Daftar isi
Batuk berdarah atau yang juga disebut dengan istilah hemoptisis merupakan kondisi ketika seseorang mengalami batuk berdahak namun terdapat darah pada dahak tersebut [2,3,4,5,6,7].
Walau mungkin batuk berdarah kerap dianggap sebagai penyakit yang biasa, sebenarnya kondisi ini dapat menjadi tanda pembuluh darah saluran pernafasan yang rusak.
Darah pada batuk berdahak tersebut bisa saja berasal dari paru-paru, batang tenggorokan, tenggorokan, atau dari hidung.
Tanpa disadari, saluran pernafasan mungkin saja sedang mengalami masalah dan telah berada pada tahap yang parah.
Contoh penyakit pernafasan serius yang mampu menimbulkan batuk darah adalah bronkiektasis dan TBC.
Tinjauan Batuk berdarah adalah kondisi batuk berdahak yang pada dahaknya terdapat darah jika dikeluarkan. Batuk berdahak pun dapat menjadi indikasi penyakit serius khususnya di bagian tenggorokan dan paru-paru.
Sejumlah faktor dapat menjadi penyebab utama batuk berdarah dan di bawah ini merupakan sejumlah kondisi medis terkait gangguan saluran pernafasan yang memicu batuk berdarah [1,2,3,4,5,6,7] :
Batuk berdarah pada umumnya berkemungkinan besar disebabkan oleh TBC, namun selain dari TBC serta beberapa faktor yang telah disebutkan, ada beberapa faktor risiko lain yang perlu diwaspadai :
Tinjauan Penyebab batuk berdarah dapat bervariasi, mulai dari penyakit paru-paru, riwayat kelainan pembekuan darah, batuk kronis, akibat tindakan medis tertentu, hingga efek penggunaan obat tertentu.
Gejala utama pada batuk berdarah adalah keluarnya darah berwarna merah terang saat batuk, namun banyaknya darah yang keluar tergantung dari tingkat keparahan kondisi.
Banyak dan sedikitnya darah yang keluar pun ditentukan oleh penyebab dari batuk berdarah.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang perlu dikenali, termasuk seperti apa darah yang keluar [2,3,4,5,6] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Ketika mengalami batuk berdahak dan darah keluar bersama dahak, maka saat itu juga perlu segera diperiksakan ke dokter.
Ini karena batuk berdahak kerap kali berkaitan erat dengan gangguan pada saluran pernafasan.
Pemeriksaan sedini mungkin akan membantu mendeteksi penyebab secara jelas dan memperoleh penanganan yang tepat.
Bila beberapa keluhan berikut terjadi, maka penting untuk segera ke IGD (instalasi gawat darurat) :
Tinjauan Gejala utama batuk berdarah adalah terdapatnya darah pada saat mengeluarkan dahak. Seringkali, hal ini juga disertai dengan dada nyeri, nafsu makan turun, berat badan turun, berkeringat lebih banyak di malam hari, demam dan tubuh kelelahan.
Pemeriksaan gejala batuk berdarah pada pasien oleh dokter bertujuan utama mengetahui secara jelas apa penyebab yang mendasari.
Beberapa metode pemeriksaan di bawah ini adalah yang umumnya diterapkan oleh dokter untuk mengukur berapa banyak darah yang keluar serta mendeteksi apakah pasien mengalami gangguan pernafasan [2,3,4,5,6,7].
Tinjauan Pemeriksaan fisik, tes darah, tes dahak, rontgen atau CT scan, serta bronkoskopi adalah metode-metode pemeriksaan yang digunakan oleh dokter dalam mendiagnosa penyebab batuk berdarah agar dapat memberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Dokter biasanya memastikan lebih dulu penyebab batuk berdarah sebelum memberikan pengobatan atau perawatan dalam bentuk apapun.
Kondisi pasien akan ditangani menurut penyebabnya dan berikut ini adalah sejumlah langkah penanganan umum bagi pasien batuk berdarah [2,3,4,5,6,7].
Untuk pasien batuk berdarah disebabkan oleh tuberkulosis (TBC), maka dokter akan langsung meresepkan obat antituberkulosis kombinasi.
Pada kasus batuk berdarah karena TBC, pengobatan berjalan cukup lama bagi pasien yang bahkan dapat sampai berbulan-bulan.
Agar tidak terjai resistensi bakteri TBC, maka seluruh anjuran dokter mengenai penggunaan obat dan lainnya benar-benar perlu diikuti.
Pada kasus batuk berdarah yang disebabkan kanker, operasi adalah pengobatan yang biasanya dokter anjurkan.
Melalui operasi, dokter akan mengangkat jaringan kanker penyebab gejala batuk berdarah tidak kunjung sembuh.
Selain operasi, pasien kemungkinan perlu mengatasi kanker paru dengan menempuh kemoterapi.
