Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Kentang merah dapat menjadi salah satu pengganti makanan pokok. Kandungan karbohidrat kompleksnya dapat berfungsi sebagai sumber energi sekaligus membantu mengontrol kadar gula darah dan membantu menurunkan
Kentang merah adalah jenis umbi-umbian yang masih belum cukup populer dikalangan masyarakat. Tapi perlu diketahui bahwa kentang merah mengandung banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Berikut penjelasannya.
Daftar isi
Kentang merah (Solanum tuberosum L) adalah tanaman umbi-umbian yang merupakan varietas dari kentang. Tanaman ini merupakan salah satu hortikultura yang dapat menjadi pengganti makanan pokok beras [1].
Kentang merah memiliki kulit yang tipis dan berwarna merah namun bagian daging umbi berwarna kuning muda. Varietas kentang merah yaitu Red Pontiac, Arka dan Desiree [1].
Di Indonesia, daerah yang paling banyak dan terkenal sebagai penghasil kentang merah adalah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, dan Bengkulu.
Tanaman kentang merah dapat tumbuh ideal pada ketinggian 1000 mdpl. Tanaman kentang merah membutuhkan suhu dingin agar dapat membentuk umbi dengan baik [2].
Beberapa keunggulan yang ada pada kentang merah adalah sebagai berikut [1,2,3]:
Berikut ini merupakan kandungan gizi dalam 100 gram berat kering kentang merah (daging beserta kulit) berdasarkan kebutuhan energi 2000 kalori [4].
Name | Amount |
Energi | 72 kkal |
Lemak total | 0,14 gram |
Lemak jenuh | 0,026 gram |
Lemak tak jenuh ganda | 0,043 gram |
Lemak tak jenuh tunggal | 0,003 gram |
Kolestrol | 0 mg |
Protein | 1,89 mg |
Karbohidrat | 15,9 gram |
Serat | 1,7 gram |
Gula | 1 gram |
Natrium | 6mg |
Kalium | 455 mg |
Zat besi | 2,7 mg |
Tembaga | 494 mikrogram |
Seng | 1,22 mg |
Vitamin C | 31,7 mg |
Kandungan gizi utama dalam kentang merah adalah karbohidrat kompleks, zat besi, dan vitamin C. Karbohidrat kompleks sangat berguna untuk mencegah timbunan lemak dan menurunkan berat badan [5].
Zat besi yang terkandung dalam kentang merah berguna dalam proses pembentukan sel darah merah . Kekurangan asupan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi [6].
Vitamin C sudah banyak dikenal memiliki banyak kegunaan dalam tubuh. Vitamin C dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan sebagai antioksidan khususnya mencegah kanker kulit [7].
Kentang merah mengandung senyawa antosianin sebagai antioksidan dalam tubuh. Antioksidan dalam antosianin mampu mencegah radikal bebas dan menjaga kesehatan jantung [3].
Kentang merah mengandung banyak nutrisi yang baik bagi tubuh. Berikut ini merupakan manfaat yang dapat dirasakan setelah mengonsumsi kentang merah dengan benar.
1. Sebagai Sumber Energi
Kentang merah mengandung karbohidrat kompleks yang merupakan sumber energi utama dalam tubuh manusia. Karbohidrat kompleks terdiri atas molekul gula yang panjang dan kompleks [5,8].
Karbohidrat kompleks mengandung lebih banyak serat, mineral, dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Karbohidrat kompleks membtutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna oleh tubuh [5].
Karbohidrat kompleks dalam tubuh akan dicerna dan dirombak menjadi energi bagi tubuh. Kentang merah dapat menjadi pengganti beras dalam memenuhi kebutuhan sumber energi bagi tubuh [5,8].
2. Mengontrol Kadar Gula dalam Darah
Karbohidrat kompleks yang terkandung dalam kentang merah memiliki potensi untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah sehingga mencegah penyakit diabetes [9].
