Makanan, Minuman dan Herbal

Koro Benguk: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Koro Benguk (Kara Benguk) adalah tanaman tahunan merambat yang mungkin tidak sepopuler tanaman kacang-kacangan lainnya seperti kedelai, kacang tanah, atau kacang hijau.

Tetapi, hal tersebut tidak berarti tanaman koro benguk ini tidak memiliki manfaat. Justru ternyata tanaman ini memiliki kandungan gizi dan manfaat yang tidak kalah dengan jenis kacang lainnya.

Tentang Koro Benguk

Koro Benguk

Koro benguk (mucuna pruriens) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut juga velvet bean ini dapat dijumpai di berbagai belahan dunia, baik di daerah beriklim tropis maupun sub-tropis.

Koro benguk juga dikenal sebagai Cowhage, cowitch, Bengal bean, buffalo bean, kaw ai, kratzbohnen, mucuna, nescafé, sea beans, true sea-bean, aatmaguptaa, konchh, poonaikkaali.

Tanaman sejenis kacang-kacangan ini memiliki kandungan protein yang tinggi (23-35%) serta mudah dicerna sistem pencernaan manusia jika dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lainnya [1].

Koro benguk merupakan tanaman yang merambat yang aslinya berasal dari Cina selatan dan India timur. Tanaman ini kemudian menjadi sangat terkenal di daerah tropis, baik sebagai bahan makanan atau pakan ternak.

Koro benguk kini dapat ditemukan di Asia, Amerika, Afrika, dan Kepulauan Pasifik, dimana polongnya dikonsumsi manusia sebagai sayuran dan daunnya yang masih muda untuk pakan ternak.

Pada dasarnya seluruh bagian koro benguk, mulai dari akar, daun, polong dan bijinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Baik untuk makanan maupun untuk obat [9].

Karakteristik Tanaman Koro Benguk

Tanaman koro benguk memiliki cabang-cabang kecil dengan daun berbentuk lancip dan bunga yang berwarna putih kebiruan atau keunguan dengan bentuk mahkota bunganya seperti kupu-kupu.

Ciri khas dari koro benguk adalah bagian kulit polongnya berbulu, tebal dan agak kasar jika diraba. Panjang polongnya rata-rata 10 cm dan isinya sekitar 4-6 biji. Warna polongnya coklat gelap dengan lapisan bulu yang tebal dan kaku.

Warna biji koro benguk umumnya putih, hitam dan belang. Tanaman koro benguk dapat beradaptasi dengan baik meskipun saat kekeringan atau dengan kondisi tanah yang rendah unsur hara. Akan tetapi tanaman ini tidak dapat tumbuh baik di daerah dingin dan basah [2].

Tanaman koro benguk tumbuh paling baik di daerah yang hangat, umumnya di daerah dengan ketinggian di bawah 1500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan tinggi.

Kandungan Gizi Koro Benguk

Berikut adalah daftar kandungan gizi dalam setiap 100 gram koro benguk mentah, dengan berat dapat dimakan (BDD) 95% [4].

NamaJumlahUnit
Air15,0gram
Energi332Kal
Protein24,0g
Lemak3,0g
Karbohidrat55,0g
Serat5,6g
Abu3.0g
Kalsium30 mg
Fosfor200mg
Besi2,0mg
Natrium42mg
Kalium389,2mg
Tembaga1,2mg
Seng8,7mg
Beta-Karoten0mcg
Karoten Total70mg
Thiamin (vitamin B1)0,3mg
Riboflavin (vitamin B2)0,12mg
Niasin1,7mg
Vitamin C0mg

Koro benguk kaya akan protein, karbohidrat, lemak, serat, mineral, asam amino dan abu [2].

Selain itu, koro benguk juga mengandung isoflavon seperti daidzin, geniestein, dan glycitein (senyawa anti oksidan yang biasa ditemukan pada kedelai) [2].

Isoflavon adalah senyawa kelas flavonoid yang berfungsi sebagai anti oksidan, anti kanker, anti mikroba dan anti inflamasi [7].

Manfaat Koro Benguk bagi Kesehatan

1. Menjaga Keseimbangan Tubuh

Kandungan kalium dalam koro benguk cukup tinggi. Kalium (potassium) adalah salah satu mineral yang diperlukan tubuh agar semua sel berfungsi dengan seimbang [5].

