Makanan, Minuman dan Herbal

Jengkol: Manfaat – Tips Konsumsi dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jengkol (Pithcellobium jiringa) yang dikenal dengan makanan berbau tidak sedap ini ternyata memiliki protein dan serat yang tinggi. Jengkol mampu mengobati diabetes, mencegah anemia, menangkal radikal bebas, dan banyak manfaat lainnya. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi jengkol [1].

Tentang Jengkol

Buah Jengkol

Jengkol (Archidendron pauciflorum, sinonim: A. jiringa, Pithecellobium jiringa, dan P. lobatum) merupakan jenis tanaman yang hidup di wilayah Asia Tenggara. Pohon jengkol memiliki tinggi yaitu kurang lebih 20 m dengan percabangan simpodial.

Jengkol termasuk suku polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna coklat mengilap dan jengkol memiliki bau belerang yang samar [2].

Nama jengkol di berbagai daerah adalah sebagai berikut:

  1. Riau: joghing
  2. Bali: blandingan
  3. Gayo: jering
  4. Batak: joring
  5. Jawa: jingkol
  6. Melayu: jiring

Kandungan Gizi

Berikut informasi gizi yang terkandung dalam 100 gram jengkol berdasarkan AKG 2000 kalori.

NameAmountUnit
Energi151kkal
Lemak0,5gram
Lemak jenuh0,134gram
Lemak tak jenuh ganda0,213gram
Lemak tak jenuh tunggal0,045gram
Kolestrol0mg
Protein14,26gram
Karbohidrat23,54gram
Serat4,2gram
Gula 2,71gram
Sodium19mg
Kalium437mg

Kandungan gizi utama dalam jengkol adalah karbohidrat dan protein dengan masing-masing persentasi berturut-turut adalah 60% dan 37% dari kebutuhan harian. Dengan tingginya tingkat karbohidrat, jengkol dijadikan sebagai sumber energi sedangkan tingginya persentase protein dalam jengkol sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia.

Selain itu, jengkol mengandung vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, alkaloid, steroid, glikosida, tanin, dan saponin. Kandungan vitamin C pada 100 gram jengkol adalah 80 gram.

Lebih lanjut lagi, kulit jengkol juga mengandung banyak zat antioksidan, yaitu alkaloid, steroid atau triterpenoid, saponin, flavonoid, dan tanin.

Jengkol mengandung asam jengkolat. Asam jengkolat merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Kandungan asam jengkolat pada biji jengkol bervariasi, tergantung pada varietas dan umur biji jengkol. Jumlahnya antara 1 – 2 % dari berat biji jengkol. Jengkol mentah mengandung lebih banyak asam jengkolat dibanding jengkol tua.

Kandungan asam jengkolat pada jengkol menghasilkan bau yang tidak sedap. Kandungan asam jengkolat dalam jengkol yang berlebihan dapat membahayakan tubuh.

Manfaat Jengkol untuk Kesehatan

Jengkol sangat baik untuk kesehatan jika dikonsumsi secara tidak berlebihan. Berikut diantaranya:

1. Mencegah Anemia

Jengkol dapat mencegah anemia. Kandungan zat besi yang tinggi dapat mencegah dan mengatasi kekurangan produksi sel darah merah pada tubuh seseorang [1].

Dalam tubuh manusia, zat besi berperan untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut elektron dalam proses pembentukan energi didalam sel.

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan produksi sel darah menjadi menurun dan pasokan nutrisi serta oksigen ke seluruh bagian tubuh menjadi berkurang. Oleh karena itu, jengkol dapat memulihkan tubuh dari anemia dengan cara mengonsumsinya secara teratur [1].

Jengkol juga sangat dianjurkan dimakan untuk wanita yang sedang menstruasi agar tidak kekurangan zat besi karena jumlah darah yang terus keluar ketika menstruasi.

Konsumsi jengkol juga dianjurkan ketika sering mengalami tubuh mudah lemas, letih dan lesu untuk menambah asupan zat besi.

2. Mencegah Diabetes

Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin dengan efektif. Diabetes melitus ditandai dengan poliuria (banyak kencing), polidipsia (banyak minum), polifagia (nafsu makan meningkat namun berat badan turun) akibat peningkatan kadar glukosa darah [7]

Jengkol mampu menurunkan kadar gula darah sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit diabetes. Selain mencegah diabetes, jengkol juga dapat mengendalikan gula darah pada penderita diabetes. Menurut sebuah penelitian, jengkol mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus [1]

3. Menguatkan Tulang dan Gigi

Salah satu manfaat jengkol adalah membantu memperkuat tulang dan gigi. Jengkol mengandung kalsium dan fosfor. Fosfor dalam 100 gram jengkol ada sekitar 166,7 mg yang berfungsi mencegah tulang keropos dan gigi berlubang. Kemudian kalsium sekitar 140 mg sebagai unsur pencegah osteoporosis dan bertindak dalam metabolisme tubuh [1].