Karbohidrat jenis ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dicerna dan dirombak menjadi glukosa. Hal ini akan menghambat penyerapan glukosa yang cepat di dalam darah [9].
3. Menurunkan Berat Badan
Kentang merah mengandung karbohidrat kompleks yang memiliki banyak manfaat. Selain sebagai sumber energi dan mampu mengontrol gula darah, karbohidrat kompleks juga mampu menurunkan berat badan [9,10].
Lamanya waktu yang diperlukan untuk mencerna karbohidrat kompleks membuat seseorang dapat merasa kenyang lebih lama. Sistem saraf juga akan memberikan sinyal untuk tidak makan lagi karena rasa kenyang tersebut [10].
Karbohidrat kompleks terdiri dari serat yang juga bermanfaat untuk melancarkan sistem pencernaan yang juga mampu menurunkan berat badan [10].
4. Mencegah Penyakit Anemia
Vitamin C dalam kentang merah merupakan antioksidan dalam tubuh. Selain itu, vitamin ini berperan mencegah terjadinya penyakit anemia [11].
Vitamin C berperan membantu penyerapan mineral zat besi yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin darah [11].
Zat besi didalam tubuh berperan dalam proses pembentukan hemoglobin dalam darah. Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru menuju seluruh tubuh [6].
Jika hemoglobin dalam tubuh rendah, maka organ-organ tubuh tidak dapat bekerja maksimal karena sel membutuhkan oksigen dalam berbagai metabolisme, sehingga tubuh menjadi mudah lemas dan kehilangan koordinasi tubuh [6].
5. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kentang merah mengandung vitamin C yang berperan sebagai antioksidan. Vitamin C mampu membunuh berbagai radikal bebas dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan berbagai sel [7].
Vitamin C atau asam askorbat merupakan jenis vitamin yang dapat larut dalam air. Dalam menangkal radikal bebas, vitamin C berperan sebagai penyumbang elektron bagi radikal bebas [7].
Sehingga radikal bebas tidak lagi mengambil elektron dari molekul sel tubuh yang kemudian akan merusak sel-sel tersebut. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan penyakit [7].
Vitamin C juga mampu menstimulasi aktivitas sistem imun, mencegah kerusakan DNA, dan dapat mengurangi risiko berbagai kondisi patologis [7].
Selain itu, kentang merah juga mengandung mineral seng dan tembaga yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit [12].
6. Menjaga Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah
Kentang merah mengandung mineral kalium sebanyak 455 mg. Mineral ini berperan mencegah terjadinya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah [4].
Kalium berperan menjaga kondisi pembuluh darah agar terhindar dari penumpukan kalsium yang akan membentuk plak yang dapat menghambat aliran darah dalam tubuh [13].
Jika aliran darah terhambat, jantung akan bekerja lebih keras memompa darah sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Selain itu, plak tersebut dapat merusak pembuluh darah sehingga terjadi aterosklerosis [13].
Aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah jantung akan berakibat penyakit jantung koroner. Sedangkan, aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke [13].
Selain itu, kandungan antosiani dalam kentang merah turut menjaga kesehatan jantung. Antosianin berperan melindungi jantung dan mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular [13].
7. Menjaga Kesehatan Kulit dan Wajah
Kentang merah mengandung vitamin C yang berperan sebagai antioksidan dan menangkal radikal bebas seperti radiasi sinar ultraviolet dari matahari yang dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit [14].
Penuaan dini adalah suatu kondisi tubuh yang mengalami gejala atau tanda-tanda penuaan dini sebelum waktunya. Adapun tanda-tanda penuaan dini adalah kulit menjadi kering dan kusam, munculnya noda hitam dan kerutan halus, serta badan sering merasa lelah [14].
Penyebab penuaan dini antara lain stress, kurang istirahat, tidak memakai sunscreen saat diluar rumah, jarang memakai pelembab kulit, jarang mencuci wajah, sering mengonsumsi alkohol, dan jarang mengonsumsi vitamin C [14].
