Tinjauan Medis : dr. Vina Yolanda Ikhwin Putri, MD
Kolesterol adalah zat berlemak yang terdapat secara alami di dalam tubuh. Kolesterol dibutuhkan untuk membentuk diniding-dinding sel tubuh dan merupakan bahan dasar untuk pembentukan sejumlah hormon. Meskipun
Data dari WHO (World Health Organization), secara global kolesterol tinggi diperkirakan menyebabkan 2.6 juta kematian di dunia (4.5% dari total) dan 29.7 juta atau 2.0% dari total DALYS. Disability adjusted life years (DALYS) adalah ketidakmampuan beraktivitas hingga kematian dini karena penyakit. [6]
Di Amerika Serikat menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), orang yang berusia 20 tahun memiliki kadar kolesterol total yang memprihatinkan yaitu lebih dari 200 mg/dL dan pada orang dewasa kadar kolesterol total lebih dari 240 mg/dL. [2]
Sementara di Indonesia sendiri, menurut Penyakit Tidak Menular Kemenkes tahun 2016, di Indonesia persentase kolesterol tinggi menurut umur sebagain besar dialami oleh kelompok umur >60 tahun yaitu sebesar 58.7%.[3]
Daftar isi
Kolesterol adalah suatu komponen lemak yang diproduksi hati secara alami. Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk pembentukan membran sel, hormon tertentu, dan vitamin D, tetapi kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. [4, 5]
Ketika Anda mengalami kolesterol tinggi, maka lemak akan tertimbun di pembuluh darah Anda. Endapan lemak yang menumpuk akan menghambat aliran darah yang cukup ke arteri. Terkadang, endapan ini dapat pecah tiba-tiba dan membentuk gumpalan yang bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke. [4]
Umumnya, kolesterol tinggi tidak menimbulkan gejala. Karena itu penting untuk memeriksakan kadar kolesterol Anda secara teratur. [4]
Dalam dunia medis, lemak darah terbagi ke dalam 3 jenis yaitu: [5]
Low-Density Lipoprotein (LDL) atau Kolesterol Jahat
Kolesterol LDL sering dianggap berbahaya apabila berada pada tingkat yang tinggi. Ini karena jumlah kolesterol LDL berlebih dalam darah Anda cenderung menumpuk di arteri.
Penumpukan ini dikenal sebagai plak kolesterol. Penumpukan kolesterol akan mempersempit arteri, membatasi aliran darah ke jantung atau otak dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. [5]
Tingkat kolesterol jahat dapat meningkat jika Anda makan terlalu banyak lemak jenuh yang terdapat dalam makanan seperti: [5]
Lemak trans juga dapat meningkatkan kolesterol LDL. Lemak ini sering ditemukan dalam makanan yang dipanggang dan mentega margarin yang dibuat dengan minyak sayur terhidrogenasi parsial. Agar kolesterol LDL Anda tetap terkendali sebaiknya batasi jumlah konsumsi makanan-makanan tersebut.
High-Density Lipoprotein (HDL) atau Kolesterol Baik
Tidak seperti kolesterol LDL, kolesterol HDL yang tinggi justru baik untuk kesehatan. Ini karena HDL dapat membantu mengembalikan kolesterol LDL ke hati Anda untuk dikeluarkan dari tubuh, membantu mencegah terbentuknya plak kolesterol di arteri, dan juga menurunkan risiko pembekuan darah, penyakit jantung, dan stroke. [5]
Trigliserida
Berbeda dengan kolesterol yang digunakan tubuh untuk membangun sel dan hormon tertentu, trigliserida digunakan tubuh sebagai sumber energi.
Kadar trigliserida yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Meningkatnya rigliserida dapat terjadi jika Anda secara teratur makan lebih banyak kalori dari yang diperlukan oleh tubuh. [5]
Tes darah sederhana dapat dokter lakukan untuk mengukur kadar trigliserida, serta kolesterol Anda. [5]
American Heart Association telah merekomendasikan untuk Anda yang berusia 20 tahun atau lebih agar memeriksakan kadar kolesterol setidaknya sekali setiap empat hingga enam tahun.
