Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kanker mata dapat merujuk kepada kanker apapun yang dimulai pada mata. Tipe kanker mata yang paling umum adalah melanoma, namun ada beberapa tipe kanker lain yang mengenai berbagai sel berbeda pada mata.
Daftar isi
Kanker mata atau kanker okular merupakan sebuah kondisi ketika jaringan atau sel-sel organ mata mengalami pertumbuhan abnormal yang bersifat ganas, tak terkendali dan sangat cepat [1,2,4,5,6].
Karena tak terkendali dan tumbuh dengan cepat, maka penyebaran sel-sel abnormal ini dapat terjadi hingga mencapai bagian tubuh lain [1,4,5,6].
Bahkan sel-sel dan jaringan sehat yang ada di sekeliling organ mata dapat ikut terpengaruh dan mengalami kerusakan pada akhirnya.
Walau merupakan jenis penyakit yang jarang, orang-orang sebaiknya mewaspadai kanker mata terutama karena kanker ini dapat terjadi di tiga bagian mata utama.
Bola mata atau globe, orbita atau jaringan yang mengelilingi bola mata, serta aksesoris mata (meliputi kelopak mata dan kelenjar air mata) merupakan lokasi-lokasi area mata yang dapat ditumbuhi kanker [8].
Tinjauan Kanker mata adalah sebuah kondisi sel kanker yang tumbuh pada jaringan mata atau hasil dari penyebaran kanker organ lain yang sampai ke mata.
Seperti halnya kasus kanker jenis lainnya, kanker mata pun terdiri dari dua jenis kondisi, yaitu kanker mata primer dan kanker mata sekunder.
Kanker mata ini adalah sebuah kondisi ketika sel kanker tumbuh berawal dari bagian mata dan tipe kanker mata ini tergolong jarang [5,7].
Bagian mata yang dimaksud adalah bola mata, aksesoris mata dan orbita seperti yang telah disebutkan sebelumnya.
Sementara itu kanker mata sekunder adalah jenis kanker mata di mana sel kanker tumbuh berawal dari organ tubuh lain lalu menyebar hingga ke mata [5,7].
Misalnya saja kanker otak, jika kanker ini semakin parah dan menyebar, maka area mata dapat terpengaruh [7].
Kanker mata ini disebut dengan kondisi kanker mata sekunder karena sel kanker tidak tumbuh berawal dari bagian mata.
Tinjauan Kanker mata terdiri dari kanker mata primer (kanker yang tumbuh berawal dari jaringan mata) dan sekunder (kanker yang berawal dari organ lain dan menyebar sampai ke mata).
Terdapat beberapa jenis kanker mata menurut jaringan asalnya, yaitu sebagai berikut :
Retinoblastoma adalah jenis kanker mata yang paling rentan terjadi pada anak-anak yang diakibatkan oleh mutasi gen retina serta mampu terjadi di satu maupun kedua sisi mata [4,5,7].
Terjadi pembelahan sel-sel retina secara cepat karena mutasi gen tersebut sehingga kemudian penyebaran sampai ke jaringan mata.
Bukan tidak mungkin, pembelahan sel retina abnormal menyebar sampai pada organ atau jaringan tubuh lain.
Malignant mixed epithelial tumor adalah istilah untuk kanker kelenjar air mata di mana kanker ini berawal dari sel-sel kelenjar [8].
Seperti tanda kanker pada jenis lainnya, kelenjar air mata akan membengkak dan terdapat benjolan di sana.
Jika kanker yang tumbuh ini tak segera memperoleh penanganan, penyebaran dapat terjadi hingga lebih luas lagi.
Pada mata, terdapat serangkaian otot yang berfungsi menggerakkan jaringan ikat sekitar bola mata serta bola mata itu sendiri [1].
Bila bagian tersebut ditumbuhi kanker, maka jenis kanker ini disebut dengan istilah kanker orbita.