Kanker kulit merupakan kanker yang tumbuh pada jaringan kulit. Gejala kanker kulit yang tampak adalah perubahan pada kulit seperti munculnya benjolan, bercak-bercak hingga tahi lalat dengan ukuran yang tidak normal [14].
Kentang merah memang banyak mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Namun perlu diketahui bahwa kentang merah juga mengandung efek samping.
Berikut ini adalah efek samping mengonsumsi kentang merah dengan berlebihan dan tidak tepat.
Diabetes gestasional adalah suatu kondisi tubuh yang tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk mengontrol kadar glukosa (gula) dalam darah pada masa kehamilan [15].
Gejala yang akan dialami oleh wanita hamil penderita diabetes gestasional antara lain [15]:
Wanita memang suka mengonsumsi kentang merah karena dapat menurunkan berat badan sehingga dijadikan sebagai menu diet. Namun, apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat berisiko tinggi diabetes gestasional [16].
Kentang merah mengandung banyak pati yang cepat diserap sehingga dia memiliki efek buruk pada metabolisme glukosa. Jika kentang merah dikonsumsi secara berlebihan, maka kandungan pati dalam tubuh juga akan tinggi [16].
Diabetes gestasional dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi pada sang ibu dan menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu dan anak [15].
Kentang merah memiliki kandungan alkaloid yang konsentrasi terbesarnya berada pada bawah kulit. Senyawa ini jika terlalu tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan sakit kepala, kram otot dan lemah [17].
Kentang merah yang mengandung tinggi senyawa beracun ditandai dengan umbi kentang merah yang memiliki bercak warna kehijauan. Hal ini disebabkan oleh paparan sinar matahari [17].
Maka dari itu, pilahlah kentang merah yang berkualitas baik dan hindari kentang merah yang memiliki bercak warna kehijauan [17].
Kentang merah merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki umur simpan cukup lama. Namun, umbi-umbian sangat rentan akan tumbuhnya tunas dan busuk sehingga tidak boleh sembarangan dalam menyimpan.
Berikut ini adalah cara yang tepat untuk menyimpan kentang merah [18].
Konsumsi kentang merah dengan cara direbus merupakan cara yang sehat. Berikut ini cara merebus kentang merah dengan benar [19].
Kentang merah merupakan jenis kentang yang memiliki warna kulit merah dan daging kuning. Kentang merah mengandung karbohidrat kompleks sebagai sumber energi. Selain itu, kentang merah bermanfaat dalam menurunkan berat badan, mencegah anemia, meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kadar glukosa dalam darah, dan menjaga kesehatan jantung.
1). Yali Yang, Isabel Achaerandio, Montserrat Pujolà. 2016. Journal of The Science of Food and Agriculture 96(2):413-21. Classification of Potato Cultivars to Establish Their Processing Aptitude
2). Andrei Alyokhin, David Mota-Sanchez, Mitchell Baker, William E Snyder, Sandra Menasha, Mark Whalon, Galen Dively, Wassem F Moarsi. 2015. Pest Management Science 71(3):343-56. The Red Queen in a Potato Field: Integrated Pest Management Versus Chemical Dependency in Colorado Potato Beetle Control
3). Anne Oertel, Andrea Matros, Anja Hartmann, Panagiotis Arapitsas, Klaus J Dehmer, Stefan Martens, Hans-Peter Mock. 2017. Planta 246(2):281-297. Metabolite Profiling of Red and Blue Potatoes Revealed Cultivar and Tissue Specific Patterns for Anthocyanins and Other Polyphenols
4). Anonim. 2008. Fat Secret Indonesia. Kalori Kentang Merah (Daging dan Kulit)
5). Martina Delbianco, Priya Bharate, Silvia Varela-Aramburu, Peter H Seeberger. 2016. Chemical Reviews 116(4):1693-752. Carbohydrates in Supramolecular Chemistry
6). Thomas G DeLoughery.2017. The Medical Clinics of North America 101(2):319-332. Iron Deficiency Anemia
7). Carr AC, Maggini S. 2017. Nutrients 9(11). Vitamin C and immune function.
