Jengger ayam adalah tanaman berbunga yang dijadikan sebagai tanaman hias, makanan serta pengobatan tradisional[1].
Tanaman ini berasal dari Amerika Utara, tetapi sudah tersebar luas di beberapa wilayah seperti Afrika, Amerika Selatan, India, dan beberapa negara di Asia termasuk Cina dan Indonesia[1].
Daftar isi
Jengger ayam berasal dari keluarga tanaman Amaranthaceae dan memiliki nama ilmiah yaitu Celosia argentea var. cristata[1].
Tanaman ini memiliki beberapa sebutan lainnya seperti dalam bahasa Inggris dikenal dengan Cockscomb, redfox, atau red spinach; sebutan ji guan hua, qingxiangzi, atau ye chi kuan di Cina, dan berbagai sebutan lain sesuai negara[1].
Jengger ayam merupakan tanaman yang tidak berkayu dan dapat tumbuh dengan baik pada wilayah tropis dan memiliki drainase yang baik. Namun, tanaman ini juga dapat tumbuh di wilayah yang memiliki iklim dingin[1].
Tanaman ini memiliki tinggi sekitar 0.6-1.5 meter dan memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut[1,2]:
Kandungan gizi dan senyawa aktif dari ekstrak daun jengger ayam adalah sebagai berikut[2,3,4]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Nitrogen | 3.24 | persen |
Fosfor | 0.42 | persen |
Kalium | 2.25 | persen |
Magnesium | 2.60 | persen |
Protein (CCP-25, CCP-27, glikoprotein) | 24.60 | persen |
Senyawa alkaloid (Celosianin I dan II) | 0.61 | persen |
Senyawa saponin | 2.93 | persen |
Senyawa glikosida jantung | 0.21 | persen |
Kardenolid | 0.20 | persen |
Komponen fenolik (kaempferol, quercetin, stigmasterol, dan beta-sitosterol) | 3.26 | persen |
Flavonoid (Isoflavon, cristatein, cochliophilin, dan celosin A, B, C) | 2.38 | persen |
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa daun jengger ayam memiliki kandungan mineral serta senyawa aktif seperti flavonoid yang bermanfaat untuk tubuh seperti sebagai antioksidan[2,3].
Selain daun, bunga dan biji jengger ayam juga mengandung senyawa aktif yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.
Kandungan senyawa aktif dari ekstrak bunga jengger ayam adalah[1,2]:
Sedangkan pada biji jengger ayam, kandungan yang terdapat di dalamnya adalah[1,2]:
Bagian dari tanaman jengger ayam yang sering dijadikan adalah bunga, daun, serta biji dari tanaman ini.
Beberapa manfaat dari jengger ayam adalah sebagai berikut:
Ekstrak bunga dari jengger ayam mengandung antioksidan yang cukup tinggi karena kandungan polifenol dan flavonoid yang dimiliki dari bunga ini[2].
Selain bunga, daun dari jengger ayam juga mengandung antioksidan yang kuat karena senyawa protein dan flavonoid yang dimilikinya[4].
Antioksidan ini berperan untuk mencegah berbagai radikal bebas dan racun seperti Kadmium (cd) masuk dan merusak sel di dalam tubuh[4].
Selain itu, antioksidan ini juga berperan dalam mencegah penuaan dini, menjaga kesehatan kulit, serta mengatasi kelelahan tubuh[2,4].
Daun jengger ayam yang mengandung kadar lemak kasar yang rendah, dapat dikonsumsi penderita obesitas untuk menurunkan berat badan atau mengendalikan berat badan[3].
Daun ini dapat menurunkan kadar lemak dalam tubuh serta mencegah penumpukan lemak pada hati. Tanaman ini sangat aman untuk mengendalikan berat badan serta terapi diet untuk penderita obesitas[3].
Ekstrak daun dan bunga dari jengger ayam mampu menghambat racun seperti karbon tetraklorida (CCL4) masuk ke dalam hati. Selain itu, ekstrak ini dapat menurunkan kadar AST, ALT, ALP, SGOT, dan SGPT yang dapat merusak hati[3,7].
Ekstrak ini juga menurunkan kadar lemak hati dan trigliserida yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif ini juga merupakan salah satu penyebab dari kerusakan hati[3,7].
Ini menunjukkan bahwa daun dan bunga jengger ayam sangat baik untuk melindungi hati dari enzim serta racun yang dapat menyebabkan penyakit hati.
Ekstrak metanol dari daun jengger ayam mampu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh dan menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Ini sangat baik untuk mengatasi penyakit diabetes serta mengendalikan gula darah[5].
