Maca atau akar maca digadang-gadang menawarkan beragam manfaat dari banyak aspek kesehatan. Meskipun demikian, maca mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang karena tidak tersedia secara luas.
Maca adalah tanaman umbi akar yang hampir mirip bengkoang dan hanya tumbuh di pegunungan Andes di wilayah Bolivia dan Peru, di atas ketinggian 4.000 meter. Secara tradisional maca populer digunakan sebagai tanaman herbal oleh penduduk asli Peru.
Daftar isi
Maca (Lepidium meyenii Walp.) adalah umbi yang tumbuh di pegunungan Andes di daerah yang sangat terbatas. Ia hanya ditemukan di Sierra tengah Peru, pada ketinggian di atas 3500 m hingga 4500 m, dan sekarang dibudidayakan di ketinggian yang sama di Cina. Maca digunakan sebagai makanan dan untuk tujuan pengobatan.[1,3,6]
Maca termasuk dalam keluarga mustard (Brassicaceae) atau cruciferous yang tumbuh di bawah sinar matahari yang intens, angin kencang dan suhu di bawah titik beku, di tanah sedimen berbatu yang buruk dari batu kapur dan tanah liat gelap.[2,3]
Maca adalah tanaman herba, tumbuh rendah seperti roset dengan daun-daun hijau kecil berenda. Bunganya muncul dalam kelompok kecil di sekitar pangkal tanaman. Organ bawah tanahnya berdaging, membesar, yang terbentuk oleh akar tunggang dan bagian bawah hipokotil.[2]
Tanaman maca tumbuh setinggi 10-20 cm dengan bentuk yang dapat sangat bervariasi dari bulat, bulat telur, persegi panjang, hingga segitiga. Bobot maca juga beragam antar 1-5 kg.[2,3,5]
Akarnya berdiameter 3-5 cm dan lingkar terlebar mencapai sekitar 15 cm. Buah (akar) maca keras dan tumbuh dalam beragam warna mulai dari kuning, krem, putih, kemerahan, merah, abu-abu muda, hitam, hingga ungu. Akar maca ini adalah bagian tanaman yang bisa dimakan.[2,3,5]
Fakta Menarik Seputar Maca
Berikut informasi sajian nilai gizi yang terkandung dalam sajian 100 gram bubuk maca.[4]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 1361 | kJ |
Total karbohidrat | 7.14 | g |
Sera makanan | 7.1 | g |
Gula | 32.1 | g |
Lemak total | 3.6 | g |
Protein | 14.3 | g |
Vitamin A | 0.0 | IU |
Vitamin C | 285 | mg |
Vitamin D | 0.0 | IU |
Vitamin E | ~ | ~ |
Vitamin K | ~ | ~ |
Thiamin | ~ | ~ |
Riboflavin | 0.4 | mg |
Niacin | 5.7 | mg |
Vitamin B6 | 1.1 | mg |
Folat | ~ | ~ |
Kalsium | 250 | mg |
Zat besi | 14.8 | mg |
Magnesium | ~ | ~ |
Fosfor | ~ | ~ |
Kalium | 2000 | mg |
Natrium | 17.9 | mg |
Zinc | ~ | ~ |
Tembaga | 6.0 | mg |
Mangan | 0.8 | mg |
Kolesterol | 0.0 | mg |
Maca sangat baik dikonsumsi karena kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natriumnya sangat rendah. Selain itu, maca juga merupakan sumber Vitamin B6, kalium dan mangan yang baik, dan sumber yang sangat baik untuk Vitamin C, zat besi dan tembaga.