Dengan demikian, sering mengonsumsi jengkol dengan porsi yang cukup bisa membuat tulang di tubuh menjadi lebih kuat.

4. Menangkal Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan elektron bebasnya. Radikal bebas dapat dihasilkan dari proses metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat pemicu radikal dalam makanan dan polutan lain.

Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.

Antioksidan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses oksidasi molekul. Antioksidan pada jengkol seperti polifenol, alkaloid, dan terpenoid dapat membantu dalam melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel jaringan dalam tubuh seperti bisa menyebabkan penyakit kanker, jantung, diabetes, dan gangguan metabolisme yang lain [1].

Steam blanching merupakan proses pengolahan awal yang dapat mempertahankan antioksidan pada buah dan sayur. Salah satu penelitian terhadap pengaruh steam blanching terhadap aktivitas dan senyawa antioksidan jengkol, teridentifikasi bahwa adanya luteolin-6-methyl-ether, katekin, dan epikatekin.

Kandungan antiokasidan ini mampu melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan penyakit kanker, jantung, diabetes, dan gangguan metabolis yang lain. [3].

5. Mencegah Kanker

Jengkol terbukti secara sains memiliki dua manfaat untuk manusia dalam hal menghadapi kanker. Pertama, jengkol mampu memperlambat pertumbuhan sel kanker. Kedua, jengkol mampu melawan sel kanker yang telah terlanjur tumbuh.

Salah satu produsen obat terbesar di dunia yang mengatakan bahwa, setelah lebih dari 20 tes laboratorium yang dilakukan sejak tahun 1970, ternyata jengkol bisa menghancurkan sel-sel ganas di 12 kanker, termasuk kanker kolon, payudara, prostat, paru-paru dan pankreas.

Penelitian juga membenarkan bahwa senyawa yang terkandung dalam jengkol 10.000 kali lebih baik dari produk adriamycin, yaitu obat kemoterapi [4].

Selain itu, jengkol juga dianggap sebagai spektrum anti mikroba terhadap infeksi bakteri dan jamur yang dikeluarkan dari baunya yang khas. Mengonsumsi jengkol juga sangat efektif terhadap parasit internal dan cacing.

6. Menjaga Kesehatan Mata

Vitamin A adalah senyawa antioksidan yang berperan penting dalam penglihatan yaitu membantu permukaan mata, selaput lendir, dan kulit menjadi lebih aktif untuk menghalang bakteri dan virus sehingga mengurangi risiko infeksi mata [8].

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kornea mata menjadi sangat kering, mengakibatkan kerutan pada bagian depan mata, borok kornea dan kehilangan penglihatan. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan kerusakan pada retina yang juga berkontribusi terhadap kebutaan [8].

Jengkol untuk kesehatan mata lainnya yakni kandungan vitamin A sebanyak 658 mg dalam 100 gram jengkol, dianggap cukup untuk asupan tubuh sehari-hari. Maka dari itu mengonsumsi jengkol dapat menjauhkanmu dari masalah kesehatan atau penyakit mata.

7. Kesehatan Pencernaan

Gastritis atau maag biasanya dianggap sebagai hal yang remeh tetapi gastritis adalah awal dari penyakit yang bisa menjadi masalah besar bagi kita. Maag adalah gejala penyakit berupa rasa nyeri dan panas pada lambung yang terjadi akibat sejumlah kondisi. Di antaranya adalah luka terbuka pada lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan stres [9].

Menurut percobaan yang pernah dilakukan pada tikus, ditemukan bahwa tikus yang makan jengkol cenderung terhindar dari masalah pencernaan, salah satunya adalah sakit maag. Kelompok tikus yang mengonsumsi jengkol mengalami peningkatan enzim superoxide dismutase (SOD), yaitu enzim yang berperan dalam mencegah dinding lambung terluka akibat asam lambung [1].

Selain itu, jengkol terdiri dari kandungan serat yang cukup tinggi. Kandungan serat yang tinggi ini membantu melancarkan pencernaan atau buang air besar dan mengatasi sembelit yang biasanya terjadi pada wanita hamil [4].

Kulit batang tanaman jengkol secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit gigi, sedangkan daunnya untuk mengobati luka dan kudis.

Efek Samping

Djenkolism (keracunan asam jengkolat)

Penyakit ini terjadi setelah mengonsumsi jengkol terlalu banyak. Hal ini disebabkan karena kandungan asam jengkolat dari jengkol yang apabila dikonsumsi berlebihan akan membahayakan tubuh. Bukan cuma karena berlebihan, keracunan asam jengkolat bisa terjadi karena makan jengkol mentah atau setengah matang [5].

Gejala djenkolism adalah nyeri pinggul dan perut yang terkadang disertai dengan mual dan muntah, nyeri saat berkemih, hematuria (darah dalam urin), penyumbatan urin dan lebih parah adalah cedera ginjal akut [5].

