Estradiol + Dydrogesterone merupakan obat yang dapat digunakan untuk meredakan berbagai gejala yang muncul setelah menopause [1]. Keefektifan dalam mengatasi hal tersebut juga telah dibuktikan dari berbagai penelitian mengenai obat ini [3,6].
Daftar isi
Berikut akan kami sajikan beberapa informasi mengenai Estradiol + Dydrogesterone: [2,5]
Indikasi | Estrogen, Progesteron, dan Obat Sintetis Terkait. Obat profilaksis osteoporosis pascamenopause dan terapi penggantian hormon pascamenopause. |
Kategori | Obat Bebas Terbatas |
Konsumsi | Dewasa |
Kelas | Estrogen, Progesteron, dan Obat Sintetis Terkait |
Bentuk | Tablet. |
Kontraindikasi | Kelainan perdarahan genital dengan penyebab yang tidak diketahui. Memiliki riwayat kanker payudara. Meningioma. Memiliki gangguan trombofilik. Memiliki gangguan hati. Memiliki gangguan tromboemboli vena akut. Porifia. Ibu hamil dan menyusui. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, kami sarankan agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan Estradiol + Dydrogesterone: → Pasien yang memiliki riwayat hiperplasia endometrium → Pasien yang memiliki penyakit asma → Pasien yang memiliki hipertensi → Pasien yang memiliki hipertrigliseridemia → Pasien yang menjalani histerektomi → Pasien yang memilliki gangguan ginjal → Pasien yang memiliki penyakit diabetes → Pasien yang memiliki pennyakit epilepsi → Pasien yang memiliki otosklerosis |
Tinjauan Estradiol + Dydrogesterone adalah obat pereda gejala setelah menopause yang tersedia dalam bentuk tablet, meski demikian penggunaan obat ini harus disertai resep dokter.
Estradiol + Dydrogesterone dapat digunakan untuk meredakan gejala pascamenopause seperti hot flushes dengan efektif [1]. Namun, obat ini juga dapat digunakan untuk: [2]
Pemakaian Estradiol sendiri memang dapat digunakan untuk mengganti hormon pasca menopause [8]. Namun, kombinasinya dengan Dydrogesterone dapat menjadikan penggunanya dapat terhindar dari hiperproliferasi endometrium, tanpa menghilangkan efek yang menguntungkan dari Estradiol [7].
Berikut detail pemberian dosis Estradiol + Dydrogesterone yang di khususkan bagi orang dewasa : [2]
Oral/Diminum: ⇔ Terapi penggantian hormon menopause ⇔ Terapi kombinasi berkelanjutan: → Berikan Estradiol 0,5 mg dan dydrogesterone 2,5 mg 1 hari sekali → Berikan Estradiol 1 mg dan dydrogesterone 5 mg tablet 1 hari sekali ⇔ Terapi berurutan berkelanjutan: → Berikan Estradiol 1 mg dan dydrogesteron 10 mg 1 kali sehari → Berikan Estradiol 2 mg dan dydrogesteron 10 mg 1 kali sehari ⇔ Profilaksis osteoporosis pascamenopause ⇔ Terapi kombinasi berkelanjutan: → Berikan Estradiol 1 mg dan dydrogesteron 5 mg 1 kali sehari ⇔ Terapi berurutan berkelanjutan → Berikan Estradiol 1 mg dan dydrogesteron 10 mg 1 kali sehari → Berikan Estradiol 2 mg dan dydrogesteron 10 mg 1 kali sehari |
Penelitian yang dilakukan oleh Women’s Health Initiative menunjukkan bahwa penggunaan Estradiol + Dydrogesterone dapat meningkatkan risiko terkena stroke, serangan jantung ataupun paru-paru. Hal tersebut juga menjadikan obat ini tidak disarankan untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama [4].
Jika memiliki penyakit tersebut, sebaiknya anda tidak menggunakan obat ini. Namun, bila masih ingin menggunakan obat ini, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter [4].
