Flu atau influenza adalah infeksi virus yang sangat menular pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan parah dan komplikasi yang mengancam jiwa karena termasuk pneumonia.[1] Gejala flu biasanya berlangsung sekitar satu minggu.[2] Flu dapat menyebar melalui kontak cairan dari batuk dan bersin yang mengandung virus flu. Selain itu, flu juga mempengaruhi orang-orang dari berbagai usia.[1]
Diketahui bahwa nyeri otot dan lemas adalah gejala utama dari infeksi influenza. Secara fungsional, infeksi influenza juga menghambat kekuatan berjalan dan kaki. Pada individu muda, efek ini bersifat sementara dan kembali normal setelah infeksi sembuh.[3] Beberapa penyebab badan lemas karena flu adalah sebagai berikut.[3][4][5]
Sembuh dari infeksi virus dapat menguras tubuh. Bahkan setelah tubuh membersihkan virus, gejala nya seperti kelelahan mungkin tetap ada.[6] Beberapa cara untuk mengatasi badan lemas karena flu adalah sebagai berikut.
Daftar isi
Untuk membantu mengendurkan otot-otot dan meredakan nyeri tubuh yang membuat tubuh merasa lemas, solusi lain adalah dengan mandi air hangat atau pancuran air hangat.[5] Tetapi jika tubuh lemas disertai dengan demam, maka airnya harus tetap hangat agar suhu tubuh tidak naik. Namun jika demam disertai dengan pusing dan tubuh yang sangat lemas, maka sebaiknya hindari mandi air hangat ini.[5]
Jika lemas yang dialami seperti nyeri dibeberapa organ tubuh, dapat diatasi dengan obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat membuat tubuh menjadi lebih nyaman.[5] Obat anti inflamasi non steroid (NSAID) lebih mungkin untuk membantu, mengatasi rasa sakit daripada penghilang rasa sakit, seperti Tylenon (acetaminophen).[7]
Contoh NSAID termasuk Advil atau Motrin (ibuprofen), Aleve (naproxen) dan aspirin. Jika tidak dapat menggunakan pereda nyeri NSAID karena masalah perut, masalah ginjal atau masalah lainnya.[5] Maka bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan untuk pengobatan alternatif agar dapat mengatasi nyeri pada tubuh.
Saat sedang flu, tubuh cenderung kehilangan lebih banyak cairan. Kemudian tubuh berkeringat berlebih atau dalam beberapa kasus akan membuat muntah atau diare. Hal ini dapat menyebabkan tubuh merasa lemas. Oleh karena itu, minum cairan tubuh dapat melawan infeksi pada tubuh. [5] Agar tubuh tetap terhidrasi, maka dapat minum banyak air dan teh.[8] Selain itu juga dapat mengonsumsi kaldu, teh, minuman elektrolit dan pilih sup jika kesulitan makan.[5]
Dalam mengatur banyak fungsi kekebalan yang diperlukan untuk penyembuhan dan mengurangi peradangan dalam tubuh, maka tidur memainkan peran yang besar.[9] Nyeri tubuh yang menyakitkan bahkan terasa lemas membuat istirahat menjadi tidak nyaman. Namun memaksa diri agar tetap rileks ketika sedang flu adalah hal yang penting.[5] Oleh karena itu tidur dan istirahat sebanyak mungkin, agar memberi tubuh kesempatan terbaik untuk melawan infeksi.
Saat tubuh merasa lemas, sangat penting untuk memerhatikan apa yang akan dikonsumsi. Hindari makanan berat dan berminyak seperti gorengan dan makanan cepat saji.[6] Hal ini dikarenakan proses pencernaan lemak lebih lama dibandingkan dengan zat gizi lainnya, sehingga dapat mengganggu sistem pencernaan. Selain itu, jangan mengonsumsi makanan manis tetapi konsumsi makanan seperti sereal, gandum, roti, dan yoghurt rendah lemak.[8] Makanan yang mengandung lemak dan gula yang berlebih dapat memperparah peradangan di dalam tubuh.
Selimut berpemanas dan bantalan pemanas juga dapat meredakan nyeri otot pada tubuh.[5] Namun perlu berhati-hati untuk tidak menggunakan panas yang berlebihan. Hal ini dilakukan untuk menghindari luka bakar. Selain itu, perhatikan dan pertimbangkan untuk mengatur timer, jika ada kemungkinan tertidur.[5]
Agar tubuh menjadi berenergi maka perlu asupan makanan. Sebaiknya makan makanan yang seimbang dan sehat. Seperti sayuran dan buah-buahan yang segar dan makanan anti-inflamasi.[6] Makan inflamasi dapat membantu melawan peradangan. Contoh makanannya seperti buah beri, ikan salmon, brokoli, alpukat, tomat, anggur, kunyit, dan ceri.
Menerima kenyataan bahwa tubuh mungkin perlu beberapa hari libur kerja,dapat membuat tubuh kembali ke kesehatan penuh lebih cepat daripada mencoba memaksakan diri. Oleh karena itu bebaskan pikiran, hindari stres dan kecemasan. Tubuh membutuhkan waktu lebih banyak untuk istirahat dari biasanya, agar membantu memulihkan kesehatan dan energi penuh.[8]
Salah satu kebiasaan yang dilakukan hampir banyak orang adalah merokok. Padahal rokok memiliki kandungan kimia yang berbahaya bagi tubuh. Jika sedang flu, sebaiknya jangan merokok. Hal ini dilakukan karena merokok dapat mengiritasi saluran udara yang rusak.[1]
Untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, maka dapat diatasi dengan mencari orbat herbal. Misalnya, tanaman Echinacea yang merupakan salah satu obat herbal yang digunakan sebagai tindakan pencegah terhadap virus pilek dan flu.[8] Jika membeli obat di apotek membuat kekhawatiran apakah obat tersebut dapat membantu atau tidak, maka tanyakan kepada apoteker untuk melihat mana yang tepat dikonsumsi.
Kebanyakan orang yang umumnya sehat tidak perlu ke dokter ketika flu. Sistem kekebalan tubuh mereka akan melawan infeksi dan gejala yang biasanya akan hilang dengan sendirinya.[1] Namun jika memiliki kekhawatiran tertentu, sebaiknya segera kunjungi dokter. Segera cari pertolongan medis segera jika mengalami sulit bernafas, sakit dada, pusing mendadak, kebingungan, demam dengan ruam dan muntah darah.[1]
1) Anonim. betterhealth.vic.gov.au. Flu (influenza). 2021.
2) Caffaso, J. healthline.com. 12 tips for a speedy flu recovery. 2020.
3) Haynes, L. theconversation.com. What the flu does to ypour body, and why it makes you fell so awful. 2018.
4) Anonim. flu65plus.com. Fighting flu fatigue: steps to aid ypur flu recovery during and after the flu. 2021.
5) Duda, R. verywellhealth.com. How to treat body aches caysed by the flu. 2021.
6) Johnson, J. medicalnewstoday.com. What to know about post-viral syndrome. 2019.
7) Anonim. health.clevelandclinic.org. Acetaminophen vs. ibuprofen: which work beteer?. 2021.
8) Tann, J. avogel.co.uk. Fatigue and flu. 2021.
9) Besedovsky, L., et al. journals.physiology.org. The sleep-immune crosstalk in helath and disease. 2019.