Daftar isi
Apa Itu Miringotomi?
Miringotomi atau operasi gendang telinga merupakan sebuah prosedur di mana dokter menggunakan pisau bedah untuk membentuk sayatan kecil lewat lapisan gendang telinga [1,2,3,5,6].
Sayatan tersebut merupakan “jalan” bagi dokter untuk menempatkan sebuah tabung silinder kecil berongga yang disebut ear tube pada gendang telinga [1,2,3,5,6].
Tabung silinder ini terbuat dari logam atau plastik biasanya yang berguna dalam mengurangi infeksi telinga serta mengeluarkan cairan dari dalam telinga [1,2,3,5,6].
Fakta Tentang Miringotomi
- Pada tahun 2006, khususnya di Amerika Serikat, miringotomi atau yang juga disebut dengan prosedur timpanostomi ini dijumpai dalam 667.000 kasus dan lebih banyak diterapkan pada anak-anak usia bawah 15 tahun [1].
- Otitis media atau infeksi telinga tengah merupakan alasan utama pada kebanyakan kasus masalah telinga yang harus ditangani dengan tindakan miringotomi [1,2,3].
- Infeksi telinga tengah yang tak dapat diobati menggunakan antibiotik pada akhirnya jauh lebih efektif disembuhkan dengan prosedur miringotomi [1,2,3].
- Karena anak usia bawah 7 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi telinga tengah, maka miringotomi adalah prosedur yang lebih banyak ditempuh oleh anak-anak tersebut, walaupun anak di atas usia 7 tahun juga cukup banyak [1].
- Daripada orang dewasa, miringotomi adalah prosedur medis yang lebih banyak diterapkan pada anak-anak karena infeksi telinga jauh lebih rentan dialami oleh anak. Hal ini disebabkan fungsi tabung Eustachius yang masih kurang serta sistem imun yang masih lemah pada anak [1].
Manfaat Miringotomi
Miringotomi adalah sebuah tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah infeksi telinga.
Berikut ini merupakan manfaat miringotomi bagi pasien dengan masalah kesehatan telinga.
1. Mengatasi Otitis Media Akut dan Mencegah Rekuren
Otitis media atau infeksi telinga tengah adalah gangguan kesehatan telinga yang sering dialami oleh anak-anak [3].
Anak balita atau usia antara 1-3 tahun paling rentan mengalami infeksi telinga rekuren, atau berulangnya infeksi telinga [3].
Antibiotik seringkali dapat diandalkan untuk mengobati otitis media, namun tetap anak memiliki risiko mengalami juga efek samping dari penggunaan antibiotik [3].
Jika terjadi 4 atau lebih infeksi telinga pada anak dalam kurun waktu 6 bulan, miringotomi adalah tindakan paling dianjurkan sebagai penanganan utama [3].
2. Mengatasi Disfungsi Tabung Eustachius
Pasien dengan masalah pada tabung Eustachius-nya seperti tekanan pada tabung tersebut terkadang perlu diatasi dengan metode miringotomi [3].
Kasus disfungsi tabung Eustachius pada telinga cukup jarang, namun akan lebih rentan terjadi pada orang-orang yang sering melakukan perjalanan udara [3].
Miringotomi sangat bermanfaat bagi pasien agar di perjalanan-perjalanan udara berikutnya tak lagi perlu menyeimbangkan tekanan di dalam telinga [3].
3. Mengatasi Otitis Media Persisten dan Efusi
Anak-anak lebih besar serta orang dewasa lebih rentan terhadap otitis media atau infeksi telinga persisten disertai efusi [3].
Gangguan pendengaran dapat terjadi bersamaan dengan cairan yang terus ada di dalam telinga [3].
Miringotomi adalah tindakan paling tepat untuk membuang cairan tersebut, baik infeksi disebabkan alergi, langit-langit sumbing, Down syndrome, atau gondok [3].
Setelah cairan dikeluarkan dengan miringotomi, pendengaran pasien dipastikan akan kembali normal [3].