Kalium membantu detak jantung agar tetap teratur, memastikan fungsi yang tepat dari otot dan saraf, serta sangat penting dalam proses pembentukan partikel protein dan metabolisme karbohidrat [5].

Kekurangan kalium dapat menyebabkan tubuh rentan terkena tekanan darah tinggi, risiko batu ginjal, pengeroposan tulang, terbuangnya kalsium melalui urin, dan terjadinya perubahan asupan natrium yang pengaruhi tekanan darah sehingga lebih besar dari batas normal) [6].

2. Untuk Pengobatan Penyakit Parkinson

Tanaman koro benguk merupakan tanaman herbal terkenal di India. Ilmu pengobatan tradisional India Ayurweda telah lama menggunakan biji koro benguk sebagai salah satu obat untuk penyakit Parkinson [1].

Ayurweda (Ayurveda) adalah salah satu sistem pengobatan tradisional di India yang telah ada sejak zaman kuno dan terus digunakan hingga kini [9].

Pengobatan Ayurveda menggunakan gabungan material (utamanya dari tumbuhan), tapi juga bisa menggunakan bagian hewan, logam dan mineral, diet, olahraga dan gaya hidup [9].

Penyakit Parkinson adalah gangguan pada otak yang kemudian menyebabkan gemetar, kaku, dan kesulitan berjalan, keseimbangan dan koordinasi pada penderitanya [3].

3. Untuk Kesuburan Pria

Ekstrak daun dan biji koro benguk bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan pria [10].

Menurut ilmu pengobatan Ayurweda, serbuk biji koro benguk mampu membantu mengurangi stres sehingga meningkatkan keluarnya semen pada reproduksi pria[15].

Dalam hal ini serbuk biji koro benguk bertindak sebagai zat perangsang yang mengembalikan kekuatan seksual pada pria yang mengalami gangguan kesuburan dikarenakan tekanan psikis [15].

Dalam ilmu pengobatan Ayurweda, biji koro benguk juga digunakan sebagai zat perangsang (afrodisiak) yang sangat kuat[1].

4. Untuk Obat Cacingan, Kolera, dan Bisul

Polong koro benguk berkhasiat sebagai anthelmintik untuk menghilangkan cacingan. Akarnya jika dibuat teh dan ditambah madu berkhasiat untuk mengobati kolera [10].

Daun koro benguk yang ditumbuk menjadi seperti pasta bisa dioleskan pada kulit yang sedang bisul [10].

5. Untuk Obat Berbagai Penyakit

Rebusan tanaman koro benguk bisa dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan pada demam dan disentri [10].

Biji koro benguk yang direbus jika diseduh sebagai teh bisa digunakan untuk menormalkan siklus menstruasi. Rebusan akarnya diminum untuk meringankan penyakit ginjal [10].

6. Menurunkan Kadar Glukosa

Akar dan biji koro benguk dapat berkhasiat sebagai minuman tonik. Akarnya memiliki efek perangsang, pencahar, dan astringent (menyebabkan kontraksi jaringan tubuh) [10].

Biji koro benguk juga bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa, tekanan darah dan kadar kolesterol [10].

Jika kadar glukosa dalam darah dalam kondisi puasa melebihi 125 mg/dL atau pada waktu 2 jam setelah makan siang melebihi 180 mg/dL, maka akan terkena hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) [16].

Hiperglikemia yang tidak segera diobati akan menyebabkan kondisi berbahaya bagi tubuh manusia, seperti kerusakan mata, ginjal, saraf, jantung dan sistem pembuluh darah perifer [16].

Seluruh komponen dari koro benguk menunjukkan potensi sebagai obat dan aktivitas senyawa-senyawa yang dikandungnya telah diinvestigasi dalam berbagai konteks sebagai anti diabetes, afrodisiak, anti kanker, anti epilepsi, dan anti mikroba. Koro benguk juga telah diperiksa bisa digunakan sebagai anti racun, pelindung saraf, analgesik dan anti inflamasi [1].  

Efek Samping Koro Benguk

Efek samping dari koro benguk adalah adanya anti nutrisi di dalamnya. Jika nutrisi adalah senyawa yang menjaga tanaman dan hewan agar bisa tumbuh dan hidup, maka anti nutrisi menghalangi penyerapan nutrisi tersebut [8].