Ekstrak jengger ayam mampu mengatasi virus yang menyebabkan gangguan darah atau infeksi darah dan perdarahan internal yang terjadi di dalam tubuh[6,9].
Ekstrak ini juga dapat menghentikan perdarahan pada luka di tubuh seperti luka mulut, luka pada kulit, batuk berdarah, dan hidung berdarah[3,9].
Selain itu, tanaman ini juga membantu untuk mengembalikan kerusakan sel kulit rusak yang disebabkan oleh luka pada kulit dan mengatasi penyempitan dari pembuluh darah atau aterosklerosis[2,9].
Ekstrak jengger ayam dapat merusak sel kanker yang terdapat di dalam tubuh. Selain itu, perkembangan dan pertumbuhan sel kanker juga dihambat oleh tanaman ini[2,3].
Ekstrak jengger ayam memiliki aktivitas antinosiseptif yang berperan untuk meredakan radang, demam, dan rasa nyeri. Tanaman ini dapat mengatasi penumpukan cairan yang dapat menyebabkan radang[8].
Tanaman ini juga mengurangi rasa nyeri seperti nyeri pada radang, nyeri menstruasi, serta nyeri yang disebabkan oleh infeksi atau luka. Selain itu, tanaman ini juga dapat menurunkan demam[8,9].
Ekstrak bunga dari jengger ayam dapat melawan beberapa bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan serta gangguan pencernaan, seperti escherichia coli dan Salmonella typhimurium[2,3].
Beberapa gangguan pencernaan yang dapat diatasi tanaman ini adalah diare, nyeri perut, perut kembung, mual, muntah, hingga penyakit tipus[3].
Tanaman ini juga telah digunakan untuk mengatasi asam lambung atau luka pada lambung serta maag[3].
Biji dan bunga jengger ayam telah digunakan di India untuk mengatasi wasir atau sembelit serta tinja yang berdarah[3,9].
Ekstrak biji jengger ayam telah digunakan di India dan Cina untuk mengatasi disentri karena kandungannya yang dapat melawan bakteri yang menyebabkan penyakit ini[1,9].
Ekstrak bunga dari jengger ayam sudah digunakan untuk mengatasi infeksi kulit serta gangguan pada kulit seperti bisul, herpes, dermatitis, gatal-gatal, kulit bernanah, dan jerawat[3].
Ini dibuktikan dengan ekstrak bunga dari tanaman ini dapat melawan beberapa bakteri dan jamur yang menyebabkan infeksi kulit dan gangguan kulit seperti Staphylococcus aureus, Bacillus subtillus, Pseudomonas aeruginosa dan Candida albicans[2,3].
Ekstrak daun dari jengger ayam dapat membunuh cacing tanah serta cacing parasit Pheretim posthuma yang dapat menyebabkan infeksi pada usus[2,3].
Tanaman ini dapat mencegah seseorang terkena penyakit cacingan dan dapat membunuh cacing di dalam perut yang menyebabkan infeksi usus[3].
Ekstrak air dari jengger ayam dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Ekstrak ini mengandung kalsium yang dapat mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh keracunan fluoride. Kalsium dalam tanaman ini mengurangi kadar fluoride yang tinggi dalam tubuh[2].
Ekstrak biji dari jengger ayam dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pada mata seperti mata merah, infeksi mata, penglihatan yang kabur, serta katarak. Ekstrak ini juga membantu untuk membersihkan mata dari berbagai debu[1,9].
Ekstrak biji dari jengger ayam dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Aktivitas ini sangat baik untuk penderita hipertensi[1,9].
Ekstrak biji jengger ayam telah digunakan di India dan Cina untuk gangguan pada saluran kemih. Sedangkan, bunga dan daun telah digunakan untuk mengatasi keputihan pada wanita[1,9].
Ekstrak air dari jengger ayam dapat melawan parasit Trichomonas vaginalis yang dapat menyebabkan infeksi pada kelamin. Infeksi merupakan salah satu penyakit kelamin menular[2].
Jengger ayam dipercaya dapat memberikan ketenangan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Tanaman ini telah digunakan di Cina dan India untuk mengatasi kecemasan dan sebagai obat penenang[2].
Beberapa efek samping dari jengger ayam adalah sebagai berikut:
Jengger ayam yang digunakan 5000 mg/ kg berat badan dapat menyebabkan reaksi keracunan ringan seperti diare dan nyeri perut[5].
Ekstrak air dari jengger ayam dapat menyebabkan kematian janin dan mendorong janin untuk keluar dari rahim khususnya pada trimester kedua[2].