4. Manfaat Lainnya
Dengan membantu agar tekanan pada telinga serta cairan dalam telinga berkurang, miringotomi mampu membantu mengembalikan fungsi pendengaran yang sempat terganggu [2,3,4].
Karena infeksi telinga dapat memengaruhi kualitas tidur, miringotomi adalah suatu tindakan yang juga pada akhirnya memperbaiki kualitas tidur penderita [3].
Performa dalam sekolah dan bicara juga akan jauh lebih baik setelah telinga mendapatkan penanganan berupa miringotomi, termasuk keseimbangan tubuh yang semakin baik [3].
Jadi, siapa saja yang kiranya membutuhkan miringotomi?
Miringotomi adalah sebuah tindakan medis yang dibutuhkan oleh orang-orang dengan kondisi sebagai berikut [1,2,3,5] :
- Malformasi kongenital telinga
- Barotrauma
- Kehilangan pendengaran atau keterlambatan kemampuan bicara pada anak karena otitis media
- Infeksi telinga yang tak bisa disembuhkan dengan antibiotik
- Otitis media akut yang terjadi berulang (rekuren) dan tak bisa disembuhkan dengan antibiotik sehingga kemampuan bicara dan/atau kemampuan mendengar berkurang
Prosedur Miringotomi
Sebelum mengetahui apa saja langkah dalam prosedur miringotomi, penting bagi pasien untuk memahami apa saja yang perlu dilakukan sebagai bagian dari persiapan prosedur miringotomi [1].
- Pasien perlu menjalani tes pendengaran
- Pasien perlu menjalani timpanogram (uji fungsi gendang telinga, khususnya dalam mengeluarkan respon terhadap tekanan di sekitar yang berubah)
Masa persiapan juga dianjurkan supaya pasien datang dengan kerabat atau teman saat hendak menjalani miringotomi.
Pasien akan lebih aman bila ada yang menemani (termasuk mengantar maupun menjemput) pada hari penempuhan miringotomi.
Dokter juga akan meminta pasien berpuasa; pasien tidak diperbolehkan makan maupun minum 8 jam sebelum pelaksanaan miringotomi.
Pasien juga sebaiknya sudah membicarakan dengan dokter mengenai apa saja obat yang sedang atau baru saja dikonsumsi.
Bila obat termasuk dalam golongan pengencer darah atau anti-inflamasi nonsteroid, maka dokter akan meminta pasien berhenti mengonsumsinya 1 minggu sebelum hari pasien menjalani miringotomi.
Setelah tahap persiapan, prosedur miringotomi yang harus dijalani oleh pasien antara lain adalah [1,2,5] :
- Rawat jalan perlu dilakukan untuk pasien dewasa dan dokter dalam hal ini harus memberi lebih dulu lidokain topikal dan fenol yang merupakan anestesi (bius) lokal.
- Berbeda dari pasien dewasa, pasien anak-anak (termasuk bayi dan remaja muda) harus dibius total.
- Setelah pemberian obat bius atau anestesi, dokter kemudian memiringkan kepala pasien ke arah berlawanan dari telinga yang bermasalah dan dokter pada tahap ini akan menggunakan mikroskop agar dapat fokus ke meatus auditorius eksternal pasien.
- Dokter akan mengeluarkan serumen setelah menempatkan spekulum ke bagian dalam saluran pendengaran eksternal pasien.
- Selanjutnya, dokter akan membuat sayatan kecil (3-5 mm) menggunakan pisau khusus miringotomi pada gendang telinga dan tabung yang disebut ear tubes baru dapat dimasukkan sehingga cairan bisa dikeluarkan.
- Tabung yang dokter maksud dan dimasukkan ke sayatan yang sudah dibuat biasanya berukuran 3 mm, 5 mm, atau 7 mm; namun setelahnya, dokter tidak menutup sayatan melalui jahitan. Sayatan akan menutup sendiri dengan baik seiring waktu.