Kemoterapi bertujuan untuk membasmi jaringan kanker yang belum tuntas diangkat melalui jalur operasi.
Seringkali, kemoterapi dan radioterapi adalah dua metode penanganan kanker yang pasien tempuh di saat yang sama supaya lebih efektif dalam membunuh sel-sel kanker.
Radioterapi atau terapi radiasi adalah penanganan penyakit kanker yang memanfaatkan energi sinar-X.
Energi sinar-X inilah yang akan membunuh jaringan kanker sekaligus mencegah sel kanker menyebar dan berkembang biak semakin banyak di dalam tubuh.
Pemberian cairan infus biasanya dilakukan dokter pada pasien yang mengalami kondisi darurat seperti syok hipovolemik.
Cairan infus diberikan dalam jumlah banyak yang tujuan utamanya adalah demi membuat aliran darah tetap baik ke seluruh tubuh.
Tinjauan - Tergantung dari kondisi penyebab batuk berdarah, umumnya obat antituberkulosis diberikan oleh dokter bagi penderita TBC. - Sedangkan batuk berdarah yang dikarenakan kanker, dokter perlu mengangkat kanker tersebut melalui prosedur operasi, kemoterapi, dan/atau radioterapi. - Pada pasien dengan syok hipovolemik, cairan infus adalah bentuk penanganan yang diberikan.
Batuk berdarah dalam bentuk bercak dan hanya sedikit-sedikit nampaknya bukanlah kondisi yang serta-merta akan memicu komplikasi [2,3,4,5].
Hanya saja bila batuk berdarah menyebabkan keluarnya dahak bersama darah yang terlalu banyak, penderitanya dapat mengalami kehilangan banyak darah serta memicu syok.
Tanda umum bahwa seseorang penderita batuk berdarah mengalami syok adalah tubuh yang berkeringat dingin, kulit memucat, tubuh lemas, serta sampai hilang kesadaran.
Selain itu, ada pula beberapa komplikasi yang dapat timbul apabila batuk berdarah tidak segera ditangani atau ditangani namun secara kurang tepat.
Tinjauan Pada kondisi batuk berdarah yang mengeluarkan darah terlalu banyak, penderita dapat mengalami komplikasi berupa syok karena kehilangan darah terlalu banyak. Selain itu, abses paru, cedera jaringan paru, efusi pleura, dan/atau gangguan jantung dapat menjadi komplikasi yang wajib diwaspadai.
Pencegahan terbaik untuk tidak terkena batuk berdarah adalah dengan mencegah penyakit yang menyebabkannya.
Sejumlah upaya dapat dilakukan, yaitu melalui tindakan-tindakan di bawah ini :
Selain itu, segeralah memeriksakan diri ke dokter saat gejala batuk berdarah mulai dialami dan terasa tidak normal.
Memeriksakannya secara dini, mendeteksi penyebabnya, dan menanganinya secepatnya akan mencegah kondisi berujung pada komplikasi berbahaya.
Tinjauan Pencegahan terbaik agar batuk berdarah tidak terjadi atau tidak menjadi lebih buruk adalah dengan mengonsumsi makanan sehat, menghindari aktivitas merokok, menghindari lingkungan berpolusi tinggi, mencuci tangan dengan rajin, berolahraga, dan memiliki sirkulasi udara yang baik di rumah.
1) Didik Budijanto, Rudy Kurniawan, Nuning Kurniasih, Marlina Indah, Dian Mulya & Sulistyo, SKM, M.Epid. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tuberkulosis.
2) Ralph Corey. 1990. National Center for Biotechnology Information. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition - Chapter 39 Hemoptysis.
3) Harald Ittrich, PD Dr., Maximilian Bockhorn, Prof., Hans Klose, Dr., & Marcel Simon, Dr. 2017. Deutschez Arzteblatt International. The Diagnosis and Treatment of Hemoptysis.
4) Zi Yang Trevor Ong, Hui Zhong Chai, MBBS, MRCP, Choon How How, MMed, FCFP, Jansen Koh, MRCP, FCCP, & Teck Boon Low, MRCPI, FRCPI. 2016. Singapore Medical Journal. A simplified approach to haemoptysis.
5) Anna Rita Larici, Paola Franchi, Mariaelena Occhipinti, Andrea Contegiacomo, Annemilia del Ciello, Lucio Calandriello, Maria Luigia Storto, Riccardo Marano, & Lorenzo Bonomo. 2014. Diagnostic and Interventional Radiology. Diagnosis and management of hemoptysis.
6) John Scott Earwood, MD & Timothy Daniel Thompson, MD. 2015. American Family Physician. Hemoptysis: Evaluation and Management
7) Anonim. 2018. National Health Service. Coughing up blood (blood in phlegm).