Adapun kandungan anti nutrisi pada koro benguk yaitu polifenol (tanin), penghambat tripsin, glikosida sianogen, oligosakarida, phytates, saponin, lektin, dan alkaloid. Kandungan anti nutrisi ini akan terbentuk dalam tubuh ketika mengonsumsi koro benguk secara berlebihan dan jika melalui pengolahan yang tidak tepat.

  • Polifenol (tanin) mengikat protein, sehingga menurunkan tingkat cerna koro benguk. Senyawa ini menghambat aktivitas enzim pencernaan seperti amilase, trypsin, chymotrypsin, dan lipase. Belakangan ini, fenolik telah dilaporkan memiliki fungsi bagi kesehatan anti karsinogenik, anti virus, anti mikroba, anti inflamasi, anti hipotensi, dan anti oksidan [1];
  • Phytates (asam fitat) merupakan komponen utama yang bisa ditemui pada semua tanaman biji-bijian yang bisa mengurangi ketersediaan dari mineral-mineral seperti seng, kalsium, magnesium, besi, dan fosfor [1].
  • Glikosida sianogen merupakan racun tanaman yang apabila terhidrolisis bisa melepaskan senyawa hidrogen sianida (HCN). Senyawa ini diketahui dapat mengakibatkan keracunan akut dan kronis [1].

Tips Pengolahan Koro Benguk

Koro benguk memiliki kandungan anti nutrisi yang bisa berbahaya bagi tubuh jika salah dalam mengolahnya. Akan tetapi hal ini bisa diatasi dengan cara perebusan, perendaman, pengukusan dan fermentasi [2].

Walaupun belum ditemukan cara paten untuk menghilangkan kadar sianida, cara pengolahan berikut telah dibuktikan menjadikan koro benguk aman dikonsumsi secara turun-temurun [13].

  • Koro benguk yang telah dipetik dari pohonnya direbus terlebih dahulu hingga matang;
  • Setelah matang, koro benguk rebus kemudian direndam selama tiga hari dicampur dengan abu dapur;
  • Selama perendaman, jika air sudah keruh dan hitam, maka harus diganti dengan air yang bersih;
  • Proses perendaman dan penggantian air ini bisa berulang-ulang hingga air rendaman jernih dan tidak tercium lagi bau tak sedap;
  • Proses pembersihan koro benguk ini harus dilakukan dengan serius agar koro tidak menjadi pahit dan menyebabkan pusing atau muntah bagi yang memakannya;
  • Setelah direndam selama tiga hari dengan air dan abu dapur, koro benguk lalu dipotong kecil-kecil dan dikukus;
  • Setelah dikukus, koro siap diolah.

Tips Konsumsi Koro Benguk

Koro benguk memang bisa dijadikan makanan, meskipun di banyak tempat di Asia dan Afrika hanya dimakan saat kelaparan terjadi.

Untuk dapat mengonsumsi biji koro benguk dengan aman, perlu dilakukan perebusan dan perendaman dengan beberapa kali ganti air [11].

Tempe Koro Benguk

Tempe benguk merupakan jenis tempe yang tidak mudah dijumpai. Hal ini dapat dimengerti karena proses pembuatannya yang lebih sulit.

Berikut adalah langkah-langkah membuat tempe benguk [12].

  • Biji koro benguk direndam dan direbus, kadang dengan ditambahi abu untuk mengurangi rasa pahit dan racunnya;
  • Setelah itu koro benguk dikeringkan, digilas (untuk menghilangkan kulit bijinya), dicuci kemudian diberi ragi;
  • Koro benguk yang sudah diberi ragi lalu dibungkus dengan daun pisang atau daun jati, lalu disimpan di ruangan yang kering dan sejuk;
  • Setelah dua hari, tempe benguk sudah jadi dan siap untuk digoreng atau dimasak lainnya;
  • Tempe benguk memiliki rasa yang berbeda dibanding dengan tempe kedelai. Teksturnya juga lebih keras dan renyah dari semua jenis tempe lainnya.