Maca telah dibuktikan memiliki beberapa sifat biologis, seperti meningkatkan kesehatan reproduksi, antioksidan, pelindung saraf, pelindung hati, antivirus, antimikroba, antikanker, dan kapasitas pengaturan kekebalan.[5,7,8]
Sistem reproduksi adalah sistem organ seks yang ada pada wanita dan pria secara berbeda. Indikator fungsi reproduksi pada laki-laki adalah hasrat seksual dan beberapa ciri air mani manusia (misalnya, beberapa ciri fisik ejakulasi dan berbagai aspek fungsi sperma). Sedangkan indikator fungsi reproduksi pada wanita yaitu seperti gejala menopause dan kadar hormon.[5]
Maca hitam diketahui menyebabkan peningkatan jumlah sperma yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan maca kuning. Sebaliknya, maca merah efektif melawan kelainan pertumbuhan kelenjar prostat jinak.[7]
Maca (tablet atau kapsul yang mengandung bubuk maca) meningkatkan hasrat seksual dan kinerja kesejahteraan pria pada pria sehat dan pria dengan masalah hormon seks atau kegagalan ereksi ringan.[5]
Banyak studi yang meneliti efektivitas maca untuk meredakan gejala menopause tertentu pada berbagai tikus / mencit dan manusia.[5,6]
Hasil penelitian Meissner dkk menunjukkan penurunan gejala menopause, dan kebanyakan wanita melaporkan penurunan yang nyata dalam ketidaknyamanan yang khas dari menopause, serta berkurangnya rasa gugup, berkurangnya kesulitan untuk tidur, konsentrasi yang lebih baik, perasaan menjadi lebih energik, lebih jarang merasakan sakit kepala, dan berkurangnya keringat malam, ketika diberikan maca kapsul dalam jangka pendek dan panjang.[6]
Hasil penelitian lain menunjukkan maca meningkatkan perbaikan terkait gejala menopause seperti, keseimbangan hormon, peningkatan kepadatan tulang, peningkatan orgasme (khusus wanita pasca-menopause), dan efek anti-depresi.[5]
Glukosinolat dan metabolit pencernaannya serta antosianin yang ditemukan pada ekstrak air maca merah kemungkinan berkontribusi pada aksi anti-kanker terhadap sel kanker prostat (LNCaP) dengan meningkatkan mRNA reseptor androgen (testosteron) dan zat perangsang antibodi khusus prostat.[5]
Senyawa flavonoid pada maca juga dapat dianggap sebagai agen terapi pencegahan yang potensial untuk melawan kanker tertentu pada manusia.[5]
Antioksidan hasil pemecahan polisakarida akar maca (MP-1) pada dosis 200, 600, dan 1800 mg / kg dilaporkan dapat mengurangi kerusakan hati dengan mengubah indikator biokimia secara positif pada tikus yang diberi alkohol.[5]
Sebuah studi mengamati ekstrak akar maca (0,13 mg / mL) yang diaplikasikan pada permukaan punggung tikus Holtzman jantan yang terpapar radiasi ultraviolet (UV) -C panjang gelombang pendek selama 3 minggu.[5,6]
Hasil menunjukkan maca adalah agen yang efektif untuk memperbaiki kerusakan yang dimediasi oleh UVC. Selain itu, ekstrak akar maca juga menunjukkan aktivitas pemblokiran UV.[5,6]
Sejumlah studi meneliti efek maca untuk pengendalian infeksi akibat virus yang ternyata menunjukkan hasil yang menjanjikan dan memuaskan.
Ekstrak metanol bubuk akar maca (10–80 μg / mL) menunjukkan aktivitas penghambatan virus influenza Tipe A (Flu-A) dan Tipe B (Flu-B) manusia yang diteliti pada ginjal anjing Madin-Darby (MDCK) yang terinfeksi.[5,6]
Diperkirakan bahwa komponen antivirus maca bekerja dengan mengganggu penempelan virus ke sel atau mencegah virus menyatu dengan sel. Maca juga ditemukan menurunkan tingkat demam akut.[6]
Studi menunjukkan bahwa maca mengandung polifenol sebagai antioksidan. Polifenol (yaitu, quercetin dan antosianin) dalam maca hitam dilaporkan meningkatkan kinerja kemampuan berpikir tikus [5,6]
Polifenol telah terbukti mengurangi stres oksidatif, yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif, yang sensitif terhadap jaringan otak. Penurunan stres oksidatif melalui ekstrak pentane pada maca Peru juga menunjukkan sifat pelindung saraf yang potensial.[5,7]
Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa pemberian suplemen maca dapat memicu pertumbuhan protein jaringan saraf. Diperkirakan bahwa maca memicu peningkatan pengaturan protein di lapisan otak, sehingga memungkinkan kematian sel yang rusak secara terprogram.[6]
