Prostat adalah sebuah kelenjar yang hanya ada pada pria. Fungsi prostat adalah untuk memproduksi air mani yang di dalamnya terkandung sperma. Prostat juga membantu sperma untuk tetap terjaga kualitas dan kesuburannya. Pada pria, ukuran prostat sangatlah kecil, yaitu hanya sebesar kacang kenari. Namun, ukuran prostat dapat semakin besar seiring dengan bertambahnya usia seorang pria [1,2]
Prostat yang ukurannya terlampau besar dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Hal ini umum pada pria dengan usia di atas 50 tahun. Penyakit pada prostat meliputi prostatitis, prostat yang membesar atau BPH (benign prostatic hyperplasia) dan kanker prostat[1].
Walaupun tidak semua faktor penyebab penyakit pada prostat ini dapat dihindari, namun alangkah baiknya untuk tetap melakukan upaya pencegahan sedini mungkin. Hal ini dapat meminimalisir resiko terserang penyakit pada prostat. Cara pencegahan tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini [1,2].
Daftar isi
Prostat sebenarnya adalah otot. Jadi, menjaga berat badan ideal merupakan salah satu hal yang paling mudah dilakukan untuk mencegah penyakit prostat. Berat badan yang ideal, baik untuk pria maupun wanita, dapat diukur dengan menggunakan kalkulator BMI[1].
Pada kalkulator BMI, akan dihitung ideal atau tidaknya berat badan berdasarkan tinggi badan, berat badan, usia, jenis kelamin, kelompok ras dan tingkat keaktifan sehari-hari. Pada pria, hasil BMI dapat sebagai berikut [1,3,4]:
Kelompok ras tertentu juga menjadi faktor penting dalam menentukan BMI yang ideal dikarenakan beberapa kelompok ras tertentu seperti kelompok etnis kulit hitam, asia dan beberapa kelompok minoritas lainnya mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2 [3].
Selain itu, ukuran pinggang juga dapat menentukan BMI yang ideal. Apabila ukuran pinggang pria sudah di atas 94 cm, maka sangat dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Ukuran pinggang yang berlebih dapat pula meningkatkan resiko penyakit lain seperti sakit jantung dan stroke [3].
Berikut adalah cara efektif untuk menjaga berat badan pria agar tetap ideal [4]:
Aktif secara seksual berarti sering melakukan hubungan atau aktifitas seksual bersama dengan pasangan. Hal ini tidak termasuk masturbasi, karena masturbasi tidak melibatkan pasangan [5]. Berikut adalah daftar keaktifan seksual pada pria berdasarkan kelompok usia [6].
Pada usia ini, hormon testosteron pada pria sedang dalam masa yang tinggi. Testosterone adalah sebuah hormon seksual pada pria. Pada usia ini pula, seorang pria dapat merasa cemas akan hubungan seksual karena belum banyaknya pengalaman.
Pada usia 30 – awal 40 tahun, keinginan pria untuk berhubungan seksual masih tinggi. Walaupun produksi hormon testosteron dapat mulai menurun sebanyak 1% setiap tahun, dimulai sejak pria menginjak usia 35 tahun. Pada beberapa pria, keinginan dan keaktifan seksual juga dapat ikut menurun seiring dengan banyaknya masalah dan stres pada urusan pekerjaan, keluarga, dll.
Pada usia ini, masalah kesehatan pada pria mulai muncul satu per satu. Proses ereksi pun menjadi lebih jarang dan kurang kuat. Namun, apabila pria dapat memelihara kesehatan tubuh dan mentalnya, maka berhubungan seksual pun menjadi tidak ada masalah. Dengan kata lain, pria dapat tetap secara aktif secara seksual walaupun sudah berusia 50 tahun atau lebih.
Merokok telah menjadi budaya. Tidak peduli di negara berkembang maupun negara maju dan di kelompok penduduk berpenghasilan menengah ke bawah maupun berpenghasilan tinggi. Di banyak negara, aktifitas merokok lebih banyak dilakukan oleh pria daripada wanita. Bahkan di Korea, Tiongkok dan Indonesia, perbandingan pria dan wanita yang merokok adalah 10:1 [8].