Jika bagian kelopak mata ditumbuhi sel tak normal, maka inilah yang disebut dengan tumor atau kanker kelopak mata [8].
Permukaan kulit kelopak mata akan nampak lebih besar, karena adanya benjolan atau pembengkakan di sana.
Kanker kelopak mata juga diketahui termasuk dalam varian kanker kulit, seperti karsinoma sel skuamosa atau karsinomal sel basal [8].
Jenis kanker mata lainnya adalah limfoma intraokular, yakni jenis kanker yang berawal dari sel-sel kelenjar getah bening di dalam mata [10].
Penderita gangguan sistem imun, termasuk juga HIV/AIDS yang melemahkan tubuh berpotensi lebih besar mengidap kanker mata ini [9].
Pada kasus limfoma intraokular, kemunculannya biasanya di saat yang sama dengan PCNSL (primary central nervous system lymphoma) atau limfoma pada sistem saraf pusat [11].
Jenis kanker mata satu ini pun diketahui termasuk limfoma non-Hodgkin.
Jenis kanker mata paling umum adalah melanoma intraokular di mana perkembangan melanoma terjadi dari sel-sel penghasil pigmen [12].
Melanosit adalah sebutan bagi sel-sel yang menghasilkan pigmen atau zat warna dan bagian ini berlokasi di jaringan uvea [12].
Timbulnya jenis kanker ini seringkali ada pada koroid, meski demikian tak juga menutup kemungkinan pertumbuhan kanker terjadi pada selaput pelangi atau jaringan iris [12].
Membran konjungtiva adalah salah satu bagian mata yang bertugas sebagai pelapis kelopak mata dan bola mata [1,6,8].
Melanoma konjungtiva artinya adalah sebuah kondisi di mana kanker tumbuh di bagian mata tersebut.
Tanda utama dari melanoma konjungtiva adalah munculnya noda berwarna hitam pada mata yang merupakan kanker itu sendiri.
Tinjauan Kanker mata terklasifikasi menjadi beberapa jenis kondisi, yaitu retinoblastoma, kanker kelenjar air mata, kanker orbita, kanker kelopak mata, limfoma intraokular, melanoma intraokular, dan melanoma konjungtiva.
Penyebab kanker mata belum diketahui secara jelas, namun mutasi gen diduga kuat menjadi alasan kanker mata terjadi.
Mutasi gen biasanya terjadi pada jaringan mata, khususnya gen-gen yang berperan utama sebagai pengatur dan pengendali tumbuhnya sel [1,5,6,7].
Walau penyebab utama belum diketahui secara pasti, beberapa faktor berikut mampu menjadi peningkat risiko kanker mata dan perlu diwaspadai :
Tinjauan Mutasi gen kerap dikaitkan dengan timbulnya kanker, termasuk kanker mata. Namun, beberapa faktor seperti usia, riwayat keluarga pengidap kanker mata, riwayat kelainan tertentu, warna bola mata, warna kulit, faktor lingkungan, dan faktor pekerjaan dapat meningkatkan risiko kanker mata.
Seringkali, kanker mata tidak menunjukkan adanya gejala abnormal atau mencurigakan di awal [1].
Meski tampak biasa saja dan normal, hati-hati karena sel-sel kanker tetap dapat tumbuh semakin ganas.
Gejala kanker mata baru akan timbul kemungkinan setelah kanker pada mata mulai menyebar.
Gejala kanker mata yang dialami oleh antar penderitanya tidak sama sebab gejala yang timbul sesuai dengan jenis kanker.
Gejala kanker mata pun tidak mudah disadari oleh penderita karena memiliki kemiripan dengan gejala penyakit mata lainnya [1].
Hanya saja, sejumlah gejala kanker mata yang umum terjadi antara lain adalah [1,4,5,7] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Seperti telah disebutkan bahwa gejala kanker mata memiliki kemiripan dengan penyakit mata lainnya, maka sangat dianjurkan untuk segera ke dokter ketika keluhan-keluhan di atas mulai terjadi.