Tips Penggunaan Koro Benguk

Untuk mengonsumsi koro benguk sebagai makanan atau obat alternatif, sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut untuk menghindari hal yang tidak diinginkan [10]:

  • Jangan menjadikan koro benguk sebagai obat alternatif jika dalam kondisi hamil;
  • Belum ada studi khusus mengenai keamanan tanaman koro benguk pada ibu menyusui;
  • Pasien dalam pengobatan anti diabetes disarankan berkonsultasi lebih dulu dengan tenaga medis sebelum mengonsumsi koro benguk;
  • Polong koro benguk yang berambut mungkin bisa menyebabkan gatal dan iritasi parah pada kulit (dermatitis);
  • Disarankan untuk mengonsumsi koro benguk dalam jumlah yang sedikit dulu untuk mengantisipasi efek samping yang mungkin timbul [11].

Tips Penyimpanan Koro Benguk

1. Tips Menyimpan Biji Koro Benguk Mentah (Kering).

  • Koro benguk yang telah kering dapat disimpan hingga 2 tahun di dalam wadah plastik atau kaca kedap udara;
  • Dianjurkan untuk menyimpan koro benguk atau biji-bijian kering di tempat yang sejuk (21 derajat Celsius ke bawah) dan kering. Tidak disarankan untuk disimpan dalam lemari pendingin. [14]

2. Tips Menyimpan Biji Koro Benguk yang Sudah Direbus.

  • Untuk biji koro benguk yang sudah direbus, bisa disimpan hingga 4 hari di dalam lemari es, atau hingga 1 tahun di dalam freezer;
  • Setelah direbus, bilas koro benguk dengan air dingin lalu masukkan dalam wadah kedap udara atau kotak tahan beku;
  • Pastikan untuk memberikan ruang di dalamnya sebagai antisipasi mengembang saat dalam freezer;
  • Hal yang sama berlaku untuk koro benguk rebus yang sudah dibumbui.[14]
Berdasar penelitian ilmiah yang telah teruji secara klinis, maka bisa dikatakan bahwa koro benguk merupakan tanaman yang luar biasa. Di satu sisi, tanaman ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan di sisi lain bisa dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai keluhan kesehatan.

1. Lucia Raffaella Lampariello, Alessio Cortelazzo, Roberto Guerranti, Claudia Sticozzi & Giuseppe Valacchi. 2012. Journal of Traditional and Complimentary Medicine 2(4): 331–339. The Magic Velvet Bean of Mucuna pruriens.
2. Rina Artari. 2017. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi. Potensi Tersembunyi Koro Benguk.
3. Anonym. 2017. United State Department of Health and Human Services National Institute on Aging. Parkinson's Disease.
4. Anonym. 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data Komposisi Pangan Indonesia.
5. Anonym. 2020. Harvard Health Publishing Harvard Medical School. The importance of potassium
6. Anonym. 2020. National Institute of Health Office of Dietary Supplements. Potassium
7. Jie Yu, Xiaojuan Bi, Bing Yu & Daiwen Chen. 2016. Nutrients 8(6): 361. Isoflavones: Anti-Inflammatory Benefit and Possible Caveats.
8. Anonym. 2020. Harvard T.H. Chan School of Public Health. The Nutrition Source
9. Dr. David Shurtleff & Dr. Craig Hopp. 2019. United State Department of Health, National Institute of Health. Ayurvedic Medicine: In Depth
10. Armando Gonzalez Stuart, PhD. 2020. Utep Herbal Safety. Velvet Bean
11. Martin L. Price. 1988. Echo Community EDN Issue #24. Is Velvet Bean Safe to Eat?
12. Anonym. 2020. Slow Food Foundation for Biodiversity. Tempe Benguk
13. Muhlis Al Alawi & Khairina. 2019. Kompas Online. Ibu-ibu Ini Berhasil Olah Koro Beracun Jadi Keripik Lezat dan Sehat
14. Anonym. 2020. California Beans Advisory Board. Storage Methods
15. Kamla Kant Shukla, Abbas Ali Mahdi, Mohammad Kaleem Ahmad, Shyam Pyari Jaiswar, Satya Narain Shankwar & Sarvada Chandra Tiwari. 2010. Journal List Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Mucuna pruriens Reduces Stress and Improves the Quality of Semen in Infertile Men.
16. Michelle Mouri & Madhu Badireddy. 2020. StatPearls Publishing of NCBI. Hyperglycemia

Share