Beberapa efek samping Estradiol + Dydrogesterone yang umumnya dirasakan penggunanya: [1]
Beberapa efek samping Estradiol + Dydrogesterone yang jarang dirasakan penggunanya: [1]
Berikut informasi mengenai detail Estradiol + Dydrogesterone: [2]
Penyimpanan | Tablet: → Simpan pada ruangan bersuhu 30 ° C. |
Cara Kerja | Deskripsi: Estradiol merupakan hormon seks sintetis yang mirip dengan estrogen endogen. Estradiol juga menggantikan produksi estrogen ketika menopause dan mengurangi gejalanya. Obat ini juga dapat mencegah terjadinya pengeroposan tulang setelah menopause atau ovariektomi. Dydrogesterone merupakan hormon seks sintetis yang mirip dengan progestogen. Obat ini dapat mengurangi risiko hiperplasia endometrium yang diinduksi estradiol pada wanita non-histerektomi. Penyerapan: Estradiol diserap dengan baik dari saluran pencernaan. Waktu yang diperlukan konsentrasi plasma untuk memuncak sekitar 1,5-2 jam. Dydrogesterone diserap dengan cepat dari saluran pencernaan. Ketersediaan hayati absolut sekitar 28%. Waktu yang dibutuhkan konsentrasi plasma untuk memuncak sekitar 0,5-2,5 jam. Distribusi: Penyebaran Estradiol juga memasuki ASI. Pengikatan protein plasma sebesar 98-99%. Untuk albumin sebesar 30-52% dan globulin pengikat hormon seks (SHBG) sebesar 46-69%. Ikatan protein plasma dydrogesterone sebesar > 90%. Metabolisme: Estradiol secara luas dimetabolisme di hati terutama untuk estron dan estron sulfat. Sedangkan, Dydrogesterone dimetabolisme secara cepat menjadi dihydrodydrogesterone (DHD). Ekskresi: Estradiol dikeluarkan terutama melalui urin sebagai estradiol, estrone, estriol dan konjugat glukuronida dan sulfatnya serta tinja sebagai metabolit tak terkonjugasi. Paruh eliminasi membutuhkan waktu sekitar 10-16 jam. Dydrogesterone dikeluarkan terutama melalui urin sebesar 63%. Waktu paruh eliminasi terminal sekitar 5-7 jam untuk dydrogesterone dan 14-17 jam untuk DHD. |
Interaksi dengan obat lain | → Menurunkan efek dengan induser sistem enzim CYP, seperti rifampicin dan nevirapine. → Meningkatkan toksisitas substrat sistem enzim CYP, seperti fentanyl dan tacrolimus. |
Interaksi dengan makanan | → Menurunkan efek dengan St John’s Wort. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Kelelahan, merasa nyeri pada bagian payudara, mual, muntah, dan sakit perut. ⇔ Cara Mengatasi: Pengobatan simtomatik. |
Hal apa saja yang perlu saya sampaikan kepada dokter sebelum menggunakan Estradiol + Dydrogesterone?
Kami sarankan agar anda menyampaikan mengenai alergi obat-obatan yang dimiliki. Jika anda pernah mengidap kanker payudara dan juga penyakit jantung, maka anda juga perlu menyampaikan hal tersebut kepada dokter. Hal ini dimaksudkan agar efek samping yang muncul dari konsumsi Estradiol + Dydrogesterone dapat terminimalisir [1].
Apa yang harus saya lakukan jika saya melewatkan satu dosis Estradiol + Dydrogesterone?
Segera konsumsi obat ini setelah anda ingat telah melewatkan 1 dosis. Namun jika sudah terlewat lebih dari 12 jam, anda dapat melewatkan dosis ini. Selanjutnya, anda dapat kembali kepada jadwal pemberian dosis semula [1].
Apakah Estradiol + Dydrogesterone aman untuk dikonsumsi bagi ibu hamil?
Bagi ibu hamil sebaiknya menghindari penggunaan Estradiol + Dydrogesterone. Pasalnya, penggunaan obat ini dapat memengaruhi perkembangan bayi yang ada di dalam kandungan [4].
Apa saja yang harus saya hindari ketika menggunakan Estradiol + Dydrogesterone?
Jika memungkinkan hindari penggunaan obat-obatan herbal yang mengandung St John’s Wort serta beberapa antibiotik dan anti-infeksi. Hal ini dikarenakan konsumsi obat-obatan tersebut dapat memengaruhi keefektifan Estradiol + Dydrogesterone [4].
Berikut nama merek obat yang mengandung Estradiol + Dydrogesterone: [1,2]
Brand Merek Dagang |
Femoston |
1) Anonim. diakses 2020. Drugs.com. Femoston 2/10mg Tablets.
2) Anonim. diakses 2020. Mims.com.
3) John C. Stevenson., Nicholas Panayb., & Claire Pexman-Fieth. diakses 2020.Ncbi.nlm.nih.gov. Oral estradiol and dydrogesterone combination therapy in postmenopausal women: review of efficacy and safety.
4) Anonim. diakses 2020. Betterhealth.vic.gov.au. Femoston® 2/10.
5) Rachel H. Foster & Julia A. Balfour. 1997. Adis Drug Evaluations. Estradiol and Dydrogesterone.
6) Grisar J., Travica S., Metka M., & Pietschmann P. 1999. Ncbi.nlm.nih.gov. Hormone replacement therapy with 17 beta-estradiol dydrogesterone: results of a 3-month open-label study.
7) Mueck AO., Seeger H., & Bühling KJ. 2009. Ncbi.nlm.nih.gov. Use of dydrogesterone in hormone replacement therapy.
8) Anonim. diakses 2020. Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Estradiol.