Bila gejala-gejala tersebut dirasakan atau dialami dan dalam waktu 2 minggu lebih tidak kunjung mereda, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.
Alangkah lebih baik jika melakukan pemeriksaan mata secara rutin setidaknya setahun sekali agar risiko kanker mata dapat dihindari karena gejala awal terdeteksi dini.
Tinjauan Beberapa gejala yang dapat dialami sebagai tanda seseorang mengalami kanker mata adalah ruang pandang menyempit, bintik gelap di iris mata, nyeri mata, benjolan di sekitar mata, konjungtivitis, iritasi dan kemerahan pada mata, sisi mata satu lebih menonjol dari sisi mata lainnya, juling, perubahan ukuran dan bentuk pupil mata, hingga penglihatan terganggu.
Ketika memeriksakan diri ke dokter, biasanya dokter akan melakukan sejumlah metode diagnosa sebagai berikut :
Dokter akan menerapkan pemeriksaan fisik lebih dulu kepada pasien, yakni pemeriksaan mata menggunakan gonioskopi, slit lamp, dan oftalmoskop [1,4].
Kondisi mata akan dapat terlihat lebih jelas menggunakan ketiga metode tersebut.
Selain itu, dokter juga mengetahui seberapa baik kemampuan melihat pasien, gerakan bola mata pasien, serta keadaan pembuluh darah mata pasien.
Pemeriksaan lainnya yang dokter biasanya perlu lakukan adalah pemeriksaan riwayat gejala atau medis yang pasien alami [1,8].
Dokter akan bertanya kepada pasien mengenai sejak kapan gejala terlihat atau dirasakan, apa yang dapat memicunya, serta apa yang membuat gejala bisa reda [1].
Dokter juga perlu mengetahui riwayat kesehatan umum pasien sebagai penegak diagnosa.
Tes pemindaian dapat menjadi tes penunjang untuk membantu dokter menegakkan diagnosa [1,4].
Biasanya, tes pemindaian meliputi CT scan, MRI scan, dan USG mata [1,4].
Tujuan utama tes pemindaian adalah untuk mengidentifikasi ukuran tepat sel kanker yang tumbuh pada mata serta lokasi sel kanker [4].
Untuk memastikan apakah gejala-gejala yang dikeluhkan oleh pasien merupakan sebuah kondisi kanker mata, biopsi terkadang diperlukan sebagai tes penunjang [4,6].
Pada prosedur ini, dokter akan mengambil sampel jaringan mata yang dicurigai telah ditumbuhi kanker [4].
Dokter selanjutnya akan membawa sampel jaringan ini ke laboratorium guna menganalisanya lebih jauh.
Lumbal pungsi juga diperlukan dalam proses pemeriksaan kanker mata sebagai pendeteksi dan pengonfirmasi apakah kanker limfoma intraokular-lah yang terjadi [14].
Biasanya, lumbal pungsi juga digunakan oleh dokter untuk mengetahui tingkat penyebaran kanker limfoma intraokular khususnya di otak maupun saraf tulang belakang serta pemeriksaan retinoblastoma [14].
Pada prosedur diagnosa ini, dokter akan menyuntikkan cairan berwarna khusus lebih dulu ke aliran darah pasien [4].
Kamera khusus kemudian akan digunakan untuk mendeteksi keberadaan tumor dengan mengambil gambar.
Tinjauan Metode diagnosa yang umumnya diterapkan oleh dokter adalah pemeriksaan mata, pemeriksaan riwayat gejala dan kesehatan, tes pemindaian, biopsi, lumbal pungsi, dan angiogram fluoresens
Pengobatan yang ditempuh oleh pasien kanker mata sama sekali tidak menjamin kesembuhan.