Keracunan jengkol terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat yang terkandung dalam jengkol dan bentuknya menyerupai jarum kristal, sifat asam jengkolat ini sukar larut dalam air. Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing (Tractus urinarius) [6].

Konsumsi jengkol dengan baik adalah tidak berlebihan dan memasaknya hingga matang. Konsumsi jengkol dua kali dalam seminggu sudah dikatakan cukup baik.

Cara Penyimpanan Jengkol

Sebelum penyimpanan, hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah pemilihan buah jengkol yang baik. Untuk jengkol muda, pilih yang kulit arinya berwarna coklat terang. Ketika dibelah, daging jengkol akan berwarna kehijauan.

Sedangkan untuk jengkol tua, pilih yang kulit arinya berwarna coklat gelap dan bertekstur keras. Namun ketika dibelah, daging jengkol tua berwarna kuning dan teksturnya lembut.

Pastikan juga kulit jengkol tak berlubang karena itu menandakan jengkol sudah busuk

Penyimpanan jengkol berbeda berdasarkan tingkat kematangan buah jengkol [10]. Jengkol tua cenderung lebih mudah busuk apabila disimpan dengan cara tidak benar. Rebus jengkol tua selama 3 menit tanpa menambahkan bahan lain kedalamnya. Kemudian simpan ke dalam wadah dan letakkan di dalam kulkas.

Sedangkan jengkol muda cukup diletakkan saja di ruang suhu kamar dan kering. Jengkol muda akan bertahan selama 3 hari.

Tips Konsumsi Jengkol

Jengkol terdiri dari jengkol muda dan jengkol tua. Jengkol muda memiliki tekstur yang masih keras dengan rasa yang lebih pahit. Jengkol muda biasanya dikonsumsi sebagai lalapan.

Jengkol tua cenderung akan diolah menjadi hidangan lezat seperti semur, rendang, balado, sambal, dan lain sebagainya. Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti halnya emping dari melinjo. Caranya bisa ditumbuk atau digencet hingga pipih, dikeringkan, kemudian digoreng.

Berikut tips sehat memakan jengkol:

  1. Makan secukupnya
  2. Minum yang banyak setelah memakannya
  3. Membuat interval waktu dalam memakan jengkol. Contohnya dalam seminggu memakan jengkol 2 kali atau jika hari ini makan jengkol maka
  4. hindari mengonsumsi jengkol saat perut sedang kosong atau disertai dengan makanan atau minuman yang bersifat asam
Jengkol merupakan makanan  khas Asia yang memiliki banyak kandungan gizi dan zat antioksidan. Jengkol mampu menangkal radikal bebas, mengurangi kadar glukosa dalam darah, menjaga kesehatan mata, menguatkan tulang dan gigi, menyehatkan pencernaan dan mencegah kanker. Namun perlu diingat mengonsumsi terlalu banyak jengkol dapat membahayakan tubuh.

1) Shukri R, Mohamed S, Mustapha NM, Hamid AA. 2011. Journal Science Food Agric. Nov;91(14):2697-706. Evaluating the toxic and beneficial effects of jering beans (Archidendron jiringa) in normal and diabetic rats.
2) Donald G. Bareloux MD. 2009. Science Direct. Dis Mon;55:361–364. Djengkol Bean [Archidendron jiringan (Jack) I. C. Nielsen]
3) Yudi Rahmadian, Umar Santoso, Supriyadi, Nur Aini Mahmudah. 2019. International Journal of Food Properties. Jan 22(1):1536-1547. Non-volatile taste components and amino acid profile of jengkol ( Pithecellobium jiringa ) seed flour after steam blanching.
4) National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health
5) Nur C Bunawan, Asghar Rastegar, Kathleen P White, and Nancy E Wang. 2014. Apr; 7: 79–84. National Institutes of Health. Djenkolism: case report and literature review
6) Anonim. 2007. Pusat Informasi Obat dan Makanan, BPOM RI. Keracunan Akibat Racun Alam.
7) Akram T Kharroubi and Hisham M Darwish. 2015. Jun; 6(6): 850–867. World Journal of Diabetes. Diabetes mellitus: The epidemic of the century.
8) Clare Gilbert. 2013. Community Eye Health Journal. Dec 26(84): 66 - 67. The Eye Signs of Vitamin A Deficiency
9) Drs. Oktoruddin Harun, SKM., M.Kes; Ando Fikri Hakim, S.Kep.,Ners.,MAN; Wandi Suwandiana, S.Kep. 2017. International Journal of Scientific & Technology Research. Feb 6(2): 7-13. The Correlation Of Knowledge And Education Level Of The Patients With The Gastritis Incident At Sindangbarang Public Health Center Cianjur.
10) Nur Hidayah, Rukiah Lubis, Komang G Wiryawan, Sri Suharti. 2019. May 20(6): 1671-1680. Biodiversitas Journal of Biological Diversity. Phenotypic identification, nutrients content, bioactive compounds of two jengkol (Archidendron jiringa) varieties from Bengkulu, Indonesia and their potentials as ruminant feed.

Share