar dan dalam telinga mengalami perbedaan tekanan udara, oleh karena itu kondisi ini lebih sering dijumpai pada penumpang pesawat.

Perubahan tekanan udara terjadi ketika pesawat lepas landas serta mendarat yang dirasakan saat berada di dalam kabin.

Itulah mengapa adaptasi telinga yang cukup cepat adalah keuntungan dalam menghindari kondisi barotrauma.

Bila telinga dapat beradaptasi dengan perubahan tekanan udara lebih mudah, maka tekana udara dalam telinga menjadi lebih seimbang.

Keberadaan tabung penghubung telinga tengah dengan hidung dan tenggorokan di tiap sisi telinga yang disebut dengan tabung eustachius menjadi alasan dasarnya [1,3,4,6].

Peran tabung tersebut dalam mengatur tekanan pada telinga sangat besar karena barotrauma terjadi ketika tabung tersebut terhambat oleh cairan.

Sangat normal bila seseorang mengalaminya sesekali, terutama saat berada di ketinggian tertentu namun bila berkali-hali harus diwaspadai.

Barotrauma tidaklah berbahaya bila tidak terlalu sering dialami, namun bila sudah terlampau sering maka risiko komplikasinya cukup tinggi.

Berikut ini merupakan beberapa faktor pemicu barotrauma pada telinga yang perlu dikenali dan diwaspadai :

  • Berada di dalam lift untuk menuju lantai bangunan tertinggi.
  • Berkendara di pegunungan atau perbukitan.
  • Mendaki gunung hingga ke bagian puncaknya.
  • Melakukan aktivitas menyelam.
  • Menempuh terapi oksigen hiperbarik.
  • Cedera pada telinga yang diakibatkan oleh ledakan.
  • Menempuh perjalanan dengan naik pesawat.

Pada penyelam, risiko barotrauma semakin tinggi karena terjadi peningkatan tekanan semakin tinggi ketika aktivitas menyelam semakin dalam.

Ketika kemampuan seorang penyelam dalam menyeimbangkan tekanan dalam telinga, memaksakan diri hanya akan meningkatkan risiko pecahnya gendang telinga.

Tinjauan
Tabung eustachius pada telinga yang mengalami sumbatan atau hambatan dapat menjadi pemicu dari kondisi barotrauma. Sebagai faktor pemicunya, beberapa kondisi seperti menyelam, naik pesawat, naik lift ke lantai gedung paling tinggi, mendaki puncak gunung, berkendara di pegunungan, serta cedera pada telinga perlu diwaspadai.

Gejala Barotrauma

Barotrauma pada dasarnya tidak menimbulkan gejala berat di awal.

Gejala yang dialami oleh seorang penderita barotrauma tergolong ringan namun cukup mengganggu aktivitas, seperti misalnya [1,3,6]:

  • Sakit kepala.
  • Salah satu atau kedua sisi telinga terasa tidak nyaman dan penuh di bagian dalamnya.
  • Menurunnya pendengaran.
  • Telinga terasa nyeri.

Perubahan tekanan berpotensi untuk terus terjadi bila dibiarkan tanpa penanganan, sehingga tingkat keparahan gejala pun berisiko lebih serius, seperti :

  • Dari pusing biasa yang kemudian berubah menjadi vertigo.
  • Timbul nyeri tak tertahankan pada telinga.
  • Keluar cairan atau justru darah dari dalam telinga.
  • Terdapat dengungan yang berasal dari dalam telinga.
  • Muntah-muntah
  • Pendengaran terus menurun dan bahkan dapat hilang.

Sementara itu, pada kasus barotrauma pada saluran pencernaan, menimbulkan sejumlah gejala berupa :

  • Perut terasa penuh dan kembung.
  • Perut kram.
  • Perut terasa nyeri.

Jika barotrauma pada paru-paru terjadi, maka biasanya gejala-gejala di bawah inilah yang dialami penderita :

  • Sesak nafas.
  • Dada terasa nyeri.
  • Suara berubah lebih serak.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Bila gejala mulai menghambat berbagai aktivitas, maka sebelum menjadi lebih parah sebaiknya segera periksakan ke dokter.

Segera temui dokter terutama bila rasa penuh dan tidak nyaman pada telinga terjadi selama beberapa hari dan tak ada tanda-tanda membaik.

Pemeriksaan dan penanganan sejak dini sangat diperlukan supaya kerusakan telinga lebih jauh bisa diminimalisir.