Jika Anda memiliki riwayat kolesterol tinggi atau kondisi medis lain seperti penyakit kardiovaskular, pemeriksaan kadar kolesterol akan dilakukan lebih rutin. [7]
Risiko menderita kolesterol terus meningkat seiring bertambahnya usia. Pada umumnya risiko lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Namun, risiko pada wanita akan memiliki lebih tinggi setelah memasuki masa menopause. [7]
Menurut Journal of American College of Cardiology (JACC) yang diterbitkan pada 2018 lalu, inilah acuan kadar kolesterol normal, batas waspada (borderline), dan tinggi untuk orang dewasa. Semua nilai di ukur dalam satuan mg/dL (miligram per desiliter). [7]
Kolesterol Total | Kolesterol HDL | Kolesterol LDL | Trigliserida | |
Normal | < 200 | ≤ 40 | < 100 | < 149 |
Borderline | 200-239 | n/a | 130-159 | 150-199 |
Tinggi | ≥ 240 | n/a | ≥ 160 | ≥ 200 |
Rendah | n/a | <40 | n/a | n/a |
Anak-anak yang aktif secara fisik , memiliki pola makan yang sehat, tidak kelebihan berat badan, serta tidak memiliki riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi akan berisiko lebih rendah untuk memiliki kolesterol tinggi. [7]
Pada anak – anak pemeriksaan kolesterol dilakukan saat mereka berusia antara 9-11 tahun, dan sekali lagi antara usia 17-21 tahun. [7]
Anak-anak yang memiliki faktor risiko yang lebih banyak, seperti diabetes, obesitas, atau riwayat keluarga dengan kadar kolesterol tinggi, harus diperiksa antara usia 2 dan 8, dan sekali lagi antara usia 12 dan 16.
Para Institut Jantung, Paru-Paru, dan Darah Nasional Trusted Source mengklasifikasikan kadar kolesterol (mg/dL) untuk rata-rata anak dan remaja, sebagai berikut: [7]
Kolesterol Total | Kolesterol HDL | Kolesterol LDL | Trigliserida | |
Normal | < 170 | ≤ 45 | < 100 | usia 0-9 th: < 75, usia 10 – 19 th: 90 |
Borderline | 170-199 | 40 – 45 | 110-129 | usia 0-9 th: 75 – 99, usia 10 – 19 th: 90 – 129 |
Tinggi | ≥ 200 | n/a | ≥ 130 | usia 0-9 th: < 100, usia 10 – 19 th: ≥130 |
Rendah | n/a | <40 | n/a | n/a |
Berikut ini adalah fakta-fakta penting seputar kolesterol tinggi yang perlu Anda ketahui: [1, 4, 5]
Selain faktor gaya hidup yang tidak sehat, kolesterol tinggi juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Jika orang tua Anda memiliki kolesterol tinggi, maka Anda akan berisiko lebih tinggi mengidapnya juga. [5]
Dalam kasus yang jarang terjadi, kolesterol tinggi bisa disebabkan oleh hiperkolesterolemia keluarga. Gangguan genetik ini mencegah tubuh Anda menghilangkan koleterol LDL dalam tubuh.
Menurut National Human Genome Research Institute, kebanyakan orang dewasa dengan kondisi ini memiliki kadar kolesterol total lebih dari 300 mg/dL dan kadar LDL lebih dari 200 mg/dL.
Kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes dan hipotiroidisme, juga dapat meningkatkan risiko terkena kolesterol tinggi dan komplikasi. [5]
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kolesterol jahat ialah: [4, 6]
Kolesterol biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak orang yang tidak menyadari jika telah mengidap kolesterol tinggi sampai akhirnya komplikasi serius datang, seperti serangan jantung atau stroke. [5]
Itulah sebabnya penting bagi Anda untuk skrining kolesterol rutin. Jika usia Anda 20 tahun atau lebih, tanyakan kepada dokter Anda apakah Anda harus menjalani pemeriksaan kolesterol rutin. [5]
Kapan harus konsultasi ke dokter?
Tanyakan kepada Dokter Anda apakah Anda perlu menjalani tes kolesterol. Anak-anak dan orang dewasa muda tanpa faktor risiko penyakit jantung biasanya dites sekali antara usia 9 dan 11 dan sekali lagi antara usia 17 dan 19. Tes ulang untuk orang dewasa tanpa faktor risiko penyakit jantung biasanya dilakukan setiap lima tahun. [4, 5]
Jika hasil tes Anda tidak menunjukkan hasil yang diinginkan, dokter Anda dapat merekomendasikan tes yang lebih sering. Dokter juga dapat menyarankan tes yang lebih sering jika Anda memiliki riwayat keluarga yang memiliki kolesterol tinggi, penyakit jantung atau faktor risiko lainnya, seperti merokok, diabetes atau tekanan darah tinggi. [4]
Tes darah sederhana untuk memeriksa kadar kolesterol disebut juga pemeriksaan profil lipid atau panel lipid. Tes ini mencakup: [4, 5]
Tes akan diawali dengan pengambilan sampel darah oleh dokter. Sebelum sample darah Anda diambil, dokter biasanya meminta Anda untuk tidak makan atau minum apa pun selama setidaknya 12 jam. Ini dilakukan agar hasil pengukuran yang diperoleh akurat.
Kolesterol tinggi dapat menyebabkan akumulasi kolesterol berbahaya dan terjadinya aterosklerosis, yakni endapan di dinding arteri Anda. Plak ini dapat mengurangi aliran darah menuju arteri, sehinggat dapat menyebabkan komplikasi, seperti: [4, 5]
Dalam beberapa kasus, dokter Anda dapat meresepkan obat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol Anda. [5]
Obat yang paling sering diresepkan untuk kolesterol tinggi ialah statin.
Contoh statin meliputi:
Dokter Anda juga dapat meresepkan obat lain untuk mengobati kolesterol tinggi, seperti:
Beberapa produk mengandung kombinasi obat-obatan untuk membantu mengurangi penyerapan kolesterol tubuh Anda dari makanan dan mengurangi produksi kolesterol pada hati Anda. Contohnya adalah kombinasi antara ezetimibe dan simvastatin. [4, 5]
Dalam beberapa kasus, Anda dapat menurunkan kadar kolesterol tanpa perlu minum obat. Misalnya, mungkin hanya dengan mengkonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan menghindari rokok. [5]
Beberapa orang juga menyakini bahwa suplemen herbal dan nutrisi tertentu dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, seperti: [5]
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk dapat menurunkan kolesterol Anda dapat membantu mencegah Anda memiliki kolesterol tinggi diantaranya adalah: [4]
Apa saja makanan dengan kolesterol tinggi yang harus dihindari?
Makanan yang mengandung kolesterol ditemukan dalam produk hewani, seperti: [5]
1. Tammy Worth. 2016. everydayhealth. 10 Surprising Facts About Cholesterol
2. Anonim. 2020. Centers Disease Control and Prevention. High Cholesterol in the United States
3. Kementrian Kesehatan Indonesia. 2016. Profil Penyakit Tidak Menular (PTM). High cholesterol
4. Anonim. 2019. MayoClinic. High cholesterol
5. Heather Cruickshank and Jacquelyn Cafasso. 2020. Healthline. Everything You Need to Know About High Cholesterol
6. Anonim. 2020. World Health Organization. Raised cholesterol
7. Rena Goldman. 2019. Healthline. The Recommended Cholesterol Levels by Age