Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Kanker serviks merupakan kanker pada organ reproduksi wanita yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Berawal dari infeksi virus yang menyebabkan terjadinya penumpukan radikal bebas dalam tubuh, kanker
Bagi wanita, kanker leher rahim atau kanker serviks adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti.
Penyebab utama dari kanker ini adalah HPV (Human Papillomavirus) yang bisa menyerang sel-sel tubuh melalui beberapa sebab, salah satunya adalah pola makan yang tidak sehat.
Lalu, agar terhindar dari kanker serviks serta menurunkan risiko terkena kerusakan sel yang mengarah pada penyakit ini, apa saja jenis makanan yang harus dihindari atau dikurangi? Berikut daftarnya.
Daftar isi
Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah makanan yang proses pemecahannya cepat di dalam tubuh, termasuk makanan tinggi karbohidrat seperti nasi, roti berbahan dasar tepung terigu, dan kentang.
Gi (Glycemic Index) yang tinggi menyebabkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah dengan cepat.
Karbohidrat dengan kadar Gi yang tinggi sudah terbukti berhubungan dengan meningkatnya risiko terkena beberapa jenis kanker, termasuk serviks.
Ini karena kadar Gi yang tinggi menstimulasi terbentuknya insulin yang bisa mempercepat pertumbuhan dan persebaran tumor di dalam tubuh.
Produsen makanan menggunakan nitrate, yaitu sejenis zat alami, untuk menambahkan warna merah ke dalam daging olahan dan awetan.
Begitu dikonsumsi, tubuh akan merubah nitrate menjadi nitrite, yang kemudian akan menjadi nitrosamine, yang merupakan salah satu penyebab terbentuknya kanker.
Secara alami, nitrate juga terkandung dalam beberapa jenis sayuran, seperti bayam, kale, kubis, selada, dan bok choy, namun tidak merugikan tubuh.
Jadi, yang perlu dihindari atau dikurangi adalah konsumsi produk daging olahan yang menggunakan nitrate dan berpindah ke daging segar saja.
Lemak hewani mengandung arachidonic acid atau asam lemak omega-6 cair yang jika terlalu banyak menumpuk dalam tubuh bisa menyebabkan kerusakan sel dan meningkatkan risiko terbentuknya kanker.
Arachidonic acid juga sudah terbukti bisa memfasilitasi menyebarnya sel kanker serta merusak kekebalan tubuh yang bekerja sebagai perlindungan dari kanker serviks.
Batasi asupan lemak hewani sebanyak 20% saja dari total konsumsi kalori agar asamnya tidak menumpuk di dalam usus sehingga berubah menjadi zat karsinogen yang merusak tubuh.
Makanan dari jenis ini yang asupannya harus dibatasi termasuk sosis, keju, susu tinggi lemak, es krim, burger, dan semacamnya.
Ada beberapa jenis jamur yang tumbuh di makanan dan bisa berubah menjadi zat karsinogen saat makanan tersebut diproses, disimpan, dan dipindahkan.
Salah satu zat ini disebut aflatoxin, sejenis racun yang dihasilkan jamur bernama Aspergillus flavus.vAflatoxin bisa menyebabkan kanker serviks karena bisa merusak DNA.
Kacang tanah adalah yang paling rentan terserang jamur, tapi makanan lain seperti gandum, kacang polong, dan kacang-kacangan lain juga bisa terkontaminasi.
Aflatoxin tidak akan mati meskipun dimasak atau dibekukan. Untuk itu, cara terbaik menghindari zat ini adalah dengan:
Di awal abad ke-20, seorang peneliti kanker dari Skotlandia bernama John Beard menemukan bahwa pelindung utama tubuh dari terbentuknya sel kanker adalah pankreatin.
Pankreatin adalah campuran beberapa enzim yang berguna untuk mencerna protein, tapi juga memiliki fungsi lain yaitu mencegah terbentuknya kanker.
Jika kita banyak mengonsumsi protein, pankreatin akan sibuk mencernanya sehingga tidak punya waktu untuk melawan terbentuknya sel kanker serviks.
Tubuh membutuhkan kira-kira 12 jam tanpa protein setiap hari agar enzim yang penting bisa bekerja untuk melindunginya dari kanker secara efisien.
Yang termasuk ke dalam kategori makanan tinggi protein adalah daging sapi, keju edam, keju cheddar, kacang tanah, tuna, ayam, dan semacamnya. Bukan berarti makanan ini buruk untuk kesehatan, tapi sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, karsinogen adalah zat yang bisa menyebabkan kanker. Semakin hari, semakin banyak makanan yang mengandung karsinogen akibat cara pemrosesannya.
Berikut adalah beberapa yang mungkin sering Anda konsumsi:
WHO mengklasifikasikan daging olahan, termasuk sosis, hot dog, salami, dan sebagainya merupakan karsinogen kelompok 1, yang artinya sudah terbukti bisa menyebabkan kanker.
Sementara daging merah seperti sapi dan, domba, dan kambing masuk ke kelompok 2 yang kemungkinannya lebih kecil dalam pembentukan sel kanker.
Anda tidak harus berhenti total makan daging, tapi batasi asupannya hanya sebanyak 65-100 gram per hari, 3-4 kali seminggu, dan pastikan dagingnya dimasak dengan benar.
Jika makanan terlalu lama dipanaskan, bahkan sampai gosong, maka kandungan karsinogennya akan meningkat.
Gunakan suhu yang rendah saja saat memasak dan batasi konsumsi daging yang dibakar langsung diatas bara.
Proses memasak yang menggunakan suhu rendah bisa dengan mengukus, merebus, menumis, memanggang, dan sebagainya.
Berhubungan dengan poin yang sudah disebutkan diatas, makanan jenis ini mengandung nitrate dan bisa memicu terbentuknya kanker jika dikonsumsi terlalu banyak.
Selain itu, tingginya kandungan garam dalam produk semacam ini juga tidak baik untuk kesehatan.
Selain membatasi konsumsi makanan-makanan yang disebutkan di atas, ada baiknya juga mengetahui apa saja kandungan yang ada dalam produk yang dibeli di toko atau supermarket, terutama yang sudah dikemas.
Jangan malas untuk membaca informasi nilai gizi dan komposisinya. Yang lebih baik lagi adalah mulai mengatur asupan nutrisi agar seimbang, memilih makanan yang segar, serta memasaknya dengan cara yang benar.
Dan untuk pencegahan dini, sebaiknya setiap wanita melakukan pemeriksaan Pap Smear untuk mendeteksi ada atau tidak gejala kanker serviks.
Mirror. 2015. standardmedia. 10 Diet Tips for Cervical Cancer Prevention.
TNN. 2017. timesofindia. Diet tips for preventing cervical cancer.
Deakin University. 2019. Better Health. Cancer and food.