Sudah menjadi rahasia umum bahwa merokok merupakan salah satu penyebab berbagai permasalahan kesehatan dan bahkan menyebabkan kematian. Selain permasalahan prostat, masalah kesehatan lain yang dapat timbul antara lain permasalahan di paru-paru, penyakit kardiovaskuler, jantung, stroke, diabetes, hipoksia, dan kanker di hampir seluruh anggota tubuh. Bahkan di Amerika, merokok telah menjadi penyumbang hampir 500.000 kematian tiap tahunnya [1,7].
Rokok terbuat dari 7.000 lebih bahan kimia, termasuk nikotin. Nikotin adalah bahan kimia yang sangat menimbulkan kecanduan. Bahan ini terdapat dalam tanaman tembakau yang merupakan salah satu bahan baku untuk membuat rokok. Walaupun, para pria sudah mengetahui bahaya merokok, mereka tetap saja melakukan aktifitas ini. Hal ini karena adanya nikotin tersebut [7].
Berhenti dari merokok sangatlah baik untuk kesehatan. Himbauan dan kampanye untuk membatasi atau berhenti merokok pun sudah dilakukan oleh berbagai pihak, sesuai dengan anjuran WHO. Hal-hal yang dilakukan adalah menaikkan pajak cukai tembakau, membuat ruang atau lingkungan bebas asap rokok dan peringatan masalah kesehatan yang timbul pada bungkus rokok juga pada iklan di media [8].
Namun, kampanye tersebut tidak ada gunanya apabila dari diri sendiri kurang ada keinginan untuk berhenti merokok. Yang paling baik adalah untuk tidak memulai atau mencoba merokok. Apabila sudah terlanjur memulai merokok dan ingin berhenti, dapat melakukan NRT (Nicotine Replacement Therapy). Terapi ini bertujuan untuk membantu mengurangi kecanduan nikotin secara bertahap, yaitu dengan mengganti konsumsi nikotin dengan mengonsumsi permen karet atau tablet hisap [7].
Telah disebutkan sebelumnya bahwa menjaga berat badan ideal menjadi salah satu cara yang termudah untuk menjaga agar terhindar dari penyakit prostat. Berat badan ideal tentu berhubungan dengan makanan. Makanan-makanan berikut adalah makanan yang sebaiknya dihindari atau dikurangi agar prostat dapat tetap sehat [9,10]:
Alangkah lebih baiknya apabila memperbanyak konsumsi makanan di bawah ini [1,9]:
Menurut pedoman AUA (American Urological Association), seorang pria perlu melakukan screening pada prostat mulai dari usia 40 tahun, apabila memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker payudara atau kanker prostat. Apabila tidak memiliki riwayat tersebut, screening dapat dilakukan mulai dari usia 55 tahun. Kemudian, dianjurkan pula untuk melakukan screening dua tahun sekali [1].
Screening tersebut dapat dilakukan dengan tes PSA (prostate spesific antigen), yaitu suatu zat yang diproduksi oleh prostat. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk mengukur kadar PSA. Selain tes PSA, dpat juga dilakukan tes DRE (digital rectal exam). Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan jari ke dalam dubur untuk memeriksa kondisi prostat [1,11].
Kedua tes ini dapat dilakukan bersamaan. Di samping itu, baik PSA maupun DRE sama-sama sensitif terhadap penyakit pada prostat, sehingga diklaim mampu mendeteksi penyakit pada 5 – 7 tahun sebelum seseorang merasakan tanda-tanda penyakit pada prostat [1].
1. Anonim. vitalrecord.tamhsc.edu. Tips for a Healthy Prostate. 2016.
2. Anonim. medlineplus.gov. Prostate Diseases. 2021.
3. Anonim. nhs.uk. BMI healthy weight calculator. 2018.
4. Anonim. patients.smarterhealth.my. Men's Guide on Achieving Your Ideal Weight. 2022.
5. Anonim. flo.health. Why Your Gynecologist Needs to Know If You Are Sexually Active. 2019.
6. Anonim. webmd.com. How Sex Drive Changes Through the Years. 2021.
7. Anonim. fda.gov. Tobacco Use and Men's Health. 2020.
8. Nurul Kodriati, Lisa Pursell, Elli Nur Hayati. ncbi.nlm.nih.gov. A scoping review of men, masculinities, and smoking behavior: The importance of settings. 2018.
9. Anonim. urmc.rochester.edu. 5 Food Factors for Lowering Prostate Cancer Risk. 2015.
10. Anonim. procure.ca. The 5 types of food to limit for a healthy prostate. 2020.
11. Anonim. cdc.gov. What Is Screening for Prostate Cancer? 2021.