Baik barotrauma telinga, barotrauma paru, maupun barotrauma saluran pencernaan, segera ke dokter bila keluhan-keluhan ini mulai dialami terutama usai menyelam :

  • Sesak nafas.
  • Batuk berdarah.
  • Tungkai atau lengan menjadi lemah dan mengalami kelumpuhan.
  • Keseimbangan tubuh menurun.
  • Kesadaran menurun.

Jauh lebih dianjurkan untuk segera ke rumah sakit dengan fasilitas terapi oksigen hiperbarik jika gejala-gejala tersebut timbul.

Tinjauan
- Pada kasus barotrauma telinga yang jauh lebih umum terjadi, gejala yang dialami antara lain adalah ketidaknyamanan dan rasa penuh di dalam telinga, menurunnya pendengaran, nyeri pada telinga, dan sakit kepala.
- Bila dari pusing berubah menjadi vertigo, lalu disertai keluhan lain seperti muntah, pendengaran menurun, telinga berdengung, keluarnya cairan atau darah dari dalam telinga, dan nyeri sangat hebat, segera ke dokter THT.

Pemeriksaan Barotrauma

Gejala yang tidak membaik dalam beberapa hari usai perjalanan dengan pesawat terbang maupun beraktivitas menyelam sebaiknya langsung menempuh pemeriksaan medis.

Beberapa metode pemeriksaan umum yang dokter terapkan dalam mendiagnosa barotrauma antara lain adalah [1,3,4,5,6] :

  • Pemeriksaan Gejala dan Riwayat Kesehatan

Pemeriksaan awal dilakukan dokter dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala apa saja yang dialami pasien.

Dokter juga biasanya ingin mengetahui lebih jauh mengenai riwayat medis pasien sekaligus keluarga pasien.

  • Pemeriksaan Fisik

Selain tanya jawab dengan pasien, dokter perlu mengadakan pemeriksaan fisik, yakni pemeriksaan pada telinga menggunakan otoskop.

Otoskop adalah alat medis yang digunakan dokter dalam memeriksa bagian dalam telinga.

Terdapat lensa pembesar sekaligus cahaya yang melengkapi alat ini pada bagian ujung sehingga pemeriksaan akan menjadi lebih mudah.

  • Tes Pendengaran

Sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa, tes pendengaran juga direkomendasikan oleh dokter.

Tes ini diterapkan untuk mendeteksi kerusakan pada telinga dan mengetahui seberapa buruk fungsi pendengaran pasien karena gejala yang dialami.

Bila barotrauma terjadi pada saluran pencernaan ataupun paru-paru, maka dokter perlu melakukan rontgen.

Rontgen adalah metode pemeriksaan lanjutan yang akan membantu dokter dalam proses deteksi keberadaan akumulasi udara atau cairan pada rongga perut maupun sinus.

Tes lanjutan lainnya adalah tes pemindaian berupa CT atau MRI scan yang berguna dalam mengidentifikasi kondisi sesungguhnya pada bagian saluran pencernaan atau paru-paru.

Tinjauan
Pemeriksaan riwayat gejala dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien diikuti dengan pemeriksaan fisik adalah yang utama dalam hal diagnosa. Sebagai tes penunjang, biasanya dokter akan menerapkan tes pendengaran, begitu juga MRI/CT scan serta rontgen untuk juga mendeteksi barotrauma saluran pencernaan dan barotrauma paru.

Pengobatan Barotrauma

Rata-rata kondisi barotrauma bergejala terlalu ringan sehingga tanpa penanganan medis penderita dapat sembuh sendiri hanya dalam beberapa hari.

Namun bila gejala terlampau serius, pasien memerlukan bantuan dokter untuk mengatasinya.

Beberapa langkah penanganan mandiri hingga medis ini perlu diketahui supaya barotrauma tidak menjadi lebih buruk dan lekas membaik [1,3,6] :

Melalui Penanganan Mandiri

Supaya rasa sakit, penuh dan tak nyaman pada telinga khususnya selama perjalanan di dalam pesawat, langkah-langkah mandiri yang sederhana berikut dapat diterapkan :

  • Mengunyah-ngunyah permen karet.
  • Mengonsumsi permen.
  • Menelan air liur.
  • Menguap
  • Mengambil nafas dari mulut sambil menjepit hidung dan perlahan hembuskan melalui hidung.

Sebagai penyelam, pastikan telah memperoleh pelatihan sekaligus sertifikat sebelum memraktekkannya.