Karena baik tidaknya prognosis kanker mata atau besar kecilnya peluang pasien untuk sembuh tergantung dari tingkat keparahan/penyebaran kanker, ukuran tumor, serta lokasi area mata yang ditumbuhi tumor.
Bahkan usai perawatan kanker mata dan dokter menyatakan pasien telah sembuh, tetap ada potensi kanker mata untuk kembali kambuh.
Beberapa metode pengobatan kanker mata yang umumnya dapat diperoleh atau dijalani oleh pasien antara lain :
1. Prosedur Operasi
Prosedur operasi menjadi tindakan utama untuk mengatasi kanker mata pasien, namun ukuran kanker dan lokasinya menjadi pertimbangan penting dalam menentukan jenis operasi.
Dokter akan memberi bius total kepada pasien sebelum prosedur operasi dilakukan.
Berikut ini merupakan jenis-jenis tindakan operasi yang biasanya direkomendasikan oleh dokter :
2. Terapi Laser
Selain berbagai jenis prosedur bedah, terapi laser juga kemungkinan akan dokter rekomendasikan kepada pasien [1,6,15].
Fungsi tindakan medis ini adalah sebagai penghancur jaringan kanker dengan memanfaatkan sinar laser yang diarahkan ke target lokasi kanker [1,15].
Untuk pasien retinoblastoma dan melanoma intraokular kecil, biasanya terapi laser ini bisa diterapkan, namun tidak bagi pasien limfoma intraokular [1,15].
3. Kemoterapi
Metode pengobatan kanker mata lainnya yang juga umum diterapkan untuk mengatasi kanker secara umum adalah kemoterapi [1,4,7,15].
Kemoterapi adalah terapi obat di mana pemberiannya dilakukan dengan menyuntikkan langsung ke intraokular (area mata) [1].
Ada pula yang diberikan secara langsung melalui suntikan ke dalam intratekal atau cairan serebrospinal maupun infus [7].
4. Radioterapi
Terapi radiasi atau radioterapi adalah sebuah prosedur penanganan kanker yang dokter lakukan menggunakan sinar-X bertenaga tinggi [1,4,6,7,15].
Dokter akan menembakkan sinar-X ini ke jaringan kanker secara langsung yang memang memiliki risiko tinggi pada pasien.
Kerusakan bola mata hingga kehilangan penglihatan memang menjadi risiko besar pada tindakan medis ini.
Di bawah ini merupakan dua jenis radioterapi yang dapat pasien tempuh sesuai kondisi kesehatan :
5. Krioterapi
Krioterapi adalah prosedur pembekuan jaringan kanker yang lebih diperuntukkan bagi pasien dengan retinoblastoma ukuran kecil [1,17].
6. Obat-obatan
Obat antikanker bukan satu-satunya yang kemungkinan diberikan oleh dokter, melainkan ada pula obat imunoterapi untuk mendukung efektivitas obat kemoterapi [1,18].
Ipilimumab dan pembrolizumab merupakan obat golongan imunoterapi yang dapat diandalkan terutama oleh pasien penderita melanoma [18].
Tinjauan Pengobatan kanker mata umumnya meliputi prosedur bedah (jenis operasi tergantung ukuran dan lokasi kanker pada mata), terapi laser, kemoterapi, radioterapi, krioterapi, serta imunoterapi.
Ketika kanker mata tak segera ditangani, maka beberapa risiko komplikasi yang dapat dialami oleh penderitanya antara lain adalah [1,5,6] :
Tinjauan Sejumlah risiko komplikasi yang perlu diwaspadai oleh penderita kanker mata adalah metastasis (penyebaran kanker), tumbuh kembalinya kanker walau sudah diobati, glaukoma, hingga kebutaan.
Sulit untuk mencegah kanker mata karena tak semua jenis kondisi kanker mata diketahui sebabnya.
Namun setidaknya, beberapa upaya berikut dapat dilakukan untuk meminimalisir risiko kanker mata [19].