- Keseluruhan miringotomi memerlukan waktu hanya 15-20 menit dan dokter harus melakukannya di kedua telinga pasien walaupun hanya satu telinga yang mengalami gejala infeksi.
Pasien usai menjalani miringotomi biasanya akan merasakan kelegaan pada bagian dalam telinga karena cairan yang semula menumpuk di sana berhasil dikeluarkan [2,5].
Fungsi pendengaran yang semula menurun karena adanya cairan juga menjadi jauh lebih baik dan perlahan akan pulih seperti sediakala [2,5].
Pemasangan ear tubes pada miringotomi ini memiliki efektivitas tinggi dalam mengurangi infeksi telinga dan setelah telinga pulih pun tabung umumnya akan tetap di tempatnya (menempel di telinga) dan tidak menjadi masalah [2,5].
Seiring waktu (biasanya 4 minggu), luka operasi (sayatan yang dokter buat) akan mengering dan membaik, sementara itu tabung akan terlepas sendiri setelah kurang lebih 6-18 bulan di dalam telinga [2].
Jangka waktu sampai terlepasnya tabung tergantung dari jenis tabung apa yang dokter gunakan sewaktu melakukan miringotomi [2].
Perawatan Miringotomi
Tidak membutuhkan waktu lama bagi pasien pasca operasi miringotomi untuk bisa pulang ke rumah [2].
Biasanya, dalam sehari pasien sudah boleh diperbolehkan pulang meski pasien beberapa jam harus tetap memperoleh perawatan di rumah sakit [2].
Karena risiko infeksi telinga kembali cukup tinggi, biasanya dokter tetap memberikan obat seperti obat tetes telinga atau antibiotik sebagai penurun risiko tersebut [2].
Jika ketidaknyamanan pada telinga terjadi lagi, pasien juga boleh menggunakan obat pereda nyeri yang bisa dibeli di apotek atau toko obat terdekat tanpa resep [2].
Agar kondisi telinga tetap baik dan pemulihan pasca miringotomi berjalan sempurna, dokter akan menyarankan pasien untuk selalu menjaga kebersihan telinga maupun kekeringannya [2].
Oleh sebab itu, pasien perlu menggunakan penutup telinga setiap mandi, berendam, atau berenang supaya telinga tidak mudah kemasukan air maupun bakteri [2,5].
Risiko Miringotomi
Sekalipun tergolong sebagai tindakan medis yang aman, miringotomi tetap mampu menyebabkan sejumlah risiko komplikasi.
Pada kasus yang jarang, risiko-risiko komplikasi ini bisa saja terjadi pada pasien baik saat maupun sesudah menjalani miringotomi [2,5,6].
- Infeksi
- Demam tinggi
- Muncul cairan mirip nanah berwarna kehijauan dari telinga dan pasien dapat mengalami kondisi ini sekitar 1 minggu atau lebih pasca miringotomi
- Nyeri berkelanjutan di bagian telinga
- Perdarahan terus-menerus dari telinga
- Bekas luka pada gendang telinga (namun biasanya tidak sampai memengaruhi fungsi gendang telinga)
- Penebalan atau pengerasan gendang telinga sehingga kemampuan mendengar hilang
- Lubang permanen pada gendang telinga dan tak mampu menutup kembali
- Pasien perlu mengganti tabung
- Efek komplikasi dari anestesi (bius) yang diberikan oleh dokter sebelum operasi
Namun meski setelah miringotomi selesai dijalani, pasien tidak mengalami risiko komplikasi pada banyak kasus [2,5,6].
Bahkan cairan tidak lagi keluar setelah tabung dimasukkan dan ditempelkan di telinga [2,5].
Namun selama sehabis menjalani miringotomi, pasien tidak diperbolehkan menggunakan earphone atau sejenisnya sementara waktu [2,5].
Pastikan sebelum menggunakan benda tersebut, konsultasikan kondisi telinga dengan dokter (2 minggu atau 1 bulan) setelah menempuh miringotomi.