Hal ini sangat penting karena terdapat teknik khusus dalam mengatasi barotrauma telinga pada waktu menyelam jika seseorang sudah melewati masa-masa pelatihan.

Melalui Obat-obatan

Penanganan mandiri memang tidak selalu efektif karena ada kemungkinan gejala bertahan lebih lama atau justru semakin buruk.

Bila gejala tak kunjung hilang, penanganan secara medis adalah yang paling pasien butuhkan.

Jenis obat-obat inilah yang umumnya dokter resepkan dalam menangani gejala barotrauma :

  • Obat khusus pereda nyeri (acetaminophen, naproxen, atau ibuprofen)
  • Antihistamin
  • Dekongestan (dapat dalam bentuk semprotan untuk hidung atau obat minum/oral)

Melalui Operasi

Pada kasus barotrauma dengan gejala yang sudah sangat serius, penanganan yang kemungkinan besar direkomendasikan oleh dokter adalah prosedur operasi.

Langkah operasi yang dimaksud adalah penanaman alat berbentuk tabung tepat pada bagian gendang telinga pasien.

Tabung ini adalah sebuah alat khusus berbentuk silinder yang fungsi utamanya sebagai penyeimbang tekanan bagian dalam dan luar telinga dengan cara mengalirkan udara menuju bagian dalam telinga.

Miringotomi adalah metode operasi lainnya yang kemungkinan dianjurkan oleh dokter THT dalam mengatasi barotrauma.

Dalam prosedurnya, dokter akan menggunakan sebuah selang yang dimasukkan ke membran timpani pasien untuk menyeimbangkan tekanan.

Dengan begitu, prosedur ini meningkatkan potensi berkurangnya tekanan negatif pada telinga, membantu pembuangan cairan yang terakumulasi di dalam telinga jika ada, serta menciptakan ventilasi dari telinga tengah pasien.

Pengobatan Barotrauma pada Anak

Gejala barotrauma dapat menyerang anak-anak, termasuk usia bayi dan balita [8].

Para orangtua yang hendak membawa bayi dalam sebuah perjalananan menggunakan pesawat terbang, ketahui bagaimana mengatasi gejala barotrauma.

Ada baiknya berkonsultasi lebih dulu dengan dokter agar dokter dapat memberi resep obat tetes telinga lebih dulu.

Bila gejala terjadi, segera redakan dengan memberi minum atau makan.

Bayi mungkin akan rewel karena kegelisahan yang menyerang sekaligus merasakan nyeri, maka gunakan dot bila perlu.

Namun bila gejala tak mereda, barulah berikan obat tetes telinga resep dokter supaya rasa sakit pada telinga hilang.

Tinjauan
Penanganan mandiri dapat dilakukan dalam mengatasi barotrauma dengan gejala yang bersifat ringan. Namun jika gejala tak mereda juga, penderita perlu ke dokter agar dokter meresepkan obat yang sesuai. Pada kasus gejala parah, dokter akan merekomendasikan tindakan operasi.

Komplikasi Barotrauma

Barotrauma dengan gejala bersifat ringan biasanya tidak berkepanjangan dan cepat membaik.

Barotrauma adalah gangguan kesehatan telinga yang termasuk jarang berujung pada komplikasi, namun tak menutup kemungkinan risiko komplikasi untuk terjadi.

Beberapa komplikasi di bawah ini berpotensi besar dialami pasien barotrauma dnegan gejala yang berat [1,2,6,7].

  • Vertigo
  • Telinga mengalami infeksi
  • Gendang telinga pecah
  • Telinga dan hidung mengalami perdarahan
  • Kehilangan pendengaran permanen

Pada kondisi barotrauma paru, beberapa komplikasi di bawah ini menjadi ancaman ketika seseorang telah memiliki riwayat masalah pada fungsi parunya :

  • Pneumomediastinum atau kondisi yang ditandai dengan perubahan suara, disfagia atau sulit menelan, hingga dada terasa nyeri karena udara menumpuk pada dada bagian tengah.
  • Pneumothorax atau suatu kondisi udara yang terakumulasi dan terjebak di bagian rongga pleura.
  • Emboli paru atau kondisi pembuluh darah di paru yang mengalami penyumbatan oleh adanya penggumpalan darah.
  • Tamponade jantung atau sebuah kondisi ketika fungsi jantung sebagai pemompa darah sehingga darah teralirkan ke seluruh tubuh justru mengalami gangguan.
Tinjauan
- Pada kasus barotrauma telinga, risiko komplikasi berupa vertigo, pecahnya gendang telinga, telinga dan hidung perdarahan, infeksi telinga berulang, hingga kehilangan pendengaran secara permanen dapat dapat terjadi.
- Pada kasus barotrauma paru, emboli paru, tamponade jantung, pneumothorax, dan pneumomediastinum adalah komplikasi yang berpotensi terjadi.