Maca hitam juga dilaporkan mampu membantu dalam pembelajaran dan daya ingat yang mungkin disebabkan oleh adanya senyawa polifenol.[6,7]
Ekstrak maca ungu dilaporkan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan baik dalam sel darah maupun sel hati pada tikus diabetes. Dan tidak ditemukan efek peningkatan enzim pada maca hitam dan kuning.[7]
Hewan yang bersentuhan dengan maca ungu menunjukkan peningkatan kandungan glutathione. Glutathione adalah zat dengan fungsi antioksidan penting yang mencegah kerusakan senyawa seluler tertentu dalam model plasma tikus diabetes.[7]
Maca menunjukkan sifat racun pada derajat yang rendah pada hewan dan kerusakan pada seluler manusia. Maca mentah diyakini berpotensi mengganggu kesehatan dan penduduk asli Peru menyarankan untuk mengonsumsi akar maca yang sudah dikeringkan atau direbus terlebih dahulu.[8]
Sebuah kasus cedera hati akibat maca diamati pada seorang pria (30 tahun) setelah meminum 300 mL minuman keras berbasis maca herbal yang mengandung alkohol 50% (V / V) 10 hari yang sebelumnya.[5]
Ada satu laporan pada tahun 2011 tentang penggunaan maca yang menyebabkan perdarahan pada wanita muda berusia 24 tahun tanpa diketahui kondisi klinis sebelumnya.[8]
Selain itu juga terdapat sebuah laporan pada tahun 2016 mengenai episode depresi manik, atau peningkatan emosi dan energi sehingga individu tampak sangat bersemangat untuk beraktivitas, terkait konsumsi maca pada pria berusia 27 tahun tanpa riwayat kejiwaan
Kemungkinan efek merugikan dan keracunan produk berbahan dasar maca harus diselidiki lebih lanjut.
Selain mencukupi kebutuhan nutrisi penting, akar maca juga mengandung senyawa bioaktif yang memberikan manfaat dalam pola makan sehat.[7]
Saat utuh, akar maca hitam biasanya dipanen dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Di Peru, beberapa penduduk setempat memilih untuk memakan akar kering mentah, tetapi sebagian besar lebih suka merebus akar untuk melembutkan teksturnya dan menghilangkan potensi efek samping.[3]
Ide Penyajian Maca
Akar maca akan bertahan hingga dua tahun jika disimpan utuh dan dikeringkan terlebih dahulu. Sedangkan maca dalam bentuk bubuk, dapat bertahan hingga satu tahun pada suhu kamar dan hingga dua tahun jika disimpan di freezer.[3]
Maca tumbuh di pegunungan Andes yang bisa dimakan akarnya. Selain mengandung beragam nutrisi penting, maca telah banyak terbukti bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan sistem reproduksi, memori dan jaringan saraf, mencegah kanker, diabetes serta memberikan perlindungan pada hati.
1. Geng, P., Sun, J., Brand, E., Frame, J., Meissner, H., Stewart, J., Clark, S., Miller, J., Harnly, J., Chen, P. and Gafner, S. Characterization of Maca (Lepidium meyenii/Lepidium peruvianum) Using a Mass Spectral Fingerprinting, Metabolomic Analysis, and Genetic Sequencing Approach . 169:453–468. Planta Medica; 2020.
2. Anonym. Maca Lepidium Meyenii. The Maca Team; 2020.
3. Anonym. Black Maca. Specialty Produce; 2020.
4. Condé Nast. Maca Powder. The Self NutritionData; 2018.
5. Wang S and Zhu F. Chemical composition and health effects of maca (Lepidium meyenii). 288: 422-443. Food Chemistry; 2019.
6. Kasprzak, Dorota & Jodlowska-Jedrych, Barbara & Borowska, Katarzyna & Wojtowicz, Agnieszka. Lepidium meyenii (Maca) – multidirectional health effects – review. 31(3): 107-112. Current Issues in Pharmacy and Medical Sciences; 2018.
7. da Silva Leitão Peres N., Cabrera Parra Bortoluzzi L., Medeiros Marques L.L., Formigoni M., Fuchs R.H.B., Droval A.A and Reitz Cardoso F.A. Medicinal effects of Peruvian maca (Lepidium meyenii): a review. 11(1): 83-92. Food & Function; 2020.
8. Shruti Beharry and Michael Heinrich. Is the hype around the reproductive health claims of maca (Lepidium meyenii Walp.) justified?. 211: 126-170. Journal of Ethnopharmacology; 2018.
9. Anonym. Maca Root Powder. Sunburst Superfoods; 2020.