Tinjauan Sulit untuk mencegah kanker pada mata, namun upaya-upaya seperti mencegah HIV, penggunaan kacamata khusus sebagai pelindung mata dari sinar ultraviolet, serta pemeriksaan mata rutin sejak masih anak-anak.
1. National Organization for Rare Disorders (NORD). Ocular Melanoma. National Organization for Rare Disorders; 2018.
2. Cancer.Net Editorial Board. Eye Cancer: Statistics. Cancer.Net; 2020.
3. Makassari Dewi. Sebaran Kanker di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2007. Indonesian Journal of Cancer; 2017.
4. Anonim. Eye cancer. National Health Service; 2019.
5. J. William Harbour, MD. Eye Cancer: Unique Insights into Oncogenesis. HHS Public Access; 2007.
6. Predrag Jovanovic, Marija Mihajlovic, Jasmina Djordjevic-Jocic, Slobodan Vlajkovic, Sonja Cekic, & Vladisav Stefanovic. Ocular melanoma: an overview of the current status. International Journal of Clinical & Experimental Pathology; 2013.
7. R C Eagle, Jr. The pathology of ocular cancer. Eye (London); 2013.
8. Rolando Enrique D Domingo, Lilibeth E Manganip, & Rolando M Castro. Tumors of the eye and ocular adnexa at the Philippine Eye Research Institute: a 10-year review. Clinical Ophthalmology; 2015.
9. Mercy Guech-Ongey, Eric A Engels, James J Goedert, Robert J Biggar, & Sam M Mbulaiteye. Elevated risk for squamous cell carcinoma of the conjunctiva among adults with AIDS in the United States. International Journal of Cancer; 2008.
10. Li-Juan Tang, Chang-Lin Gu, & Ping Zhang. Intraocular lymphoma. International Journal of Ophthalmology; 2017.
11. Adília Hormigo, Lauren Abrey, Murk-Hein Heinemann, & Lisa M DeAngelis. Ocular presentation of primary central nervous system lymphoma: diagnosis and treatment. British Journal of Haematology; 2004.
12. PDQ Adult Treatment Editorial Board. Intraocular (Uveal) Melanoma Treatment (PDQ®). National Center for Biotechnology Information; 2020.
13. Krishnaraj Mahendraraj, Sneha Shrestha, Christine SM Lau, & Ronald S Chamberlain. Ocular melanoma-when you have seen one, you have not seen them all: a clinical outcome study from the Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER) database (1973–2012). Clinical Ophthalmology; 2017.
14. C B Pratt, D Meyer, P Chenaille, & D B Crom. The use of bone marrow aspirations and lumbar punctures at the time of diagnosis of retinoblastoma. Journal of Clinical Oncology; 1989.
15. The American Cancer Society medical and editorial content team. Surgery for Eye Cancer. American Cancer Society; 2018.
16. Krishi V. Peddada, MD, Roshun Sangani, BS, Hari Menon, BS, & Vivek Verma, MD. Complications and adverse events of plaque brachytherapy for ocular melanoma. Journal of Contemporary Brachytherapy; 2019.
17. Frederick W. Fraunfelder, MD. Liquid Nitrogen Cryotherapy for Conjunctival Lymphangiectasia: A Case Series. Transactions of the American Ophthalmological Society; 2009.
18. Xiaowei Liu, Zheng Wang, Chan Zhao, Hanping Wang, Xiaoxiao Guo, Jiaxin Zhou, Lian Duan, Xiaoyan Si, Li Zhang, Yue Li, Mengzhao Wang, Meifen Zhang, & Li Zhang. Clinical diagnosis and treatment recommendations for ocular toxicities of targeted therapy and immune checkpoint inhibitor therapy. Thoracic Cancer; 2020.
19. Rebecca Hall. Here’s what you need to know about eye cancer risk factors, prevention and symptoms, from the American Cancer Society. Norton Healthcare; 2019.