Wanita hamil khususnya yang berada trimester kedua tidak disarankan untuk mengkonsumsi tanaman jengger ayam.
Beberapa cara untuk menggunakan jengger ayam adalah sebagai berikut:
Daun dan bunga dari jengger ayam yang memiliki rasa manis sering dijadikan lalapan atau dikonsumsi sebagai sayuran[2].
Daun dan bunga ini juga dapat dimasak menjadi berbagai masakan seperti tumis sayuran, sup, campuran pasta atau mi, campuran telur dadar, serta campuran kue. Ini dikonsumsi untuk mengatasi beberapa penyakit[3].
Daun muda dapat dijadikan campuran susu rendah lemak, yoghurt, atau salad buah untuk terapi diet herbal atau dikonsumsi penderita obesitas dan diabetes[3].
Biji dari jengger ayam dicuci bersih dan direbus dengan air hingga mendidih. Air rebusan ini disaring dan diminum untuk mengatasi diare, disentri, gangguan saluran kemih, dan hipertensi[2].
Daun dari jengger ayam dicuci bersih dan dihancurkan dengan menggunakan blender serta ditambahkan sedikit air. Ini dihancurkan hingga halus dan berbentuk jus[2].
Jus ini bermanfaat untuk menurunkan demam dan mengatasi beberapa penyakit lainnya[2].
Daun dari jengger ayam dicuci bersih dan dikeringkan pada oven dengan suhu 40 derajat celsius selama kurang lebih 15-20 menit. Daun kering ini dihancurkan dengan blender hingga menjadi serbuk[4].
Serbuk ini dicampur dengan air panas dan disaring, lalu diminum untuk mengatasi diabetes, hipertensi dan beberapa penyakit lain[4].
Jengger ayam biasanya ditanam di pekarangan rumah karena tidak memerlukan perawatan khusus untuk menanam tanaman ini[3].
Daun, bunga dan biji yang sudah diambil dari tanaman dapat disimpan pada wadah terbuka dan diletakkan pada suhu ruangan. Ini tidak boleh terkena matahari langsung karena dapat menjadi layu[3].
Jengger ayam adalah tanaman yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh, tetapi memiliki beberapa efek samping bila dikonsumsi secara berlebihan khususnya bagi wanita hamil trimester kedua.
1) Vanitha Varadharaj & Jayalakshmi Muniyappan. Phytochemical and Phytotherapeutic Properties of Celosia species- A Review. India: International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research. 2017.
2) Ali Esmail Al-Snafi. The Chemical Constituents And Pharmacological Importance Of Celosia Cristata – A Review. Iraq: Journal of Pharmaceutical Biology. 2015.
3) Oluwafunmilayo Dorcas Adegbaju, Gloria Aderonke Otunola & Anthony Jide Afolayan. Potential of Celosia species in alleviating micronutrient deficiencies and prevention of diet-related chronic diseases: a review. AIMS Agriculture and Food. 2019.
4) S. O. Malomo, A. Ore & M. T. Yakubu. In vitro and in vivo antioxidant activities of the aqueous extract of Celosia argentea leaves. Indian Journal of Pharmacology. 2011.
5) R. U. Hamzah, A. R. Lawal, F. M. Madaki & O. L. Erukainure. Methanolic extract of Celosia argentea var. crista leaves modulates glucose homeostasis and abates oxidative hepatic injury in diabetic rats. Springer. 2018.
6) Yeon Jung Park, Chiung Moon, Jung-Ha Kang & Tae-Jin Choi. Antiviral effects of extracts from Celosia cristata and Raphanus sativus roots against viral hemorrhagic septicemia virus. National Institute of Health. 2017.
7) Yon-Suk Kim, Jin-Woo Hwang, Si-Heung Sung, You-Jin Jeon, Jae-Hyun Jeong, Byong-Tae Jeon, Sang-Ho Moon & Pyo-Jam Park. Antioxidant activity and protective effect of extract of Celosia cristata L. flower on tert-butyl hydroperoxide-induced oxidative hepatotoxicity. National Institute of Health. 2015.
8) Shanta Islam, Md Shafiullah Shajib & Tajnin Ahmed. Antinociceptive effect of methanol extract of Celosia cristata Linn. in mice. BMC Complementary Medicine and Therapies. 2016.
9) Izzatul Muhallilin Syarifah Iis Aisyah & Dewi Sukma. The diversity of morphological characteristics and chemical content of
Celosia cristata plantlets due to gamma ray irradiation. Biodiversitas. 2019.