8). W C Willett, F Sacks, A Trichopoulou, G Drescher, A Ferro-Luzzi, E Helsing, D Trichopoulos. 1995. The American Journal of Clinical Nutrition 61(6 Suppl):1402S-1406S. Mediterranean Diet Pyramid: A Cultural Model for Healthy Eating
9). Diganta Kalita, David G Holm, Daniel V LaBarbera, J Mark Petrash, Sastry S Jayanty. 2018. PLoS One 13(1):e0191025. Inhibition of α-Glucosidase, α-Amylase, and Aldose Reductase by Potato Polyphenolic Compounds
10). Salem Elkahoui, Glenn E Bartley, Wallace H Yokoyama, Mendel Friedman. 2018. Journal of Agricultural and Food Chemistry 66(24):6064-6072. Dietary Supplementation of Potato Peel Powders Prepared From Conventional and Organic Russet and Non-organic Gold and Red Potatoes Reduces Weight Gain in Mice on a High-Fat Diet
11). S R Lynch, J D Cook. 1980. Annals of The New York Academy of Science 355:32-44. Interaction of Vitamin C and Iron
12). Adrian F Gombart, Adeline Pierre, Silvia Maggini. 2020. Nutrients 12(1):236. A Review of Micronutrients and the Immune System-Working in Harmony to Reduce the Risk of Infection
13). Yong Sun, Chang Hyun Byon, Youfeng Yang, Wayne E Bradley, Louis J Dell'Italia, Paul W Sanders, Anupam Agarwal, Hui Wu, Yabing Chen. 2017. Journal of Clinical Investigation Insight 2(19):e94920. Dietary Potassium Regulates Vascular Calcification and Arterial Stiffness
14). Christian Oresajo, Thomas Stephens, Peter D Hino, Robert M Law, Margarita Yatskayer, Peter Foltis, Sreekumar Pillai, Sheldon R Pinnell. 2008. Journal of Cosmetic Dermatology 7(4):290-7. Protective Effects of a Topical Antioxidant Mixture Containing Vitamin C, Ferulic Acid, and Phloretin Against Ultraviolet-Induced Photodamage in Human Skin
15). Lynn R Mack, Paul G Tomich. 2017. Obstetrics and Gynecology Clinics of North America 44(2):207-217. Gestational Diabetes: Diagnosis, Classification, and Clinical Care
16). Jovana Mijatovic-Vukas, Louise Capling, Sonia Cheng, Emmanuel Stamatakis, Jimmy Louie, N Wah Cheung, Tania Markovic, Glynis Ross, Alistair Senior, Jennie C Brand-Miller, Victoria M Flood. 2018. Nutrients 10(6):698. Associations of Diet and Physical Activity With Risk for Gestational Diabetes Mellitus: A Systematic Review and Meta-Analysis
17). Pia H Jensen, Bjarne W Strobel, Hans Christian B Hansen, Ole Stig Jacobsen. 2009. Journal of Agricultural and Food Chemistry 57(7):2862-7. Fate of Toxic Potato Glycoalkaloids in a Potato Field
18). Magdalena Grudzińska, Dariusz Mańkowski. 2019. Journal of the Science of Food and Agriculture 99(11):4913-4921. Reconditioning and Weather Conditions Affect Black Spot Damage During Storage of Potato (Solanum Tuberosum L.) Tubers
19). Jinhu Tian, Jianchu Chen, Xingqian Ye, Shiguo Chen. 2016. Food Chemistry 202:165-75. Health Benefits of the Potato Affected by Domestic Cooking: A Review