Pencegahan Barotrauma

Upaya pencegahan yang paling dapat dilakukan adalah meminimalisir terjadinya hambatan pada tabung eustahchius, yaitu melalui beberapa hal berikut [1,6] :

  • Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter baik memiliki riwayat barotrauma atau tidak setiap sebelum bepergian dengan naik pesawat.
  • Penggunaan earplugs (penyumbat telinga), yaitu guna membuat perubahan tekanan menjadi lebih lambat sehingga telinga dipermudah dalam menyesuaikan tekanan.
  • Konsumsi obat seperti dekongestan sekitar sejam sebelum naik pesawat, khususnya di saat pilek akan sangat membantu.
  • Minum adalah cara pencegahan lainnya karena lendir di saluran nafas akan terjaga tetap encer dan tabung eustachius juga tetap dalam kondisi terbuka.
  • Kunyah permen karet atau setidaknya konsumsilah permen kenyal yang mendukung aktivitas mengunyah dan menelan sehingga tekanan udara terkendali dan tetap seimbang.
  • Tidak tidur sewaktu pesawat hendak mendarat, justru lakukan hal-hal yang membuat mulut tetap sibuk seperti menelan ludah atau menguap.
  • Ambil nafas disusul dengan menutup mulut dan menjepit hidung menggunakan jari. Longgarkan jepitan pada hidung dan nafas dapat diembuskan perlahan lewat hidung.
  • Penerapan teknik menyelam yang baik akan mencegah barotrauma bagi para penyelam; untuk itu menempuh pelatihan dan mendapatkan sertifikat sangat penting.
  • Bila hendak membawa bayi dalam perjalanan udara, sebaiknya beri dot untuk memastikan anak tidak dalam kondisi tidur ketika hendak mendarat.
Tinjauan
Agar barotrauma telinga tidak mudah terjadi, serangkaian langkah pencegahan dapat diterapkan. Mulai dari berkonsultasi dengan dokter sebelum bepergian naik pesawat, tidak tidur saat pesawat akan mendarat, konsumsi obat, minum dan mengunyah permen adalah pencegahan terbaik. Menempuh pelatihan menyelam bersertifikat juga mencegah barotrauma yang parah saat menyelam.

1) Amanda S. Battisti; Anthony Haftel; & Heather M. Murphy-Lavoie. 2020. National Center for Biotechnology Information. Barotrauma.
2) Halena Isrumanti Duke, Sri Rahayu Widyastuti, Suharyo Hadisaputro & Shofa Chasani. 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Pengaruh Kedalaman Menyelam, Lama Menyelam, Anemia Terhadap Kejadian Penyakit Dekompresi pada Penyelam Tradisional.
3) Owen J. ONeill; Kaighley Brett; & Anthony J. Frank. 2020. National Center for Biotechnology Information. Ear Barotrauma.
4) David M Vernick, MD, Daniel G Deschler, MD, FACS & Lisa Kunins, MD. 2020. UpToDate. Ear barotrauma.
5) Leah Marion Bralow1 & Mark Piehl. 2018. PubMed Central US National Library of Medicine National Institutes of Health. Barotrauma and Arterial Gas Embolism: A Diving Emergencies Simulation Case for Emergency Medicine Residents.
6) Harvard Health Publishing. 2018. Harvard Medical School. Barotrauma.
7) George Ioannidis, George Lazaridis, Sofia Baka, Ioannis Mpoukovinas, Vasilis Karavasilis, Sofia Lampaki, Ioannis Kioumis, Georgia Pitsiou, Antonis Papaiwannou, Anastasia Karavergou, Nikolaos Katsikogiannis, Eirini Sarika, Kosmas Tsakiridis, Ipokratis Korantzis, Konstantinos Zarogoulidis, & Paul Zarogoulidis. 2015. Journal of Thoracic Disease. Barotrauma and pneumothorax.
8) Anonim. Nicklaus Children's Hospital. Ear barotrauma.

Share